Siapkah Si Kecil Menjadi Kakak?
Lintang&Pijar |
Bumil pernahkah bertanya di dalam hati atau kepada pasangan
tentang sejauh mana si Kecil siap menjadi kakak? Atau mungkin bumil sudah
bertanya langsung kepada si Kecil tentang kesiapannya menjadi sorang kakak?
Pasti jawaban si Kecil bermacam-macam deh, ada yang bilang 'Aku tidak mau jadi
kakak', ada yang justru tidak sabar akan menjadi kakak.
Pertanyaannya, benarkah si Kecil siap menjadi kakak?
Dari pengalaman saya, jawaban si Kecil ini tentu saja tidak
sesuai dengan praktek di lapangan. Banyak sekali tantangan mempersiapkan si
Kecil menjadi kakak yang sesungguhnya. Hal ini baru akan terpampang nyata
setelah bumil melahirkan seorang adik bagi si Kecil. Benar-benar nyata penuh
tantangan ya, hehehe.
Batitaku Punya Adik
Lintang usia 3 tahun,
lahir Pijar
Lintang punya adik ketika dia berusia belum 4 tahun dalam
arti dia masih batita. Namun karena mungkin dia anak perempuan, jadi lebih
mudah memberi pengertian akan hadirnya seorang adik. Setidaknya Lintang
mengerti kalau saya sedang hamil dan akan hadir adik bayi. Bahkan dia sering
mengajak bicara adik dalam perut saya.
Setiap ditanya: "Mba Lintang senang tidak mau punya adik
bayi?', maka dia akan menjawab dengan ceria dan cepat, kalau senang sekali akan
memiliki adik bayi. Tidak hanya saya dan suami yang bertanya demikian, setiap
orang yang bertanya pasti akan dijawab dengan ceria dan cepat juga. Namun
ketika adik bayi benar-benar lahir, apa yang terjadi?
Hari pertama berjumpa di ruang bersalin, Lintang begitu
bahagia melihat bayi mungil dalam box bayi. Dia berusaha menggapai kening
adiknya, mengusap pipi adiknya, mungkin karena gerakannya belum terkontrol
dengan baik membuat adik bayi kaget dan menangis. Spontan saya menegurnya untuk
hati-hati, inilah awal Lintang menarik senyum di bibirnya.
Tidak sampai di situ, begitu sampai rumah dia mengambil semua
kado milik adik bayi karena tidak satu pun kado untuknya ada. Dia meminta tidur
di samping saya dan menggeser posisi adiknya, padahal sebelumnya dia tidur
bersama Ayahnya. Kami biasakan agar saat bayi lahir, Lintang terbiasa. Namun
beginilah pada kenyataannya, hehehe.
Drama-drama pun berlangsung yang membuat saya dan suami
sadar, Lintang belum siap memiliki adik secara psikologis sehingga kami membagi
tugas berdua dengan adil. Saat saya belum bisa jalan-jalan karena paska
bersalin, suami mengajak Lintang jalan-jalan ke Kebun Binatang, saya memandikan
bayi dan Lintang bersama meski dalam bak
yang berbeda, memakaikan baju bayi dan Lintang bersama-sama. Dan, akhirnya kami
memutuskan untuk satu tempat tidur berempat, hahahaha.
Pokoknya sebisa mungkin Lintang merasa tetap ada dan
menjadi bagian dari kesayangan ibu dan
ayah.
Pijar usia 4 tahun
lahir alm Gibran
Kebanyakan anak laki-laki konon lebih manja. Ketika saya mengandung alm Gibran, Pijar sudah berusia 3 tahun lewat tapi masih ASI dan langsung saya sapih, sukses. Tentu saja atas kerjasama dengan suami yang memisahkan tidur kami dan berbagi tugas ketika malam Pijar mencari saya dan ASI.
Namun Pijar belum paham sekali akan arti seorang adik, Pijar
terlalu manja kepada saya. Karena kondisi alm Gibran tidak sehat, saya pun
lalai dalam hal sounding ke Pijar.
