Sebelum saya menulis lebih lanjut tentang dampak dan pencegahan malnutrisi. Yuk, kita cari tahu apa itu malnutrisi, apakah sama dengan gizi buruk atau kondisi tubuh yang sangat kurus karena kurang nutrisi?
Apa Itu Malnutrisi?
Pengertian Malnutrisi adalah asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan pada seseorang yang berakibat terjadi berbagai gangguan biologi dari orang tersebut. Lebih lengkapnya menurut WHO malnutrisi merupakan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang.
Jadi ternyata tidak berarti malnutrisi itu hanya kondisi seseorang yang sangat kurus, tapi bisa juga kondisi seseorang yang gemuk atau overweight menderita malnutrisi yang disebabkan kelebihan atau ketidakseimbangan asupan energi maupun nutrisinya. Hal ini biasanya belum dipahami oleh masyarakat kebanyakan.
Kampanye MAW ( Malnutrition Awareness Week) : Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini
Alhamdulillah, pada tanggal 17 September saya dan teman-teman blogger berkesempatan hadir di Des Indes Hotel dalam acara Media Workshop Malnutrition Awareness Week atau Pekan Sadar Malnutrisi yang berlangsung dari tanggal 16-20 September 2024. Acara ini diselenggarakan oleh perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) dan Nutricia Sarihusada, mengangkat tema Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini.
Hayo, sudah pada tahu belum kalau pada tanggal itu ada MAW?
Sering ya, kita abai akan hal-hal seperti ini, padahal pengetahuan tentang dampak dan cara pencegahan malnutrisi ini penting banget untuk masa depan bangsa. Masih banyak masyarakat yang keliru akan apa itu malnutrisi, sehingga terlambat dalam mencegahnya, dan sedihnya malnutrisi merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Laporan SKI menyatakan bahwa angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari sebelumnya, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang tertinggi di Asia Tenggara, hiks!
Karena itu Indonesia Nutrition Association/INA, Nutricia Sarihusada serta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagai salah satu pelopor pendidikan kesehatan di Indonesia guna memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi di Indonesia melalui asupan gizi seimbang sedari dini untuk mewujudkan Indonesia sehat, memberikan edukasi atau sosialisasi dengan menggelar acara Media Workshop tersebut.
- Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA)Prof.
- Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB – Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
- Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH – Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada
Tujuan dari Kampanye MAW ( Malnutrition Awareness Week) : Dampak dan Pencegahan Malnutrisi
Dokter Luciana sebagai Presiden Indonesian Nutrition Association (INA), menjelaskan bahwa INA yang merupakan organisasi non profit didirikan tahun 2011 adalah duta resmi MAW ASPEN sejak 2022, untuk mendukung kegiatan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya nutrisi yang baik.
Kampanye MAW yang dilakukan melalui media sosial, seminar dan webinar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami asupan nutrisi yang baik pada saat sehat maupun penyembuhan atau pemulihan, agar masyarakat mengetahui dampak malnutrisi dan bisa mencegah malnutrisi sedari dini.
Juga kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksa kondisi gizi mereka, terutama kewaspadaan jika mendapati kondisi anggota keluarga mengalami gejala malnutrisi, jangan tunda lagi untuk memeriksakan ke praktisi kesehatan:
- Berat badan turun drastis
- Tidak selera makan
- Tidak dapat makan atau makan dalam porsi sedikit
- Merasa lelah dan lemah
- Pembengkakkan atau akumulasi cairan, seperti di area kaki, perut
Atau anak-anak mengalami gejala malnutrisi seperti ini:
- Kenaikan berat badan yang pesat
- Tidak bertambah panjang dan tinggi
- Makan lebih sedikit dari biasanya atau susah makan karena nyeri perut
Dokter Luciana memaparkan, malnutrisi yang tidak terdeteksi sejak awal dan tidak diobati bisa terjadi stunting (tinggi badan dibawah rata-rata anak seusianya), dan wasting (penurunan berat badan drastis), mengakibatkan pasien harus dirawat di rumah sakit lebih lama, dua kali lipat beresiko perawatan jangka panjang, dan juga biaya yang lebih mahal. Bahkan meningkatkan angka kematian. Aduh, serem banget dampaknya ya.
