Ternyata meski jaman
sudah maju, pengetahuan manusia semakin berkembang pesat, masih banyak orangtua
yang kontra dengan vaksin. Sehingga mereka tidak memberikan vaksin kepada
anaknya dengan beragam alasan tertentu, padahal vaksin anak itu sangat penting
sekali.
Bahkan karena
pentingnya anak untuk mendapat hak vaksin, jika ada orangtua yang tidak
melakukan vaksin dapat terjerat undang-undang Perlindungan Anak Tahun 2002
Tentang hak dan kewajiban anak pasal 8 yang berbunyi: Setiap anak berhak
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik,
mental, spiritual, dan sosial. Dan, vaksin termasuk hak anak dalam memperoleh
pelayan kesehatan.
Memang mengapa anak
harus divaksin?
Kenapa Harus
Vaksin?
Pertanyaan ini mungkin masih dimiliki oleh banyak orangtua yang belum memahami betapa pentingnya vaksin untuk anak. Untuk itu saya akan mengulas hasil webinar kemarin, tanggal 30 April 2021 yang diselenggaran oleh Kenapa Harus Vaksin dan The Asian Parent dengan tema 101 Vaksinasi: KUPAS TUNTAS VAKSINASI ANAK dengan narasumber dr Atilla Dewanti Sp.A(K) – dokter Spesialis Anak.
Webinar yang diadakan dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia yang dirayakan setiap tahunnya di minggu terakhir bulan April. Perayaan Pekan Imunisasi Dunia 2021 kali ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi di era COVID-19 dengan cara #LindungikuLindungimu.
Menarik sekali karena saat ini kita memang sedang menghadapi pandemi COVID 19, di mana kebutuhan akan vaksin menjadi sangat penting sekali tanpa kompromi, atau alasan menolak untuk tidak divaksin. Karena taruhannya nyawa loh, masa kita memilih untuk mempertaruhkan keselamatan jiwa kita atau keluarga hanya karena menolak vaksin dengan alasan yang tidak tepat.
Berikut
ini fakta mengapa kita harus vaksin:
1. Mencegah Kematian, 2-3 juta kematian dapat dicegah dengan imunisasi.
2. Mencegah Penyakit, Vaksin
dapat mencegah lebih dari 26 penyakit.
3. Mengurangi Resistency Antibiotic, Membantu membatasi atau
mengurangi terjadinya resistensi antibiotic karena dapat mencegah penyakit pada
tahap awal.
4. Menyelamatkan Orang, Meningkatkan cakupan imunisasi secara global
dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang setiap tahunnya.
Melihat fakta penting
mengapa kita harus vaksin, rasanya tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan
vaksin kepada keluarga, terutama vaksin balita atau anak-anak. Karena sistem imun tubuh anak-anak
masih sangat terbatas, butuh perlindungan, terlebih saat ini kondisi Pandemi
COVID 19. Agar para orangtua memahami pentingnya vaksin untuk anak-anak, mari
baca alasan mengapa Si Kecil harus divaksin.
5
Alasan Kenapa Si Kecil Harus Divaksinasi:
1. Sistem imun tubuh Si
Kecil yang belum sempurna, oleh karena itu membutuhkan vaksinasi agar di
kemudian hari dapat melawan kuman yang akan masuk ke dalam tubuhnya.
2.Vaksinasi dapat
memperkuat sistem imun Si Kecil.
3. Vaksinasi dapat
menghindarkan Si Kecil tertular penyakit yang membahayakan.
4. Vaksinasi tidak
hanya melindungi Si Kecil tapi juga semua orang di sekitarnya.
5. Melakukan imunisasi
berarti menghemat waktu dan biaya.
Kasian kan, jika Si
Kecil tidak mendapat vaksinasi karena memang sistem kekebalan tubuhnya masih
belum sempurna. Pokoknya sih, menurut saya sebagai seorang ibu empat orang
anak, imunisasi atau vaksinasi itu mutlak harus kita berikan pada Si Kecil.
