Tips Mengelola Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga yang Memiliki Usaha
Masih ingat tulisan-tulisan saya tentang kebijakan keuangan
ala ibu rumah tangga hasil dari workshop
dengan Ibu Bijak yang pembicaranya Mba Cantik Prita Ghozie? Pasti ingat deh,
kalau sering baca di blog saya, hehehe. Karena artikel-artikel kebijakan ala
Prita Ghozie ini disuka para ibu-ibu loh, selain ulasannya sederhana juga kena
banget buat ibu-ibu yang sebenarnya bak seorang Menteri Keuangan di rumah.
Urusan mengatur keuangan di rumah jangan dianggap sepele, sebab
seperti tema yang diambil dalam workshop Ibu Bijak kali ini yakni 'Bijak Kelola
Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera. Bisa ibu bayangkan bagaimana
pentingnya peran seorang ibu dalam mengelola keuangan rumah tangga? Tidak hanya
masalah hemat dan terpenuhi kebutuhan lainnya, tetapi juga merupakan sebuah
masa depan yang sejahtera bagi semua anggota keluarga.
Yesss, workshop keuangan lagi kita |
Namun kali ini saya akan membahas ulasan Prita Ghozie yang
kemarin duet bersama Jenahara, tahu dong Jenahara? Ibu muda berparas cantik
putri artis lawas Ida Rohayani ini adalah seorang fashion disainer, buat
penghobby fashion muslim pasti tahu karya-karya Jenahara. Nah, saya akan
mengulas bagaimana cara mengelola keuangan bagi seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha.
Moga bermanfaat ya, karena jaman sekarang banyak sekali
wanita yang menjadi ibu rumah tangga plus-plus. Contohnya saya, selain sebagai
ibu rumah tangga memiliki usaha
kecil-kecilan penjualan buku, tapi sepertinya cara saya mengelola keuangan
rumah dan usaha tersebut tidak berjalan baik. Maka selain kalian yang membaca
artikel ini, saya pun sangat senang dengan bahasan kali ini.
Kelola Keuangan Rumah
Tangga Dengan Benar
Oya, yang menarik dalam acara kali ini Ibu Bijak yang
merupakan gerakan dari VISA melibatkan tidak hanya ibu-ibu blogger, tetapi juga
meluas hingga ibu-ibu Dharma Wanita DKI Jakarta. Sehingga workshop berjalan
dengan ramai dan seru, secara para ibu-ibu Dharma Wanita ini selain merupakan
ibu rumah tangga juga banyak yang
memiliki usaha.
Selain dua narasumber yang akan berbagi cara mengelola
keuangan, hadir juga Bapak Riko Abdurrahman - Presiden Direktur Visa Indonesia,
dan Prita Ghozie yang menjadi pembicara pertama langsung menodong para perserta
workshop dengan pertanyaan: Sehatkan keuangan kalian? Untuk mengetahui ini maka
diperlukan adalah:
Financial Check-Up (Cek Kondisi Keuangan)
1. Berapa utang yang dimiliki
Sekarang siapa yang tidak memiliki utang, mungkin hampir
semua orang memiliki hutang. Entah, hutang barang atau hutang materi. Di
sinilah ibu harus pintar mana utang yang perlu dan mana utang yang sekedar
lapar mata seperti yang Prita Ghozie katakan:
"Ada orang yang kredit handphone seperti sedang menyewa handphone, setiap kredit lunas maka ganti handphone terbaru dengan sistem kredit lagi. Padahal handphone yang baru lunas masih bagus."
Hal ini tidak hanya handphone, tetapi juga berlaku pada
motor, mobil, banyak masyarakat kita yang terjebak gaya utang seperti ini.
Padahal utang-utang kita baik utang kredit dan pinjaman itu tidak boleh
melebihi dari 30% dari total penghasilan agar tidak terjadi gali lubang tutup
lubang atau terjebak financial terpuruk.