Saya terlalu fokus akan pengobatan dan mengasuh alm Gibran. Bahkan sering di
kamar hanya berdua alm Gibran.
Alm Gibran dicocolin Apel sama Pijar |
Kondisi ini kadang membuat Pijar iseng, dia mencari perhatian
saya dengan mengganggu adiknya, seperti berlari mengelilingi saat adiknya
tidur, memasukkan potongan buah apel, dan sebagainya hingga memicu emosi saya.
Suami pun kondisi labil karena sikon alm Gibran yang butuh ekstra perhatian dan
biaya.
Saat alm Gibran masuk ICU ternyata Pijar kecil memiliki
kesempatan mendampingi hingga adiknya dipanggil Allah SWT. Saat itu saya
melihat Pijar yang berusia 4 tahun lebih, terlihat dekat sekali dengan adik
bayinya. Dia menggenggam tangan alm dan menangis saat alm diinfus, dibisikkan
kata-kata sayang. Mungkin selama ini kesalahan terbesar saya adalah...terlalu
fokus dengan kondisi alm dan melupakan psikologi Pijar.
Pasca alm meninggal, Pijar juga yang sering meminta ke
makamnya dan berharap memiliki adik lagi, bahkan dia mengakui suka nakal ketika
adiknya masih ada. Huhuhu, serius saya terharu sekali. Kalau saja saya dan
suami memperlakukan Pijar sama ketika Lintang akan memiliki adik bayi, mungkin
sebenarnya meski tidak paham akan adik kecil... secara psikologis Pijar lebih
siap memiliki adik ketimbang Lintang dulu.
Pijar Punya Adik Lagi
Pijar usia 6.1 tahun,
lahir Pendar
Akur sampai gede |
Ketika saya hamil Pendar, Pijar sangat bahagia sekali. Pijar
sudah sekolah dan sudah sangat paham tentang adik bayi, apalagi habis kehilangan seorang adik (alm Gibran) . Dalam sikon kali ini saya dan
suami tidak banyak sounding tentang
adik bayi, justru anak-anak yang jadi pengawas saya untuk rajin minum vitamin
dan istirahat.
Saat saya mulas akan ke rumah sakit, Pijar juga melepas
dengan bahagia dan berjanji begitu adik bayi lahir akan menyusul ke rumah
sakit. Ya Allah, bahagia banget pokoknya jika kita memutuskan hamil dan
melahirkan lagi saat si Kecil sudah siap menjadi kakak secara psikologis.
Karena dalam perjalanannya hingga saat ini Pijar begitu momong Pendar dari
membantu menyuapi hingga membersihkan pup adiknya.
Balitaku Punya Adik
Hahaha, ini bonus pernikahan saya yang akan menuju ke 14 tahun deh, saat saya hamil anak ke lima usia Pendar 4 tahun. Apakah Pendar siap mempunyai adik? Saya memperlakukan Pendar seperti ketika memperlakukan Lintang dulu, sounding kalau Pendar akan memiliki adik. Bagaimana tanggapan Pendar?
Sama seperti Lintang dia senang dan tidak sabar menunggu
adiknya lahir, tapi disisi lain dia sama dengan Pijar yakni manja dengan saya
dan menolak pisah tidur, hahaha. Ayahnya selalu gagal mengajak Pendar tidur
bareng, dia lebih memilih tidur di samping ibu dan memeluk ibu.
Sebenarnya saya agak was-was juga dengan kondisi ini, kawatir
bagaimana dia bisa tidur kalau saya sedang di rumah sakit bersalin? Bagaimana
jika ada adik bayi tidur disampaing saya? Tapi belajar dari yang sudah-sudah,
saya dan suami yakin bisa melewatinya. Karena pada kenyataannya banyak hal di
lapangan yang akan berubah dari apa yang kita pikirkan sebelumnya.
Namun tetap sounding
tentang adik bayi bagi calon kakak itu berperan penting sekali, setidaknya
memberi masukan dan pemahaman akan posisi calon kakak kelak, akan kehadiran
adik bayi nantinya meski tentu saja penuh tantangan seperti yang saya ceritakan
di atas.
