Mengapa Anak Butuh Apresiasi dari Orangtua?
"Kadang aku malas berprestasi, buat orangtuaku apa yang kulakukan adalah hal biasa. Sudah sepatutnya anak memang seperti itu."
Sementara ibu meski seorang wanita yang pendiam, lebih banyak membaca, sering tertawa atau
memeluk anaknya sambil bilang: Hebat,
setiap anak-anaknya menunjukkan hasil kerjanya. Entah itu nilai PR yang bagus,
atau hal sederhana lainnya. Meski respon
itu kadang hanya sekilas, hanya berupa wajah senang, tapi membuat kami
ingat sampai sekarang. Mengapa?
Blogger Gathering Lotte
Choco Pie
Pernahkah terbersit pertanyaan atau pemikiran di kepala kita, bahwa sebagai orangtua kita harus memberikan apresiasi kepada anak? Tahukan kedasyatan sebuah apresiasi orangtua kepada anak?
Saya sendiri awalnya tidak terlalu memikirkan efek dari
apresiasi, jika anak-anak menunjukkan sesuatu yang menurut mereka luarbiasa,
meski kadang buat saya biasa sekali, saya akan berseru 'WOW' atau 'KEREN!' ,
memeluknya dengan gembira atau hanya menunjukkan mimik kagum. Saya pikir ini
hanya sebagai ekspresi biasa orangtua kepada anaknya agar anak gembira, namun
ternyata ada banyak hal yang bermanfaat sekali bagi anak yang menerima
apresiasi dengan baik dari orangtuanya.
Tentu pengetahuan ini saya dapat dari acara gathering Lotte
Choco Pie, Minggu - 12 April 2018 kemarin di kawasan Kemang, bersama Komunitas
Emak Blogger. Acara yang selalu diperbolehkan membawa keluarga karena memang
acara ini ditujukan untuk orangtua dan anak, kali ini dalam rangka campaign
terbaru #PremiumMomenstogether.
- Anna Surti Ariani, Ahli Psikolog Anak
- Oci Maharani, Brand Manager Lotter Choco Pie
- Carissa Puteri, Brand Ambassador Lotte Choco Pie
"Sepadat apapun rutinitas, saya mencoba menemani anak saya untuk melakukan hal-hal kecil, seperti menemaninya belajar bahkan hanyak untuk mewarnai atau membaca buku. Kadang-kadang saya bahkan terkejur dengan prestasinya dan menyadari betapa jauh dia telah tumbuh. Saya bersyukur bahwa Lotte Choco Pie menemukan momen premium saya dengan anak dalam rutinitas harian kami."
Nah, jadi rasanya terlalu ya, kalau sampai kita yang mungkin
hanya di rumah atau aktifitas ke kantor sampai tidak bisa meluangkan waktu berdua anak. Tetapi memang sih, saya
merasakan sendiri sebagai ibu rumah tangga plus, ketika anak baru 1-2 betapa
saya bisa fokus mendampingi mereka, begitu detail hingga membuatkan metode
belajar dari mengenal warna hingga membaca.
Namun ketika jumlah anak menjadi tiga, mereka bertumbuh
sesuai usianya, ada yang ABG, ada yang anak-anak, ada yang balita, rasanya
untuk fokus satu-satu karena kondisi psikologi mereka berbeda, itu tidak mudah
banget. Seperti ketika saya bermain lego dengan Pendar, otomatis kakak-kakaknya
asyik sendiri dengan dunianya yang sesuai dengan tahap usianya.
Ketika saya asyik ngobrol bersama Lintang yang melewati tahap
ABG tentang pergaulan teman-temannya di sekolah, otomatis ke dua adiknya akan
malas bergabung karena tidak nyambung. Mungkin juga tidak asyik buat
didengarkan karena usianya anak SD dan balita, dan hal ini kadang membuat saya
merasa bersalah. Sebab sedikit saja lengah, salah satu dari mereka bisa
tenggelam di handphone, ini yang
tidak saya inginkan.
Sesekali bermain atau asyik dengan handpone buat saya tidak masalah, tetapi jika jadi terus-menerus, say no! Saya punya batasan untuk
anak-anak bermain di dunia maya, dan hal ini tidak mudah karena kita harus mau
capek, mau lelah mengisi waktu anak-anak.
Memang membesarkan anak di era ini tidak mudah, banyak
tantangan tersendiri, seperti yang diucapkan oleh Oci:
"Membesarkan anak di era ini tentu memiliki tantangan tersediri dan membutuhkan perhatian khusus dari Ibu. Dengan tema campaign baru tahun ini, #PremiumMomenstogether kami berharap ibu-ibu Indonesia dapat lebih sadar akan pencapaian harian anak-anak mereka. Tentunya Lotte Choco Pie sebagai camilan keluarga hadir untuk menyempurnakan waktu premium itu."