2. Sesuaikah biaya hidup dan pemasukan?
Untuk mengetahui biaya hidup sesuai tidak dengan pemasukan
adalah ketika ternyata sampai berhutang untuk biaya hidup, seperti makan. Ini
sudah dipastikan ada yang salah dengan pengeluaran dan pemasukan di rumah.
Sebab biaya hidup maksimal 50% dari penghasilan atau pemasukan. Karena itu
harus paham prioritas pengeluaran agar tidak terjadi besar biaya hidup
ketimbang pemasukan.
3. Punya dana darurat?
Tahukah bahwa setiap rumah tangga wajib memiliki dana darurat
yang idealnya sebesar minimal 3x biaya bulanan. Apalagi jika sudah memiliki
anak, dana darurat harus lebih besar lagi yakni 12x biaya bulanan atau biaya
hidup perbulan. Kenapa biaya darurat sanga penting dalam rumah tangga?
Karena biaya darurat diperlukan jika sewaktu-waktu financial
kita terpuruk karena kondisi yang tidak terduga seperti PHK maka dana darurat
diharapkan bisa menjadi modal usaha selama belum mendapat pekerjaan baru. Dana
darurat ini selain berbentuk tunai yang mudah dicairkan dalam segala kondisi,
selebihnya bisa berupa logam mulia.
4. Sudah punya tabungan?
"Siapa di sini yang menjadikan tabungan sebagai dompet digital?' todong Prita Ghozi.
Saya langsung merasa 'Jleb' loh, karena memang saya mempunyai
tabungan tetapi sering tidak konsisten menggunakan sebagai dana untuk beli ini
itu sehari-hari. Akibatnya tabungan tidak memenuhi target dan sering menipis. Maka
untuk menghindari tabungan sebagai dompet digital, Prita Ghozi mensarankan agar
setiap rumah tangga memiliki rekening per pos. Khusus rekening tabungan jangan
dicampur dengan rekening untuk biaya hidup bulanan, cicilan setiap bulan, dan
lain-lain.
Memang idealnya alokasi untuk penghasialn bulanan seperti apa
sih? Mungkin ini pertanyaan yang berputar di kepala ibu-ibu, termasuk saya.
Sebab, mengalokasikan penghasilan bulanan secara benar ini merupakan kunci
utama keberhasilan kita mengelola
keuangan rumah tangga, setuju?
Prita Ghozi memberitahu bahwa alokasi ideal untuk penghasilan
bulanan adalah:
1. Sosial : 5%
2. Dana darurat dan Asuransi : 10%
3. Biaya Hidup&Cicilan : 60%
4. Investasi : 15%
5. Gaya Hidup : 10% (Jika kondisi darurat karena penghasilan
tidak besar, gaya hidup bisa ditiadakan).
Setelah memahami keuangan rumah tangga, selanjutnya bagi ibu
rumah tangga yang memiliki usaha atau sebagai womenpreneur harus bisa mengelola keuangan usaha agar tidak rancu
dan terjadi kebobolan keuangan usaha.
Mengelola Keuangan
Usaha
Sebelum memulai sebuah usaha yang perlu diketahui adalah
tantangan dalam usaha adalah:
1. Mau usaha apa?
Mengetahui usaha yang cocok itu sangat penting, sebaiknya
usaha yang disukai atau passion serta dikuasai dengan baik agar jika ada
kendala tetap memperjuangkan usaha tersebut. Dalam arti harus jatuh cinta
dengan usaha yang akan digeluti, misalnya seperi Jenahara usaha di bidang
fashion karena memang sejak kecil sudah menyukai dunia fashion.
2. Tidak tahu untung vs rugi
Nah, ini berbahaya sekali karena memiliki usaha harus
menguasai apa itu untung dan apa itu rugi dengan cara:
- Pisahkan keuangan pribadi dan usaha, tentu dengan rekening yang berbeda. Jangan sekali-sekali menyimpan keuangan pribadi dan usaha dalam satu rekening.
- Punya catatan arus kas yakni pengeluaran dan pemasukan khusus usaha.
