Bahayakah Sufor Untuk Bayi Baru Lahir?
Kalau sudah baca cerita saya di Pasca Melahirkan Normal, maka ini lanjutannya. Lima kali melahirkan baru ini mengalami kepanikan pasca melahirkan begitu sampai rumah. Kalau dulu alm anak ke tiga memang dari awal pasca melahirkan atua bayi baru lahir sudah disampaikan oleh dokter anak tentang keadaan alm yang memang terlahir secara istimewa. Maka Binar pulang dari rumah sakit dinyatakan dalam kondisi sehat yang membuat kami keluar dari rumah sakit dengan keadaan bahagia, namun...
Sabtu, 19 Oktober 2019
Tangis Keras Binar
Sekitar pukul 5 sore saya, suami, dan
bayi kami baru sampai di rumah. Jalan saya masih tertatih karena sakit pasca
lahiran normal lumayan juga, sampai turun dari taksi online harus dipapah
sesaat karena seperti yang saya ceritakan di Pasca Melahirkan Normal, kaki kiri
saya sakit untuk bertumpu. Bahagia kali ini karena ada ibu saya yang menginap,
kakak-kakak Binar pun menyambut dengan gembira kedatangan adik barunya. Bayi baru lahir memang selalu mengundang aura gembira, hehehe.
Begitu sampai di kamar, istirahat,
tidak lama datang dua tetangga yang menjenguk hingga bada magrib baru pulang.
Sehabis tetangga pulang tiba-tiba Binar rewel sekali sampai malam, mana ASI
saya belum lancar. Biasa setelah minum pelancar ASI dari dokter, jeda 2-3 hari
ASI baru deras. Jadilah saya dan suami tidak bisa tidur, Binar saya susui terus meski tidak keluar
banyak, bahkan diperas pun tidak keluar, duh! Menghadapi bayi baru lahir memang butuh perjuangan, berapa kali pun seorang ibu melahirkan.
Ibu yang menginap jadi dibuat tidak
bisa tidur karena sepanjang malam Binar menangis, tidur hanya beberapa saat
lalu bangun lagi, menangis. Saya bingung, tidak tahu penyebabnya, padahal di
rumah sakit kemarin Binar paling tenang dibanding bayi-bayi lain yang sering
sekali menangis. Apakah Binar kolik perut atau karena yang menengok tadi ke
kamar tidak pakai bersih-bersih dulu, langsung masuk? Orang jawa bilang
'sawan', karena salah satu tetangga yang nengok cerita habis dari pergi
langsung ke rumah saya.
Kembali datang tamu-tamu yang
menjenguk, namun saya memutuskan untuk tidak keluar kamar karena Binar lagi
menyusu. Proses menyusu ini tidak mudah, ketika datang tangisnya Binar akan
menjerit dan tidak mau menyusu. Digendong, dipeluk tetap tangisnya kencang.
Sejujurnya saya pulang dari rumah sakit ini belum siap menerima tamu karena
kondisi masih sakit, capek, bayi juga masih butuh istirahat. Bayi baru lahir sebaiknya memang hati-hati dengan banyak yang menjenguk karena kondisinya masih riskan.
Dan, berbagai pertanyaan berkecamuk
di kepala saya. Pokoknya kalau besok masih seperti ini saya akan kembali ke
rumah sakit tempat saya melahirkan, untuk bertanya ke dokter anak yang menangani
Binar, ada apa dengan bayi saya? Kenapa Binar? Hingga keesokannya...
Minggu, 20 Oktober 2019
Tangis Binar Semakin Parah
Keesokannya ternyata selain tangis
Binar semakin parah sampai saya tidak bisa menerima tamu yang menjenguk. Suara
bayi saya serak akibat semalaman terus menangis keras, tidak bisa tidur, hanya
bolak-balik digendong secara bergantian. Matanya menatap saya seperti meminta
tolong sehingga saya tidak tidur juga sepanjang malam, lupa dengan rasa sakit
habis melahirkan.
