Suatu hari saya membaca status di media sosial yang menceritakan, bagaimana seorang anak kecil melakukan swab test dengan dipegangin kedua orangtuanya. Tenaga medis yang melakukan tugasnya sampai kesulitan kerena anak berusia sekitar 5 tahun itu menangis, dan memberotak keras. Akibat dari peristiwa itu membuat antrian bertambah panjang, karena jadi membutuhkan waktu lebih lama agar proses swab test berjalan dengan baik.
sumber foto: Unplash |
Memang jika melihat proses swab test yakni hidung dimasukkan alat swab test yang menyerupai cotton bud bertangkai panjang, diputar-putar hingga mencapai bagian belakang hidung untuk mengambil sampel lendir hidung, sebagai orang dewasa saja saya takut. Kadang membayangkan akan terasa lebih takut, ketimbang melakukan langsung atau menjalani prosesnya.
Makanya wajar saja kalau
anak-anak jadi takut, dan panik begitu diswab test. Menurut cerita teman saya
yang pernah diswab test karena prosedur kantormya, sebenarnya meski terasa
sakit tapi prosesnya sangat cepat sekali. Alat menyerupai cutton bud itu akan
masuk ke lubang hidung hanya sekitar 10 hingga 15 detik saja, dan tidak terlalu
terasa menyakitkan bila dilakukan dengan relaks.
Mungkin seorang anak
yang diceritakan dalam status di media sosial itu dalam keadaan tegang dan
panik, sehingga saat alat swab test memasuki lubang hidungnya terasa
menyakitkan sekali. Ditambah orang-orang disekelilingnya yang menunggu antria
swab test membuatnya tidak nyaman, semantara orangtua yang mendampinginya bisa
jadi ikut panik karena anak tersebut menimbulkan kehebohan.
Kasihan sebenarnya jika
Si Kecil sampai mengalami hal demikian, bisa jadi mengalami traumatik sehingga
ketika dibutuhkan untuk swab test kembali akan lebih sulit. Biasanya pengalaman
pertama yang tidak mengenakan, akan meninggalkan jejak ingatan yang tidak baik.
Sementara kondisi pandemi Covid 19 yang belum berakhir, kemungkinan swab test
akan dilakukan untuk kebutuhan tertentu, seperti perjalanan keluar kota, tidak
sengaja kontak dengan OTG (orang tanpa gejala), dan lain sebagainya.
Bagaimana Agar Anak
Tenang Saat Swab Test?
Salah satu tetangga
saya yang melakukan swab test sekeluarga, dimana anggota keluarga salah satunya
anak balita, mengaku Si kecil tidak begitu heboh ketika harus diswab test. Karena
sebelumnya sudah diberitahu, sehingga meski sedikit terkejut saat alat swab
test memasuki lubang hidungnya, tidak sampai membuatnya menangis dan
memberontak.
Mungkin beberapa tips
persiapan yang saya rangkum dari berbagai sumber ini, bisa membantu agar Si
Kecil tidak panik atau ketakutan ketika menjalani swab test:
1. Orangtua sebaiknya
memahami tentang swab test sehingga bisa menjelaskan prosedurnya dengan baik
kepada Si Kecil, misalnya menjelaskan alat swab test yang dimasukkan ke lubang
hidung tidak akan terasa sakit jika kita relaks, tarik nafas dalam-dalam
sebelum cotton bud panjang masuk ke lubang hidung, proses tes dilakukan hanya
10-15 detik saja.
2. Menjelaskan kepada
Si Kecil mengenai bahaya Covid 19, dan manfaat melakukan swab test.
3. Usahakan orangtua
menemani Si Kecil saat proses tes untuk kenyamanannya. Tapi karena beberapa
kebijakan rumah sakit atau labotarium ada yang tidak memperbolehkan orangtua
pendampingi, maka sebaiknya sebelum memutuskan tes di tempat tersebut, tanya
dulu prosedur swab test di sana.
4. Persiapkan atau
bawakan bekal makanan dan minuman, serta mainan dari rumah untuk menemani Si
Kecil selama menunggu antrian agar tidak bosan.
5. Jangan lupa saat
akan melukan tes Covid 19 menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer untuk
keamaan Si Kecil dan juga orangtua yang mendampingi.
6. Jangan paksa Si
Kecil ketika dalam kondisi benar-benar belum mau dites, karena kondisi tegang
akan membuatnya kesakitan dan mengalami traumatik. Sebaiknya lakukan swab test
saat Si Kecil benar-benar merasa nyaman, karena itu jangan bosan untuk
berulang-ulang memberi pemahaman proses tesnya kepada Si Kecil.