Ibu-ibu lebih sadar akan pencapain harian mereka, inilah yang
disebut Anna Surti sebagai apresiasi orangtua kepada anaknya, meskipun hal-hal
kecil. Mengingatkan saya pada cerita di awal artikel ini, dan memang ada banyak
orangtua yang ketika dilaporkan hasil prestasi anak hanya sepintas selalu.
Melihat sekilas, lalu bilang 'OK' tapi mata tidak fokus, ekspresi tubuh tidak
merespon dengan baik.
Anna Surti mengatakan, meski hanya sekilas tetapi jika kita fokus
dan benar-benar intens pada apa yang anak sampaikan, lalu ekspresi wajah kita
mengungkapkan kebanggaan atau rasa gembira, itu sudah membuat anak merasa
mendapat apresiasi yang positif. Apa yang dirasakan anak ini yang perlu
ditumbuhkan ke arah positif.
Kadang anak hanya menunjukkan hal-hal kecil yang mungkin
tidak berarti bagi kita, ditunjukkan pula disaat kita lelah atau ada masalah di
kantor. Wah, kalau ini memang PR banget ya,
buat kita merespon dengan positif. Kalau diingat-ingat, meski saya sering
merespon positif, tapi jika dalam posisi seperti itu saya juga pernah begitu
acuh dan plate. Sedih.
"Tolong tatap mata anak, dengarkan sepenuh hati. Berikan apresiasi kepada anak dengan tulus. Tinggalkan handphone dulu."
Hayo, siapa yang lebih sayang handphone ketimbang anak? Sekecil apapun yang mereka lakukan,
letakkan handphone demi masa depan
anak kelak. Anak bisa melipat baju, menjemur baju, memakai sepatu, menggambar
meski tidak sempurna, dan hal-hal kecil
lainnya, jangan lupa untuk ibu memberi apresiasi. Memberi apresiasi juga
merupakan kedekatan ibu dan anak tanpa mengenal usia, ini yang menjadi catatan
saya. Mengingat tiga anak saya rentang usianya berbeda.
"Ketika orangtua menyadari dan menghargai prestasi anak-anak mereka, anak-anak akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Dengan keterikatan yang baik antara ibu dan anak, aspek pertumbuhan sosial dan psikologis mereka akan tumbuh, dan itu akan menjadi kunci kesuksesan mereka di masa depan."
Ucapan Anna Surti Ariani, Ahli Psikolog Anak membuka mata
kita akan pentingnya apresiasi orangtua kepada anak. Acara gathering pun
ditutup dengan kegiatan orangtua menghias bingkai foto bersama anak, Lotte
Choco Pie memang selalu memiliki ide untuk membentuk kebersamaan ibu dan anak.
Voting
#PremiumMomenstogether, Raih Hadiah Family Trip Ke Jepang
Dalam rangka mendukung kedekatan ibu dan anak, Lotte Choco
Pie kali ini mengadakan TVC dan kampanye online Premium Moment, together mulai
tanggal 12 April sampai 13 Mei 2018. Caranya mudah sekali yaitu, dengan
memilih salah satu dari tiga vidio
Carissa Putri dan Que di website : https://lottechocopieindonesia.com/activity
Siapa tahu beruntung bisa dapat hadiah grandprize ke Jepang, WOW!
Saya sendiri sudah memilih vidio dengan tema 'homework', karena
memang saya lebih sering menemani anak-anak di rumah saat para kakak
mengerjakan PR dan adiknya ikutan asyik menggambar atau main lego. Moment ini
salah satu moment yang bisa mengumpulkan ketiga anak saya tanpa batasan usia,
hehehe. Kalau Moms mau pilih vidio yang mana, langsung ke websitenya saja ya.
83 komentar
Setuju mak. Jangan sampai anak2 pelarian ke handphone krn bonding sama kita kurang :(
ReplyDeleteAlhamdullilah hape anak-anak minjem ortunya jadi ritmenya gak parah, klo si Pendar untung standart aja lihat hape responnya
DeleteKadang ada pikiran dikasih pujian mulu ntar malah jadi sombong dan maunya dipuji mulu ya? Eh ternyata gak gitu ya, tetep harus diapresiasi kegiatan hariannya
ReplyDeleteAku klo kritik ke anak juga pedes kok, mak. Jadi mereka tahu juga sih mana yang ok dan gak ok wkwkwk
DeleteIyes mak siapa tau beruntung dan aku pilih video homework hehe.
