Sejak wabah virus Covid
19 masuk ke Indonesia, maka segala aktivitas dibatasi dengan ditetapkan PSBB
atau physical distancing, masyarakat lebih dianjurkan untuk di rumah saja.
Kecuali memang harus benar-benar keluar rumah untuk aktivitas yang penting,
seperti bekerja, membeli kebutuhan pokok, itu pun dengan protokol kesehatan
wajib mengenakan masker, wajib jaga jarak minimal 1 meter, wajib mencuci tangan
dengan sabun atau mengunakan hand sanitizer.
Kegiatan hiburan
seperti ke mall, ke bioskop, ke destinasi wisata, nyaris tiada. Hasilnya?
Perasaan jenuh yang bertumpuk menimbulkan stres. Stres ini berbahaya karena
selain bisa mengurangi produktivitas, stres dapat melemahkan imunitas tubuh.
Imunitas yang seharusnya diperkuat dalam masa pandemi ini untuk mencegah
terpapar virus Covid 19 yang mematikan.
Berbagai cara dilakukan
masyarakat untuk menghindari stres, dan menjaga kesehatan, salah satunya yang sedang
meruyak adalah gowes atau bersepeda. Kini semakin banyak komunitas sepedaan
terbentuk, sehingga harga sepeda pun ikut melambung tinggi. Sampai saya
terkejut saat akan membeli sepeda yang biasa dibandrol satu juta sekian,
menjadi hampir tiga juta di saat pandemi ini. Mundur teratur deh, hehehe.
Kebetulan sepeda di rumah masih layak pakai.
Tapi benarkah
berolahraga sepeda saat pandemi ini benar-benar aman dan sehat?
Nah, untuk tahu lebih
lanjut seperti apa sih olahraga bersepeda yang aman dan sehat saat pandemi,
baca lanjut artikel ini ya. Karena saya tulis berdasarkan hasil ikut webinar
bersepeda yang digelar oleh Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI, Sabtu-7
November 2020 kemarin, dengan mengusung tema ‘Yuk Sepedaan
Sehat dan Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’.
Menghadirkan para
narasumber komunitas bersepeda:
1. Dr, Riskiyana S.
Putra, M Kes, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Dr. Sonny Harry B.
Harmadi. Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19
3. Poetoet Soedarjanto,
Ketua Bike To Work Indonesia
4. Azwar Hadi Kusuma,
Founder Indonesia Folding Bike Community
Dalam webinar ini
dikupas tuntas tentang sepedaan yang aman dan sehat, dan membuat saya semakin
memahami, juga menyadari ternyata
masyarakat kita masih banyak yang salah kaprah dalam sepedaan di masa pandemi
ini loh. Alih-alih mau sehat, malah jadi membahayakan diri sendiri.
Untuk itu Azwar Hadi
Kusuma dan Poetoet Soedarjanto memberikan tips persiapan sebelum sepedaan yang
sangat bermanfaat sekali,
1. Hal pertama yang
harus disadari ketika akan bersepeda adalah kondisi tubuh kita. Tubuh harus
benar-benar dalam keadaan sehat dan bugar.
2. Perhatikan kondisi
keamanan sepeda dari mulai kelengkapan atribut seperti helm, kacamata, sampai
kondisi fisik sepeda agar tidak terjadi trouble di tengah jalan, seperti rantai
kendor atau lepas, rem tidak pakem, dan lain sebagainya.
3. Mengetahui rute yang
akan dilalui untuk menjaga-jaga terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti
tersasar, keletihan di tengah jalan, rute yang rawan kejahatan.
4. Menentukan atau
mengatur waktu bersepeda agar terhindar dari jebakan macet, dan lain
sebagainya. Sebaiknya bersepeda dilakukan di pagi hari atau di hari libur untuk
menghindari keramaian jalan.
5. Selain mengenakan
masker, gunakan pakaian yang lebih tertutup, seperti kaus lengan panjang, celana
panjang, dan sepatu yang tertutup untuk keamanan karena kondisi pandemi rawan
terkena droplet.
6. Perhatikan
kelengkapan keamanan sepeda, dan siapakan penunjang 3M: Masker cadangan, hand
sanitizer, dan air minum dengan botol tertutup yang terjaga kebersihannya,
seperti tumbler. Sebisa mungkin hindari membeli air minum di jalan.
7. Usahakan jangan
gowes berkelompok selama masa pandemi. Sebaiknya gowes mandiri atau kelompok
kecil maksimal 5 orang yang terdiri dari anggota keluarga agar benar-benar
aman.
8. Menjaga jarak depan
dan belakang maupun samping, sepeda beriringan dalam jumlah besar sangat tidak sesuai dengan physical
distancing.
9. Hindari sosialisasi
selama bersepeda, seperti istirahat bersama untuk makan dan minum bareng sambil
ngobrol. Sebaiknya istirahat di tempat yang sepi atau jauh dari kerumunan
orang, makan dan minum bersama keluarga saja.
10. Usai bersepeda,
begitu akan masuk rumah lepas semua
atribut mulai dari helm, kacamata, sepatu, dan sepeda untuk disemprot
disinfektan. Lalu mandi bersih dan kenakan pakaian ganti, baru kontak dengan
anggota rumah.
Mengingat gowes kini
sedang hits, bagi pemula yang belum terbiasa sepedaan dengan jarak jauh,
sebaiknya bisa mengukur diri. Selain jarak tempuh, faktor belum terbiasa, dan
juga usia sangat mempengaruhi. Contohnya seperti saya yang sudah lama tidak
gowes dengan jarak tempuh jauh, untuk awal-awal saya membiasakan diri dengan
bersepeda tipis-tipis keliling kompleks di pagi hari bersama anak-anak.
Perlahan jarak gowes
ditingkatkan dari tiga putaran menjadi sepuluh kali putaran mengelilingi
kompleks yang lumayan luas, hasilnya lumayan membakar kalori. Apalagi di pagi
hari sinar matahari sangat bagus untuk tubuh, mata juga cukup termanjakan dengan
suasana sekeliling setelah berbulan-bulan hanya menatap tembok rumah. Jadi
sebenarnya gowes tidak harus jauh-jauh dan ramai-ramai selama pandemi ini, bisa
dilakukan dimana pun yang penting aman, dan tentu saja tubuh menjadi sehat.
Tapi jika memilih
bersepeda di luar lingkungan rumah, jangan lupa ya tips di atas, dan
patuhi Permenhub Nomor 59 Tahun 2020,
diantaranya yakni Larangan menggunakan atau mengoperasikan perangkat elektronik
saat berkendara.
Selamat gowes sehat dan
aman!
betul banget sihh daripada ga bisa ngapa ngapain mending gowes aja, ke puncak atau kemana itu lebih menyenangkan juga tentunya bikin sehat
ReplyDeleteTerimakasih tipsnya ya, sangat lengkap.
ReplyDeleteDari sebelum pandemi Covid 19 saya sudah bersepeda pergi pulang kerja, selain sehat juga aman karena lewat jalan-jalan atau gang kecil di perumahan. Ya sambil berolahraga juga bisa sembari rekreasi, hehee...
stay safe sta healthy yaa :)
ReplyDeletebeberapa blogger nya sepertinya sedang asik membahas manfaat gowes sih, cara cocok menghilangkan jenuh, gowes
ReplyDelete