So, tetap jaga
kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat, dan menjalani protokol Covid 19
dengan tertib. Jika ternyata setelah diswab test positif Covid 19, jangan
panik. Karena rasa panik dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi imunitas
tubuh, sementara untuk melawan Virus Covid 19 dibutuhkan imunitas tubuh yang
bagus atau kuat.
Untuk itu bagi pasien
Covid 19 harus menjalani pola hidup sehat, seperti makan dan minum yang
bernutrisi, mengkonsumsi suplemen, berjemur matahari pagi, istirahat cukup, dan
isolasi mandiri jika hanya bergejala ringan. Namun jika mengalami sesak nafas,
segera memilih untuk dirawat di rumah sakit yang dirujuk untuk pasien Covid 19.
Semoga pandemi ini segera berlalu, aamiin.
Nah ini kapan hari ponakanku juga mau tes swab, karena mau ke luar kota.
ReplyDeleteTrus ibunya sempat panik.
Buibu jaman now kudu baca artikel ini niihhh
bener banget nih mba, informasi seperti ini sangat dibutuhkan sebagai upaya mempersiapkan si kecil untuk melakukau swab test covid-19
ReplyDeleteNgomong-ngomong anak kecil ditindak swab test itu memang menyedihkan. Apalagi akhirnya nangis dan berontak. Aku mempunyai pengalaman, anakku 6 tahun ditindah swab. Sebelum hari H, aku dah persiapkan dan dia juga sudah melihat bagaimana proses swab test. Kakaknya juga sudah terlebih dulu swab test, meski dia tidak lihat. Alhamdulillah semua proses berlangsung lancar.
ReplyDeleteAku malah deg-degan sendiri, pas lihat anakku diswab, anaknya tenang dan anteng ya. Kenapa aku malah yang suka deg-degan
Amin, semoga pandemi segera berakhir ya. Orang dewasa aja deg-degan pas mau tes apalagi anak-anak ya. Jadi ingat pernah lihat video anak positif Covid-19 dan dia dijemput sendiri tanpa orangtuanya
ReplyDeleteIya mbak bener harus dikasih tau dulu sebelumnya supaya gak kaget & gak drama. Dikasih edukasi sesuai pengertiannya dia aja ya. Sehat selalu untuk kita semua
ReplyDeleteDuh iya nih kasihan sama si kecil kalo pas test swab, kita aja orang dewasa masih deg2an dan khawatir, gimana dengan anak kecil ya Maak, huhuuu.
ReplyDeleteBeberapa kali lihat juga pada nangis, ada yang ngamuk, hiii. Benar banget tips di atas, sebisa mungkin yanng punya anak kecil cukup di rumah aja dulu sih kalo menurutku.
PR banget nih bagi ortu untuk memahamkan guna & proses SWAB test kepada anak. Jadi jauh-jauh haris, sebelum melakukan tes harus udah mulai menjelaskan kepada anak ya dan berulang-ulang. Nggak hanya sekali. Ya, teorinya demikian hehe, pas praktiknya kudu siap-siap dan banyak berdoa semoga anak nggak rewel saat dites.
ReplyDeleteso far mseki km rutin rapid dan swab anak2 kami blom pernah melakukan kedua tes itu mba.
ReplyDeletekmrn waktu ada rencana mau "nekat" touring ke Bali, pas tahu tetap harus rapid antigen anak2 pada mengkeret hahaha...
sebenarnya sdh km edukasi sih klo ga sakit, cuma geli dikit aja sama hahaha...
Perlu nih Mak adanya tulisan seperti ini, untuk mengedukasi para orang tua yang anaknya harus menjalani swab test.
ReplyDeleteDuh nggak kebayang deh anak kecil di swab, liat orang dewasa aja saya suka ngilu! Btw makasih sharingnya mbak, pasti bermanfaat nih terutama bagi orangtua yang anaknya akan di swab.