- Modal investasi VS biaya, harus bisa menghitung dan mengetahui berapa modal awal usaha untuk investasi seperti misalnya toko dan biaya untuk produksi atau belanja barang usaha yang untuk dijual. Termasuk ketika usaha masih di rumah, jangan lupa tetap menghitung biaya listrik, air, dan lain-lain yang terpakai untuk usaha agar biaya rumah tangga tidak kebobolan.
Ketiga hal di atas memudahkan kita mengetahui keuntungan dan
kerugian dari usaha yang dilakukan. Sehingga ketika rugi bisa membuat strategi
atau bisa menanggulangi kerugian tersebut.
3. Pertimbangan lain
Ini tidak kalah penting, apakah ibu akan bermitra atau joint
dengan teman dalam mengelola usaha, atau mau usaha sendiri. Maka pikirkan juga
modalnya dari mana, jangan sampai terjerumus ke dalam utang yang salah.
Jenahara dan Proses
Dalam Mengembangkan Usaha
Sesi akhir sebelum acara ditutup, Jenahara sharing tentang bagaimana dia memiliki
usaha fashion hingga sebesar saat ini. Semua tentu dilalui dengan tidak mudah,
ada proses jatuh bangun termasuk ketika klien yang tidak membayar sesuai dengan
perjanjian sehingga mengalami kerugian. Kerugian yang bagaimana pun tetap harus
ditanggung Jehan yang memulai meluncurkan brandnya tahun 2014 itu.
"Disitulah saya memanfaatkan dana darurat untuk menutupi kerugian agar biar tetap bisa membayar karyawan dan produksi lagi, " kata Jehan membenarkan pentingnya dana darurat dalam sebuah usaha. Tentu saja dana darurat harus berupa uang tunai.
Karena Jehan menyukai dan merupakan passionnya maka meski awalnya jatuh bangun, dia tetap
mempertahankan bisnisnya hingga sebesar saat ini dan dikenal di dunia fashion
disainer. Coba kalau tidak hobby dan bukan merupakan passionnya, mungkin sudah say bye-bye. Jehan juga menceritakan
bahwa mungkin seolah-olah orang melihat dirinya enak dan sukses, padahal di
balik itu banyak hal yang tidak mudah dilaluinya.
"Kalau kita mau sesuatu harus menikmati prosesnya, proses yang tentu saja jatuh-bangun. Kebanyakan orang-orang yang gagal dalam usaha yang tidak mau melewati prosesnya, "kata Jehan gamblang.
Dan ibu muda ini menutup sharingnya
dengan sebuah kalimat jleb: "Tips dari saya kalau mau sukses, intinya gak
ada sukses instan, semua melalui proses.'
Nah, sudah siapa menjadi ibu rumah tangga yang memiliki
usaha? Jika sudah yakin dengan apa yang diulas Prita Ghozi di atas, dan yakin
ibu siap berproses maka jangan hanya mimpi, wujudkan impian itu dengan lakukan
sekarang. Semoga menjadi kwomenpreneur
yang sukses...
82 komentar
Ahh kesentil, kami belum punya dana darurat, masih mengandalkan tabungan dan iman yaqin ada ATM Allah hehe
ReplyDeleteSaya pernah usaha online shop, penjualan sih laris manis. Tapi laba nggak tahu kemana karena kecampur sama uang pribadi. Apalagi kalau ada kebutuhan mendesak jadi nyomot modal usaha karena nggak ada dana darurat, hiks.
ReplyDeleteSekarang saya stop jualan dulu karena membenahi keuangan rumah tangga. Makasih sharingnya mba.
cita-citaku pingin punya usaha sendiri, jadi womenpreneur gitu. Biar bisa punya passive income yang lancar setiap bulannya.. aamiin
ReplyDeleteWalo aku kerja kantoran, tp aku jg punya usaha sampingan jualan pulsa di kalangan temen kantor :p. Nah itu hasil transaksinya aku bikin rekeking sendiri, supaya ga kecampur ama uang2 utk post lain. Kekuranganku itu gampang tergoda mba :p. Liat brg lucuk, lgs beli. Liat tiket murah, lgs booking. Tp at least, aku slalu berhasil pgng prinsip, jangan pernah hutang, krn itu menyangkut riba. Mnding ga punya tabungan, drpd hrs berhutang :).
