Sunday

Pahlawan Keluarga Tanpa Tanda Jasa

 

Siapa sosok pahlawan dalam hidupmu?

Jika ditanya seperti itu, kira-kira apa jawaban kalian? Tentu beragam ya, karena setiap orang memiliki figur pahlawannya sendiri, sosok yang begitu berarti dalam hidupnya. Entah ketika masih kecil, remaja, atau dewasa. Ketika kecil, saya pernah ditanya siapa sosok pahlawan dalam hidup saya?


Dengan bangga saya menjawab sosok pahlawan saya adalah Bapak dan Ibu saya, keduanya begitu berperan penting dalam hidup saya. Ibu  melahirkan, membesarkan saya, mendidik dalam agama, dan berperan besar dalam dunia kepenulisan saya. Karena Ibu memperkenalkan saya dengan buku-buku bacaan sejak kecil, dan mendongengkan setiap menjelang tidur.

Begitu juga Bapak yang membekali saya dengan ilmu pendidikan dan kehidupan. Karena Bapak saya tumbuh menjadi perempuan yang pemberani, mandiri, dan penuh percaya diri. Sebab sejak kecil Bapak selalu menegaskan pada saya, seorang perempuan harus berpendidikan dan bisa bekerja untuk bekal hidupnya nanti.

Namun ketika saya dewasa dan menikah, sosok pahlawan dalam hidup saya bertambah, yakni suami. Laki-laki yang meminang saya 17 tahun lalu, yang membuat saja menjadi seorang Ibu 5 anak (anak nomor 3 alm), dan berperan dalam karir saya di dunia kepenulisan. Meski sosoknya selalu di belakang layar.

Mengapa suami layak sebagai pahlawan dalam hidup saya saat ini?

Tidak Hanya Sebagai Suami, Tapi Juga Sahabat dan Patner Kerja

Buat saya makna pahlawan atau seseorang dikatakan pahlawan jika kehadirannya bisa membuat kehidupan menjadi lebih maju. Maju bukan hanya dari sisi materi, tapi juga kemampuan untuk mendorong seseorang menjadi lebih baik, mampu menghasilkan karya, bisa menjadi support system, dan itu ada pada suami saya.




Dari awal menikah, suami mendampingi saya melewati masa kehamilan, melahirkan, membantu melawan rasa takut pada kesakitan dan perjuangan melahirkan seorang anak. Mengulurkan tangan mengasuh anak-anak dari mulai memandikan, membersihkan kotorannya, hingga menina bobokan. Mampu berperan seperti saya di dalam keluarga. Tidak ada istilah berbeda laki-laki dan perempuan dalam menjalankan perannya sebagai orangtua kepada anak.



Sehingga saya yang semula takut kehidupan pernikahan karena laki-laki di masyarakat kita masih banyak yang partriarki atau mendominasi peran kepemimpinan, yang mengesampingkan perempuan, menjadi begitu menghargai pernikahan kami. Alhamdullilah, berjalan 17 tahun pada tanggal 7 Februari kemarin.

Sementara dalam karir kepenulisan, suami memberikan ruang untuk saya tetap menjadi diri saya sendiri, yakni PENULIS. Sebuah impian yang saya bentuk sejak saya kecil hingga sekarang, sehingga pernikahan tidak membuat karir kepenulisan saya mundur, justru setelah saya menikah banyak melahirkan novel yang diterbitkan penerbit mayor, dan meraih juara dalam lomba penulis novel.



Untuk kepribadian, sejak menikah saya mengalami banyak hal bersama suami yang mengajarkan hal-hal lebih baik. Saya yang dulu ambisius, emosional, menjadi lebih banyak menjalani kehidupan dengan ikhlas dan sabar, terlebih setelah kehilangan anak saya yang nomor tiga, alm Gibran.

Suami berperan begitu banyak di belakang layar, karena memang dia sosok yang tidak suka menonjolkan diri, yang lebih banyak melakukan sesuatu ketimbang membicarakannya. Dan, baru pada kesempatan ini untuk pertama kalinya saya memberi tahu suami, bahwa saat ini dia adalah sosok pahlawan keluarga tanpa tanda jasa.

Saat diberitahu itu dengan membaca tulisan ini, tanpa kata-kata, dia hanya mencium pipi saya. Asli, saya sangat terharu. Sekarang, saya juga mau tahu dong, siapa sosok pahlawan dalam hidup kalian? Bisa cerita sendikit di kolom komentar ya. Yakin, pasti bisa menuliskannya dalam aksara akan menjadi moment yang indah.



Apalagi kalian bisa mengikutkan cerita tentang pahlawan kalian ke Kontes Blog Super Bercerita #KadoUntukPahlawan Ada hadiahnya jutaan rupiah untuk Kontes Blog Super Bercerita #KadoUntukPahlawan ini loh. Keterangan lebih jelasnya bisa kalian klik link  ini ya http://tinyurl.com/SUPERBERCERITA kontes ini akan diselenggarakan pada periode April–Juni 2022 nanti. Jangan sampai tidak ikutan ya!


5 comments:

  1. wah keren banget ceritanya kak, jadi pengen ikut kompetisinya juga nih :D

    ReplyDelete
  2. Barakallah Mbak, semoga sakinah mawadah warahmah. Wah, saya masih bisa ikut nulis kontes blognya nih.

    Makasih infonya yaa, Mbak

    ReplyDelete
  3. Keluarga merupakan pahlawan tanpa tanda jasa bagi kita ya mbak. Tanpa kehadiran dan support mereka, mungkin tidak ada yang memberi motivasi pada kita

    ReplyDelete
  4. Keunikan setiap rumah tangga ini akan terbentuk kalau kita saling menghargai pasangan ya, kak Eni.
    Kebayang dari awal merintis dan membina hubungan baik sehingga semua kebaikan itu kembali kepada diri sendiri. Alhamdulillah~

    Kak Eni wanita hebat.
    Maka dari itu pasangannya juga seorang pahlawan yang mendukung setiap langkah kak Eni.

    Barakallahu fiik~
    Sukses sukses dan sukses selalu untuk kak Eni dan keluarga.

    ReplyDelete
  5. pasangan memang seharusnya jadi pendukung kita yang utama ya, mbak. terutama untuk hal-hal yang positif. dengan demikian kita bisa selalu bisa bersandar kepadanya dan bergandengan bersama dalam menjalani pernikahan

    ReplyDelete