Binar kemudian mengeluarkan kotoran
kalong yakni kotoran pertama seorang bayi baru lahir yang warnanya hitam, habis
mengeluarkan kotoran itu saya lihat mimik wajahnya terlihat nyaman. Saya sudah
menduga Binar sakit perut parah atau kolik, makanya ketika dia menangis saya
menenangkannya dengan memeluk dan menidurkan tengkurap di kedua belah paha saya
sambil saya belai punggungnya, balurkan seluruh tubuhnya dengan minyak telon.
Sesaat Binar tenang yang membuat
semua tenang, mungkin karena kotoran kalongnya sudah keluar. Padahal dulu
kakak-kakaknya tidak mengalami hal ini, keluar pup kalong biasa saja tanpa
drama. Namun baru sedikit merasa tenang tidak lama Binar menjerit-jerit lagi.
Kali ini perutnya berbunyi seperti usus yang kontraksi. Ya Allah, ini kenapa
ya? Jelas-jelas diobservasi dokter anak waktu di rumah sakit kondisinya
baik-baik saja, Binar juga belum mengasup apapun kecuali ASI. Itu pun
kuantitasnya tidak banyak, saya juga tidak mengasup yang aneh-aneh.
Dalam kondisi bingung, sakit karena
baru lahiran dua hari sudah menggendong Binar wara-wiri di rumah, air mata saya
pun tumpah deras. Saya takut kehilangan seperti yang pernah saya alami dulu.
Bayangan 6 tahun silam seperti hadir lagi, bagaimana saya berada dalam keadaan
kacau menghadapi alm Gibran. Kisahnya bisa dibaca di https://www.duniaeni.com/2017/12/dari-kehilangan-ibu-belajar-menjaga.html
Sepanjang hari saya menangis bukannya ke dokter atau apalah,
suami dan ibu saya hanya bisa memberi semangat, membantu mengendonng Binar, dan
lain-lain. Hingga sore tetangga depan rumah yang cukup akrab sama saya datang
menjenguk. Saya terima karena kami memang sering sharing. Dua tetangga saya ini bertanya kenapa Binar menangis
terus, mereka mau nengok tapi karena saya baru pulang dari rumah sakit, jadi
memutuskan nengok besok biar saya istirahat dulu.
Meluncurlah cerita saya dari A hingga
Z, mereka berdua menghibur saya,
mengajak tertawa, kebetulan juga Binar lagi agak tenang. Menyakinkan kalau
Binar sehat cantik, bayi baru lahir memang membuat ibu cemas dan baper. Begitu mereka pulang ASI saya mengalir deras sekali
sehingga Binar bisa menyusu cukup
banyak. Mungkin efek hati sedikit terhibur maka ASI jadi deras, tapi malamnya apa yang terjadi?
Pup Binar Padat, Banyak, Dan Berwarna Cokelat Tua
Malamnya Binar tiba-tiba seperti
orang mengejan dan keluarlah pup yang padat mirip adonan dodol yang liat,
banyak, berwarna cokelat tua mendekati kehitaman. Binar pup sambil menangis
kencang seperti kesakitan, setelah itu tenang. Kami semua senang sekali, kata
ibu saya : "Alhamdullilah,
keluar deh semua penyakitnya. Moga
sehat, sudah tidak nangis lagi ya, Nduk..."
Suami juga merasa lega luarbiasa
sampai menciumi Binar, namun tiba-tiba sayas seperti tersadar: Masa bayi baru
lahir, minum ASI pun baru hari ini bisa banyak, sudah pup seperti itu wujudnya?
Otak saya berputar keras, mengingat
semua anak-anak saya sebelumnya, yang normal itu pup pertama kalong, lalu pup
encer berbentuk seperti biji-biji cabe dengan kuantitas yang tidak banyak jika
bayi mengasup ASI. Pup macam ini seperti kalau bayi sudah berumur 3 bulan
setelah tidak pup berhari-hari, itu pun tidak seliat ini dan sebanyak ini?
