Anak saya tidak cerdas?
"Adik itu cerdas banget. Di sekolah selalu berangking, nilai matematikanya di atas delapan semua, beda banget sama Kakaknya. Kakak biasa saja, pelajaran sekolahnya standart banget, belum pernah dapat rangking."
Pernah dengan ucapan seperti di atas gak? Atau mngkin kita
bagian dari orangtua yang pernah bicara seperti itu? Ucapan di atas saya kutip
dari seseorang yang saya kenal dekat, padahal si Kakak jago main musik hingga
beberapa kali juara. Tetapi memang dia tampak pasif dengan pelajaran di
sekolah, bahkan nilai rapotnya sangat minim sekali.
Meski ucapan di atas tidak menyebut kata 'tidak cerdas' untuk
si Kakak, tetapi sudah mempertegas bahwa adik anak cerdas. Sebenarnya
masyarakat kita masih rancu dalam memandang anak cerdas atau tidak cerdas,
mereka terbiasa menilai cerdas dari pelajaran sekolah, dari nilai sekolah, dari
prestasi atas pelajaran dan nilai-nilai itu.
Sebagai ibu empat anak (satu alm), anak-anak saya memiliki
kebisaan atau kecerdasan yang berbeda-beda sekali. Mba Lintang sudah bisa
membaca sendiri sejak usia 5 tahun, mahir menggunakan komputer dan aplikasinya
hanya dengan melihat saja. Kelas 1 SD dia sudah bisa membuat vidio dengan backsound musik yang apik dan pas.
Saya ibu 4 anak (1 alm) |
Sementara Mas Pijar sejak kecil tidak tertarik komputer, hanya suka bermain dan ketika masuk sekolah SD meski melalui pendidikan PAUD, TPA, TK, Mas Pijar mengalami kesulitan untuk membaca. Kelas 1 SD dia masih mengeja, hingga kelas 2 SD cara membacanya baru mulai lancar. Dalam perkembangannya Mas Pijar ternyata lebih suka olahraga sepak bola, dia aktif dan ikut kejuaraan sepak bola.
Pijar bersama salah satu pemain TIMNAS |
Saya dan suami sempat berpikir kalau Mba Lintang lebih cerdas
dari Mas Pijar. Apalagi keluarga besar kami juga memiliki pemikiran #AnakCerdasItu
anak yang berprestasi di sekolah. Bahkan ketika saya kecil selalu dipuji anak
cerdas dan kakak saya kurang cerdas hanya karena di rapotnya nilai matematika
selalu merah. Saat dewasa ternyata kakak
saya menjadi seorang pelukis.
Kecerdasan anak beragam
Ketika kemudian Pendar lahir, dia berbeda juga dari Mba Lintang dan Mas Pijar. Pendar tidak seperti Mba Lintang yang suka membaca dan tertarik komputer sejak balita, tidak seperti Mas Pijar yang senang dengan aneka mainan. Tetapi Pendar lebih mudah menangkap perasaan impati, lebih mudah menerima dan merespon apa yang oranglain rasakan.
Misalnya ketika saya merasa lapar atau haus, dia langsung
mencarikan makanan atau minuman miliknya dan diberikan kepada saya. Semua itu
dilakukan diusianya yang masih balita, dan kini menginjak usia 4 tahun Pendar
mulai suka sekali menggambar sambil bercerita. Apa yang diucapakan, dituangkan
dalam bentuk gambar.
Pendar (3.9 tahun) |
Tiga anak tumbuh dengan berbeda kebisaaan membuat saya dan
suami sadar bahwa sesungguhnya kecerdasan anak itu beragam. #AnakCerdasItu
tidak hanya pintar mata pelajaran di sekolah, tidak hanya bisa teknologi.
Berdasarkan pemikiran ini kami mulai melepas target-target dan obsesi anak-anak
kami wajib berangking atau berprestasi di sekolah.
Karena saya ingat betul, target-target itu diterapkan oleh
Ayah saya, hasilnya? Kakak saya sering terlihat menangis, mungkin tertekan secara psikis karena selalu
dianggap tidak secerdas saya. Ketika tumbuh remaja kakak saya mulai memberontak
dan masuk ke pergaulan anak nakal. Alhamdullilah,
akhirnya dari bakatnya melukis dia
menemukan jalannya. Bakat yang dulu sama sekali tidak dilihat atau dianggap
oleh Ayah.
