Alhamdullilah, tahun 2023 sudah terlewati sebulan, sekarang
menginjak bulan Februari 2023. Bagaimana dengan kalian, apakah sudah mulai
mengambil langkah-langkah dalam mewujudkan beragam goal di tahun 2023? Tetap
semangat ya, bersama kita meraih goal terbaik di tahun ini karena pandemi sudah
usai. Banyak harapan baru yang bisa diwujudkan ketimbang tahun-tahun sebelumnya
saat pandemi.
Saya tentu saja memiliki harapan-harapan yang memenuhi
kepala, dan sudah direncanakan bersama suami. Tapi nih, saya akan cerita
sedikit perjalanan saya di tahun sebelumnya, sebagai penyemangat bahwa dengan
segala keyakinan dan usaha, bisa melewati hal-hal tersulit dan mewujudkan
harapan-harapan terbaik kita.
Usaha Ambruk Begitu Pandemi Covid 19
Mari sejenak berlari ke tahun sebelumnya, dimana pandemi Covid 19 melanda Indonesia…
Ketika tetangga kanan-kiri mengeluh karena dirumahkan,
dipotong gajinya, sehingga sebagian ada
yang menjual kendaraannya, memindahkan sekolah anaknya dari swasta ke negeri,
bahkan ada yang sampai pulang kampung karena dirumahkan dan tidak bisa membayar
kontrakan di perumahan saya tinggal. Maka kondisi saya dan suami pun tidak
kalah runyamnya, kami dalam keadaan yang perlahan juga kolaps.
Suami yang memiliki usaha distributor buku menyaksikan
perlahan toko buku-toko buku besar tutup, teman-temannya seperti kepala cabang
toko buku bahkan mengabarkan sudah dirumahkan karena toko buku tidak aktif,
seiring mall-mall besar tutup atau senyap. Otomatis tidak ada masukan uang dari
usaha distributor buku.
Sementara untuk penjualan via online juga menyusut, konsumen
buku lebih memilih belanja kebutuhan pokok ketimbang buku, gudang buku tempat
kami kulakan tutup, juga mengalami pengurangan karyawan. Akhirnya fix, usaha
suami ambyar, tidak ada sama sekali pemasukan dari suami saat pandemi Covid 19
itu.
Lalu saya? Saya yang bekerja sebagai penulis novel, content
writer dan blogger, juga mengalami imbas pandemi Covid 19. Banyak job-job
dengan nominal besar dibatalkan, job-job mulai senyap, bisa dihitung jari
hingga lenyap. Tenggelam oleh kondisi dan situasi, di rumah mulai mengalami
krisis ekonomi.
Memang kami punya tabungan, tapi akhirnya habis karena
kebutuhan saat pandemi jadi lebih tinggi. Asupan makanan, vitamin, perlengkapan
pandemi yang membutuhkan budget tersendiri, seperti masker, hand sanitizer,
suplemen, apalagi saat itu harga jadi berlipat ganda. Ditambah 3 anak butuh
smartphone untuk pembelajaran online, anak pertama masuk SMK Swasta, anak kedua
masuk SMP. Akhirnya, menipislah tabungan
kami perlahan.
Makan Beras Jatah
Pemerintah
Oya, beras pemberian pemerintah ini saya dapatkan dari Pak
RT di perumahan saya tinggal. Jadi waktu itu warga yang mengalami dampak
pandemi Covid 19, seperti mengalami pemotongan gaji, dirumahkan, sampai usaha
yang ambruk, didata oleh Pak RT, dan kemudian setiap bulan menerima 25kg beras.
Alhamdullilah, empat anak-anak saya ini survive dan tidak
mengeluh. Padahal mereka belum pernah merasakan sesulit itu, sampai makan beras
jatah yang kondisinya kadang mengenaskan dan lauknya mie instan. Mereka malah
terlihat lebih sabar ketimbang saya, yang kadang mengeluh diam-diam. Kok begini
amat ya? Sampai kapan? Apalagi SPP anak sekolah tetap berjalan, kewajiban
bayar-bayar tiap bulan harus diselesaikan.
Bangkit dari Krisis
Ekonomi dengan Segala Upaya
Survive Menghadapi
Krisis Dapur
Akhirnya saya coba ikutan berjualan kuliner dengan
menjualkan dagangan teman, suami yang mengambil dan mengantarkannya supaya
lebih hemat. Saya jualan via WhatApps, karena jualan kuliner ini merupakan
pengalaman baru buat saya. Saya jualan dari lauk matang, lauk frozen, sampai
kue-kue. Mengambil dari teman sampai berkembang mengambil dari toko kue di
Bogor.