Warnanya juga tidak seperti ini, ini warnanya seperti bayi sudah MPasi, Ya Allah! Otak saya terus berputar,
berusaha mengingat apa runutan tahap pup bayi. Sungguh, ini gak normal, saya
harus konsultasi dokter anaknya. Jangan-jangan ada apa-apa dengan ususnya atau
apalah, begitu pikiran buruk saya.
"Ini seperti pup bayi yang mengasup sufor," kata seseorang yang melihat bentuk pup Binar.
Huwaaa, saya pun menangis, langsung
terbayang ini pasti dikasih oleh bidan atau suster jaga di kamar bayi! Padahal
saya sudah bilang kalau Binar ASI ekslusif dan sudah 3 kali saya lahiran di
sana sebelum Binar, karena bayi baru lahir aman meski 2 hari tanpa asupan, maka
biasanya tidak ada yang mencoba memberi sufor ketika ibunya bilang ASI
ekslusif. Mengapa Binar dikasih sufor?
Padahal hanya satu malam yakni
setelah keluar dari kamar bersalin sekitar pukul 4 sore menuju kamar bayi, lalu
pukul 8 malam diantar ke kamar saya dan pukul 10 malam kembali ke kamar bayi.
Keesokan paginya pukul 6 pagi diantar lagi ke kamar saya. Hanya waktu sesingkat
itu, kenapa bisa jadi begini?
Senin, 21 Oktober 2019
Apakah Sufor Berbahaya Untuk Bayi Baru Lahir?
Suhu tubuh Binar agak demam dan pup
beberapa kali dengan kuantitas banyak sekali, warnanya tetap cokelat tua meski
sudah tidak mendekati hitam. Saya ingin ke rumah sakit untuk bertanya ke suster
jaga, ingin bertanya ke dokter anaknya, tapi suami mencegah melihat saya tidak
stabil secara psikis, juga fisik lelah. Saya akhirnya menghubungi dokter yang
membantu saya melahirkan dan sharing,
dokter Deddy menyarankan saya untuk
mengompres dan terus menyusui Binar sambil memantau pup dan tangisnya. Jika
besok masih sama kondisinya, sebaiknya kembali ke dokter anak.
Ketika saya tanyakan soal sufor berbahaya tidak untuk bayi baru lahir?
Menurut dokter Deddy meski ASI asupan
paling bagus, sufor untuk bayi baru lahir tidak berbahaya asalkan (ASALKAN)
susunya cocok dengan bayi tersebut. Makanya memberikan sufor pada bayi baru
lahir akan lebih baik konsultasi dokter anak. Sebab bisa saja terjadi kembung
hingga kolik, sembelit, maupun alergi, dan lain sebagainya.
Iya juga sih, saya pun baru ingat
ketika melahirkan Pijar, saat pengetahuan masih awam. Pijar lahir ASI saya
tidak keluar seperti ketika saya melahirkan Lintang, langsung deras. Maka saya
meminta suster atau bidan di rumah sakit yang sama saat saya melahirkan Binar,
untuk memberikan sufor. Rencana saya setelah ASI keluar baru akan saya susui,
saya takut bayi saya kelaparan dan sakit. Saat itu Pijar tidak mengalami masalah apa-apa, dua hari setelah lahir ASI saya baru deras dan sufor saya hentikan.
Baru setelah anak ketiga dan selanjutnya saya paham bahwa bayi baru lahir dapat bertahan 2 hari lebih tanpa asupan karena masih membawa nutrisi dari dalam perut ibu. Makanya ketika melahirkan alm Gibran, Pendar, dan Binar saya santai saja saat ASI belum deras. Setelah mengasup suplemen dari dokter kandungan, biasanya 2-3 hari baru deras sekali.
Baru setelah anak ketiga dan selanjutnya saya paham bahwa bayi baru lahir dapat bertahan 2 hari lebih tanpa asupan karena masih membawa nutrisi dari dalam perut ibu. Makanya ketika melahirkan alm Gibran, Pendar, dan Binar saya santai saja saat ASI belum deras. Setelah mengasup suplemen dari dokter kandungan, biasanya 2-3 hari baru deras sekali.