Cerebrofort meluncurkan
kampanye #AnakCerdasItu
Kampanye Cerebrofot #AnakCerdasItu |
Para blogger yang datang |
Bicara tentang anak cerdas membuat saya atusias sekali saat mendapat undangan dari Cerebrofort yang meluncurkan kampanye #AnakCerdasItu. Bersama teman-teman blogger lainnya, tanggal 9 Agustus 2018 saya membawa suami serta Pendar untuk hadir di acara yang di adakan di AEON BSD.
1. Dra. A. Kasandra Putranto - Psikolog Klinis, Pendiri
Kasandra &Associates
2. Dr. Claudia Anggi
3. Bapak Johan Leo - Heat Of Vitamin PT Kalbe Farma Tbk
Materi dalam kampanye peluncuran #AnakCerdasItu penting
banget buat para orangtua yang selama ini memiliki pemikiran anak cerdas adalah
anak dengan prestasi di sekolah, berangking, dan prestasi sejenisnya.
"Anak cerdas (bright child) tidak hanya pintar tapi memiliki kemampuan menyerap informasi dengan cepat, memiliki ingatan dan pemahaman yang baik, memiliki kompentensi di satu atau lebih bidang, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik," ujar Kasandra. "Kebanyakan anak cerdas merupakan anak yang sangat nyaman dan menyenangkan bila diajarkan berbagai hal. Mereka juga lebih mampu menyesuaikan diri dengan baik sehingga lebih mahir belajar dan lebih mudah dididik."
Kalau menyimak apa yang diungkapkan Dra. A. Kasandra Putranto,
#AnakCerdasItu memiliki 4 ciri yakni:
Perubahan dunia yang sangat pesat mendorong Generasi Alfa untuk
memiliki pemikiran agar dapat bertahan menghadapi persaingan ketat. Kemampuan
berpikir menemukan solusi atau sudut pandang baru akan membantu anak untuk
menyelesaikan masalah-masalah unik di era globalisasi dan digital ini.'
Cara membentuk
kreatifitas pada anak:
1. Ciptakan kesempatan bagi anak untuk bermain, berkarya,
bereksplorasi, dan mendapatkan pengalaman baru.
2. Biarkan anak berimajinasi. Orangtua perlu sediakan
berbagai resource untuk menstimulasi
imajinasi anak.
3. Ajak anak untuk melakukan brainstrom ide-ide atau berbagai
informasi dengan mind-mapping
4. Hindari perilau terlalu mengatur. Orangtua yang terlalu mengatur malah mengikis kreativitas anak.
5. Kenali minat dan bakat anak. Perlu diingat bahwa
minat-bakat tidak semata-mata muncul dalam diri anak. Anak perlu diberi
stimulasi agar dapat mengembangkan minat dan menemukan bakatnya.
6. Jangan paksa anak
7. Ajak anak liburan kreatif dan eksploratif.
8. Berikan reward terhadap usaha dan pencapaian anak.
Karena kepedulian merupakan salah satu tanda bahwa anak
memiliki kecerdasan sosial-emosional. Perlu diingat bahwa keberhasilan tidak
semata-mata ditentukan oleh IQ. Penelitian membuktikan bahwa individu dengan
kemampuan sosial-emosional dapat menjalin hubungan dan bekerja sama dengan
baik, serta meningkatkan prestasi akademik.
Menumbuhkan keperdulian pada anak:
1. Orangtua harus menampilkan perilaku yang baik karena pada
dasarnya anak akan meniru perilaku orangtua (modelling). Orangtua dapat mengajarkan anak untuk berbicara dengan
ramah dan berperilaku lembut.
2. Mendorong perilaku, misalnya dengan mengajak anak
menyumbangkan mainan lamanya kepada korban bencana.
3. Keperdulian dapat dilatih dengan memberikan anak tugas
rumah yang ringan,misalnya merapikan mainannya atau memberikan makan binatang
peliharaan.
4. Puji kebaikan yang anak lakukan, misalnya dengan memujinya
ketika ia mau berbagi mainan dengan saudaranya.
Karena keberanian akan menumbuhkan kepercayaan diri,
asertivitas dan kemandirian pada anak, yang pada akhirnya akan membentuk
keberanian dalam bersikap, mengambil tindakan dan keputusan, serta kesiapan
menghadapi risiko.
Cara menumbuhkan
keberanian dan percaya diri pada anak:
1. Hindari mengontrol anak terlalu ketat. Bimbingan orangtua
memang diperlukan, tapi terlalu mengintervensi kegiatan anak dapat menurunkan
kepercayaan diri anak.
