Kehamilan adalah anugerah terbesar dari Allah SWT, ketika
seorang ibu mengandung maka dalam tubuhnya dititipkan satu nyawa yang akan
bertumbuh selama 9 bulan lebih 10 hari. Menjaga adalah kewajiban terbesar
seorang ibu hingga janin bertumbuh dan lahir menjadi manusia yang sempurna
fisik dan mentalnya. Apakah ini pekara mudah?
Insaallah mudah meski juga tidak mudah, banyak
hal yang harus dihadapi seorang ibu selama menjaga kehamilannya. Dari
bahaya-bahaya asupan yang tidak sehat bahkan bisa mengancam janin, hingga
kondisi fisik dan mental ibu hamil. Terutama ibu hamil yang menginjak usia
rawan, tidak muda lagi untuk menjalani kehamilannya.
Tentu ada kecemasan yang saya alami ketika awal tahun 2018
ini diberi kejutan hamil anak ke lima. Masyaallah,
tidak pernah terbersit saya akan memiliki anak lima meski nomor tiga sudah
dipanggil Allah SWT nyaris 6 tahun lalu. Tidak terbayangkan saya akan
menjadi bagian dari wanita-wanita yang
saya kagumi, yakni ibu yang memiliki anak lebih dari tiga.
Entah, mengapa dari dulu kalau melihat wanita anaknya banyak,
terurus dengan baik, dan wanita tersebut memiliki karya, rasanya kagum
berlipat-lipat, hahaha. Serius. Karena sepanjang karir saya (tsaaah),
mengandung, melahirkah, mengasuh dan membesarkan anak bukan perkara mudah. Jadi
bisa dibayangkan gimana saya tidak kagum melihat wanita memiliki anak banyak,
tetap memiliki eksistensi diri yang bermanfaat?
Rencana awal memiliki
anak
Sebelum menikah saya berencana memiliki anak tiga, namun ibu
saya keukeuh agar anak saya empat. Ketika menikah saya tetap ingin anak 3,
namun anak ke tiga saya meninggal ketika berusia 5 bulan, kisahnya bisa dibaca
dalam tulisan saya ini:
Setelah dua tahun kepergian alm Gibran, saya mengandung
Pendar. Rasa bahagianya seperti saat memiliki anak pertama, bahkan saya
menjaganya dengan baik karena trauma dengan kondisi anak ke tiga. Perjalanan
saya mengandung Pendar ada dalam artikel:
dan Alhamdullilah, meski saat itu melahirkan di usia menuju 38 tahun
begitu mudahnya. Pendar juga lahir dengan sempurna karena Allah SWT.
Semua itu tentu karena
saya begitu bahagia, menjaga kehamilan dengan baik, dan lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT, termasuk dukungan orang-orang di sekeliling, salah satunya
suami. Ibu hamil memang harus bahagia, harus menjaga kehamilannya, dekat dengan
Allah SWT, dan didukung penuh orang-orang di sekelilingnya.
Lalu ketika di usia 40 tahun doa ibu saya terkabul, saya mengandung, bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya?
Pertama saya agak cemas mengingat usia, namun dukungan suami, keluarga, keyakinan pada Allah SWT dan juga dokter yang sudah membantu saya melahirkan sejak tahun 2008, membuat saya akhirnya yakin dan bahagia dengan kehamilan ini. Lagi pula kehamilan ini sudah firasat buat saya, beberapa kali saya sering share foto-foto bayi anak-anak saya, senang berinteraksi dengan bayi-bayi yang bertebaran di medsos, juga kegalauan ingin memiliki bayi lagi, hahaha.
Persiapan yang
dilakukan begitu saya dinyatakan positif
Begitu tahu telat haid seminggu, saya testpack, yakin pasti
strip dua lah. Saya ini tergolong wanita subur, telat tiga hari saja sudah
positif, wkwkwkw. Kemudian langsung mengasup susu hamil, madu hamil, dan tentu
saja periksa ke dokter kandungan langganan dan digoda: "Wah, nambah lagi,
Bu?" wajahnya tertawa lebar.
Saya pun curhat bla, bla, bla, dokter kandungan saya paham
kalau saya pasiennya yang bawel, tetapi selalu nurut dengan semua anjurannya
demi kesehatan saya dan calon baby tentunya. Saya diberi penguat kandungan dan
suplemen seperti biasa dan pesannya yang selalu sama:
Jangan mengasup seafood selama trimester pertama. Baiklah, dok.
Untuk jelasnya mengapa trisemester pertama dianjurkan tidak makan seafood, bisa baca artikel ini:
Ibu Hamil Dilarang Makan Seafood
Asupan saya sehari-hari selain susu hamil, madu hamil, vitamin dari dokter, adalah sayur dan buah. Tapi namanya wanita nyidam bawaan mual, saya sering jajan yang enak-enak, seperti nasi padang lauk rendang, pecel ayam, ayam panggang. Tapi tetap saya menjaga makanan dengan tidak mengasup yang banyak mengandung pengawet, pewarna, daging merah setegah matang, seafood, sayuran mentah, dan junkfood.
Ibu Hamil Dilarang Makan Seafood
Asupan saya sehari-hari selain susu hamil, madu hamil, vitamin dari dokter, adalah sayur dan buah. Tapi namanya wanita nyidam bawaan mual, saya sering jajan yang enak-enak, seperti nasi padang lauk rendang, pecel ayam, ayam panggang. Tapi tetap saya menjaga makanan dengan tidak mengasup yang banyak mengandung pengawet, pewarna, daging merah setegah matang, seafood, sayuran mentah, dan junkfood.
Termasuk tidak mengasup obat-obatan diluar resep dokter,
meski kehamilan di usia 40 tahun konon beresiko. Namun saya yakin dengan
menjalani penuh kebahagiaan, rasa syukur, menjaga asupan, dan dekat pada Allah
SWT. Insaallah semua akan berjalan lancar hingga waktunya melahirkan nanti,
aamiin.
Insallah, saya akan menulis perjalanan kehamilan saya ini
untuk menyemangati para wanita yang hamil di usia saya atau merencanakan
kehamilan di usia 40 tahun. Buat teman-teman yang membaca artikel ini, mohon
doanya ya, agar saya diberi kesehatan, bayi dalam kandungan saya sehat dan
sempurna, lahir dengan mudah, aamiin Ya Rabb.
Dan, buat bumil semua yang tengah mengandung, doa yang saya saya panjatkan untuk kalian. Selamat menjalankan pola hidup sehat!
3 komentar
MasyaAllah
ReplyDeleteSelamat ya, Mbaaa
Sehat selalu bu Eni
ReplyDeleteSeafood kenapa gak boleh dikonsumsi selama trimester pertama Mbak?
ReplyDelete