Masih ingat tidak
ketika dulu kita dihebohkan dengan hadirnya generasi milenial, rasanya generasi
milenial merupakan generasi teranyar yang banyak membuat para orangtua kita
berpikir untuk memahami pola pikir para generasi milenial ini. Nah, kini kita
sebagai orangtua memiliki anak-anak yang memasuki genersi Z atau bahasa gaulnya
anak-anak jaman now.
Kalau dulu orangtua kita yang pusing menghadapi generasi milenial, maka kini waktunya kita berpusing ria menghadapi generasi Z. Bagaimana pendidikan atau cara belajar yang cocok untuk para generasi Z yang kritis dan kreatif ini, agar potensi anak-anak generasi Z benar-benar maksimal.
Terlebih saat ini
adanya wabah Covid 19 yang sangat mempengaruhi sistem belajar anak-anak yang semua
offline jadi dilakukan serba online. Bukan main memang orangtua jaman now harus
banyak belajar agar bisa memahami gaya belajar generasi Z sehingga anak-anak
tidak tertinggal dalam hal pendidikan.
Kebetulan Sabtu kemarin
saya ikut webinar yang membahas tentang pendidikan era digital untuk anak-anak
generasi Z dengan para pembicara di bidang pendidikan yaitu:
Ibu Dya Loretta – Dosen dan Penulis
Ibu Sonya Sinyanyuri -
Kepala SMA PINTAR Lauzardi
Ibu Inayah Sri Wardhani
– Manager Sekolah Widya Wiyata
Serta perwakilan
orangtua dari generasi Z, Ibu Fiki Maulani yang juga merupakan ketua komunitas
Wajah Bunda Indonesia.
Webinar dengan tema
‘Jadi Parent Melek Digital Ala Gen Z’ membuat saya menyadari bahwa ternyata ada
beberapa hal yang keliru saya lakukan, maklum saya dan anak-anak saya beda
generasi, hehehe. Sebenarnyal ini tidak perlu dijadikan alasan ya, karena pasti
setiap generasi akan lahir generasi baru dengan berbagai perkembangan baru yang
semakin modern. Generasi sebelumnya mau tidak mau harus belajar memahami agar
tidak tertinggal, dan bisa mendampingi dengan baik. Setuju?
Gaya Belajar Generasi Z di Era Digital
Ini dia point pentingnya, sebagai orangtua kita sering ngomel tentang gaya belajar anak-anak karena dinilai tidak seperti kita dulu, misal dulu kita belajar dengan fokus pada buku fisik dan khusyu membaca. Maka anank-anak generasi Z ini akan terlihat santai dengan menggunakan gadget, terlebih di masa pandemi yang memang sekolah jadi sistem daring atau PJJ (Pelajaran Jarak Jauh).
Orangtua jadi bingung,
mau marah melihat anak mau gadget terus, tapi anak-anak saat ini dituntut untuk
belajar di gadget. Mereka harus bisa menguasai berbagai metode belajar yang
menggunakan gadget, misalnya seperti mengaplikasikan google drive, menggunakan
zoom, browsing materi belajar, dan lain sebagianya. Hal-hal seperti itu tentu
membuat anak intens menggunakan gadget, tidak mungkin sebentar-sebentar
melarang anak main gadget atau pun online.
Namun, tetap saja
sebagai orangtua kita harus mengawasi anak-anak dalam penggunaan gadget dan
online di internet setiap harinya. Agar
tidak salah dalam bertindak dan menyikapi, mari kita pahami dulu gaya belajar
anak genereasi Z ini.
Ibu Dya memaparkan
adanya 6 gaya belajar generasi Z yang perlu orangtua pahami:
1. Anak genarasi Z memiliki gaya belajar audio visiual
Sebenarnya anak-anak
memiliki gaya belajar audio, visual dan kinestatik. Pada anak-anak jaman now
gaya belajarnya perpaduan audio dan visiual, sehingga lebih mudah mengenal gambar, terutama gambar
yang bergerak dan memiliki suara seperti nonton youtube, nonton film atua
konser musik di televisi .