ReplyDeleteSetuju banget dengan memisahkan keuangan RT dan usaha.
ReplyDeleteBerdadarkan pengalaman saya yang pernah usaha tapi keuangan nya kacau gegara di campur :)
Semua butuh proses! itu point pentingnya ya Mba dalam menjalani semua hal termasuk pengelolaan keuangan.. butuh sedikit-demi sedikit untuk memperbaiki sampai menuju keuangan ideal! Semangat para menteri keuangan keluarga!
ReplyDeleteIbu yg bijak dan cerdas tentu mengelola keuangan dengan baik. Namun terkadang suka lupa mana kebutuhan mana yang hanya sekedar "keinginan" . terimakasih Bu Enny Martini, ini sangat menginspirasi ibu rumah tangga maupun yg baru ingin berumahtangga. From : Joko Prasetyo S.H
ReplyDeleteAku masih boros banget nih. walaupun di catet tetep aja suka bandel hahahaha
ReplyDeleteMakasih mba, tulisannya membantu jadi guidence bener nih.
ReplyDeleteAku baru pengin buka usaha, baru pengen yaa, belum mulai
Terima kasih atas informasinya Mbak perlu banget cara memanajemen keuangan keluarga apalagi punya buka usaha baru
ReplyDeleteJadi semakin ngerti klo uang mesti ada perencanaan dn literasinya biar gk kbobolan ya..udah mulai sih ini pengaturan setiap bulannya di catat d buku khusus
ReplyDeleteNagus banget nih ada tips cara mengelola keuangan rumah tangga buat emak2 �� Butuh sana darurat ya disimpen di anggaran. Apalagi buat usaha/bisnis. Jgn sampai lebih besar pasak drpd tiang.
ReplyDeleteDana darurat yang akan menolong saat sulit
ReplyDeleteKecelakaan dan bencana ,tidak ada yang tahu
Memang harus belajar nih dalam pengelolaan keuangan keluarga apalagi banyan rencana mo pesiar 😊😊
ReplyDeleteNah ibu bijak harus bijak kelola pengeluaran. Jangan sampai besar pengeluaran dari pada pemasukan ya. Hihi gaya hidup makin tinggi soalnya
ReplyDeletePrita Gozha tuh pakar keuangan ya,seneng bisa dapat ilmu dari beliau. Dana darurat tuh yg sampe skrg susah diterapkan pdhal penting untuk jaga2 ya.
ReplyDeleteMbaa, aku kayaknya harus semangat ngumpulin dana darurat nih mba. Bukannya apa2. Sebagai jaga2 ya mbaa. Dan juga buat investasi yang terbaik ya mbaa
ReplyDeleteBukan yg punya usaha aja sih mbak yg perlu mengelola keuangannya, yg belum memiliki usaha pun juga perlu mengelola keuangannya agar masa depan lebih terarah
ReplyDeleteAlhamdulillah sejak blogging lebih disiplin urusan dana2 simpanan dan darurat.
ReplyDeleteAlokasi idealnya noted banget nih Mba Eni, perlu cek lagi kondisi keuangan saat ini memang karena menjelang lahiran anak kedua, nanti alokasi dana pasti berubah lagi. Semogaaa gak jelek2 amat hasilnya, haha
ReplyDeleteWah, mengelola keuangan rumah tangga aja saya masih harus banyak belajar. Apalagi ditambah kalau punya usaha, ya. Salur nih untuk para ibu yang punya usaha dan bisa mengelola keduanya dengan baik
ReplyDeleteWaah cocokk ini pembahasannya buat aku.. alokasi dana ini yg kadang masih susah
ReplyDeleteUtang suamiku banyak nih tapi utang dalam bentuk investasi siih. Bener gak yaa...
