Pandemi sudah landai, bahkan beberapa masyarakat mulai menanggalkan masker jika berada di luar ruangan atau di udara bebas. Namun sebagian besar masih menerapkan prokes dengan baik, seperti saya dan keluarga. Pertimbangannya, karena dengan mengenakan masker banyak manfaatnya. Paparan polusi udara di sepanjang jalan, virus batuk-pilek terutama di musim penghujan ini, Insaallah dengan mengenakan masker lebih terjaga.
Jadi
saran saya sih, sebaiknya gunakan masker meski Covid 19 sudah landai. Oya,
terhitung hampir tiga tahun ya, kita
semua melewati hari-hari dalam kecemasan virus Covid 19. Bahkan saya, suami,
dan anak saya (Abang Pendar, 7 tahun) sempat terpapar Covid 19 varian Omicron pada bulan Maret kemarin. Seluruh badan sakit, tenggorokan bagai terbakar,
kedinginan, dan tubuh serasa melayang jika dibuat beraktivitas.
Alhamdullilah,
teman-teman semua membantu sehingga saya sekeluarga baik-baik saja, PCR sampai
pengobatan juga berjalan lancar di Puskesmas terdekat, semuanya seratus persen
gratis ditanggung pemerintah. Obat-obatan, vitamin berlimpah, yang membuat
proses penyembuhan juga berjalan baik. Jika butuh infonya, bisa baca cerita
saya di artikel ini : Cara Dapat PCR, Vitamin, dan Obat Gratis Pasien Omicron.
Dampak
Pandemi di Rumah Saja Pada Anak
Bercerita
tentang terpapar Covid 19, mengingatkan saya pada kondisi awal pandemi ada di
Indonesia. Pernah saya tulis sedikit kisahnya: Menghadapi Masa Social Distancing, di mana saya terkena psikosomatik.
Jadi ketika awal pandemi, saya merasa terpapar Virus Covid 19, sampai merasakan
sakit tenggorokan.
Karena
penyakitnya dari perasaaan cemas yang berlebihan, maka diberi obat tidak
memberi efek apa-apa. Baru setelah dijelaskan panjang-lebar oleh dokter,
perasaan saya tenang, sakit tenggorokannya hilang seketika. Karena memang
psikosomatik merupakan keluhan fisik yang ditimbulkan oleh pikiran, dan banyak hal
ini dialami oleh masyarakat saat pandemi pertama yang memakan banyak korban.
Jika
orangtua bisa terkena psikosomatik, lalu bagaimana dampak pandemi pada
anak-anak? Mungkin apa yang akan saya ceritakan sama seperti yang dialami para
ibu lainnya, kebetulan saya memiliki
anak usia ABG (13 tahun), usia anak-anak (10 tahun), usia balita (4 tahun), dan
batita berusia 1 tahun.
Dalam
sekejap semua harus berada di dalam rumah, termasuk saya dan suami bekerja di
rumah. Sebagai orangtua, saya dan suami bisa beradaptasi menghadapi situasi
yang membuat hubungan dengan dunia nyata terjeda, tapi bagi anak-anak kami? Si
ABG yang biasanya menghabiskan waktu
bersama teman dan aktivitas di sekolah, terpaksa berada di dalam rumah dalam
waktu tidak bisa diprediksi.
Tidak
beda jauh untuk anak saya yang usia 10 tahun, biasanya sekolah bertemu
teman-teman, dan bermain di lingkungan rumah. Sementara yang balita dan batita
biasanya bereksplorasi di luar dengan main sepeda bersama anak-anak tetangga,
jalan-jalan di taman, jadi di rumah saja menyaksikan semuanya hanya dari balik
jendela.
Sehari-dua
hari, hingga waktu bergulir mulai timbul masalah. Anak-anak saya ‘berulah’
karena merasa bosan, berebut minta perhatian, berebut ingin mengeluarkan
keinginan-keinginannya. Saya dan suami harus memikirkan berbagai kegiatan dari
pagi hingga malam selama physical distancing agar anak-anak merasa rumah kami
tidak membosankan.
Selain dituntut juga untuk tetap fokus bekerja, karena kebutuhan di masa pandemi jauh lebih besar. Asupan makanan dan minuman harus lebih bernutrisi, ditambah suplemen, semua untuk menjaga imun tubuh agar tidak mudah terpapar virus Covid 19. Ditambah kebutuhan internet yang lebih besar dari biasanya.