Makanya nih, kita
sebagai orangtua jangan kaku banget kasih nasehat ke anak kalau belajar harus
tertib, rapi, serius, dan fokus pada buku yang dibaca. Karena anak-anak generasi
Z tidak seperti generasi kita yang kalau belajar harus sepi, fokus, satu arah
yakni buku yang kita baca dengan khuyu, hehehe.
2. Bergantung pada tekhnologi digital dan streaming
Namanya juga hidup di
era digital, otomatis anak-anak terbiasa dengan teknologi digital, ditambah
kondisi pandemi yang menyebabkan sistem pembelajaran tergantung dengan
teknologi digital dan streaming. Tugas orangtua mengawasi agak anak-anak tidak
kebablasan di internet, karena bagaimana pun banyak hal-hal membahayakan di internet
yang belum boleh dikenalkan ke anak-anak.
3. Mudah menangkap
Jangan heran jika
anak-anak jaman now mudah sekali menangkap atau memahami sebuah pembahasan yang
mungkin sebagai orangtua, kita butuh berkali-kali menyimak untuk memahaminya.
Sehingga sebagai orangtua kita jangan mendikte anak, tapi lebih diajak diskusi
jika ada hal-hal yang ingin kita sampaikan.
4. Kritis
Di rumah dua anak saya
termasuk generasi Z, sementara dua lagi generasi Alpa. Dua anak yang generasi Z
ini sering sekali membuat kepala saya pusing, karena terkesan berani kepada
orangtua. Padahal memang seperti itu cara berpikir anak generasi Z, berani
mengemukakan pendapat yang diyakini dengan benar. Jadi menjadi orangtua
anak-anak generasi Z memang tidak boleh egois, harus mau mendengarkan.
5. Senang mencoba hal baru atau
berinovasi
Anak-anak generasi Z
itu cepat sekali tahu begitu mencoba sekali. Makanya tidak heran meski awalnya
tidak menguasai gadget dan internet dengan baik, begitu menjalani sekolah
sistem daring langsung mereka paham dan bahkan lebih pandai dari orangtuanya.
Karena itu orangtua anak-anak generasi Z wajib mau belajar agar tidak
tertinggal, dan tetap bisa mendampingi dengan baik.
6. Mudah mencerna arahan guru yang memposisikan diri sebagai teman
Apa yang dipaparkan Ibu
Dya ini betul banget, karena saya melihat anak saya lebih mudah menangkap
pelajaran dari guru yang memposisikan diri sebagai teman. Baik cara bicara,
cara menyampaikan pelajaran, ketimbang guru yang memposisikan dirinya sebagai
orang yang dituakan.
Menurut Ibu Inayah,
anak-anak sekarang juga sangat update dengan perkembangan teknologi, makanya
jangan heran kalau anak-anak sangat pintar secara otodidak mengaplikasikan
komputer, gadget, berbagai macam permainan atau game, info-info terkini di
internet. Mereka bahkan berperan sebagai boss for self, sehingga kita tidak
bisa mengatur anak-anak jaman now dengan disiplin-disiplin ala kita jaman dulu.
Nah, jadi paham kan
bagaimana kita memahami gaya belajar anak-anak generasi Z ini. Ternyata banyak
banget kekeliruan kita sebagai orangtua, dan juga mungkin sebagai guru. Kadang
kita terlalu kaku dan berpedoman pada jaman dulu, yang jelas-jelas beda
generasi beda situasi dan beda fasilitasi.
Tanpa memahami ini
kasian anak-anak generasi Z, mereka tidak bisa mengembangkan potensi mereka
secara maksimal karena terhambat dengan sistem pembelajaran, pola pikir, para
orangtua dan guru yang tidak menyadari gaya belajar generasi Z. Jadi mulai
sekarang pahami ya, Ibu atau Bapak yang memiliki anak-anak generasi Z, agar
anak-anak menjadi generasi bangsa yang hebat.
Selain itu tentu saja
harus bisa memilih sekolah yang mendukung gaya belajar generasi Z agar semakin
mendukung potensi yang dimiliki anak, salah satunya seperti SMA PINTAR
Lazuardi.
Mengenal SMA PINTAR Lazuardi dengan sistem blended learning
SMA PINTAR Lazuardi – Blended Learning High School beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group. Sekolah online, khusus untuk universitas dan SMA, di mana saat pandemi ini sangat dibutuhkan dan akan menjadi tren sekolah alternatif. Untuk menjadi murid di SMA PINTAR Lazuardi bisa dari wilayah mana pun, tidak seperti sekolah biasa yang tergantung dengan adanya bangunan sekolah.
