Solusi Keuangan Saat Pandemi
Rasanya hampir semua
orang mengeluhkan masalah keuangan atau masalah ekonomi saat pandemi ini,
karena imbas dari pandemi Covid 19 yang sudah berjalan setahun ini membuat
semua sektor perekonomian mengalami penurunan. Banyak tetangga, teman-teman
yang mengeluh karena mengalami pemotongan upah kerja, atau gaji.
Seperti yang dialami
tetangga yang suaminya bekerja di sebuah restoran besar yang berada di mall,
karena efek pandemi menyebabkan mall sepi, daya beli berkurang, dan karyawan
diberlakukan jam kerja work from home atau wfh, otomatis gajinya tidak sebesar
sebelum pandemi. Tapi mengalami pengurangain sebanyak 40%, kondisi ini menyebabkan beberapa kebutuhan
yang tidak terpenuhi seperti biasanya.
Padahal menurut cerita
tetangga saya, dia memiliki beberapa tagihan yang sedang berjalan. Karena
kondisi pandemi diluar dugaaan, maka membuat benar-benar bagai berada di ujung
tanduk. Tagihan berbaris rapi setiap bulannya, sementara pemasukan mundur
teratur. Hal-hal seperti ini pasti
banyak dialami masyarakat sekarang ini.
Sementara saya dan
suami yang memiliki usaha menjual buku online skala kecil, terkena imbas juga.
Daya beli masyarakat berkurang jauh, jika sebelumnya buku menjadi kebutuhan
yang penting untuk bacaan anak-anak. Maka karena pandemi buku-buku menjadi
kebutuhan nomor sekian, jadi kami harus pandai-pandai mencari jalan keluar agar
bisnis tetap berjalan,dan kebutuhan rumah tetap berjalan dengan baik.
Nah, ketika ada webinar
Ngopi Bareng Bang Amar dengan tema Bijak Merencanakan Keuangan yang
diselenggarakan bareng komunitas ISB, saya langsung daftar. Secara kondisi
pandemi, berubahan pemasukan, kalau kita tidak bijak mengatur keuangan maka
bukan mustahil akan mengalami nasib di ujung tanduk.
Mengudang pembicara
Aidil Akbar Madjid-Perencanan Keuangan Senior, membuat Ngopi Bareng Bang Amar
ini sangat menarik. Apalagi saya sudah beberapa kali pernah menghadiri acara
Bang Aidil, penjelasannya tentang keuangan sangat mudah dicerna, dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kali ini Bang Aidil
memberikan menjelaskan tentang bedanya keuangan keluarga dan keuangan usaha. Nah, ini yang sebenarnya masih rancu
buat saya dan suami karena kami kadang khilaf menyatukan keuangan keluarga dan
keuangan usaha, akibatnya memang terasa sekali. Kami jadi tidak tahu laba
bersih, kadang modal kehabisan, atau terpakai untuk kebutuhan keluarga, karena
keuangan keluarga tidak sehat.
Jika keuangan keluarga
sehat, dan benar dalam menggunakannya, maka keamanan keuangan usaha akan
terjaga. Tapi tentu saja keuangan usaha juga harus mencukupi segala hal yang
mencakup tentang usaha tersebut. Wah, pusing kan, hehehe. Punya usaha memang
harus pandai soal keuangan, tidak hanya sekedar pandai startegi pemasarannya.
Supaya tidak khilaf,
Bang Aidil memberi point-point antara keuangan keluarga dan keuangan usaha, dan
diharapkan kita harus tegas dalam menerapkannya. Tidak sekedar tahu, dan
menuliskan point-point tersebut. Untuk itu biar selaras terjaga dengan baik
keuangan keluarga dan keuangan usaha, maka perlu diketahui hal-hal berkut ini:
Keuangan
Keluarga:
1. Sehat sehat secara keuangan, dalam arti tidak memiliki hutang
melebihi penghasilan. Hutang maksimal jangan melebihi dari 30% gaji. Kalau pun
memiliki hutang, berhutang yang baik seperti kredit rumah, kredit kendaraan
yang bisa dimanfaatkan untuk disewakan, mau pun dipakai usaha lainnya, hutang
modal untuk dikelola sebagai usaha.
