Eksplorasi adalah bagian dari proses stimulasi bagi
perkembangan si kecil, tapi pada kenyataannya banyak ibu (termasuk saya) yang
kawatir jika si kecil mulai bereksplorasi ke luar rumah. Terutama jika si kecil
habis dimandikan, tidak jarang akan terdengar teriak-teriak ibu seperti ini:
"Adek, jangan main tanah, itu kan kotor banyak cacing, banyak kuman. Pokoknya jangan main di tanah!"
"Dek, jangan mainan di rumput, nanti baju kamu kotor, kena kuman!"
Dan, banyak lagi kekawatiran ibu yang tanpa disadari
membatasi masa eksplorasi anak. Sementara saya pernah menghadiri sebuah seminar
parenting anak yang menjelaskan bahwa
anak harus mengalami tahap eksplorasi di luar rumah untuk mengenal
lingkungannya dan mendukung tumbuh kembangnya hingga kelak menjadi anak yang
cerdas. Lalu bagaimanan solusinya agar anak tetap bisa bereksplorasi tanpa
harus cemas dengan kuman-kuman yang berbahaya?
Mitu Baby Gathering : Wipes Away
germs &Your Worries
Alhamdullilah, saya mendapat kesempatan hadir di
acara Mitu Baby Gathering yang mengangkat tema Wipes Away Germs & Your
Worries. Pas banget kan, dengan ulasan saya di awal artikel ini, tentang
kecemasan para ibu yang memiliki anak-anak masa tumbuh kembang dan dalam tahap
eksplorasi. Tahap yang konon tidak boleh dilewati meski bahaya kuman-kuman
menghadang.
Pendar balita yang senang
bereksplorasi
Kebetulan saya memiliki balita berusia 3.5 tahun, Pendar,
yang sangat aktif dan kreatif. Bahkan jika pintu rumah terbuka saya pasti akan
menemukan Pendar di taman kecil depan rumah sedang bermain tanah atau di
jalanan depan rumah sedang bermain ranting, daun, yang dia temukan. Terkadang bersama teman-teman kecilnya asyik
bermain pasir di jalanan dengan jemari
kecilnya.
Ketika masuk rumah tidak hanya pakaian yang kotor, tetapi
kaki, tangan, dan pipinya. Jika saya tidak waspada dia akan langsung membuka
lemari es, mencari camilan atau ke dapur mengambil air minum dengan kondisi
tangan yang sangat kotor, ulalalala. Sebagai ibu siapa yang tidak ngeri-ngeri
sedap dengan hal ini.
Tapi apakah kuman-kuman hanya ada di luar rumah, seperti di tanah kebun, tanah atau pasir di tepi jalan?
Marilah kita simak keterangan dari dr.Herbowo Agung
Soetomenggolo, SPA (K) yang hadir dalam acara Mitu Baby Gathering sebagai
pembicara, selain hadir juga Sabrina Purba selaku perwakilan dari pihak Mitu
Baby.
Tahukah bahwa fakta tentang kuman
ini cukup membuat bulu roma merinding, karena angka kematian balita 26 per 1000
kelahiran hidup yang disebabkan oleh:
- Sebagian besar disebabkan oleh infeksi
- Penyebab infeksi adalah kuman
- Kuman dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit
Jadi sebesar itu ya, bahaya kuman-kuman buat si kecil? Angka
kematian ini kata dr.Bowo jangan dianggap kecil loh, karena angka kelahiran
manusia itu sangat besar. Jika dihitung maka angka kematian balita pertahun
bisa ribuan, hiks.
Kuman-kuman yang dapat berupa bakteri, virus, jamur, parasit
ini bisa mematikan balita karena akan menyebabkan berbagai penyakit berbahaya,
yang diantaranya paling mematikan adalah:
- Pneumonia
- Diare
- Meningitis
- Demam berdarah dengue
- Campak
- TBC
- Malaria
Penyakit-penyakit ini tidak perlu kita baca dari riset-riset,
karena sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari balita meninggal oleh sebab
penyakit tersebut ada. Sebagai contoh anak famili saya yang meninggal di usia 9
bulan karena diare, belum lagi anak teman yang mengalami hal sama dan dalam
hitungan hari diare merenggut balita mereka. Termasuk juga dengan demam
berdarah dengue (DBD). Ini fakta yang real di dalam lingkungan kita.