Manfaat
Internet di Rumah Saat Pandemi
Memasang Wifi IndiHome
di Rumah
Akibatnya
kuota jebol selama pandemi, keputusan terbaik adalah memasang wifi. Tapi meski
rumah saya di tengah kota, yakni Srengsengsawah-Jakarta Selatan, mungkin karena
masuk gang dan lingkungan masih banyak lahan kosong, jadi belum banyak provider
yang menjangkau. Satu-satunya provider yang bisa hanya IndiHome dari Telkom
Indonesia. Jadilah saya dan suami sepakat memasang IndiHome wifi.
Anak-anak
langsung gembira, mereka yang semula menonton youtube atau bermain game sangat
dibatasi, sebab mahal sekali jika memakai kuota. Akhirnya bisa menonton lebih
lama durasinya, tentu saja sebelum memasang IndiHome wifi saya pesan ke anak-anak meski menggunakan wifi
lebih bebas menonton, tetap harus memiliki batas-batas. Misal, saat hari
sekolah beda durasinya dengan hari libur, anak-anak pun setuju.
Saya dan suami langsung mendatangi kantor
terdekat, meninggalkan nomor ponsel, besoknya dihubungi via WhatsApp oleh
marketing IndiHome yang ramah, lantas diminta memilih paket-paket IndiHome. Atas kesepakatan
bersama, saya memilih paket yang paling hemat yaitu Internet+TV. Setelah itu
mengisi data dan mengirim foto dengan identitas diri, keesokannya teknisi
datang memasang IndiHome wifi di rumah.
Senangnya Ada Internet
di Rumah Saat Pandemi
Setelah
menggunakan IndiHome wifi teryata banyak manfaatnya ketimbang memakai kuota
yang jelas boros (lucu ya, saya baru sadar, hehehe). Saya dan suami bebas
bekerja tanpa khawatir kuota bengkak, sebagai penulis saya sangat terbantukan
sekali, karena bisa browsing bahan-bahan untuk menulis dengan mudah.
Karena
pandemi pekerjaan banyak menggunakan zoom juga lebih tenang, biasanya baru
setengah jalan bisa tiba-tiba kuota habis, hehehe. Apalagi anak-anak, ada tiga
anak setiap hari harus sekolah daring atau online, sangat terbantukan sekali.
Termasuk juga ketika anak-anak harus mencari bahan-bahan pembelajaran secara
online.
Selain
bisa menonton youtube tanpa khawatir boros, dengan IndiHome kita bisa berlangganan
canel TV yang sesuai dengan usia anak-anak dan tidak ada iklannya dong. Jadi
merasa bersalah dulu anak-anak menonton TV gratis, meski tontonannya kartun,
tapi iklan yang berseliweran sering menyuguhkan konten dewasa. Belum lagi
kartunnya yang terbatas, tidak beragam, durasinya lebih banyak untuk
iklan-iklan. Huhuhu, sungguh menyesal!
Saya juga bisa browsing aneka kegiatan edukasi bersama anak di youtube, seperti menonton cara membuat playdough yang aman untuk anak-anak, cara membuat kreativitas ketupat dari origami, cara membuat mainan dari barang bekas, dan banyak lagi. Asli, jadi semakin kreatif dan tidak membosankan di rumah saat pandemi dengan adanya intenet, apalagi yang selancar jaringan IndiHome wifi.
Dampak Positif
Internet di Rumah Saat Pandemi Bagi Keluarga
Dan,
tahukah apa dampak positif ketika rumah kami sudah memiliki IndiHome wifi?
Tidak
hanya anak-anak yang terlihat senang meski di rumah saja, saya dan suami pun
jadi lebih mudah bekerja dari rumah, emosi kami lebih terjaga karena sekeluarga
memiliki kegiatan, bisa berkreativitas yang mengisi kejenuhan di rumah, bisa
menonton beragam film-film bagus, bisa memperluas sosialisasi karena durasi
online tidak dibatasi kuota.
