Suatu
ketika saya kehilangan seorang teman, kehilangan dalam arti lama tidak lagi
menjumpainya. Padahal biasanya kami rutin bertemu untuk sekedar ngopi sambil
sharing tentang dunia kepenulisan, buku, anak-anak, dan banyak hal lainnya.
Saya begitu rindu saat itu, dan kemudian melihatnya tidak lagi aktif bersama
teman-teman lainnya juga, memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan
keluarga. Sesungguhnya meski kehilangan, tapi saya senang dengan keputusannya.
Lain
waktu saya mendapati seorang ibu yang penuh semangat dan cerdas menjadi tidak
berdaya di kursi roda. Padahal belum lama saya selalu melihatnya tampak kokoh
menaiki kendaraan roda empat menuju tempatnya bekerja. Ibu tiga anak berparas
cantik itu memang mengelola sebuah bisnis yang cukup besar, betapa hancur tentu
ketika tahu-tahu terdiam di kursi roda tanpa suara dengan cahaya mata yang
kelam. Kenapa? Tidak lama kemudian, saya menerima kabar duka ibu tersebut
menutup mata untuk selama-lamanya dengan meninggalkan 3 orang anak masih
kecil-kecil.
Belum
lama tetangga saya, seorang ibu rumah tangga berusia 40an dengan tiga anak
kecil-kecil juga, berpulang untuk selamanya. Ketika saya melayat, terlihat
suami dan anak perempuannya menangis tertahan. Saya sempat mendengar sepotong
ceritanya, bahwa akhirnya setelah bertahun bertarung dalam kesakitan, istrinya
menghembuskan nafas. Sedih, tapi sudah terbebas dari rasa sakit yang
ditahannya.
Semua
itu karena apa, seorang teman yang menarik dirinya, seorang ibu yang kehilangan
kehidupannya, dan juga harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil? Karena
kanker merenggut kehidupan mereka, kanker ovarium dan kanker payudara. Seorang
artis cantik, Shahnaz Haque yang merupakan survivor kanker ovarium pernah
berkata, "Bahwa semua manusia akan mati, tujuan
hidup untuk mati. Tapi kita perlu bertahan untuk kehidupan keluarga kita..."
Memperingati Hari
Kanker Sedunia
Penanggulangan Kanker
Secara Komprehensif dan Peran Keluarga dalam Program Promotif, Preventif,
Deteksi dini, Terapi sampai dengan Paliatif
Untuk
itu penting memberi semangat hidupan bagi para pasien penderita kanker atau
survivor kanker, dan dunia sudah melakukannya dengan memperingari Hari Kanker
Sedunia pada tiap tanggal 4 Februari,
dimana tahun 2020 ini mengusung tema Iam
and I Will. Kebetulan saya juga ikut hadir dalam Diskusi Nasional yang
diadakan di Rumah Sakit Dharmais Jakarta atas undangan Forum Ngobras, 6 Februari lalu dalam rangka memperingati
Hari Kanker Sedunia.
Diskusi Nasional yang mengusung tema "Penanggulangan Kanker Secara Komprehensif dan Peran Keluarga dalam Program Promotif, Preventif, Deteksi dini, Terapi sampai dengan Paliatif"
Acara
ini dihadiri oleh pakar dan pemerhati kanker serta pemangku kepentingan dan
berbagai instansi atau organisasi serta komunitas pasien kanker. Kanker yang
disebabkan oleh salah satunya dari gaya hidup tidak sehat, seperti merokok,
makanan mengandung pengawet dan pemanis buatan, membuat saya langsung mengingat
apa saja yang sudah saya asup bersama keluarga selama ini. Sepertinya saya
harus mengamati lagi kebiasaan jajan di luar saat anak-anak sekolah, karena
jajanan kaki lima anak-anak sekolah semakin mengawatirkan sekali.
Mengapa
kanker menjadi salah satu penyakit yang menarik perhatian dunia? Karena kanker
merupakan penyebab kematian terbesar kedua di dunia, dengan penderita terbanyak
Kanker Payudara. Tidak perlu mencari data detailnya lagi, sebab di lingkungan
saya, dari tetangga hingga teman dekat beberapa terkena kanker payudara, dan
terenggut kehidupannya. Ini nyata, di usia mereka yang masih terbilang muda,
karena kanker memang tidak memandang usia. Tercatat sekitar 207.210 pasien
kanker yang meninggal dalam 5 tahun terakhir ini, tentu saja salah satunya
tetangga saya itu.