Mengapa balita yang lebih rentan dengan kuman sehingga
menjadi salah satu penyebab kematian balita? Tentu saja ini karena sistem
imun anak belum berkembang sempurna, kulit
anak lebih tipis (30% lebih tipis dibanding dewasa) sehingga mudah rusak, kebersihan sangat
bergantung kepada orang lain (anak belum mandiri).
"Karena itu balita tidak boleh dikerok, di masyarakat kita kadang anak-anak balita masih banyak yang dikerok karena masuk angin. Padahal itu tidak boleh karena akan merusak jaringan kulit si kecil," kata dr Bowo.
Aduh, ini pernah saya lakukan kepada Pendar meski dikerok
dengan menggunakan bawang merah, tetapi tetap tidak boleh rupanya. Baiklah,
akan jadi catatan saya pada anak saya berikutnya. Karena kebetulan saya sedang
hamil 14 minggu.
Benarkah kuman hanya ada di luar
rumah?
Benar kuman banyak terdapat di luar rumah, terutama di toilet umum, sekolah, tempat penitipan anak, transportasi umum, ditempat makan umum (botol saus tomat, kecap, dll), rumah sakit. Bahkan dr Bowo sebagai seorang dokter tidak pernah membawa anaknya yang masih balita ke rumah sakit. Nah, siapa yang pernah membawa si kecil ikut menjenguk ke rumah sakit? Sebaiknya jangan pernah lagi hal itu dilakukan, saya pun setiap menjenguk teman, si kecil lebih baik ikut ayahnya di luar rumah sakit atau tidak dibawa.
Namun bukan berarti di dalam rumah bahaya kuman tidak
mengancam si kecil, "Kamar itu menjadi salah satu tempat paling banyak
kuman di rumah, selain toilet," kata dr Bowo.
What!? Kamar tidur bisa jadi penyumbang kuman terbanyak, bahkan hingga 35%, kok bisa?
Dr.Bowo memaparkan mengapa kamar tidur dapat menjadi sarang
kuman, karena bayi-balita kadang mengompol hingga ke kasur, terkena muntahan
atau kotoran si kecil saat sedang sakit diare, dan lain sebagainya. Semua ini
tidak dibersihkan dengan paripurna seperti kita mencuci pakaian, dan tanpa
sadar sudah menjadi sumber kuman berbahaya.
Selain tempat tidur benda lain yang dekat dengan si kecil dan
menjadi sumber kuman adalah:
- Baby Stoller : Bakteri Streptokokus yang terdapat pada baby stoller bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, pneumonia, meningitis, infeksi telinga
- Empeng atau dot bayi : Bakteri E-Coli yang bisa menyebabkan diare
- Tas untuk keperluan si kecil : Kokus penyebab pertusis atau batuk rejan
"Baby stoller sering dibawa keluar rumah, lalu
dimasukkan ke bagasi mobil atau
diletakkan di garasi tanpa dibersihkan atau jarang dicuci. Hal ini yang
menyebabkan menjadi sarang kuman, begitu
juga empeng yang sering terjatuh langsung diambil tanpa dicuci, tas bayi yang
kadang terdapat pakaian kotor," kata dr Bowo.
Ini benar banget karena saya ingat baby stoller pernah
dipakai jalan-jalan keliling Kebun Binatang Ragunan yang pasti terpapar aneka rupa
kuman, besoknya saya gunakan untuk menyuapin Pendar Mpasi. Tangan Pendar
menyentuh baby stoller dan makanan
sekaligus, duh. Lagi-lagi catatan buat anak berikutnya.
Kalau kuman-kuman ada dimana-mana , lalu bagaimana menjaga si kecil agar aman dari kuman?
