Teror Masyarakat : Adek, sudah tidak disayang ibu lagi
Pernah dengar atau mungkin melihat gak seorang anak kecil yang ibunya sedang hamil akan digoda oleh masyarakat dilingkungannya dengan kata-kata, "Ya, mau punya adek, ntar gak disayang ibu loh..."
Tahukah apa efeknya bagi si calon kakak ini, yang mungkin
usianya bisa saja masih batita atau balita, yang belum memiliki pola pikir
seperti orang dewasa bahwa kata-kata itu hanya candaan? Belum lama ada berita
viral di media sosial, seorang kakak yang berusia balita menyebabkan adiknya kehilangan
nyawa karena efek dari candaan masyarakat tersebut. Si kakak menginjak-injak si
adek bayi yang sedang tidur nyenyak, apakah si kakak balita salah?
Yang salah tentu saja TEROR MASYARAKAT, saya menyebutnya
bukan lagi candaan tetapi teror. Karena efeknya sangat panjang dan dalam bagi
si kakak kecil yang memang sedang dalam masa penyesuaian diri kasih seorang ibu
tengah terbagi, ada bagian-bagian yang semula terisi jadi kosong, seperti:
- Waktu yang full bersama si ibu kini terbagi dengan adik bayi
- Emosi ibu yang tidak stabil karena letih dan pasca melahirkan
- Ibu yang tidak lagi fokus hanya untuknya
- Orang-orang sekeliling yang sedang fokus ke adik bayi
- Kehadiran orang baru (adik bayi) yang mungkin masih asing untuknya
- Dan lain sebagainya.
Hal-hal di atas harusnya dipahami orang dewasa sehingga
mempersiapkan si kakak untuk kehadiran adik baru, tidak hanya orangtua yang
mempersiapkan metal si kakak, tetapi juga masyarakat sekitar. Tapi apa yang
sering terjadi?
Dulu saat masih tinggal berhimpitan di sebuah rumah
kontrakan, setiap ada ibu hamil yang memiliki anak batita atau balita, entah
kenapa satu-dua ada saja yang meneror: "Mau punya adek lagi, ntar gak
disayang ibu loh."
Teror itu kadang ditanggapi si ibu hamil dengan tawa dan
menghibur si kakak yang merajuk, namun tetap saja teror itu terus dilakukan.
Padahal apa sih manfaatnya nyinyir
begitu? Terutama teror ini justru dilakukan seorang ibu ya, bukan
bapak-bapak. Masyarakat dengan golongan ibu-ibu yang juga punya anak, yang
ketika diposisikan seperti ini, bagaimana perasaannya?
Dari beberapa teman pernah curhat ke saya, mereka sebenarnya
amat sedih dan tidak suka dengan teror seperti itu. Karena efeknya memang
selain tidak enak didengar di telinga, calon kakak kadang jadi merajuk dan
bertingkah lebih agresif.
"Padahal saya sudah berusaha mengajak anak saya memahami kalau dia bakal punya adek, Mba Eni. Cuma tetangga sering nyinyir godain kakak, jadi kakak kadang agresif."
"Sudah bicara baik-baik sama tetangganya?"
"Sudah, tapi kalau kakak lagi main sendirian, pasti mereka godain begitu. Pulangnya pernah kakak tanya, kalau saya tidak sayang kakak lagi karena mau ada adek."
Jleb!
Alhamdullilah, anak-anak saya belum pernah
mengalami teror seperti itu. Marilah, Moms, bijak dalam berkata, berpikir dalam
bersikap, siapa lawan bicara kita dan apa yang sedang kita bicarakan. Maksud
hati bercanda, tapi tak sadar sudah menjadi teror bagi seorang anak kecil.
Ketika terjadi sesuatu, apakah kita sanggup membayangkan sebab akibatnya?
Meski bukan anak kandung kita, tapi semua anak-anak di dunia
adalah anak-anak yang harus dilindungi secara fisik dan psikis agar dewasa
kelak mereka tumbuh menjadi anak bangsa
baik. Mengutip pendapat filsuf dari Athena, Socrates :
Kajahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang.
Apakah Anda ingin menjadi bagian dari masyarakat yang menciptkan
kejahatan dengan membebani kondisi seorang anak?
32 komentar
Ngeri juga ya, mbak efeknya kalau kita menakut-nakuti anak kayak gitu
ReplyDeleteIya mba, kita sebagai orang tua harus bijak
DeleteAlhamdullilah di lingkungan sy belum ada yang seperti itu tp mmg mengerikan jika hal-hal tersebut jadi pembiasaan dan dibiarkan,TFS mba :) untuk jadi pengingat diri agar tdk membiarkan hal seprti itu terjadi
ReplyDeleteSama-sama mba, semoga artikel saya bermanfaat
DeleteIya aku lihat beritanya. Masaallha ngeri ya, itu sih salah omongan org Menurut sy. Semoga jadi pelajaran ya.. Alhamdulilah anak sy malah pgn adik bayi Soalnya selalu sy kasih masukan baik. Pernah ada yg ngomng teror masyarakat itu ke anak sy, sy sih langsung ngomel atau menasehati org tersebut 😁.