Beberapa cara saya sounding
ke calon kakak adalah sebagai berikut:
1. Menceritakan ada calon adik bayi dalam perut ibu
2.Selalu membawa calon kakak saat periksa ke dokter, melihat
langsung layar USG dan membiarkannya bertanya ini-itu
3. Ikut mempersiapkan perlengkapan bayi, bahkan kadang calon
kakak yang memilihkan warnanya.
4. Mengajaknya berimajinasi jika adik bayi lahir akan tidur
di sebelah ibu dan sebelah calon kakak.
5. Memberitahu adik bayi sama seperti calon kakak dulu yakni
menyusu ASI ibu
53 komentar
Eh itu poto pertama so sweet bangeeett./ Lintang pas cilikane mirip2 Piar gtu yaa. Saiki dukur langsing :D
ReplyDeletebener mirip
DeleteFoto favorit itu hehehe. Lintang kecil mirip Pendar plek
ReplyDeletemiming harus dipersiapkan dengan baik ya Mba..jadi mengurangi sibling rivalry
ReplyDeleteMas Pijar pintar banget sih, bisa ngemong gitu ya ke adik-adiknya.
ReplyDeletePijar kayaknya udah siap banget mah punya Adik :)
Notteeeed Mbaaak, bermanfaat sekali tips di akhir artikelnya, setelah sempat terhanyut haru membaca kisah Mbak Eni. Aku catat ya Mbaaa, kebetulan kami juga sedang merencanakan kehamilan kedua, anak saya yang pertama 20 bulan. Semoga diberi kelancaran dan juga bisa mempersiapkan psikologis si calon kakak. Aamiin.... :)
ReplyDeleteAh terharu, mimen flash back memang mengharukan, menyenangkan dan bikin bahagia banget ya, jd mencaru cari foto foto anak anak waktu masih bayi. Gemes banget. Faiz waktu punya adik, emang nunjukin kemanjaan dan sesekali terlihat banget bahwa dia belum siap punya adik. Solusinya emang ortu harus paham dan membagi perhatian juga ya kepada si kakak
ReplyDeleteiya mb supaya tidak mearasa di tinggalkan
DeletePraktekin ah, terutama yg nomor 3 dan 4. Belum pernah soalnya. Makasih ya mbk eni, udh sharw pengalaman kecenyaaaa
ReplyDeleteSama sama mb
DeleteAnak pertamaku punya adik diusia 3 tahun, Alhamdulillah ga ada drama sama sekali. Nah yg kedua ini, kalau ditanya mau punya adek nggak? Dia langsung jawab “nanti adeknya aku pencet sampe gepeng”
ReplyDeleteHuaaaaa :))))
Perjalanan Mba merawat anak-anak penuh haru ya, hehe. Saya membacanya seperti lagi nonton film. Moga anak2 tumbuh sehat, pintar, dan sholeh ya, Mba. Amin :)
ReplyDeleteAmin terimakasih doanya mb
DeleteMba Eni, aku jadi ingat dulu pas Ayyas di perut, Farah itu paling antusias untuk punya adek. Farah bahkan paling perhatian. Tapi skarang Ayyas malah kalau dengar nama adik wah dia nggak mau. Hahhaa
ReplyDeleteAku waktu anak pertama alhamdulillah sukses sounding juga mba diawal lancar. Tp ya itu karena si adik agak istimewa aku kurang sounding yg selanjutnya dan sibuk berdua dikamar. Hiks jadi pelajaran banget deh. Krn walau mereka kecil tp tetap punya perasaan yang tdk mau dibedakan. Pengen nanti selanjutnya lebih siap menyambut anak ketiga
ReplyDeleteJadi ingat waktu saya melahirkan Nai. Keke waktu itu berusia 2 tahun. Usia segitu memang sepertinya belum mengerti banget kalau dia akan menjadi kakak. Jadi sama seperti yang Mbak Eni lakukan. Terus sounding ke Keke dan mengajaknya terlibat mengurus adiknya :)
ReplyDeleteAnak kecil juga punya perasaan ya, ditegur sedikit jadi melow. Mungkin Pijar bukan mengganggu ya tapi cari perhatian ya. Berarti penting ya sejak dini udah sounding duluan dan mengikutsertakan si kakak
ReplyDeletepenting sekali mb
DeleteWaaah mbak Eni, namanya anak2 ya. Pasti lucu deh kejadiannya, adiknya dikasih byk kado, si kakak gak ada.
