"Kabar
Bapak dan Ibu baik-baik saja, Nduk. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,
lepaskan semua pikiran. Bersabar ramadan dan lebaran ini kita semua tidak
berkumpul, yang penting semua sehat dan bisa silaturahmi setiap hari di
telepon. Nurut himbauan pemerintah untuk di rumah saja..." Itu suara
bapak, silaturahmi virtual ini memang membuat ramai sepi bersama meski jauh.
Dari
layar monitor smartphone terlihat wajah bapak yang dipenuhi garis tua tampak
tersenyum, tapi sepertinya dibalik senyum itu ada kesedihan yang tertahan.
Kesedihan yang juga sampai ke hati saya, hingga kami menyudahi video call.
Masih terngiang ucapan bapak, termasuk juga tadi ucapan ibu yang sangat
berharap bisa berkumpul seperti dulu saat semuanya baik-baik saja.
Berapa
kali setiap vidio call, bapak selalu mengatakan hal yang hampir sama, baik-baik
saja. Mungkin agar saya merasa tenang, dan percaya bahwa semua baik-baik saja.
Bapak memang selalu seperti itu, sejak dulu hingga anak-anaknya tumbuh menjadi
orangtua. Tanpa ditanya, kadang setiap telepon atau video call bapak langsung
bilang, keadaan bapak dan ibu baik-baik saja.
Pandemi Covid 19 Memisahkan Kebersamaan
Meski
bapak mengatakan baik-baik saja, tetapi sesungguhnya jelas tidak baik-baik
saja. Sejak pandemi Covid 19 datang ke bumi ini, termasuk singgah di Indonesia,
membuat segalanya jadi berbeda. Infeksi virus Corona atau Covid 19 yang
mematikan, dan penularannya yang terjadi diantaranya karena kontak fisik dengan
penderita, serta jumlah yang terinfeksi semakin eningkat. Membuat pemerintah
mengambil berbagai kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19.
Kebijakan
yang berlaku saat ini untuk tetap di rumah saja, membatasi aktivitas-aktivitas
di luar rumah, sehingga sebagian besar para pekerja melakukan work from home
atau bekerja dari umah seperti yang saya lakukan hampir dua bulan ini. Kalaulah
keluar rumah hanya untuk hal-hal penting saja, sementara sosialisasi,
cipika-cipiki, menikmati kopi bersama teman atau family sambil tertawa dan
ngobrol receh, menghilang.
Hidup
seakan dilapisi pembatas yang nyata, jangan ditanya soal rasa. Jika dijabarkan
dengan aksara, mungkin semua warna kerinduan ada. Rindu bisa bersapa mesra
dengan tetangga tanpa harus dibatasi jarak dan masker, rindu jumpa dan saling
melempar canda dengan teman-teman, dan terberat adalah rindu terhadap orangtua
dan saudara. Terlebih saat ini memasuki bulan ramadan, dan sebentar lagi
lebaran.
Ramadan dan Lebaran Tanpa Kumpul Keluarga Besar dan
Teman-Teman
Biasanya
jelang ramadan saya mengunjungi orangtua untuk saling meminta maaf agar ibadah ramadan
kami lebih afdol. Mengadakan buka puasa di rumah orangtua bersama kakak, adik-adik,
para ipar dan keponakan. Menikmati masakan ibu yang lezat sambil ngobrol
mengenang masa kecil kami, tarawih bersama. Ramadan memang menjadi salah satu
momen yang spesial, karena saat berkumpul membuat serasa kembali ke masa
kanak-kanak.
Tapi
karena wabah virus Covid 19 saat ini, kebiasaan setiap ramadan itu hilang,
puasa berjalan masing-masing di rumah. Tidak ada buka bersama, tarawih bersama,
begitu juga nanti saat lebaran. Melihat kondisi wabah Covid 19 yang masih
melanda, rasanya mustahil lebaran dapat berkumpul seperti biasa.
Padahal
selain moment ramadan, lebaran menjadi hari yang begitu spesial untuk merayakan
kemenangan bersama keluarga besar. Sering kami mengenakan baju lebaran kembaran
warna, saling tukar masakan lezat meski masakan terlezat tetap masakan ibu.
Puncaknya sungkeman pada orangtua yang membuat kami semua saling menangis
tersedu. Seakan dosa masa kecil hingga dewasa menjadi satu menyerupai bola
raksasa, lalu lumer bersama dengan barisan kata maaf dan air mata.
Dan,
tidak hanya kepada orangtua, saudara, tapi juga kepada teman-teman moment
ramadan seperti buka puasa bersama di resto-resto kecintaan, buka puasa sambil
tukeran makanan, tahun ini menghilang. Masih berbekas sekali kenangan ramadan
tahun lalu, saya yang tergabung dalam komunitas Blogger Depok mengadakan buka
puasa bersama di rumah salah satu member. Kami saling membawa aneka makanan dan
dinikmati ramai-ramai, berbuka puasa sambil ngobrol receh, tertawa, foto-foto.
Mengingat
itu semua, jangan ditanya apa yang terasa di hati ini. Sungguh-sungguh saya kehilangan
semua itu. Tapi apakah karena pandemi ini kita benar-benar harus kehilangan silaturahmi?