2. Berikan dukungan pada anak dan ajarkan self-encouragement.
3. Hindari memaksakan anak melakukan hal yang tidak/bleum
ingin dia lakukan dan memberi tekanan terlalu besar pada anak. Penting bagi
orangtua untuk mempersiapkan dan menenangkan anak sehingga anak lebih siap dan
percaya dir dalam melakukan hal baru.
4. Latih anak untuk tampil di depan orang, misalnya dengan
mengikuti kompetisi-kompetisi sesuai dengan minatnya. Jika hal ini dibiasakan,
anak akan terlatih menerima kekalahan yang membuat anak merasa bangga akan
pencapaian dirinya.
5. Fokus pada proses, bukan hasil. Berikan apreasiasi
terhadap usaha yang anak lakuan, tidak perduli jika hasilnya adalah
keberhasilan atau kegagalan.
Anak sehat berarti tidak sakit, optimal pertumbuhannya dan
perkembangannya. Pertumbuhan dalam arti bertambahanya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagian atau keseluruhan secara baik, seperti panjang dan tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala. Sementara perkembangan yakni bertambahnya
kemampuan dan fungsi tubuh yang optimal, seperti kemampuan bicara, motorik
kasar dan halus, sosialisasi kemandirian.
Pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi secara simultan dan
berkesinambungan. Apabila tubuhnya dapat tumbuh dengan bauk, maka harus diikuti
juga dengan bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh. Anak yang sehat otomatis
anak cerdas karena semuanya saling mendukung. Hal ini dibenarkan oleh dokter Claudia Anggi,
bahwa anak cerdas berhubungan sekali dengan anak yang sehat.
Untuk hal ini tentu saja sebagai orangtua kita harus
memperhatikan nutrisi dan multivitamin anak, salah satunya Cerebrofot. Ibu
sudah tahu belum Cerebrofot?
Cerebrofot ini sebenarnya sudah saya kenal sejak kecil karena
dulu Ayah mewajibkan anak-anaknya mengasup multivitamin ini. Jadi sudah lama
sekali ya Cerebrofot dipercaya para orangtua untuk memenuhi kebutuhan masa
tumbuh kembang anak. Karena memang PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yang merupakan induk
perusahaan PT Saka Farma Laboratories yang memproduksi Cerebrofot sudah berdiri
sejak tahun 1966.
Cerebrofot hadir dalam dua format yaitu:
Cerebrofot Gold Syrup dengan kandungan multivitamin lengkap,
AA, DHA, EPA, lysine untuk menambah nafsu makan, dan biotim yang berperan dalam
metabolisme dalam tubuh, sehingga zat gizi dari makanan daat terserap sempurna.
Memiliki dua varian rasa, orange dan strawberry. Ketika saya kecil dulu yang
saya asup adalah Cerebrofot dalam bentuk syrup ini.
Cerebrofot Marine Gummy mengandung minyak ikan tuna yang
banyak mengandung omega-3. Omega-3 merupakan salah nutrisi penting untuk
perkembangan otak. Kandungan Omega-3
pada ikan air laut, seperti ikan tuna, adalah 28 kali lebih banyak dari
pada ikan air tawar. Pendar paling suka
dengan Cerebrofot Marine Gummy yang memiliki 4 varian rasa jeruk, strawberry,
mangga, dan anggur.
"Kalbe berkomitmen dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satunya dengan mendukung masa tumbuh kembang anak untuk menghasilkan anak cerdas,' kata Johan Leo. " Melalui Cerebrofot kami ingin mengajak keluarga Indonesia menjadi orangtua yang cerdas, untuk membentuk anak-anak yang memiliki keperdulian, keberanian, kreativitas dan kesehatan sejak usia dini."
Untuk itulah Cerebrofot meluncurkan kampanye #AnakCerdasItu
seperti yang diungkapkan Johan Leo saat acara peluncuran:
"Cerebrofot secara konsisten melakukan berbagai aktivitas edukasi bagi anak-anak usia dini. Tahun ini dala menunjang kampanye #AnakCerdasItu kam menyelanggarakan beberapa kegiatan seperti kompetisi menulis blog, kompetisi sharing dan definisi Anak Cerdas di media sosial, Seminar Parenting di sekolah-sekolah dan kegiatan Cerebrofot Kids Got Talent yang bekerjasama dengan Majalah Sang Buah Hati."