2. Bisa membedakan kebutuhan dan keinginan, sering banget kita tidak
bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Untuk bisa membedakannya,
ketika akan membeli sesuatu atau barang coba dipikirkan, jika tidak ada barang
tersebut apakah kita akan mengalami kesulitan?
Atau misalnya saat
pandemi ini, apakah penting membeli baju, sementara kita lebih banyak berkegiatan
di rumah? Dengan bisa membedakan kebutuhan dan keinginan, maka akan
meminimalisir pembelian barang-barang yang tidak perlu, yang hanya membuat
pengeluaran kita membengkak.
3. Menabung, ini wajib hukumnya, dan menabung harus didahulukan dari
kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan lainnya. Jadi menabung dulu, membayar
kewajiban-kewajiban, baru kemudian gaji atau uang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari, dan lain sebagainya.
4. Berinvestasi, setiap keluarga penting memiliki investasi seperti
rumah, tanah. Investasi ini untuk menjaga agar keuangan kita
stabil jika suatu saat membutuhkan modal atau dana besar.
5. Apabila punya usaha, keuangan terpisah. Nah, ini setelah point-point
di atas, maka jangan lupa untuk memisahkan uang usaha agar tidak terpakai.
Keuangan
Usaha:
1. Terpisah dari keuangan keluarga, seperti yang diulas di atas bahwa
keuangan usaha tidak boleh dicampur dengan keuangan keluarga. Gunakan rekening
yang berbeda, dan jangan lupa membuat sistem administrasi yang rapi.
2. Bisa menentukan biaya, ketika kita membuat usaha maka harus bisa
menentukan biaya untuk pembelian produk, ekpedisi, karyawan, listrik, dan lain
sebagianya.
3. Bisa menentukan harga jual, tentu saja ketika memiliki usaha kita
harus bisa menentukan harga jual agar tidak merugi, dan juga harga tetap sesuai
dengan pasaran yang berlaku.
4. Bisa membayar cicilan (bila ada), dalam usaha bisa jadi kita
memiliki pinjaman, atau kredit untuk keperluan usaha, dan ini jangan sampai
terlewat atau diabaikan agar usaha tetap berjalan.
5. Bisa mengatur cash flow keuangan, makanya seorang pembisnis meski
kecil-kecilan harus tetap paham mengelola keuangan.
Dan untuk mengetahui
semua keuangan kita sehat atau tidak perlu dilakukan financial check up yang
meliputi:
1. Hutang
2. Kekayaam bersih dan
Networth
3. Dana Darurat
4. Asuransi
5. Investasi
Ayo, sudahkah kalian
melakukan financial check up untuk ke lima point di atas? Hati-hati jangan
sampai terjadi hutang melebihi
penghasilan, kekayaan bersih ternyata tidak ada, dana darurat terpakai untuk
keinginan, asuransi belum ada, dan investasi nilainya lebih kecil dari
hutang-hutang yang dimiliki. Kalau hal ini terjadi, kata Bang Aidil berarti
kita dalam kondisi bangkrut.
Untuk itu sebagai
jaga-jaga mengelola keuangan kita, bisa menggunakan pedoman rumus mengatur
keuangan bulanan, yakni:
1. 10% kebaikan, bisa
untuk sedekah, membantu oranglain yang membutuhkan, dan lain sebagianya.
2. 20% masa depan,
alokasinya untuk tabungan, asuransi, dana darurat.
3. 30% cicilan,
membayar tagihan rumah, kendaraan, dan lain sebagainya.
4 40% kebutuhan, untuk
kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain.
Tapi namanya kehidupan
kita pasti akan memiliki hutang atau pun cicilan kredit, agar tidak terjerumus
dan menggiring kita pada kondisi
bangkrut atau pailit. Maka perhatikan hutang mana yang baik, dan hutang
mana yang buruk. Bang Aidil memberikan point-point hutang yang baik, dan hutang
yang harus kita waspadai atau hutang buruk.
Hutang Baik:
1. Hutang untuk pendidikan atau hutang untuk dana pendidikan yang
bermanfaat besar di masa depan.
2. Kredit rumah karena nilai properti selalu stabil dan mengalami
kenaikan.
3. Berinvestasi, tentu saja dengan memilih investasi yang tepat untuk
masa depan.
4. Modal usaha, meminjam modal untuk dikelola sebagai modal usaha atau
bisnis. Tentu saja harus waspada untuk meminjam modal di instansi yang tepat
dan aman.