ReplyDeleteAda benda yang masuk ke hidung meskipun sebentar memang bikin gak nyaman. Apalagi bagi anak. Jadi memang harus lebih dipersiapkan
ReplyDeleteIya, jangan anak-anak, aku pun takut mba Eni buat dites hehe kebayang masuk hidung alatnya tapi banyak yang bilang nggak sakit ya..semoga kita semua sehat selalu ya
ReplyDeleteAku pernah diswab sekeluarga Maaak. Alhamdulillah hasilnya negatif. Walau udah berusaha rileks tapi pas alatnya masuk ke idung lumayang rada jiper juga hahaha... Adikku sampai berurai air mata dibuatnya. Sementara adikku yang udah punya anak bayi memilih menunda swab dulu karena ga tega anak 2 tahun harus diswab. So far masih sehat-sehat aj. Aaah semoga pandemi ini lekas usai ya
ReplyDeleteartikel yg sangat bermanfaat mbak
ReplyDeletepas banget untuk kondisi saat ini
kemarin temanku juga sedang mempersiapkan anaknya untuk tes swab
Saya yang udah gede gini, masih takut. Pas tanggal 8 Jan 21, kebetulan saya juga melakukannya, hidung dimasukin cutton bud gitu, kan aneh. Dan saya sampai berair matanya. Apalagi anak kecil ya, yang jadi orang tuanya harus ekstra sabar dan memberi pengertian dengan sangat tenang. Membuat anak senyaman mungkin biar gak berontak pas diswab.
ReplyDeleteKebayang betapa anak-anak bakalan enggak nyaman kalau SWAB Test ya...aku cuma ngelihat saja udah berasa ngilunya. Benar jika kita mesti terus taat pada protokol kesehatan apalagi jika masih ada anak kecil. Aku yang dua anak masih remaja masih was-was juga apalagi keduanya pengidap asma...duh, semoga kita semua dan anak-anak terutama sehat selalu dan terhindar dari virusnya
ReplyDeleteSangat membantu banget aku juga agak kuatir ngajak anak buat ikutan swap test seperti ini
ReplyDeleteKebayang sih kalau swab test anak-anak ini akan membuat petugas medis kewalahan karena yang dewasa pun kadang masih ada yang takut juga. Semoga kita selalu diberi kesehatan ya mbak Eni.
ReplyDeleteYa Allah..
ReplyDeleteJadi ingat kemarin Ibuku SWAB Test. Rasanya gak nyaman banget, katanya.
Kalau anak-anak, pasti semakin ketakutan lihat alatnya yang panjang dan menuju ke hidung juga rongga mulut.
Swab ini memang membutuhkan keberanian dan pengertian ya, gak hanya untuk anak anak, orang dewasa pun demikian, banyak yang takut, stay safe & healthy mba☺
ReplyDeleteKeren juga nih Mbak agar anak-anak tetap mau SWAB tanpa rasa tertekan. Apalagi anak-anak sering nangis dan ngamuk kalau lihat seragam itu medis. Semoga anak-anak kita sehat semua.
ReplyDeleteAku sudah disampaikan sama teman yang dokter kalau tesnya gapapa. Aman meskipun sogrok sogrok hidung. Aku hanya khawatir sama anakku yang batita. Semoga aman saja reaksinya dengan menerapkan langkah di atas
ReplyDeleteSaat kami sekeluarga hrs tes swab Krn mama meninggal Krn covid, itu aku udh wanti2 anakku utk siap mba. Aku ceritain trus kenapa kami harus melakukan itu, dan seperti apa nanti tes nya. Mereka ngerti, tp mungkin blm tau sesakit apa pas dimasukin alatnya. Aku udh bilang ini mungkin LBH sakit drpd suntik vaksin.
ReplyDeletePas hari H, buyaaar semua hahahahaha. Ttp aja nangis. Tp si Kaka nangisnya ga heboh, mungkin Krn udh gedean juga dia. Si adek yg hrs dipegangin. Kasian nya sampe trauma sih.. Alhamdulillah hasil anak2 dan asistenku negatif wkt itu. Hanya aku dan suami yg positif. Jd berkurang kekuatiran utk melakukan tes ulang kalo sampe mereka positif.
Tp setidaknya gara2 mereka tau sakitnya swab gimana, mereka jd LBH disiplin cuci tangan, pake masker, makan buah dan sayur, vitamin, saking takutnya di swab lagi :D
Turut betduka cita ya mba atas kepergian bundanya. Semoga mb dan keluarga dilindungi selaku olehNya. Swab memang untuk anak-anak menakutkan ya bayangan prosesnya
DeleteBisa kebayang sih gemana anak-anak kalo harus swab test... Kadang meski sudah dibriefing tetap harus didampingi dan dipegangin ya biar nggak berontak..
ReplyDeleteaku untung naik kereta anak-anak ga disuruh swab
ReplyDeletecuma swab itu ga enak huhu sakit hidung
\kebayang kalau anak2 yang digituin, kebayang yang pada sakit digituin terus huhu kasian :(
moga pandemi ilanggg