Kenapa Harus Duniaeni?
Pernah gak ketika mengunjungi blog saya timbul pertanyaan,
kenapa nama blognya duniaeni bukan nama asli Eni Martini seperti kebanyakan
blog blogger lain? Biar mudah dikenali gitu kalau pakai nama sendiri tanpa
tambahan nama lain, kenapa harus pakai duniaeni? Hehehe, kegeeran nih saya,
atau mungkin sudah menduga kenapa saya memakai nama duniaeni untuk blog saya?
Atau jangan-jangan kalian tidak pernah
memusingkan tentang nama blog saya: Duniaeni, hahaha.
Baiklah, sebenarnya tidak ada cerita yang istimewa untuk
sebuah nama duniaeni. Saya katakan tidak istimewa karena tidak ada sebuah
peristiwa yang menyebabkan nama itu terbentuk, seperti misalnya nama anak saya
yang pertama: Cahyaning Lintang Kinasih. Nama itu terbentuk karena sebuah kisah
ketika saya dan suami dalam perjalanan ke Baduy dan melihat ratusan bintang
jatuh memenuhi langit.
Waktu itu kami belum
menikah karena masih sepasang sahabat, tepatnya suami saya adalah kekasih
sahabat saya (untuk tahu kisah lengkapnya ada dalam buku Soul Travel In Baduy, buku yang diterbitkan Elexmedia). Ratusan
bintang jatuh yang kami saksikan di Baduy Luar, Cisadane. Di atas perbukitan
sambil minum secangkir kopi aren yakni kopi hitam yang dikasih gula aren.
Peristiwa yang romantis karena berapa tahu kemudian Allah
menakdirkan seorang bayi cantik buat kami yang bernama Cahyaning Lintang
Kinasih. Ah, jadi ngelantur ini. Setidaknya yang saya sebut istimewa adalah
hal-hal yang membekas hingga waktu yang tak terhitung, sementara nama duniaeni
itu tidaklah seromantis kisah lahirnya nama putri pertama saya, hehehe.
Awal Menggunakan Nama
Duniaeni
Awal menggunakan duniaeni adalah dari ide suami ketika saya akan
membuka akun facebook, mungkin sekitar tahun 2009 awal kalau tidak salah. Saat
itu saya masih menggunakan lapi di warnet, jadi sekeluarga: Saya, suami, dua
anak kami: Lintang yang masih batita dan Pijar yang masih baby ke warnet untuk
membuka akun facebook duniaeni, hahaha.
Kalau ingat komikal banget karena brondong petong ada adegan keyboard dijatuhin lintang. Sontak seisi
warnet menatap kami dengan berbagai pandangan, mungkin mereka seperti melihat
keluarga Shincan, wkwkwkkw. Untung penjaga warnetnya seorang pemuda yang baik
hati, buru-buru membantu kami yang sempat grogi karena dijatuhi pandangan
berpasang mata dari pengunjung warnet.
Setelah duniaeni digunakan di facebook, menyusul digunakan di
media sosial lain yaitu email, twitter, instagram dan akhirnya pada akhir tahun
2015 saat saya memutuskan untuk memasang domain di blog saya yang semula bernama
cahyakayangan.blogspot.com menjadi duniaeni.com. Jika ingin tahun mengapa saya
sampai memutuskan membuat domain blog saya bisa baca cerita saya:
Setelah menjadikan nama blog saya duniaeni, rasanya nama itu
jadi semakin dekat dan familiar. Meski itu merupakan ide suami tapi filosofi di
balik nama duniaeni sangat cocok dan klik buat saya. Untuk lebih jelasnya
mengapa duniaeni, barangkali sedikit cerita di bawah ini bisa memuaskan rasa
ingin tahu kalian (tsaaah), tapi saya yakin tanpa cerita pun pembaca blog saya
tahu mengapa duniaeni.
Kenapa Harus Duniaeni?
Ketika saya belum memiliki facebook suami melihat saya senang
berkutat dengan anak-anak meski saya sibuk menulis dan mengelola penerbitan
bersama suami dan kawan-kawan. Kemana pun kami pergi selalu membawa anak-anak
sampai anak-anak tidur di pameran buku, di kantor penerbitan, dan sebagainya.
Saat memutuskan memiliki akun facebook untuk menjembatani
agar saya lebih dekat lagi dengan pembaca buku saya, suami berpikir anak dan
buku adalah dunia si istri yakni eni, maka lahirlah nama DUNIAENI. Dimana di
facebook tersebut akan membuat pembaca melihat duniaeni, dunia penulis buku
yang mereka baca, ada buku ada anak-anak
Eni Martini.
Lalu ketika saya memutuskan untuk membuat blog dan isi blog
saya memang hanya seputar buku dan anak-anak, maka suami memutuskan meminta
saya menamai blog saya DUNIAENI. Dunia saya yang kemudian tidak hanya buku,
anak-anak, tetapi juga segala hal yang berinteraksi dengan saya, seperti even
blogger, teman-teman, aneka prodak, dan lain sebagainya.
Hingga Desember 2018 ini sebenarnya ulang tahun
www.duniaeni.com yang ketiga, sebagai batita masih dalam tahap pertumbuhan dan
masa golden age. Doakan ya, saya bisa
terus memberi asupan (tulisan atau konten) yang baik agar blog saya terus
bertumbuh dengan baik dan banyak memberi manfaat, aamiin.
1 komentar
Nama kita mirip-mirip Mba 😆 semoga blog dunia Eni selalu eksis y.
ReplyDelete