Banyak wanita yang
mengalami rasa kawatir ketika mengetahui dirinya hamil di usia 40 tahun. Tidak
hanya wanita itu sendiri, tetapi para tenaga medis pun memiliki rasa kawatir
ketika harus menangani wanita hamil di usia 40 tahun. Saya masih ingat betul, ketika akan memeriksakan kandungan saat
hamil anak ketiga, dimana ada seorang wanita berusia sekitar 40 tahun tengah
memeriksakan kehamilannya juga.
Kami satu ruangan, saya di periksa oleh seorang bidan muda, dan wanita itu diperiksa oleh seorang bidan berusia paruh baya. Terlihat wajah wanita itu pucat ketika dinyatakan positif, mungkin kehamilannya diluar dugaan dan keinginannya. Terlebih bidan yang tengah memeriksanya memberikan banyak sekali ultimatum yang membuatnya pias. Sungguh, saat itu saya pun merasakan apa yang dikatakan tenaga medis tersebut sangat tidak mengenakan. Meski memang hamil di usia 40 tahun cukup riskan. Mengapa riskan?
Resiko
Kehamilan di Usia Empat Puluh Tahun
Hamil ketika usia sudah
kepala empat memang memiliki beragam resiko yang membahayakan ibu hamil, dan
janinnya. Karena seiring bertambahnya usia maka jumlah dan kualitas sel telur
(oosit) akan menurun, biasanya memasuki usia 35 tahun kesuburan wanita akan
mengalami penurunan yang signifikan.
Diantaranya
resiko hamil di usia 40 tahun adalah:
1. Cacat Lahir,
kehamilan di usia rawan memiliki resiko tinggi melahirkan bayi yang mengalami
cacat lahir, seperti kelainan kromosom yang mengakibatkan down sindrom.
2. Kelahiran Prematur, bayi
lahir sebelum waktunya dan memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
3. Ibu akan lebih
tinggi mengalami resiko berbahaya, diantaranya terkena darah tinggi, diabetes, plasenta previa, hingga
preeklamsia.
4. Kelahiran Caecar, ibu hamil akan memiliki resiko
melahirkan secara caecar lebih tinggi.
Dan,banyak lagi resiko kehamilan
di usia 40 tahun yang membahayakan ibu dan bayi. Karena itu, ketika akhirnya
saya mengalami hamil di usia rawan tersebut, rasanya campur-aduk menguras
emosi.
Ketika
Tahu Saya Hamil di Usia Empat Puluh Tahun
Meski sudah berlalu hampir tiga tahun lalu, tapi rasanya masih sangat berbekas di hati dan ingatan. Sekitar Februari 2018, saya telat haid dan begitu saya ceck menggunakan testpack. Alamak, saya hamil lagi! Langsung saya browsing ke website kesehatan, parenting, salah satunya website The Asian Parent. Rasanya lemas membaca barisan-barisan kalimat yang menjabarkan resiko kehamilan di usia 40 tahun. Ketakutan seperti mencengkram kepala.
Saya takut bayi yang saya
lahirkan akan mengalami kecacatan, saya takut mengalami preeklamsia, saya juga
takut melahirkan dengan proses caesar. Sungguh, saya seperti anak kecil yang
ketakutan terhadap hantu. Tapi kemudian saya teringat pernah kehilangan seorang
anak, yakni anak ketiga saya. Saya tidak ingin terjadi lagi hanya karena cemas
dihantui ketakutan, mengakibatkan lalai menjaga kehamilan. Bagaimana pun
manusia harus berusaha, selebihnya tangan Allah SWT yang akan bekerja.
Maka setelah mengalami
terkejut sesaat, lalu dimulai dengan senyum, saya dan suami memutuskan untuk
segera konsultasi dokter kandungan yang sudah menangani kelahiran ketiga anak
kami, dokter Deddy. Dokter kandungan yang
memiliki wajah ramah itu menyambut dengan baik, dan menyakinkan kandungan saya
baik-baik. Bahkan dokter Deddy mendukung saya melahirkan normal dengan catatan,
tidak memiliki masalah kehamilan.