Lalu bagaimanakah keadaan Binar
selanjutnya? Apakah masih kolik perut dan sembelit? Masih Menangis keras dan
nyaris tidak bisa tidur? Ikuti cerita saya selanjutnya, semoga bermanfaat
47 komentar
Kasian si kecil jadi rungsing gitu ya mbak. Aku juga pasca lahiran rasanya rontok banget ini badan tapi Alhamdulillah langsung direct breastfeeding, nggak kesentuh sufor karena rawat gabung. Mudah-mudahan kondisinya aman-aman aja ya mbak setelah ini. Nggak sabar baca lanjutannyah
ReplyDeleteMemang agak membingungkan mbak soal menerima tamu pasca melahirkan, satu sisi kita mau istirahat tapi tamu juga berkunjung karena senang dengan kelahiran ya.
ReplyDeleteOh sekarang masih ada yang kasih sufor k ebayi baru lahir tanpa persetujuan orangtua ya? aku tau gimana perasaannya mbak Eni.
Aku pernah masuk bagian susu di rs. Kadang-kadang memang ada kasus khusus bayi baru lahir perlu diberi sufor, itupun sufor khusus sih. Kalau bayi sehat sih ngapain dikasih sufor. Apa lagi tanpa sepengetahuan orang tuanya. Tulisannya bikin jadi aware, nih, Mbak. Supaya lebih hati-hati di rs. Sehat-sehat, ya, Binar. Semangat juga buat orang tua Binar. :)
ReplyDeleteItulah sebabnya mba saya setiap melahirkan memilih lahiran ditempat yang 24 jam bayi bersama Ibu :D tapi sufor memang tidak berbahaya untuk bayi baru lahir benar kata mba asalkan cocok :) semoga Binar sehat terus yaa
ReplyDeleteAnak saya dulu juga dikasih sufor sama Ishak RS. Untungnya ngak kenapa-kenapa. Lalu hari ketiga lanjut full ASI. Sekarang sudah hampir dua tahun, minum susu Dancow juga pipinya tetap lancar. Saya sendiri nggak anti sufor, namun tetap mengutamakan ASI. Keep writing mbak. Semoga sehat selalu nak Binar
ReplyDeleteAku ngebaca ini sambil pelan-pelan banget. Ikut dag dig dug Mbak ngebayangin Binar nangis kencang berjam-jam kayak gitu. Ya Allah... pasti nggak nyaman banget ya rasanya buat Binar. Sehat terus ya Nak...
ReplyDeleteKalo aku sih boleh aja asal gak keterusan kasih sufor. Salim jg dulu rewel tapi ASI gak keluar. Aku kasih sufor dikit. Setelah Asi keluar, ya kasih Asi.
ReplyDeletepembelajaran baru buat aku, belum menjadi seorang ibu dan istri sih tapi seenggaknya bias belajar :)
ReplyDeletesehat terus yaa dedek binar
Saya kok agak kesel ya pas baca bagian susternya ngasih sufor. :( tapi langsung paham setelah baca bagian penjelasan dokter. Mudah-mudahan Binar sehat-sehat terus ya Bu Eni. Masalah kemarin sebagai penguat buat Binar :) Salam sayaang
ReplyDeleteMpo jadi ingat cerita pakar marketing yang kena tipu, saat anak pertamanya tidak bisa minum susu karena asi istrinya kurang.
ReplyDeleteKarena panik, ia mengiyakan saat suster mengajukan merk susu tertentu dengan harga fantastis.
Padahal bayi baru lahir kuat tidak minum susu selama dua hari. Di situlah dia menyesal. Aturan gratis, nunggu asi keluar sendiri, dia harus bayar mahal untuk beli susu.