Pentingnya Pola Hidup
Sehat
Mengapa
harus hidup sehat? Karena kanker bisa dicegah dengan dengan pola hidup sehat,
tidak merokok, dan imunisasi. Setidaknya 30-40% penyakit kanker bisa dikurangi
dengan pola hidup sehat. Untuk penyakit kanker payudara dan servik pun bisa
dicegah selain dengan pola hidup sehat, dengan deteksi dini dan skrining. Untuk
itu perlunya pemahaman para perempuan tentang deteksi dini dan skrining ini.
Namun
kenyataannya memang masyarakat kita kurang edukasi sehingga terlambat dalam penanganan diagnosa,
tahu-tahu sudah stadium akhir dan pasien tidak tertolong lagi. Menurut Aryanthi
Baramuli Putri SH., MA., yang merupakan Ketua Umum Cancer Information and
Support Centre (CISC) , disinilah pentingnya peran LSM dalam penanggulangan
kanker secara komprehensif di Indonesia.
Pola
hidup sehat juga harus dimulai dari dalam keluarga, karena peran penting
masyarakat mencegah jumlah penderita penyakit kanker ini harus dimulai dari
diri sendiri. Jadi para ibu, mari biasakan mengolah masakan yang sehat dan
kurangi jajan. Sejujurnya saya juga mudah tergoda jajanan junkfood di luar, dan
barisan perdagang kaki lima yang menggiurkan. Belum lagi tren minuman yang
serba manis mulai membudaya di masyarakat kita.
Biasakan makan buah setiap hari |
Karena
selain mudah merenggut kehidupan, penyakit kanker juga menelan biaya besar
untuk pengobatannya. Meski saat ini BPJS
Kesehatan atau JKN membantu pembiayaan pengobatan kanker, tapi besarnya hanya
4%, untuk itu kanker tetap menelan biaya yang menguras kantong pasiennya.
Bahkan dari hasil studi ACTION (ASEAN Cost in Oncology) yang dipublikasikan
oleh BMC Medice 2015, diperkirakan 70% pasien kanker yang meninggal dunia
mengalami kebangkrutan financial dalam kurun satu tahun setelah menerima
diagnosa kanker. Sungguh, ini sangat memprihatinkan.
Untuk
itu pentingnya mencegah dari pada mengobati terus digencarkan oleh Pemerintah dan komunitas-komunitas
perduli kanker. Pencegahan kanker dengan GERMAS, IVAtest, SADARNIS, Mammografi,
USG, dan Vaksin HPV. Juga pemerataan akses pengobatan dan memberikan perawatan
yang baik, seperti saat merawat pasien di rumah. Karena faktanya banyak pasien
kanker harus juga ditangani dengan baik saat melakukan perawatan di rumah.
Peran Organisasi dan
Pemerintah dalam Menangani Pasien Penyakit Kanker
Tidak
hanya keluarga pasien kanker, tapi juga organisasi pemerhati penyakit kanker
dan pemerintah diperlukan sekali dukungannya. Dukungan berupa edukasi,
motivasi, pendampingan saat pasien dalam masa pengobatan atau therapi, dan dana
untuk membantu pengobatan pasien kanker.
Masyarakat
selama ini banyak yang berpikirr kanker banyak diderita oleh pasien yang
memiliki riwayat keluarga terkena
kanker, terutama pada pasien penderita kanker payudara. Sehingga mengabaikan
pola hidup sehat, pemeriksaan dini, sementara penyakit kanker bisa terjadi pada
siapa saja yang menjalani pola hidup tidak sehat. Hal seperti ini yang perlu
diedukasi ke masyarakat, sehingga jumlah penderita penyakit kanker dapat
dikurangi.
Harapan
organisasi penyakit kanker menjadi program prioritas nasional seperti penyakit
stunting, TB, malaria, dan kebijakan yang tidak memihak pasien seperti penghapusan obat target terapi, rujukan balik
pertiga bulan, dan lain-lain. Sehingga pengobatan penyakit kanker jadi tidak
maksimal, terutama bagi pasien penyakit kanker yang tidak mampu atau masyarakat
menengah ke bawah.