Hutang
Buruk:
1. Kredit Card, karena kemudahannya untuk berbelanja membuat banyak
orang justru khilaf untuk membeli barang berdasarkan keinginan, dan menyebabkan
hutang bertumpuk.
2. Kredit barang-barang konsumsi, diantaranya kredit kendaraan
pribadi.
3. Kredit barang habis pakai, seperti pakaian, tas untuk bergaya.
Mengulas tentang
mengelola keuangan memang bikin mikir banyak ya, ternyata tanpa disadari sudah
melakukan hal-hal keliru. Tapi Alhamdullilah, sejak pandemi saya tidak lagi
konsumsi fashion karena seperti yang dikatakan Bang Aidil, fashion bukan
kebutuhan saat kita hanya banyak di rumah saja. Kalau saya sih setuju, kalau
kalian?
Tapi tentu saja kondisi
pandemi ini banyak orang yang ingin membuka usaha karena peluang usaha saat
pandemi cukup banyak, tapi hati-hati dalam hal meminjam modal usaha meski ini
merupakan hutang baik. Salah satunya yang harus diwaspadai dengan meruyaknya
pinjaman online.
Hati-hati
Pinjaman Online
Ketika akan meminjam
online hati-hati, dan perhatikan hal berikut ini:
1. Terpercaya
2. Reputable
3. Terdaftar di JK
4. Ada di Platform (Google Play)
5. Hati-hati pinjol
ilegal
Hal yang harus
dipertimbangkan ketika memilih pinjaman:
1. Terpercaya &
reputable
2. Terdaftar di OJK
3. Limit relavite besar
4. Cicilan bisa panjang
5. Jaminan
6. Bunga kompetitive
7. Aplikasi (online) di
platform (google playstore/ios)
Nah, untuk pinjaman
online ini bisa menjadi solusi keuangan saat ini, dimana kita akan mengunakan
sebagai modal usaha. Tapi jangan lupa untuk memperhatikan point-point di atas
yang sudah dijabarkan oleh Bang Aidil, salah satu pinjaman online yang aman
adalah Tunaiku.
Untuk lebih jelasnya
mengenai Tunaiku akan saya ulas. So, jangan lupa baca sampai tuntas ya!
Solusi Keuangan dengan Tunaiku
Dari webinar Ngopi
Bareng Amar ini diinfokan bahwa tingkat partisipasi perempuan Indonesia di
bidang kewirausahaan tertinggi di Asia Tenggara. Ini benar banget loh, bisa
kita lihat banyaknya para wanita, terutama ibu rumah tangga yang berbisnis
secara online, termasuk saya ini.
Hanya masih banyak juga
yang maju-mundur cantik karena berbagai alasan, diantaranya kurang percaya
diri, bingung harus memulai dari mana, dan satu lagi yang tidak kalah penting
yakni terbatas atau tidak adanya modal. Seperti yang saya tulis di atas,
pinjaman online bisa menjadi solusi
keuangan di saat ini untuk modal membuka usaha. Ingat ya, jangan dibuat hutang
buruk seperti pinjam online buat beli barang konsumsi. Ini bakalan menuju
kebangkrutan loh!
Karena meruyaknya
pinjaman online yang tidak aman, maka Bank Amar memberikan solusi dengan
Tunaiku yang dalam webinar ini akan dijelaskan oleh Ghaida Nuris Tsara selaku Coordinatir Referral Program Tunaiku Amar Bank. Apa itu Tunaiku?
Tunaiku adalah platform pinjaman online tanpa agunan dari PT Bank Amar
Indonesia tbk, yang memberikan solusi financial bagi masyarakat yang kurang
terlayani atau belum dilayani Lembaga Keuangan Formal.
Keunggulan Tunaiku:
1. Limit
pinjaman cukup besar, yakni Rp 2.000.000- 20.000.000
2. Interest
bunga pinjaman 3-4% flat perbulannya
3. Jangka waktu
pinjaman mulai 6 hingga 20 bulan
4. Biaya administrasi
Rp 540.000 sudah termasuk ke cicilan bulanan
5. Hanya butuh
KTP, tanpa jaminan
6. Peminjam
mulai usia 21 tahun hingga 55 tahun
Tunaiku sudah
menyalurkan dana pinjaman sebesar lebih dari 4,7 triliun untuk membantu
kebutuhan produktif, diantaranya:
1. 140.000 customer
mernovasi rumah
2. 100.000 customer
modal usaha
3. 45.000 customer
biaya pendidikan
Tunaiku juga memberi
kesempatan bagi kalian untuk menghasilkan uang loh, caranya dengan gabung dalam
Referral Program. Apa itu Referral Program?