Setahun saya jalani kondisi seperti itu, prihatin dan
bekerja keras dibidang yang saya dan suami tidak kuasai sebelumnya, bergelut di
kuliner yang memiliki banyak saingan, laba kecil, banyak resiko karena pernah
barang yang saya pesan kondisinya rusak. Sehingga perlahan keadaan ekonomi pun
membaik kembali, beras pera dan mie instan say goodbye.
Suami juga mendapat berkah suntikan modal, sehingga kami
memutuskan untuk pindah rumah. Awal tahun 2022, kami hijrah ke lokasi yang
lebih dekat dengan sekolah anak-anak, karena pandemi mulai mereda, anak-anak
akan aktif sekolah offline. Jika kami masih stay di Depok, biaya transportasi
akan lebih besar lagi. Kasian, anak-anak juga mereka memasuki sekolah baru yang jaraknya cukup jauh dari Depok.
Di lokasi tinggal baru ini, di Jakarta Selatan, saya
memutuskan untuk tidak berjualan kuliner lagi, karena pandemi mereda. Saya kembali
fokus ke pekerjaan semula, suami pun memutuskan untuk bisnis jual beli motor
secara online. Tapi tentu saja kami membutuhkan paket internet cepat, kencang,
dan di lokasi kami tinggal ini wifi yang masuk hanya IndiHome.
IndiHome Wujudkan
Resolusi Financial Keluarga di Tahun
2023
Paket Internet Cepat
IndiHome
Serius, meski tinggal di kota tapi karena lokasi rumah saya
di bagian perkampungan suku Betawi, tepatnya di daerah Cagar Budaya Betawi.
Jadilah wifi yang menjangkau tempat saya tinggal saat ini hanya IndiHome, suami
sudah survey berbagai wifi dan tidak ada yang masuk selain IndiHome dari
Telkomsel Indonesia.
Jujur, sebelumnya kami belum pernah memakai wifi IndiHome,
dan ternyata kencang banget sinyalnya. Cocok banget buat bisnis online dan
pekerjaan di media sosial seperti saya dan suami. Upload produk jualan sat-set,
share tulisan, foto, video, was-wus, tanpa khawatir akan ada gangguan seperti
yang pernah kami alami di Depok dulu.
Pekerjaan kami menjadi jauh lebih lancar, konsumen puas,
klien senang. Apalagi IndiHome ada Paket Internet Cepat. Bikin pekerjaan saya dan usaha
suami tambah lancar, Paket Internet Cepat ini memang membantu sekali sih,
karena koneksi ngebut, stabil, dan tentu saja harganya terjangkau banget. Bahkan
lebih murah dari provider yang pernah saya pakai waktu tinggal di Depok. Paket
Internet Cepat dari IndiHome Telkomsel Indonesia mulai Rp200.000-an per bulan
Bismillah, Resolusi
2023
Rencana saya dan suami di tahun 2023 ini menjalankan usaha dengan maksimal, memberdayakan era digital untuk merawat sosial media dengan baik, membuat blog lebih dari satu, menjalin hubungan dengan klien, dan melebarkan usaha suami baik buku maupun motor ke berbagai ecommerce.
Jadi Insallah, suami akan membuka secara offline gerai jual beli motor, yang mana ecommerce dan media sosial berperan sebagai media promo dan juga toko online. Selain melanjutkan usaha buku yang sudah lama kami miliki. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesulitan ekonomi jika sewaktu-waktu terjadi krisis tidak terduga lagi. Selagi era digital berkembang, kesempatan baik untuk memanfaatkannya sebagai media bisnis atau mencari rejeki.
Makanya hadirnya wifi IndiHome dengan sinyal yang ngebut,
stabil dan biaya terjangkau sangat membantu sekali. Jika kalian ingin
melebarkan sayap bisnis, atau mencoba terjun ke dunia sosial media seperti yang
saya geluti, bisa pakai IndiHome. Apalagi sedang ada Paket Internet Cepat yang
membuat beraktivitas online lancar. Dan,
lagi ada diskon 50% biaya pasang baru nih, plus nikmati juga ekstra puluhan
channel TV selama 3 bulan!.
Nunggu apa lagi? Yuk, langganan sekarang! Promo ini berlaku
bagi pelanggan yang melakukan registrasi berlangganan melalui website
indihome.co.id, aplikasi myIndiHome, Shopee, Kios myIndiHome, atau Sobat
IndiHome, sampai 31 Maret 2023.