ReplyDeleteSaya belum pengalaman soal ini mbak
Rayyaan seneng banget pas tau mau punya adik. Apalagi pas dokter bilang adiknya cowok. Samsek ga jealous waktu banyak yg kasi kado u adiknya pas lahiran. Tp sebulan sebelum adiknya lahir, ibu mertua saya divonis kanker. Setelah Razqa lahir, suami harus bolak balik RS menemani ibu. Beberapa bulan kemudian, ibu mertua meninggal, lalu ada cerita lain, ibu saya sempat kena stroke, lalu kami pernah jg kecelakaan. Bbrp kejadian yang traumatis buat psikologis kami terasa labil dan berpengaruh ke Rayyaan, mencari perhatian dengan cara marah-marah.
ReplyDeleteyang sabar mb semoga semoga selalu di kasih jalan terbaik.
DeleteMasyaallah, makdeg bgt bagian Pijar dan Gibran. Saya nangis bombayyyy..
ReplyDeleteSehat2 selalu ya mbak sekeluarga ��
Amin terimkasih atas doanya
DeleteBaca tulisan ini jadi mengingatkan saya beberapa tahun lalu, dan membuat saya sangat merasa bersalah dengan anak pertama. Mungkin pada dasarnya setiap anak suka dengan adik kecil, tapi mereka tidak menyangka akan perubahan sikap ibunya yg "lebih" perhatian sama adik yang baru. Padahal di dalam hati seorang ibu tidak ada yang berubah, semua dicintai.
ReplyDeleteSetuju mb
DeleteJadi, cerita bahawa anak perempuan lebih dewasa dan lebih cepat menerima kehadiran adik2nyai itu ternyata belum fix. Hahaha. Tak lamalagi aku mau mengalami hal ini, Mbak. Semoga Kecemutku bisa lebih dewasa.
ReplyDeleteAmin semoga
DeleteIkut trenyuh dan terharu membaca rangkaian kisah keluarga kak Eni, terutama saat adik alm.Gibran kritis dan Pijar mengenggam tangan adiknya saat diinfus.
ReplyDeleteSalam buat keluarga kak Eni.
Terimakasih.
DeletePijar keliatan banget ya penyayang, sama adeknya ngayom banget, begitu ya kalau diajak bicara, mereka siap menerima adik
ReplyDeleteiya mb Alhamdulillah
Deletewaktu hamil kedua aku juga begitu mba sounding ke si sulung nanti akan ada debay dalam perut, ajak main saat kandunganku udah mulai gede dan sekarang setelah lahir alhamdulilah dy mau ajak main adiknya meski kadang ada cemburu mewarnai xixixi
ReplyDeleteiya mb namanya juga anak2, wajar mb
DeleteMasyaAllah mbakkk........ Semoga jd anak2 sholeh sholehah, akur rukun sampai dewasa. Aamiin
ReplyDeleteAmin terimakasih doanya mb
DeleteSama kayak aku waktu hamil anak2. Abangnya sudah jauh hari disounding. Bahkan waktu adiknya lahir abangnya dibuatkan kado sendiri hahahah
ReplyDeleteJarak ketiga anakku juga lumayan dekat mbak. Yg sulung baru berumur setahun ketika aku hamil anak kedua, dan dari anak kedua juga berjarak 2 tahun. Ngalamin juga keisengan si sulung ke adiknya hehe. Pelan2 sih diajak ngomong kalo itu adiknya yg nantinya akan jadi teman dia main juga.