Aduh, jadi ada kemungkinan Binar dikasih susu formula ya? Padahal keluarga menginginkan ASI Ekslusif, kan? Semoga Binar tetap sehat ya...aamiin
ReplyDeleteSaya juga dulu pengennya ASI Ekslusif, tapi sama bidannya malah di kasih sufor hiks.
jadi inget pas anak-anak baru lahir dan ASI belum keluar mba..pokoknya waktu itu aku berjuang biar ASI keluar dan alhamdulillah bias. Tapi aku yakin penanganan dokter untuk new born pasti tidak sembarangan
ReplyDeleteAnakku pertama dulu pernah muntah terus mb pulang dr rs...waktu itu sufor, krn asi ku dikit. Puting mblesek..bayinya susah nyusu langsung, aku jg ga punya pnglmn. Setelah aku gnti merk ..ga muntah lg...jd bnr, ga semua sufor cocok buat bayi
ReplyDeleteYa Allah...jadi ikut deg2an bacanya.. Kalau memang terjadi pemberian sufor tanpa seizin dokter anak & orang tua..yg akhirnya menimbulkan efek negatif pada bayi, apakah bisa dikategorikan mal praktek ya?
ReplyDeleteAku membaca cerita Mba Eni kata per kata. Kasian baca Binar nangis terus kek gitu. Semoga sehat-sekat terus ya, Binar, juga ibunya.
ReplyDeleteJadi gak sabar baca kisah selanjutnya...
Ya Allah, pasti jadi pengalaman berharga sekali, untungnya mba Eni masih ingat ya pup-pup kakak-kakaknya Binar dan ada suami yang menenangkan, pasti kaget lihat pup Binar bentuknya seperti itu
ReplyDeleteSufor enggak bahaya kok buat bayi baru lahir, tapi kalau ada ASI ya ngapain kasi sufor ya? Sufor hanya utk kegawatdaruratan, misalnya ibunya meninggal atau gak bisa menyusui krn sakit dll.
ReplyDeleteSehat2 ya Binar, ibuknya move on aja, jgn terlalu dipikirkan, nnati kemarahan2 kyk gtu malah bikin sandungan dlm menyusui, insyaAllah Binar akan tumbuh sehat aamiin.
Hi Binar and Bunda .. sehat selalu ya.. Aduh kesal banget baca kelakuan oknum suster. Menurut saya meskipun sufor aman dikonsumsi, pihak RS dan staff harus selalu berkonsultansi pada pasien untuk segala tindakan. Kalau bunda Binar sampai tidak diberitahu mengenai pemberian sufor , bunda berhak menanyakan dan menyataan keberatan pada pihak RS untuk kemudian hari mereka tidak semena-mena.
ReplyDeleteSemoga Binar selalu sehat ya mba. Kalo bayi sakit, sembelit, kolik, dan rewel itu bikin psikis kita ngedrop yaa
ReplyDeleteSaya malah dengarnya asuoan yg dibawa dr rshim ibunya bs utk 3 hari malah Mba...jd memang jangan buru2 di kasih sufor saya sebel sama bidan yg lgs ngasih susu formula...hanya krn disponsori sufor itu..
ReplyDeleteDuh, tangis bayi memang bikin deg2an ya. Saya ikut deg2an bacanya. Tidak disampaikan protes ke rs kah karena pemberian sufor tanpa izin?
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteHuaaa, Mbak, penasaran. Beneran ya itu Adek Binar dikasih sufor ama suster2 jaga? Isshh klo kayak gitu, susternya gak amanah dong yah.
ReplyDeleteSehat2 ya Adek Binar cantik. Untung semua keluarga dan sekitar Pro ASI ya Mbak. Jadi waktu Binar nangis kejer gitu gak ada yg saranin sufor biar Binar berhenti nangis.
Nama anak mba eni bagus banget binar hehe. Nama Indonesia tapi kaya makna. Btw bener tuh kalau memang ada masalah dengan ibu atau bayi, sufor bisa dipertimbangkan sayang nya masih aja ya orang2 menganggap sebelah mata Ibu yang ngasi anak nya sufor padahal siapa tau ada indikasi medis nya
ReplyDeletemenjadi orang tua memang harus memiliki jiwa yang besar yah kak, oiya itu tahunnya gak salah ketik yah kak?