Anak-anak
yang biasanya jika sudah bosan belajar online, menonton film kartun yang
itu-itu saja, bermain yang itu-itu saja, mulai cranky, mulai mencari perhatian,
dan berakhir ribut kecil antara kakak dengan adik atau sebaliknya, sehingga
membuat saya dan suami terpancing emosi karena lelah dan bosan juga. Sejak ada
internet di rumah jadi berubah lebih happy, dan ini serius bukan sebuah cerita
karangan seperti cerpen keluarga bahagia.
Kami berenam, yakni saya, suami dan empat anak kami melewati masa-masa pandemi di rumah saja jauh menjadi lebih baik ketika terpenuhi kebutuhan internet untuk browsing, bersosialisasi secara online, menonton beragam film bagus sesuai kebutuhan. Juga saat melewati masa penyembuhan terpapar Covid 19, internet menjadi salah satu media komunikasi dan hiburan di rumah saja.
Kini,
tidak terasa kami ternyata mampu melewatinya
selama tiga tahun ini…
Alhamdullilah,
pandemi pun akhirnya melandai, anak-anak mulai sekolah tatap muka, saya mulai
bekerja secara offline, suami mulai berhubungan lebih longgar dengan dunia
luar. Bahkan kami mulai piknik tipis-tipis ke kebun binatang ragunan, makan di
luar, ke mall, bisokop. Lalu apakah intenet tetap sangat dibutuhkan? Sudah
pasti, yes!
Sebab
kami tidak bisa selalu piknik setiap liburan, karena pasca pandemi budget belum
mencukupi, apalagi anak-anak sudah mulai membutuhkan biaya sekolah yang cukup
besar. Maka hiburan di rumah adalah dengan tontonan film-film bagus, saya juga
butuh mengedukasi dua anak saya yang kini sudah berusia jalan 4 dan 8 tahun
dengan kreativitas seperti membuat playdough mencontoh di youtube.
Begitu
juga dengan dua kakaknya yang kini tumbuh menjadi remaja dan ABG, keduanya
butuh browsing tugas sekolah, sosialisasi dengan teman-temannya yang semakin
banyak, dan lain sebagainya. Plus pekerjaan saya yang sangat membutuhkan
riset-riset secara online untuk bahan menulis novel mau pun artikel di blog.
Masyaallah,
jika ingat masa-masa tiga tahun berlalu, ada sedih dan juga syukur yang tidak
terkira. Saya sekeluarga akhirnya bisa melewatinya dengan baik-baik, anak-anak
bisa melalui tahap-tahap perkembangan usianya juga dengan baik. Fabi ayyi
aalaa’i Rabbikuma tukazzibaan, “Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Huhuhu,
asli saya jadi mau menangis ketika mengetik semua tulisan ini, merangkum
perjalanan kami sekeluarga selama melewati masa-masa pandemi. Hidup memang
harus sesuai perkembangan jaman, di mana saat ini era digital, eranya internet.
Mengapa
Memilih IndiHome?
Sebelum
menutup cerita ini, saya ingin sharing
sedikit, mengapa saya keterusan memakai
IndiHome meski provider lainnya akhirnya bisa merambah wilayah kami. Karena
IndiHome memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
2. Ada
banyak banyak saluran TV dari mulai channel nasional maupun internasional yang
bisa diputar ulang tayangan yang mungkin
belum sempat kita tonton, misal karena sibuk. Putar ulang ini menggunakan fitur
Play Back.
3.
Jaringan IndiHome Wifi yang Stabil dan Cepat, katanya ini karena IndiHome
menggunakan jaringan fiber optic. Jaringan fiber optic ini juga andal dalam
cuaca apapun, sehingga tetap aman meski online dalam kondisi hujan dan petir.
4.
Anti Virus Digital dengan Perlindungan Ekstra, IndiHome wifi memberikan
perlindungan ekstra anti virus seperti serangan spayware, malware, dan virus
lainnya. Jadi kerjaan saya aman, karena dulu PC saya pernah terkena serangan
malware dan virus lainnya yang menyebabkan data-data lenyap.
5.
Jauh lebih hemat, karena dengan semua fasilitas yang saya sebutkan di atas,
saya cukup membayar Rp410.000 sebulan, dan pembayaran bisa melalui online
maupun offline.
So,
tepat sekali rasanya jika IndiHome kita sebut sebagai Internetnya Indonesia!