Apalagi dengan imunisasi kita juga bisa melindungi orag lain di sekitar kita
yang disebut dengan Herd Immunity atau kekebalan Kelompok.
Menciptakan
Herd Immunity dengan Meningkatkan Cakupan Imunisasi
Dalam acara webinar ini
dr Atilla juga menjelaskan tentang konsep herd immunity atau kekebalan kelompok
dengan cara meningkatkan imunisasi:
- Konsep herd immunity
atau kekebalan kelompok dalam konteks imunisasi adalah konsep yang biasa
digunakan dan bukanlah hanya sebatas teori.
- Kebalnya sebagian
besar sasaran suatu populasi melalui imunisasi, secara tidak langsung akan
turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya, sehingga bila ada
satu atau sejumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di
masyarakat maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat dan Kejadian
Luar Biasa (KLB) atau wabah dapat dicegah.
- Kekebalan kelompok
ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan
merata di seluruh wilayah.
- Upaya pencegahan
penyakit (melalui imunisasi), sejatinya akan jauh lebih hemat biaya, bila
dibandingkan dengan upaya pengobatan.
101 Vaksinasi
Anak
Yuk, Kenali Warna Pada Jadwal Imunisasi Anak
Setelah memahami pentingnya Imunisasi pada anak, maka orangtua juga harus bisa membaca jadwal vaksin. dr Atilla Menjelaskan cara membaca jadwal vaksin dengan mempelajari warna yang ada bagian bagian jadwal vaksin. Karena warna-warna tersebut memiliki arti yang berbeda, seperti wana kuning muda atau catch up yang berarti waktu untuk mengejar imunisasi atau vaksin yang tertinggal. Warna pink atau booster adalah vaksin ulang, contohnya seperti vaksin DPT yang diberikan di usia 2, 3, hingga 4 bulan, maka harus diulang lagi atau booster pada usia 18 bulan.
“Vaksinasi pada anak
dapat hilang seiring usianya, karena itu diperlukan booster agar imunitas anak
tetap terlindungi, “dr Atilla.
Serius, saya baru tahu
kalau beberapa vaksinasi yang pernah kita berikan pada Si Kecil itu akan hilang
seiring dengan usianya. Saya pikir dan mungkin banyak Ibu-Ibu yang minim
pengetahuan tentang vaksinasi seperti saya, akan mengira bahwa imunisasi dasar
saja sudah cukup melindungi anak untuk selamanya. Duh, jadi ingat anak saya
yang belum dibooster vaksin DPT.
Sementara warna kuning
yang ada pada jadwal imunisasi merupakan tanda daerah endemis. Nah, ini seperti
kondisi saat ini di mana sedang dilanda pandemi COVID 19 yang belum diketahui
sampai kapan akan berakhir. Untuk menjaga anak-anak bisa dilakukan vaksinasi JE
(program vaksin Japanese Encephalitis) sesuai dengan jadwal yang diberi warna
pink. Vaksin JE ini terbukti efektif untuk mencegah dan menurunkan angka
penularan penyakit.
Apa Saja yang Perlu Ditanyakan Pada Dokter
Ketika Vaksinasi Anak di Masa Pandemi?
dr Atilla menganjurkan
jika kita sedang imunisasi anak untuk banyak bertanya pada dokter atau tenaga
medis yang menangani vaksinasi anak. Tanyakan secara aktif tentang jadwal
imunisas, apalagi saat ini sedang pandemi perlu sekali menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan pandemi. Memang apa saja sih yang biasanya ditanyakan terkait
vaksinasi anak terutama saat pandemi?
1. Apa yang terjadi bila bayi anak balita tidak mendapatkan vaksinasi lengkap?
Banyak penelitian
di berbagai negara membuktikan bahwa bayi dan balita yang tidak diimunisasi
lengkap tidak mempunyai kekebalan. Mereka mudah tertular penyakit tersebut,
akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas,
terjadi wabah, menyebabkan banyak cacat dan kematian.
