Thursday

Hunian Impian yang Kaya Sumber Air dan Ruang Hijau

 

Bercerita tentang hunian, selalu mengingatkan saya akan perjalanan mencari rumah impian yang tidak mudah. Menuju 17 tahun usia pernikahan saya dan suami pada bulan Februari besok, saya akan sedikit bermemori dengan perjalanan tersebut. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari cerita ini ya, atau setidaknya menjadi bacaan ringan yang menarik, hehehe.


hunian impian


Awal menikah saya diajak suami tinggal di sebuah rumah kontrakan petakan, tapi masih bersyukur karena area kami ngontrak masih memiliki air bersih dan ruang hijau. Rumah kontrakan juga pada masa itu hanya ada 10 rumah di lahan yang cukup luas dan ditumbuhi banyak pohon, sehingga saya tidak merasakan bersempit-sempit ria seperti kontrakan petakan kebanyakan.

Karena jujur, saya tidak terbiasa dengan rumah yang berhimpitan, tidak memiliki ruang hijau seperti halaman dengan pohon yang rindang. Namun meski cukup nyaman, ketika anggota keluarga bertambah alias lahir anak-anak kami, tidak mungkin kami bertahan di rumah petakan. Kami pun hijrah ke perumahan,

Untuk mencari rumah di sekitar area rumah kontrakan kami, tidak ada lagi harga yang murah atau sesuai budget. Akhirnya setelah berkeliling mencari rumah yang bagaikan mencari jodoh, dapatlah kami hunian dengan halaman yang cukup luas, kondisi lingkungan yang cukup nyaman. Ada area fasilitas umum berupa taman dengan pohon mangga, jambu, alpukat, yang rindang.

Tapi ternyata hunian itu tidak sepenuhnya sesuai impian kami, kenapa?

Pentingnya Hunian dengan Air Bersih dan Melimpah

Setelah menempati rumah tersebut, baru kami tahu kalau airnya tidak bisa dikonsumsi. Meski tidak bau, tidak berwarna, tapi airnya tidak layak untuk diminum karena katanya mengandung besi. Dududu, ambyar deh rasanya karena kami terbiasa dengan air  tanah yang layak dikonsumsi dan berlimpah.

Meski air minum bisa beli, tapi buat kami penting sekali tinggal di lingkungan yang memiliki air tanah bagus, berlimpah. Pernah loh saat  musim kemarau mengalami kekeringan yang parah, padahal dulu saat kami mengontrak di petakan tidak pernah mengalami kekeringan. Sungguh, kekurangan air itu sangat tidak nyaman.

Terlebih kami memiliki batita yang memang  butuh air bersih, jadilah tragedi kekeringan selama sebulan itu membuat kami harus mengangkat air untuk di bawa ke rumah. Bisa dibayangkan, pulang kerja malam dalam kondisi capek, harus mengasuh anak batita juga, masih harus mengangkat air untuk mandi, dan lain-lain.

Gara-gara pengalaman kekeringan itu membuat saya trauma kalau musim kemarau, dan akhirnya kami memutuskan untuk memperdalam mata air agar tidak lagi mengalami kekeringan ketika musim kemarau. Tapi ternyata ini memberi efek yang tidak bagus ketika musim hujan, entah mengapa air jadi melimpah tapi keruh. Selain keruh, kadang terbawa pasir-pasir yang membuat kami harus mengendapkan air sebelum dipakai.

Benar-benar masalah air menjadi beban kami saat itu, dan menjadi catatan penting ketika mencari hunian. Tidak sekedar memiliki lahan luas dan hijau, tapi juga perhatikan masalah air yang sangat penting bagi kehidupan. Karena kondisi air yang bermasalah seperti yang saya alami dulu, akan membuat semuanya runyam dan tidak nyaman.

Hunian yang Menjadi Impian

Lalu seperti apa sih hunian yang benar-benar sesuai impian? Kalau ini versi saya dan suami ya, tapi pasti kalian juga setuju dong. Hunian yang memiliki lingkungan hijau sehingga terasa teduh, dan masih memiliki udara yang sehat, tapi tetap strategis. Bukan berarti lingkungan hijau, lalu lokasi terpencil karena sebagai keluarga dengan usia produktif, memilik anak-anak, butuh sekali lokasi strategis.


Residence Singhamerta


Stategis bisa menuju area publik dengan mudah dan cepat, seperti menuju tempat belanja, kampus mau pun sekolah yang bagus, rumah sakit, kantor, stasiun, jalan tol, dan fasilitas lainnya. Juga yang tidak kalah penting memiliki sumber air yang bagus, yang tidak perlu cemas jika musim kemarau mau pun musim hujan.

Rasanya hunian seperti itu membuat kami  tidak akan letih lagi mencari hunian baru, sangat tepat untuk dihuni hingga hari tua nanti. Dan, ternyata hunian impian kami ini bisa terwujud di Singhamerta Residence. Kalian yang juga pejuang seperti saya dan suami, yaitu  mencari hunian yang kaya sumber air dan ruang hijau bisa langsung kepoin Singhamerta City deh.

Singhamerta City merupakan hunian yang cukup indah menurut saya, terletak di Malang Raya yang membuat pemadangan gunung Kawi terpampang nyata. Sudah pasti kaya akan sumber air alami, apalagi di perumahan Malang ini memiliki 50% green area yang membuat udara semakin sehat. Juga tersedia jogging track, play ground, dan taman keluarga.

Pengembangannya memang menyatukan teknologi, kekayaan alam, dan warisan Kerajaan Singhari. Makanya diberi nama Singhamerta, ‘Singha’ diambil dari nama kerajaan dan ‘merta’ berarti air. Perumahan ini sudah tentu dekat dengan fasilitas publik seperti yang saya impikan di atas. Jadi beneran cocok deh Singhamerta Residence dijadikan hunian impian keluarga. Harganya pun masih tergolong terjangkau dengan kisaran harga mulai drai Rp 495.000 – Rp 1.091.750.000, tinggal sesuaikan dengan budget yang kita miliki.


2 comments:

  1. Harganya terjangkau banget ya mbak, semoga kita dimudahkan untuk mendapatkan hunian keren seperti ini.

    ReplyDelete
  2. Singhamerta City hunian idaman deh kalau cari rumah emang mikir lama nih soalnya demi kenyamanan sekeluarga

    ReplyDelete