Tidak Ada yang Lebih Penting dari Silaturahmi
Dalam
Islam silaturahmi dapat melapangkan rejeki dan membuat panjang umur, selain itu
silaturahmi membuat kita lebih waras, hehehe. Serius kondisi wabah saat ini
yang membuat sulit bertemu dan berkumpul dengan keluarga besar dan teman-teman
membuat rasa jenuh, serta rindu yang menggunung. Karena pada hakikatnya manusia
adalah makluk sosial yang membutuhkan orang lain atau bersosialisasi.
Jadi
silaturahmi sangat penting untuk kelangsungan hidup bersosialisasi, namun
kondisi saat ini tentu saja cara silaturahminya berbeda. Era digital
mempermudah silaturahmi secara virtual diantaranya video call seperti yang saya
lakukan pada orangtua, dan teman-teman. Serius, meski hanya lewat layar
smartphone atau laptop cukup mengobati rindu bicara dan menatap wajah mereka.
Setidaknya saya jadi sering video call.
Entah
untuk sekedar menyapa, ngobrol panjang-lebar, pamer makanan saat buka,
bercanda. Bahkan saya sering mengajak anak-anak ikutan video call, karena
anak-anak pasti juga kangen Mbah Akung dan Mbah Utinya, kangen Pakde, Om, dan
Tantenya. Moment vidio call ini jadi seru karena berasa seperti ngobrol
langsung, meski rindu bertemu sungguhan tetap ada. Setidaknya vidio call
membuat tetap bisa menjaga silaturahmi. Apalagi sekarang IM3 Ooredoo bikin kita
bisa #SilaturahmiSetiapHari dengan video call. Silaturahmi setiap hari dengan
biaya kuota hemat tentunya.
Maklum
kondisi pandemi juga berpengaruh ke pendapatan, jadi harus bisa berhemat. Tapi
karena terbatas aturan physical distancing jadi semua terpaksa lewat online,
mulai dari silaturahmi, bekerja. Alhamdullilah, IM3 Ooredoo mengeluarkan produk
baru Freedom Kuota Harian.
Silaturahmi Setiap Hari dengan IM# Ooredoo Freedom Kuota
Harian
Jadi
dalam rangka mendukung silaturahmi setiap hari pada masa pandemi ini IM3
Ooredoo menghadirkan paket Freedom Kuota Harian yang dapat digunakan untuk
internetan 24 jam di semua jaringan loh. Benefitnya kuota utama 1GB per hari
dengan kelebihan :
1.
Harga terjangkau
2.
Dilengkapi fitur pulsa save
3.
Internetan nyaman, meski kuota utama telah habis digunakan
4.
Perpanjangan paket otomatis berlaku selama pulsa mencukupi
Awalnya
saya tidak memperhatikan produk terbaru IM3 Ooredoo ini, karena kebiasaan
membeli pulsa dan paket kuota dilakukan oleh suami. Saya tahu beres saja,
hehehe. Hingga suatu hari saya melihat pemakaian kuota saya sudah mencapai 1GB,
tapi masih bisa internetan. Ternyata Freedom Kuota Harian ini memiliki fitur
pulsa save, sehingga masih bisa internetan meski kuota utama sudah habis
digunakan.
Jadi
tidak perlu khawatir buat #SilaturahmiSetiapHari dengan video call ke orang tua
atau teman-teman. Mana harganya sangat terjangkau sesuai dengan budget yang
ada, sebab ada 3 pilihan paket Freedom Kuota Harian :
1.
Freedom Kuota Harian 7GB seharga Rp19.900
2.
Freedom Kuota Harian 14GB seharga Rp 39.900
3.
Freedom Kuota Harian 28GB seharga Rp74.900
Paket
dapat diaktifkan melalui *123# atau melalui aplikasi myIM3 perpanjangan, namun
jika masih memiliki pulsa yang cukup maka perpanjangan paket akan dilakukan
secara otomatis. Dan, teryata IM3 Ooredoo akan mendonasikan Rp2000 untuk
membantu menanggulangi Covid 19 dari setiap pembelian paket Freedom Kuota
Harian. Jadi banyak banget pahalanya dong pakai Freedom Kuota Harian,
memperpanjang silaturahmi dan beramal di masa pandemi Covid 19 ini, Masyaallah.
Oya,
kalian sudah lihat TVC terbaru Ooredoo #SilaturahmiSetiapHari yang telah
beredar luas di TV maupun media social, belum? Yang berkolaborasi dengan 4
musisi yakni Baskara Putra (Hindia), Kunto Aji, Yura Yunita, dan Sal Priadi.
Sumpah lirik lagunya Ramai Sepi Bersama bikin penuh rasa hati ini. Ada semangat
bahwa saya tidak sendiri mengalami perasaan selama pandemi ini. Bahwa saya
masih bisa melakukan apa saja, termasuk silaturahmi setiap hari secara virtual
kepada orang tua, saudara, dan teman-teman saya.