ReplyDeleteKita nggak punya usaha aja harus ngelola uang dengan baik ya mba. Apalagi kalau punya usaha. Jangan sampai mencampur adukkan uang pribady dengan uang usaha
ReplyDeletePas banget dapet tulisan mba eni ini karena aku lagi tertarik dengan penyusunan anggaran rumah tangga. Mantap pengisinya Mba Prita Ghozie ya aku suka ikutin tips2nya juga
ReplyDeleteBeruntung yah bisa hadir di event ini. Sesungguhnya ilmu financial sangat luas. Senagai financial consultant. Income tidak bisa disatukan dengan asset. Jangan luoa saving 30% dari income per bulan and sedekah sebagai fardu untuk selamat dunia akhirat
ReplyDeleteYess setuju banget ibu kudu bijak krn ibu adalah manager finansial keluarga alias menteri keuangan rumah tangga XD
ReplyDeleteKadang financial check up sering dilupakan orang, padahal itu penting banget yah mbak
ReplyDeleteAku jd bener2 kepikiran buat bikin usaha nih mbak. Supaya nambah2 pemasukan keluarga. Tapi kudu lakukan cek finansial rutin ya supaya gk kecampur dananya TFS
ReplyDeleteRealita praktik yg sy lakukan biasanyaaa.. Udh nyimpen dana darurat pst abis bulan itu jg. Rata2 emg habis pas darurat sih cm y rs empty aj gt ga tersimpan bener2.. Hihi
ReplyDeleteiya ini jaman sekarang uda mulai banyak yang mengalami pergeseran dari kebutuhan ke gaya hidup
ReplyDeleteBanyak jleb-nya abis baca artikel ini ��
ReplyDeleteBu prita nih bagus ya penyampaiannya tentang keuangan. Kemarin waktu di DIM sama dia juga. Suka dengan cara dia memberikan ilmu mengelola keuangan. Baik untuk investasi ataupun rumah tangga.
ReplyDeleteBumil idola aku nih, aktif banget. Workshop kemarin bagus banget ya temanya, langsung dapat pencerahan baru nih soal perencanaan keuangan. Prita Ghozie juga enak banget bawain materinya
ReplyDeleteReminder buat saya banget nih Mbak Eni.. saya dulu pernah ceroboh gak misahin keuangan bisnis sama pribadi, alhasil bablas deh :(
ReplyDeleteSenangnya bisa belajar langsung mengelola keuangan, kelemahan saya saat pegang uang langsung nanar untuk membelanjakannya :)
ReplyDeletedulu di awal merit sering banget pantengin kultwit mba prita
ReplyDeletebermanfaat banget bagi saya
alhamdulillah keuangan keluarga yang dipercayakan suami ke saya bisa berjalan baik
Pas bangeeeet kalau mau mulai bisnis. Emang keuangan personal ga boleh dicampur aduk sama bisnis yaaa
ReplyDeleteBelum jadi ibu rumah tangga sih, tapi seneng baca artikel ini, bisa jadikan pembelajaran untuk kedepannya kalau udah berumah tangga nanti. Terima kasih, Mbak :D
ReplyDeleteOya. Kalau yang soal alokasi ideal di point pertama, sosial itu contohnya seperti apa, Mbak? hehe:3
seru dan bermanfaat sekali sepertinya ya mbak workshopnya. bisa jadi lebih tahu mengenai keuangan trys membantu buibu yg punya usaha.. dan bener juga dana darurat tuh penting lhoo yaa
ReplyDeleteDana darurat ternyata diperhitungkan juga yah, buat antisipasi apapun
ReplyDeletekalo buat bapak2 boleh ga mba?? hehehe ehh aku belom bapak2 deng masih single... ehhhee aku mau belaajar deh dari skrang
ReplyDeleteSaving invest paling tidak 15% dari penghasilan ya... Saya masih boros nih. Harus lebih ketat mengatur keuangannya biar lebih sehat pengaturan keuangan keluarganya.
ReplyDeletePenting banget nih informasi pengelolaan keuangan buat banyak perempuan yang saat ini banyak jadi ibu plus plus. Suatu hal wajib belajar menerapkan alokasi Sosial, Dana darurat dan Asuransi,Biaya Hidup&Cicilan, Investasi, tapi tetap memenuhi Gaya Hidup.