ReplyDeleteIya mba, memang masyarakat harus diedukasi
DeleteEmang intinya jadi manusia harus punya kontrol bicara ya mba hehehe..
ReplyDeleteKadang kita gak sadar, ucapan yang kita buat hanya sekadar basa basi bisa menjadi sangat basi
Menjerumuskan anak-anak ya mba
Deletebercanda yang gak lucu sama sekali ya mbak. apa sih maksudnya, hih sebel.
ReplyDeleteItulah yang namanya masyarakat nyiyir
DeleteIni saya alami sendiri. Usaha menanamkan pemahaman abi dan ibu tetap sayang dan sama sayangnya penuh tanjakan. Harus berulang dan sabaaar sampai kakak yang sulung benar2 paham.
ReplyDeleteInnalilahi... Becanda kayak gitu udah mainstream banget ya, ngeselin!
ReplyDeleteSifat iri dengki dan hasad akan selalu ada...semoga kita dilindungi dari orang-orang yang demikian..
ReplyDeleteAamiin mba
DeletePuk puk mbak Eni, yang suka nyinyir begitu langsung hempas manja aja mbak. Wong kita yang menjalani kok orang lain yang sibuk ngurusin. menakut-nakuti seperti itu kalau dilakukan terus menerus bisa mempengaruhi juga lho. Semoga kita semua dijauhkan dari sifat seperti itu ya mbak.
ReplyDeleteAduh makjleb banget ya. ENtah kenapa Ayyas ya seringkali meras abegitu. DIa merasa tersaingi kalau punya adik :p
ReplyDeleteIya bangeettt, aku lagi hamil, kakaknya baru 2 tahun, digodain anak tetangga entar ga disayang lagi, aku jd kesel. Aku marahin aja anak tetanggaku itu.
ReplyDeleteAku lagi ngalamin banget, lagi hamil dan kakaknya baru dua tahun. Nyebelin yang ngomporin gtu yaks.
ReplyDeleteAku ngalamin Mba. Hamil anak kedua saat anak pertama belum 2 th, bahkan dr keluarga sendiri. Hiks, sedih.
ReplyDeleteIya benar lingkungan itu lebih kejam menjudgle lho. Sepele kayaknya tapi ya benar jadi 'neror" Duh yuk akh sampai di kita aja. Jangan terus bergulir teror-teror gini. Kasian anak-anak takut pada hal yang sebenarnya tidak terjadi.
ReplyDeleteKakak Pendar siap2 nih punya dede..Kalo Salim blm mau punya ade lagi kecuali adenya cewek hehe
ReplyDeleteBercanda bagi yang dewasa, tapi anak-anak menyerapnya salah paham ya.
ReplyDeleteemang ya maksudnya bercanda tapi nggak sesuai proporsinya, dampaknya kita nggak tahu bisa jelek. Reminder nih buat aku untuk lebih selektif memilih kata..
ReplyDeleteYa Allah.. Niatnya emang becanda tapi kan ya anak-anak menganggapnya beneran.. :( Jadi pelajaran juga buat kita semua ya mak supaya lebih hati-hari juga berkata.. Dan sebaiknya ngomong yang baik-baik ke anak..
ReplyDeleteEh iya nih masih banyak yg suka becandaan yg malah bikin anak jadi sebel sama adik bayi. Alhamdulillah kalau anak-anak aku siapkan dulu mentalnya sblm adiknya lahir
ReplyDeleteHentikan, dan saling mengingatkan ya mba kadang lidah memang susah di kontrol, mulai mengucap yang baik. mohon maaf bila ada kesalahaan dalam perkataan.
ReplyDeleteIh nyebelin yaaaaaa... apalagi kalau yang jaraknya deketan. Dulu zaman Maxy jg digituin huhuhu. Tapi aku sellau tunjukkan bahwa Maxy dan adeknya sama2 kucayangiiiiii
ReplyDeleteDuh jgn pernah deh nakutin anak dg alasan apapun apalagi dh kalimat ntar klo punya adik, ngga disayang lagi. Dampaknya besar itu utk psikologis anak
ReplyDeleteIya kalau ngadepin tetangga kek gitu gimana ya.. namanya anak2 kan blm ngerti. Taunya hanya jeles aja.
ReplyDeleteAlhamdulillah di rumahku mah enggak ada teror begitu, anak anak jadi sayang ma adiknya
ReplyDeleteTeror tidak berpendidikan ini, bahaya
ReplyDeleteSedih bacanya
ReplyDelete