Menjawab kekawatiran para ibu yang hadir dalam Baby Mitu
Gathering, dr. Bowo memberi masukan beberapa hal untuk menjaga si kecil aman
dari kuman, yaitu:
1. Beri si kecil ASI
eksklusif karena ASI mengandung antibody yang sanga tinggi, terutama ASI
pertama dan selama 6 bulan tanpa memberikan asupan lain selain ASI.
2. Imunisasi, setidaknya beri si kecil imunisasi dasar secara lengkap
dari 0-12 bulan
3. Makanan bergizi, setelah ASI
eksklusif maka beri si kecil MPasi bergizi sesuai dengan tahap usianya
4. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, orangtua harus
mengupayakan menjaga kebersihan si kecil dan lingkungan di sekitarnya
5. Mencegah penyebaran kuman dengan:
- Menutup mulut
saat bersin atau batuk
- Menggunakan
produk dengan kandungan ANTISEPTIK
- Mencuci tangan
- Menyentuh mata, hidung, mulut setelah menyentuh barang
di area umum
- Membersihkan
benda yang digunakan di area umum
Menggunakan produk dengan kandungan ANTISEPTIK, salah satunya dengan menggunakan Mitu Baby Antiseptic. Mengapa menggunaka Mitu Baby Antiseptic?
Sabrina Purna menjelaskan kalau Mitu Baby Antiseptic prodak
Mitu Baby yang memiliki warna kemasan hijau muda merupakan tisu basah bayi
antiseptic yang aman untuk si kecil. Mitu Baby antiseptic ini aman karena
mengandung:
- Tea Tree Oil : Antiseptiknya alami yang sudah teruji laboratorium akreditasi sehingga aman melindugi kulit bayi dari bakteri
- Embossed Wipes : Tisu Baby Mitu Antiseptic memiliki permukaan khusus yang bertekstur sehingga membersihkan lebih bersih.
- Moisturizer : Menjaga kulit bayi tetap lembut
Jadi meski berbau harum, seperti yang ditanyakan salah satu
blogger, Mitu Baby tisu basah bayi antiseptic tetap aman, jelas Sabrina Purba.
Dalam acara Mitu Baby Gathering ini memang tidak hanya sharing ilmu, tetapi ada juga sesi tanya jawab antara blogger
dengan dua narasumber, dr.Bowo dan Sabrina Purba, games, yang semuanya mendapat
hadiah paket cantik dari Mitu Baby. Benar-benar acara yang bermanfaat karena
banyak info penting dan baru yang kita dapat buat si kecil.
Memang agak susah ya melarang anak ini itu, karena takut kotor dan kena kuman, padahal tinggal jaga kebersihan aja juga kuman pergi, apalagi skrg ada Mitu Baby
ReplyDeleteIya,aku ngelarang klo memang dekat kotoran binatang, ngeri. Di lokasiku banyak kucing liar
DeleteMain tanah.. itu paling aku sebel hehe.
ReplyDeleteApalagi klo masuk ke kuku2 ��
Lucu banget. Ini pengais bungsu ya mba Eniii..^^
Aku klo tanah kubiarin asal gada kotoran binatang xixi
DeleteAnak kalau di larang larang melulu jadi terbatas ruang eksplorenya. Buat aku yang penting lingkungan masih aman . Nah main lah nak sana. Barang wajib dalam tas ini
ReplyDeleteIyesss, tosss
DeleteGak nyangka yaa...di tempat-tempat yang justru sering naruh beibi, malah sarang kuman.
ReplyDeleteAlhamdulillah ada Mitu Baby.
Aku sampai sekarang ((anak-anak sudah usia sekolah)) masiiih naruh Mitu di beberapa spot terbaik di rumah.
Karena praktis dan wanginya seggerrr...
Iya, bener mv Lendy
DeleteHm, enaknya punya baby masa kini ya, Mba. Banyak sekali sharing bermanfaat yang bisa kita hadiri dlm meng-upgrade pengetahuan kita ttg hal kesehatan dan bagaimana cegah penyakit/kuman.