Waspadai Kondisi yang Mengakibatkan Malnutrisi!
Profesor Ari menerangkan kesehatan berawal dari mulut dimana berpengaruh ke pencernaan, yang berakhir dari nutrisi yang diasup ke tubuh. Bila cara mencerna makanan tidak baik, maka sangat berpengaruh ke nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, seperti kondisi gigi yang rusak, lambung yang luka. Asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan pada seseorang yang berakibat terjadi berbagai gangguan biologi dari orang tersebut atau malnutrisi.
Profesor Ari juga mengatakan, ibu hamil wajib memperhatikan nutrisinya dengan memantau berat badan, dan ibu hamil berat badannya wajib naik. Sebab jika ibu hamil mengalami malnutrisi dampaknya akan ke janin. Bayi yang dilarikan bisa stunting atau dampak terberat angka kematian lebih tinggi. Begitu besar dampak malnutrisi, Profesor Ari berpesan kepada semua dokter, untuk memperhatikan masalah makan pasiennya.
Yuk, Cegah Malnutrisi!
Dokter Ray sebagai perwakilan dari Nutricia Sarihusada menyerukan bahwa semua mulai dari industri, praktisi, universitas, organisasi, profesi, harus bekerjasama dalam mencegah malnutrisi jika ingin Indonesia terbebas dari malnutrisi yang sudah sangat kronis. Tanpa ada sinergi akan sulit sekali memberantas malnutrisi di masyarakat.
Kenapa harus peduli dengan malnutrisi?
Seperti yang diulas di atas oleh dokter Luciana dan Profesor Ari, dampak malnutrisi ini sangat besar sekali, selain kerentanan terhadap penyakit, gangguan pernapasan, penurunan kemampuan mental, penurunan kemampuan mental, dan banyak lagi, termasuk dampak dalam ekonomi, yakni:
- Biaya Perawatan Kesehatan untuk Stunting: 15-20% dari total biaya kesehatan pada anak-anak di Indonesia → Bappenas (2019), biaya medis per anak yang stunting diperkirakan sekitar Rp 6 juta per tahun.
- Biaya Akibat Anemia pada Ibu Hamil: rata-rata biaya perawatan akibat anemia: Menurut estimasi Global Nutrition Report (2020), biaya medis tambahan untuk perawatan ibu hamil dengan anemia di Indonesia bisa mencapai Rp 2 juta - Rp 5 juta per kasus.
- Biaya Kesehatan untuk Penyakit terkait Malnutrisi: UNICEF (2020), biaya perawatan rumah sakit untuk anak yang menderita diare berat akibat malnutrisi dapat mencapai Rp 2 juta - Rp 4 juta per episode, sementara infeksi saluran pernapasan dapat memakan biaya hingga Rp 5 juta per kasus.
- Total Beban Ekonomi pada Sistem Kesehatan: Rp 55 triliun per tahun dalam bentuk biaya kesehatan langsung
Nah, Secara global, WHO dan FAO merekomendasikan pentingnya integrasi sistem pangan dan orientasi kepada penyediaan makanan bergizi yang berkelanjutan hingga tingkat rumah tangga, dalam arti perlunya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi, dan berkonsultasi dengan praktisi kesehatan mengenai gizi sehat, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.
Yuk, mulai memperhatikan asupan makan kita, terutama para ibu hamil yang bertanggungjawab terhadap janin di perutnya, dan ibu yang bertanggungjawab menyediakan makan sehat di rumah, para ayah yang bisa mengedukasi anak-anak untuk stop jajanan tidak sehat, dan memberikan kebutuhan makanan bergizi yang cukup bagi keluarga.
So, jangan lupa bagikan tulisan ini agar masyarakat Indonesia aware mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi di Indonesia melalui asupan gizi seimbang sedari dini untuk mewujudkan Indonesia sehat.