Wow! Semangat dong.
Saya yakinkan dalam diri bisa melewati masa kehamilan anak ke lima ini dengan
baik. Saya bayangkan akan lahir bayi yang sempurna, dan secantik atau setampan
kakak-kakaknya. Segala pikiran positif mulai saya bentuk di kepala, kehamilan
kali ini saya persiapkan dengan sebaik-baiknya bersama suami. Agar bisa
melewati kehamilan di usia 40 tahun dengan sehat, baik saya dan bayi yang akan
dilahirkan nanti.
Dan, melalui tulisan
ini akan saya ceritakan, bagaimana saya melewati masa-masa kehamilan saya di
usia 40 tahun. Masa-masa yang sungguh luarbiasa, menjadi perjalanan kehamilan
yang tidak akan saya lupakan, semoga bermanfaat bagi wanita yang sedang hamil
di usia 40 tahuan, maupun yang akan mempersiapkan kehamilan di usia rawan.
Rahasia
Tetap Sehat Hamil di Usia 40 Tahun
Saat awal periksa, kehamilan saya berusia 5 minggu. Menurut dokter Deddy,
kira-kira ukuran janin dalam rahim saya sekitar sebesar biji wijen. Namun merupakan
fase yang rawan karena organ-organ vitalnya sedang berkembang pesat, fase
penentu perkembangan janin hingga terlahir kelak. Salah satunya fase
perkembangan otak, jaringan syaraf, dan tulang belakang. Jadi bisa dibayangkan,
jika dalam fase ini ibu hamil tidak menjaga kandungannya secara baik? Terlebih
ibu hamil dengan usia rawan seperti
saya.
Maka begitu mengetahui
kandungan saya sehat, kondisi saya secara fisik dan psikis juga baik. Saya
mulai hari-hari mengandung anak kelima ini dengan semua hal yang positif, agar
tetap sehat hingga melahirkan:
1. Bahagia dan bersyukur, hal ini yang pertama sekali saya lakukan
begitu mengetahui hamil anak kelima. Meski sejujurnya seperti yang saya ulas di
atas, awalnya saya merasa cemas karena mengingat usia rawan, kehamilan kelima pula.
Namun untuk menjaga agar kehamilan saya baik-baik, saya harus sehat. Nah, sehat
itu lahir dari hati yang bahagia, lalu dari mana datangnya bahagia? Tentu saja
dengan mensyukuri semua yang ada pada saya, termasuk kehamilan ini. Wujud rasa
syukur dengan banyak beribadah kepadaNya.
2. Rutin periksa ke dokter Kandungan atau bidan yang membuat nyaman,
ini juga sangat penting untuk mengetahui kesehatan saya, dan perkembangan
janin. Saya melakukan pemeriksaan kehamilan rutin atau antenatal care, mulai
dari USG, pemeriksaan darah, termasuk
mendiskusikan segala keluhan dan masalah selama kehamilan. Kebetulan saya sempat
mengalami mimisan, dan mudah kontraksi palsu. Pemeriksaan kehamilan di usia 40
tahun memang lebih detil ketimbang ketika saya hamil sebelumnya.
Nah, dokter kandungan
atau bidan harus yang bikin nyaman mengingat saat hamil hormon naik secara dratis
sehingga emosi mudah berubah. Tidak bisa saya bayangkan kalau mendapat dokter
kandungan yang tidak support, atau justru memberikan statement yang negatif.
3. Suppor System, dukungan, kalimat-kalimat positif, itu
penting banget buat ibu hamil. Terlebih ketika kondisi seperti saya yang hamil
di usia rawan, hamil anak kelima. Kondisi ini kadang mengundang komentar
negatif dari keluarga dan masyarakat. Karena itu saya memilih dekat dengan
suami, keluarga besar, teman yang mendukung kehamilan saya agar memberi aura
positif.