Untuk kegiatan tatap
muka akan dilakukan seminggu sekali, dan fokusnya untuk pembentukan karakter
anak, pengembangan keterampilan sosial, coaching tentang karir, kegiatan
partikum, dan lain-lain. Untuk tatap muka ini dilakukan di home based yakni di
sekolah Lazuardi atau patner Lazuardi.
Tapi untuk anak-anak yang tingga l
di wilayah tidak ada home based, kegiatan tatap muka akan dilakukan dengan
program lain secara online.
Kurikulum yang dipakai
di SMA PINTAR Lazuardi adalah kurikulum Nasional yang diperkaya dengan konten
kurikulum dari beberapa negara dan
kurikulum keahlian, dan pembelajarannya didukung aplikasi bernama Pedagogical
Intelligence Architecture disingkat PINTAR yang dapat diakses di mana saja dan
kapan saja.
Keunggulan Aplikasi PINTAR
Multipart, materi yang disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksud agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.
Feedback System,
membuat murid bisa aktif berinterkasi dengan pengajar sehingga bisa saling
memberi dan menerim umpan balik untuk
efektivitas belajar. Sistem ini juga dapat mendokumentasikan portofolio yang
bisa diakses kapan saja dan di mana saja
Differentiated Learning,
Memungkinkan untuk memandu learning path yang akan dilalui murid dari urutan
materi yang memungkinkan murid melakukan tahap belajar yang berbeda.
Learning Path,
murid memiliki jalur sendiri yang sesuai dengan kemampuannya untuk mencapai tujuan
pembelajarannya
Multi-Friendly Content,
materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipaham oleh
peserta didik.
Gamification,
pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini
dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam aplikasi ini.
Saya sampaikan ini ke
anak saya yang masu masuk SMP dan SMA, kata mereka “Ini dia belajar yang asyik!”.
Nah, jadi memang sebagai orangtua kita mesti memahami gaya belajar generasi
anak kita ya, bukan menyesuaikan dengan jaman kita dulu, hehehe. Tidak bakal
nyambung.
Jadi gimana, Ibu dan
Bapak, apakah tertarik untuk mengetahui lebih banyak lagi SMA PINTAR Lazuardi?
Jika membutuhkan info lebih banyak lagi bisa langsung ke websitenya www.smapintarlazuardi.id atau bisa
juga ke instagramnya di @smapintarlazuardi
Semoga ke depannya para
orangtua yang memiliki anak generasi Z jadi semakin asyik dan mudah dalam
mendampingi mereka belajar.
Dengan memahami karakter anak.. makin mudah proses belajarnya ya.. jadi enak buat anak dan ibunya yang mendampingi anak belajar..
ReplyDeleteWah ternyata yang dimaksud blended learning itu kayak gini to. Menarik juga ya apalagi masih pandemi gini. Tentu pertemuan online menjadi pilihan banyak orang tua. Noted something new for me
ReplyDeleteaplikasi PINTAR memang memudahkan bagi orangtua generasi Z dalam membimbing anaknya belajar, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini, bener-bener terbantukan deh
ReplyDeleteaku juga banyak belajar nih mbaaa... soalnya di rumah ada generasi seru hehehe. btw, aku sekarang sedang diklat dan pakai metode blended learning
ReplyDeleteBeneran deh kalau kita memaksakan anak ikut gaya belajar kita dulu ya enggak bakalan nyambung. Memang kita orangtua yang mesti memahaminya.
ReplyDeleteWah tema bahasan yang bermanfaat ini. Terbayang jika belajar di SMA Pintar Lazuardi dengan konsep terkini pasti bikin anak belajar dengan happy!
Blended learning zaman gen Z ternyata seperti ini. Murid, guru dan orang tua mesti bisa mendukungnya. Memang deh gaya belajar anak2 kita terutama kini PJJ serba mengandalkan teknologi digital. Kalau ga punya internet dan aneka gadget, kasihan bisa tertinggal ya. Tfs...mamah Eni 😍
ReplyDeleteBlended learning nih solusi/jawaban akan kebutuhan pendidikan di masa pandemi juga ya Mba.
