Ada yang samaan dengan saya tidak, selama pandemi ini menyibukkan diri di rumah dengan berbagai hal yang bikin tidak bosan, salah satunya berkebun, hehehe. Tapi nih, karena tinggal di kota dan tanah mahal maka jangan bayangkan kebun luas seperti di desa atau pinggiran kota ya.
Sebenarnya sih pengen
punya kebun yang cukup luas, dan bisa dikelola bareng suami buat mengisi waktu dengan menanam tanaman
yang bisa dikonsumsi, bahasa kerennya ketahanan pangan. Tapi apa daya, kami
hanya punya halaman kecil yang lebih layak disebut teras. Sehingga kami mulai
menjadi bagian dari urban farming alias petani kota.
Tapi apa bisa menghasilkan
tanaman yang bermanfaat untuk ketahanan pangan dengan tanah di teras yang hanya
secuil sekuran 3x2 m?
Insaaallah bisa, meski awalnya saya juga tidak berharap
banyak, yang penting bisa mengisi waktu dan rumah terlihat hijau royo-royo.
Tentu saja proses tanam menanam ini dibantu suami yang punya tangan lebih
telaten dari saya, hehehe. Jadi apa saja kalau suami yang tanam akan tumbuh
dengan baik, sementara kalau saya butuh proses yang agak keras baru tumbuh
dengan subur.
Manfaatkan Lahan Sempit Rumah
Pertama mikir, tanaman
apa yang bisa ditanam di lahan sempit, tapi menghasilkan tidak sekedar tumbuh
hanya untuk membuat pekarangan tampak adem. Untuk tanaman hias, kami sudah
punya sih, lumayan juga ada yang kami jual waktu tanaman hias sedang hits. Nah
sekarang pengen yang bisa dikonsumsi gitu.
Tanaman
Untuk Lahan Sempit
Kebetulan seorang teman
memberi saya pohon cincau yang jenisnya kecil-kecil daunnya, dan merambat tidak
memakan lahan luas. Awalnya hanya bibit cincau kecil di kaleng cat, makin lama
jadi daunnya subur sehingga sampai beberapa kali kami mengolah daunnya jadi
cincau yang lezat. Dan, karena daunnya makin lebat, yang semula tumbuh di kaleng cat dan merembet di dinding
teras, kami perluas dengan dirambatkan
ke pohon jambu. Sehingga makin subur, tapi tetap tidak memakan tempat. Jadi
cocok banget, tanaman cincau ini untuk lahan sempit.
Tanaman berikutnya yang
kami tanam, ada pohon katuk. Pohon ini tumbuhnya lurus dan ramping, tapi
daunnya cukup lebat sekali. Kalau tidak salah saya sudah mengolahnya jadi sayur
bening katuk sebanyak 3-4 kali. Senengnya, daunnya lembut, lebar, dan hijau
banget, serta tidak langu. Mungkin karena sejak awal sering saya petik ya.
Di samping pohon katuk,
saya tanam pohon gingsen, pohon pepaya jepang. Nah, untuk pepaya Jepang ini
mudah banget nanamnya, begitu ditancapkan sudah pasti tumbuh. Selain gampang,
mudah tinggi dan subur, jadi kalau tidak rajin dipetik, bisa gondrong kebun
kita, hahaha. Karena suburnya sampai saya tawarkan ke tetangga, karena daun
pepaya jepang ini selain bisa dipecel, buat lalapan, ditumis juga enak loh.
Kalau daun ginseng
biasa saya olah untuk campuran mie rebus atau pecelan, rasanya kenyil dan
klenyit. Tapi khasiatnya banyak loh, salah satunya mencegah kanker, mencegah
penuaan dini, mencegah penyakit hati, dan banyak lagi. Tanaman ini juga tidak
butuh lahan luas, karena bisa ditanam dibawah pohon yang lebih tinggi.
Saya juga sedang
menanam cabe, daun bawang, lumayan kan kalau cabe sedang mahal, atau kalau mau
dadar telur dan butuh daun bawang, tingga petik. Rasanya jauh lebih nikmat
kalau tanaman menanam sendiri, mungkin karena proses menanamnya tanpa bahan
kimia. Tapi saya menggunakan pupuk alami, seperti dari cangkang telur, sisa
makanan yang dibuat kompos dulu. Biasa saya gali tanah di sekeliling tanaman,
lalu sisa nasi, sayur, atau sampah sayur dan kulit buah saya masukkan ke dalam
lubang galian tersebut, dan tutup deh.
Cara buat pupuk dari Cangkang Telur
Oya, selain tanaman di
atas saya juga menanam pohon pepaya loh, ini hanya untuk diambil daunnya sih
karena saya dan suami suka banget lalap daun pepaya, atau tumis daun pepaya.
Kalau untuk diambil daunnya saja, tidak perlu tanamannya jadi tinggi dan besar.
Jadi semacam kami buat jadi pendek agar
tetap cantik tumbuh di teras, tidak saingan dengan pohon jambu gitu.
Terus ada lagi tanaman
obat, namanya daun handalem atau daun merah. Dulu bibitnya saya dapat dari
sahabat saya, waktu anak saya masih satu. Manfaatnya buat obat ambiyen, konon
biar parah bisa disembuhkan. Pohonnya mudah dibibitkan, dan tidak memakan lahan
lebar juga loh.
Nah, lumayan banyak kan
tanaman di lahan teras yang hanya seupil itu. Sebenarnya saya ingin menanam
banyak lagi, seperti daun jeruk purut, karena saya ibu-ibu yang masak doyan
pakai daun jeruk, aromanya spesial menurut saya. Juga mau menanam pohon tomat, bayam,
dan banyak lagi yang bisa ditanam di lahan sempit. Mungkin nanti perlahan akan
diwujudkan ya.
Nah, bagaimana apakah
kalian tertarik juga untuk jadi bagian dari urban farming?
No comments:
Post a Comment