ReplyDeletePlus, makin banyak aja produk yang dihadirkan untuk temani ibu hindari/basmi penyakit. Mitu, salah satunya. Beruntungnya kita hidup di masa kini. :)
Bener, semua serba praktis yang utama ada materi untuk membelinya higihu
DeleteKami kalau bepergian selalu membawa mitu tisu basah. Praktis sih...
ReplyDeletePraktis banget
DeleteBalita tidak boleh dikerok? Kalo Juna sakit malah aku kerok pakai bawang...
ReplyDeleteIya, aku pun serung ternyata tak boleh
DeleteDikamar pun ada kuman yaa mbk. Serem juga. Makasih sharingnya mbk. Selalu lengkap, keren. Aku jg kadang beli mitu untuk pribadi hehe
ReplyDeleteIya, banyak
DeleteEKsplorasi yang dilakukan anak memang harus kita dukung. Tapi ya tetap ya harus bisa jaga kebersihan anak.
ReplyDeleteWajib ya, apalagi banyak kotoran hewan
DeleteAh kalo sedia Mitu sih aman ya mba, meski anak mainan apaa gitu
ReplyDeleteIya,kotor dikit lap
Deletesaya juga rajin bawa Mitu tisyu basah keman-mana..lebih praktis dan wangi juga.. Jadi kalau si kecil habis pegang sembarangan bisa segera diusap dengan Mitu
ReplyDeleteTermasuk untuk kita juga praktis mitu
DeleteWaktu anak2 kecil aku selalu nih bawa mitu dan sedia mitu di rumah yg ukuran boks plastiknya. Lalu karena kebiasaan ini pas anak2 dah gede sekarang tetap aja ada mitu dalam tasku
ReplyDeleteIya, mba kepakai banget deh klo di lokasi umum
DeleteJadi ingat jaman dulu kala heuheu... waktu masih ada baby kemana-mana bawa mitu :) Sekarang lebih sering lupanya deh hehe..
ReplyDeleteAku buat siap sedia di jalan suka bawa
DeleteAnak dengan balita memang wajib kemana-mana bawa tisu basah karena yang namanya anak dimanapun kadang tetap ingin bereksplorasi
ReplyDeletealternatif cuci tangan pake mitu
ReplyDeleteIya,betul
DeleteWaktu Kak Chila masih kecil sering dibelikan ayahnya mitu ini loh Dek Pendar.
ReplyDeleteSoalnya praktis dan bikin bersih
DeleteAduh aku liat anak main di kubangan gitu aku pasti akan teriak "Jangan!". Jadi emak emang harus telaten jaga kebersihan anak ya Mak.
ReplyDeleteAnakku sering,habis itu mandi bersih, gpp mak
DeleteWah ngeri juga ya, aku sering banget membawa anak ke tempat umum dan ini yang dikhawatirkan mudah sekali tertular apalagi yang berasal.dari virus ya
ReplyDeleteHati-hati klo batita dan bayi,mak
DeleteBener banget ya, sebagai Emak suka khawatir kalo si Kecil sedang bereksplorasi di luar rumah. Tapi sekarang jadi tenang kalo ada Mitu hijau sebagai antiseptic yang aman :)
ReplyDeletePraktis lagi ya
DeleteAku belum coba mitu yang ini biasanya pakai yang pink,,jadi penasaran yes sama wanginya.
ReplyDeleteYang ini baunya segerrr
DeleteNgeri ya saat tahu kalo kuman2 mematikan itu ada di mana2. Untung deh ada Mitu yang bisa mencegah penyebaran ke tubuh. Sehat-sehat selalu, Ade...
ReplyDeleteBetul, mb Nia
DeleteAamiin, makasih Tante
biar anak bereksplore ya, justru bikin anak punya petualangan yang luar biasa
ReplyDeleteJadi smart ya
DeleteYaa ammpun di mana-mana ya anak-anak kenapa suka banget kalau lihat yang becek-becek gitu, lucu banget ekspresinya Pendar. Mitu nih salah satu tissue basah yang harus sedia di rumah juga mba..