Saat
semua tak jelas arahnya
Kita
hanya punya bersama
Lewat
curam terjal dunia
Ramai
sepi ini milik bersama
Setiap
dengar lagu itu air mata saya menitik, seperti itulah keadaan kita semua saat
ini. Sungguh,tidak ada yang lebih penting dari silaturahmi...
Aku termasuk yang ngandelin kuota banget Mak selama PSBB ini. Kerja pake kuota, meeting apalagi. Kemudian silaturhami sama kakek neneknya bocah video call kudu lancar biar semua senang, hehe. Btw seru banget Mak Eni itu video call bareng anak-anak gantengnya :D
ReplyDeletebanyak kakek & nenek yang kangen anak cucu ya di saat seperti ini apalagi mau lebaran biasanya berkumpul semua ini sekarnag gak bisa. Tapi silaturahmi masih tetap bisa dilakukan walaupun online asalkan ada kuota yang kenceng
ReplyDeletedi sini pun makin sering vidcall sama keluarga. Kakek nenek pastinya udah kangen cucu, ingin kumpul tapi ga bisa. Huhu ...
ReplyDeleteJangan karena pandemi covid-19 kita terhalang tuk silahturahmi bersama kekuarga ya mba.
ReplyDeleteApalagi sekarang zaman milenial, jadi nggak bisa bertatap muka pun bisa via telepon.
IM3 dengan sinyal kuat, video call jadi mudah
Karena masa pandemi kita gak bisa kemana-mana, silahturahmi masih bisa tetap terjaga ya, salah satunya dengan silahturahmi online, bisa melalui video call atau video confrence. Tentunya internetnya juga kudu joss markojos ya, kayak Indosat Ooredoo ini :)
ReplyDeletekarena aku juga pakai si Ooredoo ini nih di rumah buat streaming-an lancar jaya.
Hoooo kalo internet lancar yg jauh terasa dekat ya. Meskipun tetap tidak sama dengan bertemu setidaknya terobati daripada internet ngadat2
ReplyDeleteAku pakai Indosat nih mba, bagus sinyalnya di kotaku, andalan buat vidcal dengan ortu dan Adel di Bogor dan Jambi, mellow pisan huhu...sehat semuanya ya mba Eni...
ReplyDeleteAlhamdulillah tetap bersyukur walau lagi pandemi masih bisa #silaturahmisetiap hari via vidcall ya mbak.
ReplyDeleteMbaa, kebayang lebaran tahun ini beda dan pastinya ada rasa kehilangan ya mbaa. Hiks. Mau nggak mau kita harus beraptasi dengan keadaan ini ya
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak, Kita sudah dipermudah dengan kemajuan dunia digital. So, tetap bisa "bertemu" secara virtual.
ReplyDeleteLebaran tahun ini memang istimewa, aku dan anak-anak Lebaran berempat saja di Yogyakarta, tanpa suami yang di Jakarta, enggak bisa mudik.
ReplyDeleteMau silaturahmi ke saudara-saudara yang di Yogya juga kemungkinan enggak bisa, karena ada PSBB. Nikmati saja Lebaran di rumahnya, toh ada koneksi internet yang bikin jarak jauh terasa dekat :)
Silahturahmi online juga seruuu sekarang mba. Pilihan terbaik yang ada supaya kita bisa tetap sehat dan aman dari pandemik
ReplyDeletesekarang makin rajin videocallan. Padahal dulu males banget kalo pake whatsapp buat telpon atau video call. Tapi karena paling efisien ya udah deh, jadi videocallan mulu sama mama di masa pandemi ini. Yang penting silaturahmi jalan terus
ReplyDeleteBerharapnya dengan ada freedom quota ini kebutuhan untuk selalu silaturahmi dengan orang-orang tersayang jadi bisa terus dilakukan ya mba. Sedih pastinya ga bisa ketemu saat lebaran. Insya Allah kesabaran kita untuk menahan diri ini akan membuahkan banyak hal-hal manis di kehidupan selanjutnya.
ReplyDeleteSitaruhami memiliki energi yang luar biasa, palagi jila silaturahmi dengan orang tua. Jadi berasa banget saat pandemi begini dan demi keamanan bersama sehingga harus menahan diri untuk banyak di rumah saja. Tapi silaturahmi tetap harus jalan, dengan paket freedom kuota harian IM 3, urusan silaturahmi insyaAllah aman terkendali setiap hari.
ReplyDeleteHimbauan stay at home mau tak mau bikin rindu makin menggunung ya mba dengan keluarga besar. Meskipun ada IM3 oredoo yang bisa digunakan untuk silaturahmi setiap hari secara daring. Tapi tetap berharap pandemi segera usai.
ReplyDeleteAsli sedih banget tahun ini nggak bisa pulang kampung, bertemu langsung dengan keluarga. Tapi, syukurna ada teknologi memudahkan.
ReplyDeleteHarga kuotanya terjangkau banget ya mbak, jadi nggak bakal khawatir abis kuota.
Alhamdulillah.. Meski tak saling jumpa, tetap bisa bersua lewat berbagai platform vc.. Yg paling penting tetap saling mendoakan agar semua selamat, dan wabah ini segera berakhir
ReplyDelete