Menyambut Ramadan Saat Wabah Corona
Ramadan
tinggal menghitung hari, biasanya masa-masa menuju Ramadan ini banyak hal yang
dilakukan masyarakat Indonesia, khususnya yang muslim. Seperti merencanakan
menu Ramadan, menyiapkan perlengkapan sholat untuk terawih. Karena Ramadan
begitu istimewa, bulan yang paling membuat rindu semua umat muslim di dunia,
termasuk saya. Meski sejak menikah hampir setiap Ramadan saya tidak bisa puasa
penuh, selalu ada hal yang membuat saya hutang puasa. Entah karena hamil, menyusui, melahirkan, nifas, atau haid.
Pengen
sih puasa full saat Ramadan, tapi mungkin itu bagian dari pahala seorang ibu
juga. Makanya setiap Ramadan tiba, saya selalu mengusahakan untuk membuat
hidangan istimewa agar suami dan anak-anak yang berpuasa merasa lebih semangat
lagi. Setelah seharian berpuasa, lalu berbuka dengan yang tidak biasa rasanya
luarbiasa. Meski hidangan yang saya buat sederhana seperti opor ayam, ayam
kecap, nasi uduk dengan lauk lengkap. Tambahan kolak, es buah atau es campur
yang menjadi sedikit lebih istimewa dari hari biasa.
Meski
saat Ramadan biasanya semua kebutuhan sembako harga-harganya menjadi naik lebih
mahal, tapi tidak menghalangi para ibu untuk masak istimewa di bulan ramadan.
Insaallah rejeki selalu ada untuk memenuhi kebutuhan berbuka dan saat sahur.
Padahal menyediakan makanan saat bulan ramadan jauh lebih lengkap dan banyak
dari biasanya, tapi berkahnya atau rejekinya juga terasa lebih banyak. Iya,
kan?
Namun
karena wabah virus Corona atau Covid 19 yang sedang melanda Indonesia saat ini,
Ramadan sepertinya tidak semeriah biasanya. Lihatlah, masjid-masjid sunyi
karena sholat Jumad, sholat berjamaah juga ditiadakan sementara selama wabah
virus Corona belum berlalu dari Indonesia. Sedih? Sudah pasti, ada sesuatu yang
hilang dan membuat hati ini ingin menangis. Terbayang sudah Ramadan tanpa
terawih, tanpa sholat subuh di masjid, tanpa teriakan berbuka dan sahur. Tanpa
buka bersama, dan semua mendadak sunyi.
Kebiasaan
di bulan Ramadan selalu menjadi hal yang spesial dan merindukan, meski harus
berebutan tempat di rumah makan atau datang ke rumah teman, berbuka puasa
bersama itu hal yang sangat menyenangkan. Biasanya saya selalu menyempatkan
untuk mengadakan buka puasa bersama keluarga besar, bersama teman-teman seperti
tahun kemarin. Saya dan teman-teman komunitas Depok mengadakan buka bersama di
salah satu rumah anggota komunitas, membawa makanan masing-masing yang
dinikmati bersama.
Wabah
Corona ini memupus semua kebiasaan umat muslim di bulan Ramadan, tapi tetap
harus patuh untuk tidak mengadakan kumpul-kumpul, dan tetap di rumah saja.
Kalau begini baru merasakan betapa besar anugerah Allah SWT, kita bisa silaturahmi, bisa menikmati Ramadan
dengan terawih, buka bersama. Duh, makin sedih jika memikirkan itu semua ya,
huhuhu.
Mau
tidak mau kita harus mengikuti imbauan pemerintah dan MUI untuk tetap di rumah
saja. Termasuk berbuka puasa di rumah, terawih di rumah, hingga wabah Covid 19
berlalu dari Indonesia, sebab virus ini menular secara pararel dan harus
ditangani secara pararel atau saling menjaga satu sama lain. Meski entah sampai
kapan pandemik ini berlalu, tapi kita harus optimis dan semangat untuk saling
mencegah wabah Corona menyebar lebih banyak lagi. Insaallah, Ramadan tetap
indah dijalani bersama keluarga, berbuka dan sahur bersama keluarga. Jika
sebelumnya karena pekerjaan dan kesibukan tidak sempat berbuka di rumah, maka
dengan di rumah saja bisa full selama Ramadan mendampingi keluarga.
Selalu
ada hikmah disetiap kejadian, pahit atau pun yang menyenangkan, setuju?
0 komentar