ReplyDeleteLebih mantab.
Aakk, sukaakk bgt ama konten webinarnya
sarat manfaat bangeettt!
Anak2 suka klo belajar online yg nggak kaku. Ada selipan gamesnya jadi jg nggak bosen ya mbaa
ReplyDeleteHarus kreatif jg pengajarnyaa
Bener, kita nggak bisa beralasan "kan beda generasi" dalam pengasuhan anak. karena kita mesti mendidik anak sesuai dengan jamannya. Jaman kita dan anakk lita sekarang berbeda, tantangannya juga beda.
ReplyDeleteAnak jaman sekarang memang mudah banget memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Biar belajat makin seneng dan nyaman, pendidikan atau pengenalan karakter emang penting banget. Dengan adanya aplikasi Pintar ini, kita sebagai orang tua semakin dimudahkan untuk membimbing anak belajar.
ReplyDeleteKeren banget sistem belajarnya sma pintar lazuardi... Ada aplikasinya pula...
ReplyDeletePunya anak generasi Z mau nggak mau orangtua harus update. Minimal taulah yang lagi hits saat ini, apalagi anak anak sekarang banyak belajar lewat gadget
ReplyDeleteAnakku beraeti emang generasi Z ya bubi soalna gaya belajarnya emang audio banget tp padu visual juga...makanya treatment ya beda juga dibandingkan dg gaya belajar mamaknya hehhee
ReplyDeleteWihhh ada terobosan sekolah setaraf SMA dengan gaya belajar online ya. Cocok untuk situasi saat ini ya mbak. Aplikasi nya juga ada, mempermudah siswa belajar dengan cara beda seperti sekolah umumnya
ReplyDeleteBener banget, yang saya rasakan itu, anak-anak sekarang tu cepet pinter untuk hal-hal berbau teknologi. Bener-bener melek digital mereka. Kita harus bisa mengimbangi, agar bisa mengawasi dan mengontrol mereka dalam memakai gadjet...
ReplyDeleteSepertinya sekolahan dengan blended learning akan booming di masa mendatang, start masa covid kyk gini.
ReplyDeleteJd anak gak melulu ke sekolah dan kita bisa lbh banyak bonding ma anak #imho, namun anak tetap bisa bersosialisasi dengan teman2nya ya.
Semoga nanti Lazuardi bikin jenjang SD SMP jg
Iya banget, cara Belajar generasi Z ini memang beda dari kita. Sangat tergantung teknologi ya. Tinggal ortunya deh yang gak boleh gaptek.
ReplyDeleteWah bener banget nih yang mak eni tulis diatas, gen Z nih emang hidup di era gadget yaaa.. jadi gaya belajar dan berpikirnya beda dengan generasi kita dulu yaaaa
ReplyDeleteWah saya jadi makin hilang galaunya nih kalau misal besok ga bisa masuk sekolah negeri
ReplyDeleteJadi ada pembanding untuk tetal stay safe di rumah tetapi tetap belajar
Sebenernya otak manusia sendiri lebih mudah mencerna gambar daripada tulisan. Jadi sistem pengajaran sekarang itu lebih mudah dipahami dan dicerna.
ReplyDeleteApalagi kalau dilengkapi gambar animasi, nangkepnya lebih cepet.
Seneng deh sekarang banyak sekolah yang nerapin sistem audio visual gini. Bisa dibilang pembaruan yang bawa dampak positif ke sistem pengajaran
Memang tipikal anak-anak jaman now udah beda dengan kita, mba. Saat ini daya tarik audio visual memang yang paling besar untuk mereka. Oleh karena itu tipikal belajarnya pun sudah tidak sama dengan jaman kita dulu hehehee... Bagus nih kalau pembelajarannya memasukkan unsur fun juga, jadinya belajar lebih menarik untuk anak-anak, enggak ngebosenin.
ReplyDeleteGenerasi Z, kritis dan kreatif!
ReplyDelete2 kata kunci ini kudu diCATAT.
Keren dan super bergizi sekali ya mba materi ini.
Mengedukasi kita sebagai orang tua, agar tak salah jalan memberikan dukungan buat pendidikan buah hati.