Contoh : Wabah difteri tahun 2017: Terjadi
wabah difteri yang cukup masif, dengan temuan yang cukup mengkhawatirkan. Cakupan
imunisasi yang rendah untuk vaksinasi DTP antara usia 2 – 6 tahun hanya 75.6%.
2. Dari kasus wabah difteri yang dilaporkan tahun 2017, 66% tidak pernah
mendapatkan vaksinasi DTP. 2. Sementara pada kasus lainnya, 31% tidak lengkap
status vaksinasi DTP nya. 2
Ditambah saat ini
sedang pandemi, wabah penyakit yang mengintai saat pandemi akan sulit untuk
ditangani. Kebayang tidak jika vaksinasi anak-anak tidak lengkap, atau sama
sekali tidak divaksinasi karena orangtua kontra?
2. Bagaimana bila imunisasi terlambat atau tidak
teratur?
- Segera
lanjutkan imunisasi yang tertunda sesuai jadwal
- Bila status
imunisasi ragu atau lupa, dianggap belum pernah dan vaksinasi tetap diberikan.
- Interval vaksin
tetap/tidak berubah.
- Tidak ada bukti
pemberian vaksin akan merugikan penerima yang sudah imun
3. Kapan anak tidak boleh divaksinasi ?
- Anak dengan keganasan (kanker ) atau sedang
menjalani kemoterapi
- Anak yang sedang mengkonsumsi obat-obatan immunosupresi
- Anak dengan riwayat alergi berat pada
pemberian vaksinasi yang sama pada dosis sebelumnya
4. Jika anak sakit bolehkah divaksin?
Anak sakit dengan
gejala ringan tetap dapat diberikan vaksinasi walaupun sedang menderita :
-
Demam sub febris
-
Gejala salesma
(batuk, pilek)
-
Diare
Karena vaksinasi
tidak akan membuat penyakit anak bertambah parah, anak yang sedang minum
antibiotic boleh melakukan vaksinasi.
Kalau sudah
mengetahui apa saja yang akan ditanyakan, dan mendapat info penting jadi lebih
paham lagi tentang vaksinasi. Namun banyak Ibu yang cemas akan efek samping
vaksinasi, seperti tiba-tiba anak jadi demam. Ini masih wajar kok, dan selain
demam ada masih ada lagi efek samping vaksinasi yang perlu Ibu Ketahui.
Apa Saja Efek Samping Dari Vaksin?
1. Mengapa timbul demam setelah imunisasi?
Demam setelah
vaksinasi merupakan reaksi normal. Karena gejala demam menunjukan bahwa vaksin
sedang bekerja di dalam tubuh dalam membentuk antibodi. Pada umumnya reaksi ini
akan menghilang dalam 24-36 Jam, selain parasetamol, pemberian ASI dapat
menurunkan kejadian demam paska vaksin
Vaksin dengan resiko demam tinggi : DTwP, Campak
2. Apa boleh memberikan lebih dari satu vaksin
dalam waktu bersamaan?
Semua vaksin
tanpa terkecuali dapat diberikan berbarengan. Imunisasi dilakukan di bagian
tubuh yang berbeda (misalnya paha / lengan kiri dan kanan), menggunakan alat
suntik yang berlainan.
Bila tidak diberikan bersamaan :
-
Jarak diantara 2
injeksi vaksin hidup yang dilemahkan adalah 28 hari
-
Vaksin mati tidak ada jarak khusus
3. Kapan bayi prematur dapat diberikan vaksin?
Vaksinasi
sebaiknya diberikan sesudah bayi prematur berumur 2 bulan atau berat badan
sudah > 2000 gram, dan jadwal vaksinasi sesuai dengan jadwal vaksinasi IDAI.
Jadi tidak perlu
maju mundur cantik ya buat vaksin Si Kecil ketika sedang pilek atau batuk,
karena dr Atilla selaku dokter anak yang mengatakan agar orangtua tidak perlu
khawatir vaksinasi anak saat anak sedang batuk, pilek, diare, dan gejala demam
vasca vaksinasi itu wajar.