ReplyDeletePijar dan pendar, jadi ingat anakku yang ke 5, Sarah juga punya adik saat usia 6 tahun. Alhamdulillah anak seusia Sarah mah sudah mengerti dia akan punya adik, malah mau diajak ke sekolah untuk dikenalkan kepada teman temannya. Sebelum saki lahir, saya sudah sering menceritakan tentang adiknya di perut, mengajaknya mengetahui proses tumbuhnya si adik dan memberitahu foto USG adiknya. Jadi setelah lahir, dia sayang banget sama saki. Dan membantu menyiapkan keperluan adik bayi seperti saat mau mandi, mau jalan jalan dll
ReplyDeleteJd inget dulu waktu mau punya adik.
ReplyDeleteAku udh nyiapin nama dan bilang ke mama adenya mau diajak ngapain aja :D
Seru ya mempersiapkan Kakak punya adik pengalamanku anak-anak suka sih pas hari H memang perlu ekstra karena kita berbagi perhatian
ReplyDeletebener banget mb
DeleteKak Pijar emang kakak yang super, begitu juga dengan Pendar. Aku masih ingat sekali adek kecil yang luucu almarhum dek Gibran. Semoga bunda selalu sehat, dapat melahirkan dengan normal dan calon debay yang akan lahir nantinya senantiasa diberikan kesehatan. Bunda jaga kesehatan selalu ya
ReplyDeleteAmin terimakasih doanya
DeleteWaaa ada foto Mba Lintang kecil.. :) Aku juga mba pas hamil Mika, kakak Boo baru setahun lebih.. Dari situ udah sounding terus biar gak kaget pas adiknya lahir.. Pas ketemu adiknya pertama kali mukanya sumringah seneng.. Hihi.. Melibatkan kakak dlm ngaauh adik juga berperan penting.. Tapi ya begitu perjalanannya gak mulus2 amat, pasti ada saat2nya jealous.. :D Tapi aku selalu bilang untuk saling sayang semuanya..
ReplyDeleteiya mb ada saatnya seperti itu, kita sebagai orangtua harus selalu mengingatka
DeleteBenerr...terharruuu...
ReplyDeleteKalau anak sudah paham dari kacamata kecil mereka, bahwa dunia itu seindah hubungan kaka-adik.
Bumil Eni, telaten banget sama anak yaaa, hebat.
ReplyDeleteBener juga ketika ibu telaten diskusi sama calon kakak, justru dia nggak sabar nunggu kehadiran adiknya.
Nggak sampai jelous jelous ekstrim ya.
Sehat selaluuu buatmu mbaa
Amin terimakasih doanya
Deleteawww, aku terharu banget, mbak Eni berhasil mendidik anak-anak untuk jadi kakak yang baik. Aku dulu juga pas hamil adik Zinan, mas Deniz aku sounding kalau dia mau punya adik dan nanti jadi kakak. Terus minta mas Deniz untuk ikut terlibat ketika aku mengurus adiknya. Alhamdulillah mereka berdua bisa dibilang selalu akur (meskipun kadang yaaa gitu deh. Hehehe).
ReplyDeleteAnyway, selamat yaa sebentar lagi Pendar bakalan jadi kakak juga. Sehat terus ya mbak...
Amin terimakasih atas doanya semoga mas deniz dan adik Zinan juga sehat selalu
Deleteso sweet si kecil.
ReplyDeleteterima kasih mau berbagi
sama2 terimakasih juga sudah berkunjung
DeleteHahaha.... Anakku yg nomer 2 mbak yg notabene udah lewat 10 tahun aja beberapa bulan ini kalo tidur bawaannya pindah ke kamarku, pdhal sebelumnya ngga dan anak umur segitu udah lebih gampang nerima penjelasan krn sdh jalan logikanya. Tp ya ternyata mungkin bawah sadarnya blm nerima banget kayanya, hehehe ... Kalo yg no 1 mah karena udah pernah punya adek dan udah ABG jd outputnya ya seneng2 aja...
ReplyDeleteTapi mudah2an begitu adeknya lahir dua2nya bisa lebih ngertiin kondisi, krn dr sekarang2 aku udah ngomong, kalau adek nanti udah lahir, karena ibu ngurus sendiri, sepertinya ibu butuh bantuan kakak2 utk ngurus keperluannya sendiri dl selama ibu belum bisa ya...mudah2an lancar