4. Minum dengan rutin suplemen yang diberikan dokter kandungan atau bidan,
kalau kehamilan sebelumnya kadang saya lalai minum suplemen dari dokter. Maka
untuk kehamilan ini rutin minum semua suplemen yang diberikan dokter, terlebih
suplemen yang diberikan lebih khusus untuk mencegah segala kemungkinan bayi
lahir tidak sempurna. Salah satunya suplemen dengan kandungan asam folat, zat
besi, dan kalsium yang tinggi. Bahkan saya diberi double zat besi ketika usia
kandungan 34 minggu hingga jelang HPL.
5. Mengetahui
dan tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang, sebenarnya makanan yang
dilarang untuk ibu hamil itu cukup banyak loh. Terutama pada kehamilan trimester
pertama, namun sering kali ibu hamil
melanggar karena tidak kuat menahan godaan lidah. Tapi pada kehamilan saya yang
kelima ini, saya benar-benar patuh tidak makan semua makanan yang disinyalir
untuk dihindari atau tidak boleh dimakan oleh ibu hamil karena dapat membahayakan janin.
Tidak hanya patuh, saya
juga banyak bertanya kepada dokter Deddy, dan browsing makanan apa saja yang
dapat membahayakan janin. Terutama makanan yang mengandung mercuri seperti
seafood, sampai pernah saya mendapat undangan ke restoran Jepang dan harus
menahan keinginan untuk menyantap aneka hidangan lezat serba seafood, sushi dan
sashimi, huhuhu.
6. Konsumsi makanan yang sehat, selain mengkonsumsi suplemen dari
dokter kandungan, selama kehamilan kali ini saya selalu mengusahakan makanan
yang saya makan memiliki nutrisi yang baik untuk saya dan janin. Semua makanan
yang mengandung asam folat, zat besi, vitamin D, seperti daging merah, susu, yogurt, sayuran hijau,
kacang-kacangan, saya konsumsi setiap hari. Sementara untuk yang mengandung
gula saya batasi sesuai anjuran dokter, sebab bisa mengakibatkan gula darah
naik dan terkena resiko diabetes gestasional.
7. Istirahat yang cukup
Setiap melewati masa
kehamilan, hampir semua ibu hamil sulit tidur nyenyak atau pun cepat. Terlebih
ketika memasuki trimester ketiga, rasanya untuk terpejam nyaman itu sulit
sekali. Sementara mendekati kelahiran harus menjaga stamina, terutama ibu yang
merencanakan kelahiran normal seperi saya. Biasa saya mandi air hangat dan minum
susu menjelang tidur, lalu mendengarkan murrotal agar bisa tertidur.
Alhamdullilah, cara ini cukup manjur.
Selain tidur cukup, saya
juga membatasi aktivitas yang membuat kelelahan. Karena faktor usia, setiap
keletihan akan memicu kontraksi palsu yang cukup menyiksa.
8. Olahraga yag sesuai untuk ibu
hamil,
Karena saya
menginginkan kelahiran normal, dan sejauh ini diperiksa dokter keadaan
sehat-sehat saja, baik ibu dan janin.
Dokter hanya menyarankan saya olahraga agar stamina dan pernafasan saya baik
saat melahirkan tiba, tentu olahraga yang sesuai dengan kondisi saya. Untuk itu
saya memilih olahraga yoga, dan jalan pagi untuk menguatkan otot panggul dan
pernafasan. Sesekali berenang, tapi ternyata berenang pun tidak boleh terlalu
capek loh. Pengalaman saya berenang terlalu lama, malamnya langsung kontraksi
palsu. Perut terasa tegang, dan keras. Intinya ibu hamil harus menyadari kemampuannya sendiri.
Alhamdullilah,
dengan menjalani semua itu saya bisa melewati kehamilan anak kelima di usia 40
tahun dengan lancar dan sehat. Saya masih beraktivitas di luar rumah untuk bekerja dengan menggunakan trasnportasi umum
seperti commuterline. Masih bisa aktif dengan komunitas untuk melakukan beragam
kegiatan, dan lain sebagainya. Bahkan mengikuti berbagai lomba menulis dan
juara.