Menjawab keresahan pasien penyakit kanker soal obat dan aksesbilitasnya, Prof.dr.Iwan Driprahasto, MMedSc, PhD. selaku Ketua Komite Nasional KOMNAS) Fornas (Formulasi Nasional) Kemenkes RI, menyatakan jika saat ini pengembangan obat kanker menjadi prioritas, bahkan lebih cepat dari antibiotika. Terbukti dengan adanya 849 obat dan vaksin untuk kanker selama 10 tahun ini, yang mana berarti setiap tahu ada lebih 75 obat dan vaksin baru untuk penderita penyakit kanker. Inovasi hadirnya obat baru ini tentu membuat harapan hidup pasien penyakit kanker lebih besar lagi.
Namun
mahalnya harga obat-obatan tersebut membuat banyak pasien dari kalangan
masyarakat menengah ke bawah tidak bisa menikmati inovasi hadirnya obat dan
vaksin baru kanker. Untuk itu dibutuhkan kerjasama pemerintah, industri
farmasi, dan klinisi agar harga obat-obatan serta vaksin kanker menjadi
terjangkau dan bisa dinikmati oleh semua pasien penyakit kanker dari berbagai
kalangan.
Maka
hadirnya Pfizer selaku industri farmasi berinovasi menghadirkan terapi
pengobatan kanker yang sesuai kebutuhan
pasien penyakit kanker mulai dari deteksi dini, perawatan kuratif, hingga
paliatif. Yang mana disampaikan oleh Rochelle Chaiken, Chief Medical Officer
Pfizer Emerging Market Pfizer, Pfizer akan mensosialisasikan program bantuan
pasien (Patient Assistance Program) bagi pasien kanker payudara, dan mendukung penelitian rumah sakit Dharmais
mengenai pasien kanker payudara. di Indonesia yaitu SPARC (Seeding Progress and
Resources for Breast Cancer Community) MB (Metastatic Breast Cancer Challenge)
yang diisiasi oleh UI Union for International Cancer Control).
Karena
memang pasien kanker mengalami tantangan yang besar untuk sembuh dan
meningkatkan kualitas hidupnya. Jika penyakit kanker semakin menyebar, maka
tantangan obatnya pun semakin besar. Apa yang Pfizer lakukan selama ini adalah
selalu berinovasi untuk menghadirkan terapi pengobatan kanker di waktu atau kondisi
yang tepat sesuai kebutuhan pengobatan pasien yang sesuai (patient journey).
Rochelle Chaiken mengharapkan diskusi
nasional ini dapat memetakan kebutuhan dan masukan dari semua pihak-pihak
yang terlibat agar pasien kanker punya akses yang lebih baik pada pengobatan
kanker yang inovatif. Untuk mengurangi beban pasien serta memberikan angka
harapan hidup yang lebih baik, diperlukan kebijakan serta program nasional
dalam meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan kanker yang inovatif. Pfizer
berkomitmen untuk mewujudkan itu dengan bersinergi dengan semua pihak.
Salah
satu wujud komitmen Pfizer adalah dengan mengembangkan pengobatan inovatif
untuk kanker payudara. Terlebih kanker payudara adalah yang tertinggi di Indonesia.
Ini terlihat dari data Globocan 2018 yang menyebutkan kasus kanker payudara
mencapai 58.256 atau 16.7% dari total kasus baru kanker yang ada di Indonesia. Pengobatan
inovatif untuk pasien kanker payudara memberikan harapan menjadi harapan baru
dalam pasien kanker payudara metastastis HR+, HER2- dan obat terapi target ini
kini telah tesedia di Indonesia.
Tentu
hal ini sangat menggembirakan dan memberi harapan baru bagi pasien penyakit
kanker, dan kita sebagai masyarakat harus mendukung penekanan angka jumlah
pasien penyakit kanker dengan hal-hal seperti yang sudah saya tulis di atas.
Semoga setelah membaca tulisan saya ini, semakin menyadari pentingnya menjalani
hidup sehat.
No comments:
Post a Comment