ReplyDeletebtw ditunggu cerita tentang Binar selanjutnya
Dulu waktu Salfa bayi, saya pun diajak debat sama mertua soal sufor. Padahal dokter dengan jelas ngomongin ke mertua kalau ASI saya ada aja buat asupan nutrisi.
ReplyDeleteMak Eni aku kok bacanya deg-degan yaa..Kalau aku sendiri mengenai Sufor sih ya boleh aja asal jangan keterusan misalnya kalau pergi terus ga ninggalin ASIP ya pakai Sufor.
ReplyDeleteSetau saya, susu subtitusi memang aturannya cukup ketat untuk diberikan ke bayi, apalagi yang newborn mba. Pertimbangan dokter pun nggak bisa sembarangan, mengingat banyak juga dokter yg permisif dengan susu subtitusi. Kalau diberikan tanpa seizin ortunya , itu jelas dilarang deh , dan kalo ndak salah ada aturannya juga. Semangat ya mba, semoga terus lancar dalam mengASIhi :)
ReplyDeleteCatatan banget ini mak..kadang ibu masih kesakitan melahirkan kita nggak tau ya sufor apa yang dikasi ke anak.
ReplyDeleteWah, ini jadi asli jadi pelajaran untuk saya yang baru akan melahirkan anak pertama Mbak. Berarti takesnya harus benar-benar diingatkan spy bsa mendukung ASI eksklusif.. huhuhu.. jadi kepikiraaan..
ReplyDeleteKlo untuk sesekali boleh Kali y mba,, maunya sih jngn krn sayang bngt ASI lain halnya jika tdk keluar
ReplyDeleteaku paling panik kalau ada bayi nangis, apalagi nangisnya lama. suka kasihan. dan membaca tulisan mba eni aku malah deg degan banget. semoga tidak terjadi apa2 sama bayinya.
ReplyDeleteAah~
ReplyDeleteBinaaaarrr...
Aku rindu menggendong bayi baru lahir.
Karena mereka begitu mungil dan rapuh.
Uuuwuwuw~
Kalo nangis, pingin cepet-cepet peluuk~
This comment has been removed by a blog administrator.
DeleteWahhh saya jadi banyak belajar dari artikel ini dan berbagai tips tips yang diberikan di komentarnya, terima kasih sudah berbagi, semoga bisa bermanfaat untuk saya kelak wueheh
ReplyDeleteKe bayi yang udah hampir setahun aja ada kok yang gak cocok ya, jadi sufor itu emang cocok-cocokan banget.
ReplyDeleteAku jadi tau, kalau bentuk 'kotoran' bayi yang baru lahir kita bisa tau apa yang dikonsumsi dari bentuknya.
Aduh mbak aku ikut deg-degan baca tulisannya. Semoga Binar selalu sehat ya mbak, dan setauku untuk pemberian sufor pada bayi baru lahir kan harus dengan persetujuan dokter dan ibu si bayi.
ReplyDeleteSehat selalu untuk BInar ya. Masih ada aja yang yg kasih sufor tanpa persetujuan orangtuanya, biasanya rumah sakit malah mendukung ASI ya
ReplyDeleteduh, kenapa susternya kasi sufor tanpa ijin ya? kalau di Salatiga, rata-rata pihak RS atau RB pasti minta tanda tangan orangtua dulu sebelum memutuskan memberikan sufor ke new born baby...
ReplyDeleteSehat terus ya, dek Binar... :)
Sehat terus mba dedenya, untuk urusan sufor memang bagusnya konsultasi dengan dokter langsung.
ReplyDeleteJadi inget adikku mba, dia gamau minum ASI waktu beberapa hari setelah lahir. Ibuku jadi stress gitu akhirnya nggak ada pilihan lain selain kasih sufor. Hasilnya sekarang tulang dia gede, tinggi, bongsor banget untuk anak seusia dia��
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete