Sebenarnya jika
membahas tentang anak susah makan, hampir semua ibu mengalami tahap ini.
Teurtama ketika anak memasuki masa MPASI, pasti tahap susah makan atau lebih
dikenal dengan GTM (gerakan tutup mulut) hampir dialami semua anak. Entah
mengapa, tapi beberapa kejadian bisa karena masa pertumbuhan gigi yang bikin
tidak nyaman makan, masa anak ingin mengenal rasa yang lebih beragam dan lain
sebagainya.
Empat anak saya mengalami
semua fase susah makan ini, tapi yang paling sulit itu anak kedua (Pijar). Saat
belum memasuki tahap MPASI tubuhnya gembul, berat badannya bagus, tapi begitu
memasuki tahap MPASI, dan sering GTM membuat berat badannya menyusut perlahan.
Bahkan sampai dikomentari tetangga karena memang kurus, dan sedihnya karena
asupannya kurang jadi Pijar agak telat jalan ketimbang kakaknya.
Berkaca dari peristiwa
anak kedua itu, saya tidak mau menganggap GTM ringan, dan menjadikan sebagai
fase yang biasa pada usia anak MPASI.
Harus ada tindakan atau solusi yang dilakukan sebelum terlambat, karena akan
mengganggu tumbuh kembang anak. Kalau dulu saya langsung konsultasi dokter, dan
diberi arahan agak nutrisi anak terpenuhi saat memasuki masa GTM.
Nah, ternyata tindakan
saya itu benar loh. Sebab GTM yang membuat anak tidak mau makan, orangtua
menyerah untuk tidak mencari solusinya, membuat nutrisi anak tidak terpenuhi
pada masa tumbuh kembangnya. Hal ini
penting banget diketahui orangtua, terutama ibu yang menghadapi anak pada
masa-masa GTM. Untuk itu saya akan berbagi info yang saya dapat saat mengikuti
talkshow yang membahas tentang masalah anak susah makan bersama Morinaga
Morigro.
Mengapa Anak Susah Makan?
Pada Hari Anak Nasional
tanggal 18 Juli 2023 kemarin, PT KALBE Nutrionals mengadakan talkshow bersama
para dokter yang ahli dibidangnya masing-masing, membahas tentang masalah anak
susah makan. Seperti yang dikatakan Prof.
dr. Badriul hegar, Sp.A(K), Ph.D, Pakar Gasthrohepatologi, memang masalah makan
pada anak bisa mengganggu pertumbuhan dan kondisi emosinya.
Makanya ketika anak
mengalami GTM, pasti akan lebih rewel dari biasanya. Untuk anak yang sudah
lewat masa MPASI, makan biasa seperti orang dewasa pun saat mengalami malas
makan berkelanjutan, pasti anak lebih rewel kan? Entah, tantrum atau mudah
marah-marah pada hal-hal kecil yang bisa memicu emosinya.
Dan, ternyata masalah
makan ini bukan sekedar karena ingin menu baru, adanya masa pertumbuhan gigi
loh. Prof Hegar menjelaskan, kalau masalah susah makan juga bisa disebabkan
oleh kelainan organik, meski pun sebagian besar karena non organik. Untuk itu
orangtua perlu mengetahui kelainan organik yang menyebabkan permasalahan makan
pada anak:
1.Gangguan cerna yaitu
penyakit refluk gastroesofagus, kolik infantile, dan infeksi saluran cerna. Ini
berarti ada masalah organic atau kelainan organ yang menyebabkan anak takut
melihat makanan karena merasa kesakitan saat makan.
2. Memiliki alergi
makanan, seperti alergi susu sapi, yang menyebabkan diare, bengkak, ruam
erah-merah di wajah, hingga gatal-gatal seluruh kulit.
3. Gangguan
perkembangan motorik dan sensorik yang menyebabkan kesulitan mengunyah dan
menelan makanan. Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang.
Untuk itulah orangtua
perlu memahami penyebab masalah makan anak, dan rutin menimbang berat badan anak sehingga anak memiliki
catatan kesehatan dengan lengkap di buku KIA. Karena apabila nutrisi tubuh
tidak terpenuhi, fungsi tubuh anak akan terganggu seperti mengalami
keterlambatan gerak dan regresi, anak mudah terserang penyakit, serta rentan terkena
infeksi.
dr. Bernie Endyarni
Medise, SP.A(K), Dokter Tumbuh Kembang Anak di RSCM pun membenarkan jika dampak
kurang nutrisi atau malnutrisi bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak, baik pada fisik, kognitif otak, motorik, fisiologis, dan perubahan respon
imun.Sehingga selain tumbuh kembangnya terganggu, jika terpapar penyakit
memerlukan proses yang lama dalam penyembuhannya. Tingkat kecerdasan anak juga
akan terganggu loh.
Makanya dulu saya
sempat stress sekali ketika Pijar mengalami fase GTM yang lama dan cukup parah
dibanding anak-anak saya lainnya. Apalagi proses belajar jalannya juga lebih
lama dibanding kakak dan adik-adiknya. Dulu saya, berpikir keras, apa yang
membuat Pijar susah makan. Apa mungkin saya kurang memberinya variasi makanan
yang mengundang selera makanya.
Sebab menurut dr Vera
Itabiliana S.Psi, Psikolog Anak di
Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, yang juga hadir sebagai
narasumber PT KALBE Nutrionals ini, pemberian makanan atau menu yang tidak
bervariasi kepada anak bisa jadi penyebab anak susah makan. Bahkan pola makan
atau kebiasan makan orangtua merupakan faktor psikologis yang menyebabkan anak
tidak doyan jenis makanan tertentu.
Misal dalam sebuah
keluarga tidak terbiasa atau membiasakan ada sayur dan buah di meja makan,
otomatis anak akan terbiasa tidak makan buah dan sayur. Bahkan kemungkinan
besar anak kelak tidak doyan makan sayur dan buah, sementara dalam pertumbuhan
anak dibutuhkan juga vitamin dari sayur dan buah, selain protein hewani.
Oya, dalam perjalanan
mengenakan anak makan juga harus diperhatikan, karena ada faktor psikologis
anak trauma dengan makanan tertentu. Seperti yang saya alami, saya pernah takut
makan daging hingga bertahun-tahun tidak makan daging karena pernah melihat
hewan disembelih. Anak saya Pendar juga pernah takut makan ikan, padahal
tadinya sangat suka. Apa penyebabnya? Hanya karena Pendar pernah tertelan duri
ikan hingga menangis ketakutan. Jadi orangtua harus memahami beragam penyebab
masalah makanan pada anak ya, ada baiknya konsultasi dengan ahlinya agar anak
tidak kekurangan nutrisi yang bisa berakibat fatal pada tumbuh kembangnya.
Atasi Masalah Makan Anak dengan Morinaga
Morigro
Head of Medical KALBE
Nutritionals, dr Muliaman Mansyur juga menjelaskan tentang beragam jenis maupun
gejala masalah makan pada anak, yang diantaranya pernah dialami anak saya,
seperti pilih-pilih makanan atau peacky eater, kurang nafsu makan karena
makanan kurang bervariasi, kondisi gigi dan gusi yang tidak sehat, anak sakit,
dan lain sebagainya.
Dan, ternyata gangguan
masalah makan ini lebih banyak dialami anak-anak prasekolah, skeitar 14%-50%,
dibanding anak yang usianya lebih besar. Bahkan berdasarkan studi IPSOS, anak
usia 1-6 tahun di wilayah Jabodetabek dan Medan mencapai 55% loh. Mungkin bisa
jadi diantaranya adalah anak kita sendiri atau anak-anak di sekitar kita.
Duh, jangan sampai kita
lalai ya tentang masalah makan ini, seperti yang sudah saya tulis di atas
bahaya jika anak sampai kekurangan nutrisi akibat gangguan masalah makan ini.
Alhamdulillah, saat ini ada susu penambah nafsu makan anak, Susu Morinaga
Morigro. Junita, Businnes Unit Head Morinaga GUM Kalbe Nutritionals,
menjelaskan kalau Morinaga Morigro dapat meningkatkan fungsi pencernaan dan
penyerapan nutrisi sehingga anak lahap makan.
Kelebihan Susu Morinaga Morigro
Susu Morinaga Morigro
dapat meningkatkan fungsi cerna dan penyerapan nutrisi karena memiliki
kandungan yang lengkap, yakni kandungan formula GROMAX yaitu minyak ikan,
Probiotik BB536, serat FOS, dan tinggi kalsium. Serta dilengkapi dengan vitamin
A, C, D, E, dan Zinc. Terdapat 14 vitamin dan 9 mineral, zat besi serta kolin. Memiliki
protein Energi Ratio 12% untuk meningkatkan nafsu makan anak.
Morigro rendah gula,
dan meski mengandung nutrisi lengkap susu Morinaga Morigro bukan pengganti
makanan padat. Susu Morigro merupakan susu pertumbuhan untuk anak 1 tahun ke
atas, untuk melengkapi kebutuhan nutris anak, terutama bagi anak yang mengalami
masalah makan. Untuk anak ASI yang memiliki masalah makan, juga bisa
disandingkan dengan pemberian Morigro ketika anak sudah mengenal MPASI untuk penambah nafsu makan anak.
Susu Morigro sudah tersertifikasi BPOM dan Halal Indonesia,dijual dalam ukuran 200 gram, 400 gram, dan 800 gram dengan varian rasa Morigro Vanila, dan Morigro Madu.
Binar Coba Susu Morinaga Morigrow Vanila
Kebetulan banget putri
bungsu saya, Binar (4 tahun), akhir Juli kemarin jatuh sakit muntah dan diare,
dampaknya selain berat badannya langsung drop, nafsu makannya terganggu.
Biasanya makan apa saja dengan lahap, setelah sakit susah sekali. Kalau pun mau
makan hanya sedikit demi sedikit, jadi tubuhnya kurus dan terlihat tidak lincah
seperti biasanya.
Maka saya putuskan
konsumsi susu Morigro, karena Binar suka rasa vanilla, saya pilihkan susu
Morigro Vanila. Cara penyajiannya sangat mudah, cukup sedih 5 sendok takar susu
Morigro dengan 180 ml air matang hangat, aduk rata, dan siap diminum.
Alhamdullilah, Binar doyan banget. Padahal tadinya saya agak khawatir Binar
kurang doyan, karena Binar full ASI. Dari pengalaman yang sudah-sudah, anak ASI
kurang suka susu selain ASI. Ternyata susu Morigro rasanya enak di lidah Binar.
Perlahan nafsu makan Binar mulai pulih, porsi makannya mulai normal lagi, dan saya tetap memberikan susu pertumbuhan anak ini biar kondisi Binar benar-benar stabil. Apalagi berat badannya yang sempat turun dua kilogram, sekarang tambah 1 kilogram. Morigro juga bisa menjadi susu penambah berat badan anak 1 3 tahun. Susu memang memiliki banyak kebaikan, termasuk memiliki manfaat susu bagi pertumbuhan. Di usia Binar yang masih balita, tentu saja membutuhkan itu nutrisi terbaik.
Yuk, semangat mengatasi
masalah makan anak #AnakLahapGROMAXimal. Buat kalian yang butuh info lebih
lengkap tentang susu Morinaga Morigro langsung ke medsosnya:
Instagram @morigro.id
Tiktok @morigro.id