Tips Agar Si Kecil Nyaman Saat Vaksinasi
Proses vaksinasi
sering membuat Si Kecil rewel, dan menangis karena merasa tidak nyaman bertemu
orang asing. Padahal dengan kondisi tenang, vaksinasi dapat dilakukan dengan
lancar dan tidak terlalu menyakitkan. Untuk itu Ibu sebaiknya memberikan
sentuhan dan pelukan saat Si Kecil divaksinasi, karena dapat membuat:
-
Si Kecil merasa tenang dan nyaman
-
Membantu dokter
atau perawat mencapai area tubuh untuk disuntik
-
Mencegah Si Kecil
bergerak berlebihan saat disuntik
Tips Sebelum Membawa Si Kecil Imunisasi
1. Baca informasi
tentang vaksin yang diberikan dokter
2. Catat
pertanyaan atau keluhan yang akan disampaikan ke dokter
3. Jangan lupa
membawa buku vaksinasi anak
4. Bawa barang
mainan atau favorit Si Kecil untuk menemaninya selama imunisasi
5. Jelaskan pada
Si Kecil bahwa vaksin akan membuatnya lebih sehat
Apa tips yang
perlu diperhatikan terkait vaksinasi anak ke fasilitas layanan kesehatan saat
pandemi?
Apakah masa
pandemi ini membuat orangtua menunda vaksinasi Si Kecil? Saya akui nih, sempat
juga menunda karena takut terpapar COVID 19, padahal justru kondisi ini sangat
dibutuhkan vaksinasi anak yang lengkap. Supaya tidak khawatir lagi saat akan
imunisasi sebaiknya perhatikan hal berikut ini.
Siapakan kunjungan vaksinasi ke fasilitas
kesehatan dengan tetap menjaga protokol kesehatan :
1. Pastikan anak
dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan vaksinasi.
2. Batasi jumlah
pendamping saat kunjungan vaksinasi anak di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Selalu kenakan
masker & perhatikan etika batuk atau bersin.
4. Utamakan
kunjungan vaksinasi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memisahkan pasien
sehat dan sakit.
Tetap jaga jarak dana hiegienitas selama berada
di fasilitas kesehatan :
1. Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di
ruang tunggu.
2. Jika ruang
tunggu terlihat penuh, tunggu di mobil hingga tiba giliran vaksinasi.
3. Selalu cuci
tangan dengan benar selama & setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.
4. Setelah
vaksinasi dilakukan, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin
terjadi.
Sesampai kembali ke rumah, tetap jaga
kebersihan dengan tetap melakukan hal-hal berikut ini:
1. Setelah
kunjungan vaksinasi ke fasilitas pelayanan kesehatan, selalu ganti baju
pendamping dan anak.
2. Sebaiknya,
pendamping dewasa juga mandi & mengganti pakaian setelah kembali dari
fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Rendam &
cuci pakaian pendamping & anak yang digunakan saat kunjungan ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
Tapi bagaimana
jika beberapa vaksinasi sudah
tertinggal, sementara pandemi belum juga berlalu? Tenang, Catch-up Immunization atau Imunisasi
Kejar salah satu strategi yang
dianjurkan untuk meningkatkan cangkupan vaksinasi.
Apa sih yang di
maksud Dengan imunisasi kejar imunisasi ganda? Apakah hal ini aman?