ReplyDeleteSelalu menarik ya Mba membicarakan financial check up bersama Mba Prita. Ternyata meskipun sudah tau ilmunya, tapi dalam prakteknya perlu usaha dan konsisten tinggi biar keuangan keluarga kita sehat.
ReplyDeleteGa punya hutang bukan berarti keuangan kita sehat, punya banyak hutang juga ga berarti kesehatan keuangan kita buruk. Yang penting penghasilan lancar apa ga, bisnis jalan terus apa ga ya mba.
ReplyDeleteEh Bumil aktif banget. Moga sehat terus ya. Mommy zaman sekarang ini enak banget ya banyak yang ngajatin berbagai hal termasuk soal keuangan
ReplyDeleteIya nih, PR banget buatku juga yang bermasalah dalam mengatur keuangan. Makasih tipsnya Mbak
ReplyDeletebanyak jugaaa ya ikutan ya mba. Suka dengan materinya..plus dress code biru!
ReplyDeleteTernyata ada dana untuk gaya hidup yaa, bener bener harus putar otak lagi nih. Pingin juga mengalokasikan dana ke gaya hidup
ReplyDeleteSeneng memang kalo udah gak punya hutang, berasa merdeka, hahaa
ReplyDeleteSoal usaha, aku masih belum menemukan pengen bisnis apa. Masih nyari-nyari dan belum fokus satu usaha
Dududu... Saya kalo bahas masalah keuangan, rasanya pengem nutup telinga deh! Hehe..
ReplyDeletedulu aku pernah hemat bnget kak entah kenapa skrg aku boros, kayaknya harus belajar nahan godaan nih mbak
ReplyDeletekalau kami bisnisnya keuangannya yang pegang suami. Pengen punya bisnis yang murni dipegang sendiri buat menyalurkan hobby gitu.
ReplyDeleteSuka deh liat tulisan yang aplikatif sehari2. Jadi beneran bisa dipraktekin sesuai dengan kondisi kita. Makasih mbaaa. Wlpn belum emak2, cerdas keuangan mah mesti. Hehe
ReplyDeleteNah kadang malah menjadi ibu pengusaha sebenarnya udah naik step krena lebih menantang memisahkan uang keluarga dan uang perusahaan.
ReplyDeleteOo.. Begitu. Mantap jg ya strategi keuangannya
ReplyDeleteMbaa, menyiapkan dana darurat nih yang harus aku lakukan lagi. Sedikit sedikit alhamdulillah mulai terkumpul. Senangnya ya mba bisa datang ke acara ini karena banyak materi keuangan yang diperoleh
ReplyDeleteAku lagi menghadapi masa galau nih, pingin mulai merintis usaha lagi, tapi apa yaa. Nah plus )R besar jg mengelola keuangannya nanti
ReplyDeleteAduuuhhh...kesentil lagi nih soal dana darurat. Kayanya memang kudu punya yaaa
ReplyDeleteMbak Eni, kita sama-sama punya usaha jualan buku yaa.. Toss.. Tapi perencanaan keuangan saya belum bagus. Saya sudah install aplikasi untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan bulanan, tapi sering kelupaan.. jadi kadang ada hari-hari yang jumlah pemasukan dan pengeluarannya lupa dicatat.
ReplyDeleteSemoga bisa semakin disiplin lagi deh..
Masih punya PR di dana darurat nih, jumlahnya belum sesuai target, kudu lebih semangat lagi ngumpulinnya, kurangin jajan lipstik :D
ReplyDeleteKeuanganku masih gabung mba.
ReplyDeletehiks.
Antara pribadi dan usaha
tapi perencanaan keuanganku blm sebaik ini
Kalau dikit dikit gonta ganti hp ya pemborosan hehehe.. lebih baik beli barang elektronik kayak hp gitu lunas, biar ga pusing
ReplyDeleteAku lg belajar ttg ini juga mbakk...thanks bgt tulisannya bermanfaat. PR bgt ya kita sbg istri hrs bs mengelola keuangan rmh tangga...