Bagaiman? Insallah,
sudah terbuka ya wawasan kita sebagai orangtua tentang #AnakCerdasItu. Saya dan
suami pun masih terus belajar agar memahami masing-masing kecerdasan anak kami,
terlebih sebentar lagi Pendar akan memiliki adik. Maka semakin panjang PR kami
sebagai orangtua membimbing anak-anak agar cerdas sesuai dengan bakat dan minatnya. Bukan prestasi akademik dan obsesi
kami saja.
Mengutif ucapan Kasandra Putranto kemarin pada acara yang
saya hadiri ini: "Kecerdasan anak atau
bakat anak harus kita tumbuhkan dan bimbing sampai mereka menemukan
bakat dan kecerdasannya."
Buat ibu dan ayah yang ingin mengikutkan si kecil dalam
kegiatan Cerebrofot Kids Got Talent (KGT) selain di Mall AEON Tangerang,
berlangsung juga acaranya di:
1. Hartono Mall Solo 31 Agustus- 2 September 2018
2. Mall AEON Cakung 7-9 September 2018
3. Botani Square Bogor
5-7 Oktober 2018
4. Baywalk Mall Pluit 26-28 Oktober 2018
5. Nipah Mall Makassar 2-4 November 2018
Pendar&Ayah di salah satu Zona Anak Cerdas |
Saya di Zona Sehat |
Dalam Cerebrofot KGT ini juga terdapat Zona Anak Cerdas loh, yang merupakan zona berisi permainan dan aktivitas untuk menumbuhkan kreatifitas , keberanian pada anak. Kemarin di Mall AEON Pendar senang sekali memasuki tiap Zona Anak Cerdas meski awalnya ragu-ragu karena banyak teman yang baru dilihatnya.
Alhamdulilah artikel ini masuk 10 pemenang tulisan terbaik |
16 komentar
didalam satu keluarga aja karakter anak bisa berbeda-beda ya mba...
ReplyDeleteIya, betul mba
DeleteSetiap anak itu unik ya Mba, bahkan dari satu rahim yang sama tidak memilik minat yang sama.
ReplyDeleteSip nih, anak cerdas itu selain cerdas otaknya, juga cerdas hatinya. Memiliki empati salah satunya...
ReplyDeleteWalau saudara kandung tetap aja ya mbak kecerdasannya beda
ReplyDeletePendar dan pijar kompak banget ya mbak. Seneng deh liat kakak adik ini. Asiknya si pijar poto2 bareng TimNas.
ReplyDeleteWaw, kakak Pendar pasti senang sekali ya bisa main di semua zona yang ada :) sayang sekali Azzam ga bisa ikutan ke event Cerebrofort :(
ReplyDeleteliburan kreatif dan eksploratif menurut daku bagus banget memang, karena Ponakan ku kalau usai liburan ada aja kreativitas yang dilakukan
ReplyDeleteIzinkan aku komentar khusus masalah kecerdasan itu ya Mbak. Aku totally agree dengan pendapat mbak. Dan, tambahan, anak cerdas berawal dari ibu yang cerdas pula yang dalam artian bisa memberikan stimulasi yang tepat untuk memancing kreativitas dan kecerdasannya. Mbak kayaknya ibu yang hebat. Hehe
ReplyDeleteTiap anak emang beda2 ya mbak kecerdasannya. Yg penting mereka tumbuh sehat dan sebagai orang tua kita harus mendukung minat yg sesuai kemampuan mereka.
ReplyDeleteKecerdasan anak bukan hanya pengaruh lingkungan ya kak tapi juga supplemen untuk tubuh. Aku juga pake yang gummy kak buat anak aku.
ReplyDeletePatut dicontek nih tips2nya. Sebenarnya semua anak itu cerdas yaa...
ReplyDeletega brasa ya mbak anaknya uda besar.. semiga makin cerdas dan jadi kebanggaan yaa... aamiin
ReplyDeleteAku galfok sama foto Lintang lucuneeee, skrng anaknya jangkung tinggi hehe.
ReplyDeleteIya anak cerdas berasal dari ortu yg kasi kesempatan dia bereksplorasi yaaa
Keren banget sih mba acara cerebrofort nya. Aku mendukung stimulasi dalam mengasah kemampuan dan kecerdasan anak.
ReplyDeleteSayangnya masih banyak orang tua yang berpendapat anak pintar adl anak yang nilai-nilai akademisnya tinggi.
ReplyDelete