Masih ingat cerita saya ketika saya, suami, dan dua anak saya, yakni Abang Pendar, dan Bi, mengalami sakit seperti gejala Omicron yang pernah saya tulis di artikel sebelum ini? Kalau lupa atau mungkin belum baca cerita saya tersebut, bisa langsung klik di sini ya
Kenali Tanda-Tanda Terpapar VirusOmicron.
Jadi, karena sering
baca status teman-teman di facebook yang terpapar virus Omicron, begitu saya
meriang, suami deman, langsung saya berpikir ini GEJALA OMICRON. Meski jujur,
saya kecolongan ketika awalnya Abang Pendar yang demam, saya pikir demam biasa
karena dia kecapean atau mau batuk pilek.
Bahkan ketika saya dan
suami jatuh sakit, masih berpikir virus ini dari suami. Sebab dua hari sebelum
sakit, suami habis dua kali ke rumah sakit mengantar ibunya rogsen. Sementara
saya sudah seminggu lebih hanya di dalam rumah, habis merawat Abang Pendar
sakit juga, sehingga tidak bisa ke luar rumah.
Tapi begitu ibu mertua
saya sehat-sehat saja, saya curiga ini dari demamnya Abang Pendar yang memang
tiga hari sebelum sakit, rutin mengaji dan sholat jumat ke masjid. Tapi karena
Abang Pendar sudah sembuh dari demam, saya dan suami tidak fokus memikirkan
anak saya itu terpapar Omicron.
Pengobatan Awal Gejala Omicron
Jadi runutannya: Abang
Pendar demam dua hari, mengeluh badan sakit, kepala sakit, mata panas. Setelah
dia sembuh menyusul suami saya, besoknya saya dan Binar. Dua anak itu sudah
sehat, saya dan suami masih merasakan gejala terpapar Omicron. Kami hanya
konsumsi vitamin C, Qusthul Hindi dari teman, parasetamol dan obat radang
tenggorokan yang dibeli di apotik terdekat.
Karena meski tidak
sakit saat menelan, tenggorokan saya seperti terbakar, jadi jaga-jaga saja.
Saya juga mengunyah kencur karena tenggorokan
terasa gatal, takut batuk. Suami juga mengkonsumsi obat yang sama, karena
kurang lebih gejala kami sama. Hanya suami lebih merasakan sakit kepala dan
demam tinggi.
Hari ke lima suami
masih sakit kepala, keringat dingin, dan saya masih mudah kedinginan, kami
nekat ke Puskesmas karena saya mulai batuk dengan jenis batuk yang jarang, tapi
jika malam bisa terbangun batuk 2-3 kali. Kami khawatir kalau beneran Omicron
supaya jelas penanganannya. Khawatir anak di rumah akan terpapar semua.
PCR dan Obat Pasien Omicron Gratis di
Puskesmas
Di Puskesmas ternyata
untuk PCR melalui beberapa tahap, yakni diperiksa dokternya, lalu diberi
rujukan PCR dengan mengisi form, baru besoknya datang lagi untuk PCR. Saya dan
suami diberi obat sesuai gejala, yakni parasetamol, obat batuk, alergi atau
pilek, multivitamin Zinc. Baru besoknya bisa PCR.
Jadi hari ke enam dari
gejala, saya dan suami baru PCR,
hasilnya baru saya terima sehari kemudian, dan POSITIF. Setelah hasil positif
keluar, keesokannya ada petugas COVID dari puskesmas yang menghubungi via WA.
Memberikan beberapa pertanyaan, diantaranya keluhan pasien efek Omicron, jumlah
anggota keluarga yang bergejala dan tidak bergejala. Setelah itu dikabari untuk
mengambil obat besoknya.
Obat bisa diambil
oranglain atau kurir, tapi suami akhirnya mengambil sendiri dengan prokes
ketat. Kami dikasih obat anti virus untuk saya dan suami, vitamin-vitamin,
anak-anak semua juga dikasih vitamin. Dan, karena saya dan suami POSITIF, maka
anak-anak wajib PCR juga. Jadi anak-anak PCR setelah saya dan suami bergejala
Omicron seminggu. Jadwal PCR ditentukan oleh petugas COVID via WA.
Hasilnya?
Hanya Abang Pendar yang
positif, padahal jika menghitung sejak dia terkena demam tinggi sudah hampir
sepuluh hari. Abang Pendar juga secara fisik sudah sehat, hanya setelah PCR
tiba-tiba terkena sariawan parah yang membuat tubuhnya drop dan berat badan
turun 2kg. Efek sariawan membuat makannya sulit, dan rewel.
Abang Pendar setelah
diketahui hasil PCR POSITIF, kami langsung lapor ke petugas COVID via WA, dan mendapat
tambahan vitamin, obat sariawan,
parasetamol yang diambil di Puskesmas. Tapi yang terpakai hanya vitamin, dan
obat sariawannya saja karena sudah tidak ada demam.
Nah, untuk semua itu
dari mulai PCR, vitamin-vitamin, obat, gratis dari Puskemas. Jadi ketika kalian
bergejala Omicron, tidak memiliiki persediaan vitamin, obat, yang memadai.
Saran saya, sebaiknya segera ke puskemas terdekat agar mendapat obat untuk
gejala yang dirasakan, vitamin untuk imunitas tubuh, dan jika ingin PCR untuk
memastikan bisa ke Puskesmas. Biasanya bagi yang POSITIF, untuk orang dewasa
mendapat obat virus juga.
Semoga info saya ini
bermanfaat ya, selanjutnya saya akan ceritakan perawatan selama isoman di rumah
saja. Bagaimana tiga anak saya tidak ikut terpapar, bagaimana saya melakukan
rutinitas sementara saya positif dan 3 anak saya negatif, padahal saya hanya
memiliki toilet satu dan saya juga masak untuk anak-anak? Ditunggu cerita saya
No comments:
Post a Comment