Catch-up
immunization atau imunisasi kejar adalah upaya melanjutkan vaksinasi yang
tertunda pada individu yang memenuhi syarat (sesuai anjuran usia pada jadwal
imunisasi) 1
1. WHO
merekomendasikan untuk merencanakan imunisasi kejar sesegera mungkin 1
2. Melaksanakan imunisasi kejar bersamaan dengan
pelayanan kesehatan rutin sangat penting untuk kelanjutkan program imunisasi 1
3. Mengutamakan
pelaksanaan imunisasi kejar untuk Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) yang rentan wabah: campak, polio, difteri & yellow fever 2
Referensi: 1. WHO. Closing Immunization Gaps Caused by
COVID-19 (11 August 2020), 2. WHO. Guiding principles for immunization
activities during the COVID-19 pandemic (26 March 2020)
Multiple Injection atau Imunisasi Ganda direkomendasikan
oleh KEMENKES untuk dilakukan dalam pelanyanan imunisasi
1. Multiple
injection atau imunisasi ganda adalah pemberian lebih dari satu jenis imunisasi
dalam satu kali kunjungan yang bermanfaat untuk mempercepat perlindungan kepada
anak, meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke
fasilitas kesehatan berulang kali.
2. Pemberian
imunisasi ganda sudah terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek
samping atau KIPI pada anak.
3. Ketidaknyamanan
akibat rasa nyeri suntikan ketika diberikan imunisasi ganda hanya akan
dirasakan dalam waktu singkat
Penggunaan Vaksin
Kombinasi juga berperan dalam situasi pandemi seperti ini1
Apakah Vaksin Kombinasi1?
Gabungan beberapa
komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencegah lebih dari 1 jenis
penyakit.
Apa Keunggulan Vaksin Kombinasi1?
1. Berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi
2. Mengejar
peningkatan cakupan khusus nya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasi
nya
3. Mengurangi
biaya pengiriman & penyimpanan vaksin
4. Mengurangi
biaya kunjungan vaksinasi pasien
5. Menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program
pengenalan vaksin-vaksin baru
Apakah Peranan Vaksin Kombinasi Saat Pandemi?2
Vaksin kombinasi
berpotensi dapat mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua atau
pengasuh ke fasilitas kesehatan yang secara obyektif dapat mengurangi risiko
paparan infeksi juga.
Nah, apakah masih
kontra dan ragu untuk memberi vaksin pada Si Kecil? Kita sebagai orangtua wajib
memberikan hak anak untuk sehat, dan meski pun pandemi jangan sampai ragu untuk
imunisasi anak. Karena sekarang juga ada vaksin kombinasi untuk mengejar vaksin
untuk balita mau pun vaksin anak yang tertinggal. Segera ke dokter atau ke ke
fasilitas pelayanan kesehatan apabila sudah waktunya Si Kecil divaksin atau
jika Si Kecil belum divaksin. Terakhir saat saya ke dokter untuk vaksin booster
anak saya, dokter anak bilang untuk kondisi pandemi ini vaksin influenza bagus
dilakukan untuk anak-anak loh. Pokoknya jangan khawatir lagi karena vaksin
aman.
Untuk info vaksin
tambahan lainnya, atau info tentang vaksinasi bisa langsung ke instagram
@kenapaharusvaksin
vaksin melidungi diri ya, dan suatu bentuk ikthiar kita mencegah terkena penyakit
ReplyDeleteBuatku vaksin mah harga mati, ga bisa ditawar wajib utk anak. Makanya kalo ada temen yg anti vaksin, udh deh, ga usah ngomong, ga bakal aku dengerin juga soalnya. Baru bulan lalu aku vaksin lanjutan utk anakku mba. Itu jg sbnrnya telat, Krn hrsnya pas umur dia pas 5 thn. Tp ya sudahlah, telat 2 bulan, msh oke lgs aku vaksin. Ntr pertengahan may ini ada vaksin lanjutan yg lain juga. Hepatitis kalo ga salah.
ReplyDeleteAku ngeliat sendiri, pas aku msh SD kls 1, ada 1 org anak yg kakinya bengkok. Jalannya pincang. Aku pernah tanya ke mama, dan jawaban mama itu kemungkinan besar Krn ga divaksin polio. Mungkin Krn terekam banget di pikiran, aku ga mau ngeremehin akibat dr ga vaksin
Heran banget kalau ada orangtua yang bebel anti vaksin
ReplyDelete