Program Referral adalah
bagian dari progra Tunaiku Amar Bank yang memberikan kesempatan untuk siapa
saja agar dapat menjadi pemberi referensi pinjaman Tunaiku.
Agen Referral Tunaiku
akan mendapat komisi setiap bulan sesuai dengan skema program Referral yang
diikuti. Selain mendapatkan komisi dari Tunaiku, agen Referral juga akan
memiliki banyak kenalan baru yaitu para nasabah dan anggota Referral lainnya.
Kewajiban
Agen Referral Tunaiku:
1. Menginformasikan
Tunaiku secara benar.
2. Membantu proses
pendaftaran nasabah jika diperlukan.
3. Tidak berbuat curang
atau menyalahgunakan status Referral
seperti: Mengambil ‘uang formulir’, mengatasnamakan Tunaiku, memberikan
informasi yang salah mengenai pembayaran, menghilangkan nama Tunaiku dari
proses Referral, mengatasnamakan nasabah yang tidak mengajukan aplikasi, dan
sebagainya.
4. Apabila Referral
memiliki Social Media dengan tujuan untuk mempromosikan kode Referralnya maka
format nama Social Media harus: ReferralTunaiku_kode referral.
5. Memberikan edukasi
kepada para nasabah terkait pengecekan status pinjaman secara benar.
6. Membantu
menginformasikan cara pembayaran cicilan dengan benar.
7. Membantu
mengingatkan pembayaran cicilan dengan kesadaran pribadi.
8. Referral BUKAN tim
marketing dari Tunaiku, melainkan para pemberi referensi yang terdaftar aktif
Ingin Gabung Referral Program Tunaiku?
So, buat kalian yang
mau gabung langsung menjadi Referral Program Tunaiku bisa langsung ke:
Email: admin-referral@amarbank.co.id
Website: https://partner.tunaiku.com
24 komentar
Antara keuangan keluarga dan keuangan usaha ini memang krusial ya Mbak Eni. Harus hati-hati banget dan tegas.
ReplyDeletePandemi memang bikin kita berbenah dalam hal kesehatan dan keuangan ya. Limit pinjaman Tunaiku besar juga ya mbak sekitar 2-20 juta.
ReplyDeleteSetuju apalagi seorang ibu, kita harus bisa mengekang keinginan. Jangan dulu foya foya sebelum kebutuhan terpenuhi ya...
ReplyDeleteKirain pembicaranya beneran namanya bang amar hehehe...
ReplyDeletePenting banget teliti sebelum pilih pinjaman online, ya
Baguuuus nih isi webinarnya. Cocok utk orang2 yg masih bingung gimana cara handle keuangan.
ReplyDeleteIntinya kalo ttg financial management , yg ptg harus disiplin, komitmen, dan niat kuat. Dari awal income masuk, ya itu hrs diatur pertama2 utk zakat, tabungan ato invest duluan. Baru kebutuhan lain. Jgn kebalik. Ato kalo ada hutang, duluin hutang.
Ada 1 temenku, posisi kerjanya dulu di atas aku. Tp ntah gimana terlibat hutang Ama pinjol ilegal pula. Semua kontak dia, abis dpt SMS cinta dr debt Coll, termasuk aku, Krn namaku ada di kontak hp dia. Ujung2nya ketahuan Ama HRd, dan jd kena warning letter. Krn kalo sampe itu debt Coll DTG ke bank tempat temenku kerja, dan bikin keributan, itu reputasi kantor juga keseret kan . Makanya hrd lgs tegas bgt soal gini.
Jgn sampe deh kalo berhutang Ama pinjol, pilih yg ilegal. Mending pilih yg udah diawasi oleh OJk kayak TUNAIku gini.
Dilema ya Mba, memang dengan kemudahan pinjol ini, dibutuhkan kebijakan super tinggi.
DeleteKeren deh kalau selalu dibarengi dengan acara-acara kayak gini.