ReplyDeletesebenernya aku bukan tipe orang hobi beli-beli. tapi kok ya tetep aja barang-barangku banyak juga. tapi kalo soal hutang aku kontrol banget. soalnya ini memang serem kalo dicuekin
ReplyDeleteMembaca ini jadi seneng karena banyak ilmu baru yang bisa dipraktekkan. Selama ini, pesan Panda cuma alokasi 10%nya disimpannya di awal, baru sisanya dipakai untuk yang primer dulu. Makasih berbaginya mba.
ReplyDeleteAku ngerasain banget lho jika rekening usaha dan pribadi tidak dipisahkan. Tapi ya itu awal2 akucngerasa ribet
ReplyDeleteDuuh..saya belum punya dana darurat. Harus lebih serius untuk mempersiapkan dana darurat, nih Kalau utang, alhamdulillah sudah gak punya. Sekarang yang butuh diperhatikan tentang mengatur pengeluaran rutinnya..
ReplyDeleteSalut sama mba Eni.
ReplyDeleteJualan buku karya sendiri yaa, mba?
MashaAllah...
Barakallahu fiik...
Saya pengen banget punya usaha, tapi bingung nih mau bikin usaha apa. Jadi satu2nya sumber pendapatan untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tanggatang dari gaji saya dan suami
ReplyDeleteKl ibu bijak disebut yg punya literasi keuangan
ReplyDeleteKl ibu bijak adl ibu yg punya kemampuan literasi keuangan, pastinya setuju bgt. Prakteknya susah, haha
ReplyDeleteDuh aku salfok sama Jehannya nih. Hahaha. Dese kok cantik bener yak padahal seumuran ama aku, tapi flawless banget mukanya. :D Ya Allah aku beneran salfok banget komennya wkwkwkkw.
ReplyDeleteAnyway, aku ikutan workshop ini juga yang sebelumnya. Dan memang bermanfaat banget ilmunya :))
Aku juga gitu mbak.. pernah nyoba usaha kecil-kecilan trus entah kemana aja gitu untung sekaligus modalnya. kecampur sama uang sehari-hari jadi gak jelas lalu lintasnya. harus lebih melek pengaturan finansial nih.
ReplyDeletePunya dana darurat itu penting ternyata ya, ga cuma sebagai pebisnis tapi juga buat ibu RT kayak kita. Bisa menambal kebocoran keuangan pas ada keperluan mendadak. Thanks mbak sharingnya.. jadi ikutan belajar
ReplyDeletePunya dana darurat itu penting ternyata ya, ga cuma sebagai pebisnis tapi juga buat ibu RT kayak kita. Bisa menambal kebocoran keuangan pas ada keperluan mendadak. Thanks mbak sharingnya.. jadi ikutan belajar
ReplyDeleteHuwaaaaaa aku ketamper nih bun, soalnya aku masih kalah sama pengeluaaran yang segambreng. Pemasukan tipis-tipis. Bismillah mengubah pola ah. Sharingnya pembelajaran banget bun. Atur ulang bismillah
ReplyDeleteIyap duet yg pas antara mb Prita Ghozie pakar keuangan dan mb Jenahara seorang bisnis woman. Mereka berprinsip sama bahwa keuangan pribadi harus dipisah dengan keuangan usaha. Btw aku ga punya dana darurat nih, susah mau misahin huhuhu
ReplyDeletepengen suatu saat bisa ikutan acara seperti ini
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak. Sangat bermanfaat. Aku baru tau tentang dana darurat yg harus 3 kali gaji. Aku belum punya dana. Pengen berbenah. Pengen berbisnis juga. Sehat2 selalu mbak :*
ReplyDeletemengelola keuangan rumah tangga sepertinya akan jadi ilmu yang harus dipelajari sepanjang hayat, karena ilmu ini terus berkembang.. yang jelas niat yang kuat untuk mengaplikasikan ilmu ini adalah salah satu kunci sukses dalam kemapanan finansial rumah tangga. terimakasih telah berbagi tips yang sangat bermanfaat...
ReplyDeleteMengatur Keuangan