ReplyDeleteKita juga dulu hobby main air ya,kumbangan.iya mitu praktis buat basmi kuman
Deletenah, itu cocok banget pake sepatu booth, gaya dan ga kotor yaaak
ReplyDeleteSelalu,biar aman
DeleteSekarang kalau pergi2 bawa aja mitu antiseptic, pas gak nemu sabun ma air bisa pakai tissue ini buat bersihin badan anak ya.
ReplyDeleteBener,butuh banget ya, mitu
DeleteAku juga sering pakai Mitu Baby Mbk, wanginya pas dan sangat membantu menjaga kebersihan anak. Apalagi kalau dibawa pas mudik.
ReplyDeleteTerutama klo psrgi jauh,wajib bawa karena praktis
DeleteSuka horor sama yg namanya kuman, mesti aware bngt jd ortu, mitu antiseptic sdh ada d rmh
ReplyDeleteApalagi kuman yang berasal dari kotoran hewan ya,ngeri
DeleteWah tipsnya keren.... Aku senang banget pakai mitu juga lho
ReplyDeleteAman dan praktis
DeleteAku banget nih mba, yang suka worry kalau anak main di luar. Soalnya dia kalau main di luar suka megang apa, huhu.
ReplyDeleteSoalnya anak-anak penasaran ya
DeleteKuman, no way. Mari lindungi dengan mitu baby.
ReplyDeleteTisunya samaa.. Aku juga suka mitu
ReplyDeletePraktis dan aman
DeleteHaduuu note banget nih buat aku. Harus rajin bersihin stroller si baby.
ReplyDeleteSetiap habis outdoor cuci dan jemur
DeleteGa cuma wangi..mitu juga antiseptik ya.., jadi bersih dan higienis..
ReplyDeleteiya, betul banget
DeleteEh...kira jadi tahu ya tempat mana saja yang rawan kuman banget
ReplyDeletetissue mitu multifungsi, ku juga suka bawa2 ini
ReplyDeleteKotor itu baik asal tetap diawasi dan jangan lupa persiapan pembersihan biar kuman2 kabur. Kaya pakai mitu baby
ReplyDeleteKuman bisa di mana aja dan kita tetap harus waspada dg ngasih perlindungan
ReplyDeleteAnak-anak memang harus banyak mencoba hal baru ya mbak. tapi sayangnya para orang tua banyak yang nggak ngebolehin karena khawatir huhuhu kan sayang banget. Btw mitu ini memang berguna banget dan praktis dibawa
ReplyDeletekuman memang ada dimana-mana ya tp emak enggak usah panik kan sdh ada mitu baby ya
ReplyDeleteSerem ya, angka kematian balita 26 per 1000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh infeksi, kuman, bakteri, virus, jamur dan parasit. Punya tisue basah anti bakteri memang salah satu senjata buat anak kecil untuk menghindarinya.
ReplyDeleteHadeh itu main becek-becekan. Surga banget buat anak kecil hahaha
ReplyDeletekusuka wangi si hijau iniii. segar tapi lembuuutt
ReplyDeletemak eni, aku jadi gagal fokus liat ekspresi si abang.. itu lucu banget ya xixixi kapan2 mau dong ketemu mak..
ReplyDeletePakai tisu antiseptik sudah membantu mencegah bakteri yang dapat menganggu aktivitas Si Kecil ya mbak.. Jadi lebih tenang kita sebagai orang tua
ReplyDeletePendar bentar lagi ajak ade main diluar ya...yang bawa tisu basahnya pendar ya....
ReplyDeleteAsik ada mitu, kotor tinggal lap aja yam. Gampang dan praktis dibawa kemana-mana
ReplyDeletekuman itu bagus juga untuk membentuk sistem kekebalan tubuh anak, jadi yang kotor memang tidak usah dihindari ya mbak
ReplyDelete