Jadi lebih mengedukasi, agar masyarakat yang menggunakan jasa ini, bisa menggunakannya sebijak mungkin 😊
Seorang ibu memang kudu pinter mengelola keuangan.
ReplyDeleteJika terpaksa berhutang, harusnya yg hutang baik dan pilih tempat berhutang yg tidak menjerat. Tunaiku bisa dijadikan pilihan karena produk Bank yang terdaftar di IJK ya.
Seriusan ngeri kalau sampai berurusan ma pinjol ilegal. Saya sih belum pernag melakukan pinjaman. Tetapi, sempat jad kerepotan gara-gara pinjol. Untuk kita yang memang butuh berutang bener-bener harus bijak, ya. Jangan sampai menyusahkan diri sendiri dan orang lain
ReplyDeletemakasih sharingnya
ReplyDeleteDi UMKM, masalah keuangan juga mayoritas masih dicampur sama keuangan rumah tangga. Jadi kalau ditanya untungnya berapa, jawabannya "cukup untuk makan sehari-hari". Padahal harus di pisah, ya, seperti yang Mbak Eni bilang.
ReplyDeletesejak pandemi dana darurat jadi terpakai mba, ga tau gimana nanti gantiinnya hahaa yg penting jalan dulu aja, soalnya keluarga kami termasuk yang terdampak :(
ReplyDeletePengaturan keuangan yang detil dan teliti membuat kondisi keuangan bisa bagus dan tetap stabil.
ReplyDeleteJika membutuhkan suntikan dana segar, bisa mempercayakan pada lembaga keuangan yang sudah terjamin di OJK dan memiliki track record yang bagus.
Iya bahaya sih kalau menyatukan keuangan keluarga sama bisnis. Khawatirnya uang buat seolah nak kepakai dll. Kudu belajar ilmu gmn cara manajemen keuangan ini saat berbisnis supaya kita tahu beneran untung atau gak dr catatan pemasukan pengeluaran ya
ReplyDeleteKondisi pandemi seperi sekarang memang harus ekstra deh mikirin mana yang sesuai kebutuhan atau tidak. Termasuk cek perlu beli baju buat kondangan sementara kita lebih banyak di rumah :)
ReplyDeleteHutang buruk itu yaa yang bahaya. Godaan belanja mah ada Aja terus, ga bakal habis, apalagi kalau udah ada dorongan lifestyle.
ReplyDeleteNah pandemi ini tantangan keuangan tinggi juga karena banyak PHK maupun pemotongan gaji
Harus hati-hati ya pinjem uang melalui Pinjol dan harus sesuai kebutuhan juga. Kalo ga penting amat, ga usah pinjem
ReplyDeleteKalau mau pinjem uang bisa disesuaikan ya dengan kemampuan ya dan kalau mau pinjam dana harus banget yang sudah terdaftar OJK.
ReplyDeletebanyak sekali ya mba program yang sudah dilakukan Bank Amar melalui Tunaiku. Bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dan hal baik.
ReplyDeleteNamanya pasangan harus klop dan sejalan dalam urusan apapun terutama keuangan.
ReplyDeleteApalagi kalau punya usaha bersama. Hendaknya kita sama sama mengerti dan paham mana yang butuh dan cuma keinginan semata
pengaturan dan perencanaan keuangan itu memang penting, kita tentunya sudah no argue lah ya efek pandemi semua merasakan, skrg baru kepikiran kan betapa pentingnya yaa kalo aja kmrn2 kita punya pengaturan keuangan yang lebih baik.
ReplyDeleteMemang dari diri kita yang harus bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan ya mba. Jangan sampai terjebak pinjaman yang justru malah untuk kebutuhan konsumtif. Ntar pusing saat masa pengembalian tiba
ReplyDeleteBanyak usaha yang tutup, banyak juga yang kehilangan pekerjaan pada pandemi saat ini
ReplyDeleteMantap infonya, solusi bagi hanpir semua orang saat ini,
suka sama acara yang seperti ini, sayangnya kemarin kelewatan
ReplyDeletelagi belajar juga buat mengolah keuangan, apalagi kalau pematerinya handal kayak Aidil
Duh, ampuuun. Yg hutang buruk kayaknya perlu diatur2 lagi nih 😩😩
ReplyDelete