Persiapan Vaksin Covid 19 untuk Anak SD

by - January 12, 2022

 


Apakabar semua? Untuk pertama kalinya di tahun 2022, saya baru menulis lagi di blog. Selama itu vacum menulis, hehehe. Biasa ya setelah akhir tahun berjibaku dengan barisan tugas menulis, di awal-awal tahun pasti akan jeda nih. Entah karena perkerjaan menulis blog sedang sepi, atau kesibukan baru sedang menjerat. 

Kalau saya tentu saja karena keduanya, sebab memang belum menerima job menulis di blog, dan sibuk anak-anak PTM (Pembelajaran Tatap Muka). PTM setelah dua tahun daring itu seperti membuat kita tergopoh-gopoh deh, apalagi kondisi masih pandemi anak-anak harus membawa bekal, dan di rumah ada tiga anak yang sekolah.

Ditambah nih, saya baru pindahan rumah, dua anak sakit. Pendar sempat flu, dan Binar kena campak, huhuhu. Sekarang saja Binar masih masa recovery, yang butuh banget perhatian saya. Nanti deh saya ceritakan mengenai sakitnya Binar, siapa tahu infonya bermanfaat ya. Sekarang mau fokus nulis tentang vaksin Covid 19 untuk anak saya yang SD nih, Abang Pendar.

Bagaimana Ibu-Ibu, apakah anak-anak sudah vaksin Covid 19 semua? Atau ada yang maju mundur cantik karena takut ini-itu efek pikiran negatif, atau berita-berita negatif yang berseliweran . Duh, sebaiknya kalau kurang info konsul langsung saja ke ahli medis ya, atau hempaskan deh berita-berita hoak. Sebab vaksin untuk anak ini memang penting, mengingat pandemi tidak tahu akan berakhir kapan. Betul-betul tidak tahu!

Kecemasan Vaksin Covid 19 Untuk Anak SD

Jujur, awal mendengar ada vaksin untuk anak usia 6-11 tahun, saya sempat gambling. Kok secepat itu ditemukan? Kok kayaknya dadakan sekali? Apakah tidak ada efek sampingnya? Dan beragam pertanyaan lainnya, ditambah berita kejadian anak habis vaksin mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Rasanya sebagai orangtua wajar ya waswas, tapi saya tidak mau menutup mata dan telinga saya.

Saya terus mencari info, berita, dan sharing dengan teman-teman seperjuangan, apalagi tahun 2022 anak-anak harus PTM semua. Wah, ini tidak bisa dibiarkan tanpa pagar, kesehatan anak-anak nomor satu. Karena kondisi PTM di saat pandemi seperti kita sedang membuka pintu melalui anak-anak, di mana sewaktu-waktu virus akan menyerang lewat pintu yang terbuka itu. Kebayang gak sih?

Dulu, awal pandemi kita melepas suami atau diri kita sendiri ke publik saja rasanya sudah seperti menghadapi perang, gimana ini anak-anak? Anak-anak usia mulai 6 tahun! Maka saya memutuskan untuk memvaksin Abang Pendar (7 tahun), tentu saja dalam kondisi yang benar-benar fit.

Tapi dilalah atau kebetulan, Abang Pendar kena flu. Proses kena flu ini saya kecolongan banget deh, jadi pindah ke tempat baru, karena senangnya anak saya itu main ke luar selama 3 hari berturut tanpa memakai masker. Padahal sebelumnya di Depok, selain jarang ke luar, mau ke warung saja wajib masker. Huhuhu, saya khilaf karena sedang sibuk-sibuknya ngurus rumah.

Mempersiapkan Anak Vaksin Covid 19


Akhirnya Abang Pendar tidak bisa mengikuti vaksin Covid 19 di sekolah, saya lapor gurunya. Dikabari kalau anak saya akan mendapat vaksin susulan, tapi belum dipastikan lokasinya di mana. Pihak sekolah akan mencarikan, akhirnya dapat lokasi yang bisa memvaksin bagi anak-anak yang tertinggal. Sayangnya, Abang Pendar masih pilek, gagal lagi deh!

Supaya cepat sehat, saya memberikan asupan Abang Pendar kaya protein seperti sup ayam, sayur bayam, ikan goreng, tidak lupa vitamin C, madu, dan banyak istirahat. Alhamdullilah, anaknya nurut, termasuk tidak ke luar rumah untuk main. Benar-benar fokus mempersiapkan diri untuk sehat agar bisa divaksin Covid 19.

Lima hari kemudian Abang Pendar sehat, tidak pilek lagi, dan siap divaksin. Gurunya memberitahu agar anak saya divaksin di SD yang tidak jauh dari lokasi sekolahnya atau di puskesmas terdekat. Akhirnya suami memilih di puskesmas terdekat, karena selain dekat, di puskesmas lebih sepi ketimbang di sekolah.

Tanpa antrian panjang (katanya), karena saya tidak ikut mengantar tapi menjaga Binar di rumah, selesai juga Abang Pendar divaksin. Alhamdullilah, Abang Pendar tidak menangis, padahal hari-hari menunggu siap divaksin, dia ketakutan dan menolak divaksin, hehehe. Takut jarumnya besar, karena trauma divaksin di sekolah dua suntikan sekaligus. Padahal pengalaman divaksin di dokter, Abang Pendar biasa saja dan berani loh.

Tapi hati saya sudah lega deh, karena Abang Pendar akhirnya sudah divaksin, gurunya mengijinkan satu hari setelah divaksin libur sekolah. Setelah itu tentu saja masuk sekolah secara PTM, doakan ya Abang Pendar dan semua anak-anak yang PTM diberikan kesehatan, dijauhkan dari virus Covid 19. Aamiin.

You May Also Like

6 komentar

  1. Aku seneng banget mba pas vaksin utk anak 6-12 tahun ini akhirnya keluar. Krn aku memang udah berharap banget anak2 divaksin. Malah ga sabar. Buatku vaksin itu salah satu bentuk usaha utk proteksi di masa pandemi gini. Makanya pas udh kluar, ga pake pikir lama deh, LGS daftarin anak. Tinggal si bungsu nih yg hrs nunggu February pas umur nya genap 6 tahun.

    Alasanku kenapa sampe skr juga ga traveling kemana2, yg pakai pesawat atau kendaraan umum maksudnya, itu Krn anak2 blm vaksin. Ga mau ambil resiko. Tapi kalo mereka udh lengkap nanti, aku ga masalah utk mulai nyusun plan ke Medan setidaknya, ngeliat ortu di sana. Tapi harus setelah anak2 lengkap vaksinnya.

    ReplyDelete
  2. Aku ini jujur masih ragu buat ngizinin anakku vaksin di sekolah, meskipun sekolah udah tatap muka full.. semoga sehat2 semua ya mbak...

    ReplyDelete
  3. wah semoga yang terbaik ya, karena memang kasus anak ini juga riskan, semoga segera berlalu ini wabahnya :)

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah anak2 aku juga udah vaksin dan senang bisa mulai sekolah offline lagi, alhamdulillah

    ReplyDelete
  5. Amin. Kalau Keponakanku baru isi formulir dan surat pernyataan orang tua. Belum tahu nih kapan vaksinnya. Nunggu informasi lagi. Kali aja minta ditunggui

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah.. mudah2an aman sehat sehat ya anak-anak mbak. anakku yang masih TK juga pengen ikutan divaksin lho ini, wkwk

    ReplyDelete