Saturday

Benarkah Instagram Potret Semu Sebuah Kehidupan?




Membahas tentang media sosial kali ini diantara banyak media sosial yang saya miliki dan ikuti setiap hari, serius setiap hari. Bukan addict, tetapi  memang ketika kita memutuskan untuk menjadi blogger, memiliki online shop, media sosial sudah seperti rumah kedua buat kita. Fungsinya sebagai kantor tempat kita bekerja, sebagai toko tempat kita menjual prodak atau jasa yang kita jajakan. Makanya saya sebut bukan addict tapi semacam rutinitas yang memang harus dijalani.

Nah, media sosial yang akan saya bahas kali adalah instagram, mengapa?

Kebetulan saat ini sedang viral hastek #savegempi , tahu dong Gempi? Meski bukan bagian dari netizen yang suka nonton gosip infotainment, rasanya hampir semua masyarakat Indonesia tahu Gempi. Gadis kecil seusia anak saya Pendar yang banyak berseliweran menjadi iklan susu dan prodak anak-anak lainnya, sosoknya begitu memikat banyak orang.

Sehingga ketika berita penceraian kedua orangtuanya muncul, ramai netizen protes di berbagai media sosial dengan hastek #savegempi , karena semua menyayangkan nasib seorang gadis kecil yang menawan harus menerima kenyataan jadi korban penceraian kedua orangtuanya. Namun dibalik peristiwa ini ada satu hal yang menarik saya yakni komentar netizen yang hampir seragam: "Teryata kehidupan di feed instagram itu kebahagiaan semu..."

Dari kehidupan artis ngejewantah ke kehidupan penghuni isntagram lainnya: Apakah mereka yang tampak glamour, romantis, cantik-tampan, adem ayem, bijaksana, agamais, dan sebagianya, is that all real?

Ya, gak tahu juga ketika saya ditanya demikian karena bagaimana pun setiap orang memiliki dua sisi dalam hidupnya. Namun yang jelas dibalik segala macam foto  yang layak tayang ini begitu banyak drama nyata buat saya. Seperti foto saya di bawah ini misalnya, saya candid saat Ayah Budi menjemur Binar. Mungkin saat jepret foto wajah saya mirip 'Nenek Sihir' karena bolak-balik ngacungin jari supaya Pendar yang mau datang  ngerusuh tidak ngerusuh. Gak jari aja, mata juga melerok  kejam.




Moment-moment behind the scene seperti ini yang tidak tayang, yang membuat semua kehidupan di instragram terlihat sempurna. Tapi bukan berarti juga moment-moment serem yang  tidak tayang itu sebuah potret retak, Bisa saja bagian dari bunga hidup. Jadi tidak semua hal-hal terlihat buruk benar-benar buruk, begitu juga sebaliknya.  Karena kehidupan adalah warna-warna bahagia dan sedih yang saling mengisi. So?

Ya, nikmati saja apa yang kita lihat di instagram. Jadikan inspirasi jika itu memang indah buat kita, setuju? Apalagi media sosial instagram termasuk media sosial yang bisa buat branding dalam menjual jasa seperti blogger atau prodak seperti bisnis online shop.


No comments:

Post a Comment