Saya juga sering baca artikel kalau hamil di atas umur 40 itu rawan banget. Tapi kalau memang sudah takdir, jalani dengan pikiran positif aja ya mbak. Namanya juga rezeki pemberian Allah SWT. ^_^
ReplyDeleteMakasih sharingnya Mbk Eni, sangat bermanfaat
ReplyDeleteMantap emang ibu satu ini. Meski usia tak lagi muda, masih bisa melahirkan bayi yang sehat dan secara per vaginam, asal mengikuti saran dokter kandungan atau bidan.
ReplyDeleteAlhamdulillah lancar semua sejak dari masa kehamilan sampai melahirkan ya mbak. Iya, suka worry kalau di atas 40 tahun untuk hamil dan melahirkan. Insha Allah kalau rutin cek kandungan dan mengikuti saran dokter, insha Allah lancar semua ya. ❤️
ReplyDeleteHuhuu, memang banyak banget yang ngomongin resiko kehamilan dan melahirkan di atas usia 35 apalagi 40. TApi setuju banget dengan tipsnya, balik lagi ke cara pandang dan pemikiran diri sendiri yak Mak, alhamdulillah akhirnya si cantik lahir dengan selamat.
ReplyDeleteTurut berbahagiaaa...
Tozz kita mbak!
ReplyDeleteAnak kelima saya juga lahir saat usia saya menjelang 41 tahun. Jadi saya hamil saat usia 40 tahun. Dan, saya sangat setuju dengan semua tips-tips yang mbak Eni tulis. Walaupun usia tak muda lagi, tapi jika kita menjalaninya dengan bahagia dan mengikuti saran dokter dan terutama dapat support system yg baik, insya Allah akan baik-baik saja.
Alhamdulillaaahh, segala puji bagi ALLAH yg memudahkan proses hamil dan bersalin dikau ya Maaakk
ReplyDeleteDuh, aku kebayang deh, struggling spirit yg bersemayam dalam jiwa kamu, mba.
Bersalin normal di umur 40, daebaakkk
semoga selalu sehaatt ya
Terima kasih sharingnya, mba Eni.. Pasti tidak.mudah saat itu, tapi jadi pengalaman yg sangat berkesan ya mba.. Alhamdulillah ibu & ananda sehat2 selalu ya..
ReplyDeleteSeperti mamah saya melahirkan anak bungsu juga di atas usia 40 tahun. Memang sudah termasuk usia rawan. alhamdulillah tetap sehat selama kehamilan dan melahirkan ya, Mbak
ReplyDeletesaya juga sering baca kalau kehamilan di usia 40 keatas itu rawan, apalagi anak ke sekian katanya, tapi mbak Eni berhasil mematahkan mitos itu ya :)
ReplyDeleteBukan mitos mb, tapi memang riskan hamil di usia 40 tahun karena masuk usia rawan. Telur pun sudah tidak sebagus di usia muda, hanya kita sebagai manusia diberi kesempatan berusaha dengan banyak daya.
DeleteMasyaallah adem bacanya mbak. Perjuangan seorang ibu bisa melahirkan di usia 40 tahun ya mbak. Bener2 campur aduk ya, kadang takut berlebihan itu wajar...namun dengan menjalankan step demi step tulisan diatas insyaallah bisa lahiran dengan lancar, sehat ibu dan dedek bayinya.
ReplyDeletePasti banyak sekali kekhawatiran yang menghantui yaa, kak.
ReplyDeleteAku hamil dengan jarank pas 2 tahun, rasanya stres luar biasa. Ujian juga dari omongan orang.
Alhamdulillah,
Ada support system yang mendukung.
Barakallahu fiik, kak Eni.
Menurutku memang bu ENi ini keliatan tetap aktif dan sehat selama hamil walau di usia 40 tahun. Kalo aku kayaknya bakalan mood naik turun melulu. Mba Eni makasih telah berbagi :)
ReplyDeleteMemang kita harus paham dengan segala resiko yang ada tapi tetap positif ya mbaa
ReplyDeleteMasyaallah mba perjuangan pastinya ya, tapi semua balik lagi ya ke kondisi masing-masing. Luar biasa kepala 4 dan diberikan kepercayan untuk mengandung pastinya anugrah. Makasih sharingnya ya mba.
ReplyDelete