ReplyDeleteAamiin
DeleteTatap anak dan abaikan hanpdhone. Makjleb banget tuh materi pas acara lotte choco pie gathering itu :p
ReplyDeleteAku kalau ditanya video mana, aku pilih video homework, mba :)
DeleteKlo kita lagi ngebuzz hal ini sering kuta lakukan, bibur merespon, mata ke hape,hiks
DeleteDulu, ini yang saya rasakan
ReplyDeleteTernyata kurangnya dukungan, dan pujian dari orang tua bisa membuat anak malas berprestasi ya
Iya, meski tetap ya petlu kritikan anak biar maju
DeleteKadang sebuah pelukan bisa jadi apresiasi yang sangat dibutuhkan anak
ReplyDeleteBener banget,mak
DeleteMemang perlu banget mengapresiasi anak agar anak semakin percaya diri dan bangga
ReplyDeleteIya, mb Naqi
DeleteHiks..iya mba sedih kalau udah berbuat baik tapi ortu datar aja
ReplyDeleteIya, sedih
DeleteBonding dengan anak-anak dan orang tercinta memang harus selalu dijaga ya mbaa
ReplyDeleteIya, mb indah agar menjadi kenangan hingga mereka dewasa
DeleteNah,itu. Pas lagi urgent banget menyelesaikan urusan kerjaan lewat ponsel, pas anak lagi butuh banget perhatian. Kadang jadi ga fokus..
ReplyDeleteKuakui kadang hal seperti ini terjadi
DeleteMeskipun hal kecil, tapi kalau itu apresiasi buat anak pasti sangat berarti, dan tentu anak jadi senang..
ReplyDeleteIya,mb kecuali.ketika anak sudah mulai besar, perlu juga kritikan yang membangun
Deleteanak akan merasa dihargai ya kalau kita mengapresiasi apa yang telah emreka lakukan
ReplyDeleteBangeet,mb
DeleteSetuju banget, apresiasi ke anak itu perlu, walau pencapaian dia sesederhana seperti menyusun mainan baloknya dll. tapi bisa menimbulkan motivasi dan energi positif tersendiri ke anak, saya juga ikutan senang kalau si anak menampakan wajah bahagia karena diapresiasi, seperti " wah kamu hebat ! toss dulu " - thx untuk sharingnya mba :)
ReplyDeleteSetuju juga, mb mega
DeleteDuh emang kadang handphone tu susah ditaro ya xD. Dari yang paling penting sampai yang paling enggak penting. Kita memang harus belajar disiplin juga supaya bisa bonding ya mbaa
ReplyDeleteSegala sesuatu dimulai dari.kita ya, mak
DeleteBener banget klo kita hrs batasin anak2 pegang gadget yah. Krucils dirumah cuma blh pegang HP tiap sabtu dan minggu aja :D
ReplyDeleteIyesss, mak. Krucils doyan hape atau ga memang sumbernya orangtua
DeleteHP tetap godaaan terberat yaa...
ReplyDeleteampuun deh hihi...
gimana duuung :P
Karena dunia kerja kita medsos banget yess
DeleteHayo siapa sayang henpon hayoooo wkwkwwk
ReplyDeleteIya anak tu butuh perhatian. Luangin waktu cuma lima menit sekadar kasi jawaban pertanyaan atau muji mereka aja udah senneg banget.
Walau kadang kita ga kinsisten ya, apalagi jelang DL, dudududu
DeleteKadang lupa mngapresiasi harian anak krn merasa sdh semestinya mereka bisa
ReplyDeletePerasaan banyak.ortu sering gitu ya, mb. Ah, kita memang harus banyak.belajar
DeleteAKu perhatikan anak2ku juga jadi tambah semangat saat diapresiasi, meski apresiasinya hanya berua pujian, anak pinterrr..
ReplyDeleteYups, mereka jadi termotivasi menunjukkan kemampuannya
DeleteHadiahnya mantap banget ke jepang, anak2 pasti seneng tuh kalau diajakin liburan ke jepang sama mamahnya, vote ah.
ReplyDeleteAku pun senang tiada terkira
Deletesetuju banget, kita ngga boleh pelit memberi apresiasi teehadap prestasi anak anak ya maaak.. supaya mereka tau kalo kita tulus menyayangi mereka dan juga sebagai bentuk motivasi kita supaya mereka lebih semangat lagi berprestasi yaaa
ReplyDeleteSetuju, mb Adriana
Deletesaya setuju agar anak diberi apresiasi, kadang suka kesal sendiri klo ada ibu-ibu suka bentak-bentak dan merendahkan anaknya
ReplyDeleteIya ya, apesss nanget nasib anaknya,hiks
DeleteReminder buat aku yang masih malas memuji anak-anak, bagian handphone tuh yaa pas banget..yes simpan gadget dulu saat berkomunikasi dengan anak..
ReplyDeleteAyuk,mulai memuji,nu. Anak-anakmu kan pinter-pinter. Si kaka kalau dipuji suaranya senyumnya lebaaar banget, jadi kangen
DeleteKasian ya kalau anak sudah berprestasi tapi gak diapresiasi oleh orangtua. Minimal ortunya dulu lah ya.
ReplyDeleteIya, mereka bisa iri klo lihat teman-temannya dapat apresiasi ortunya
DeleteIbu harus pinter-pinter jaga mood ya. Karena anak bisa menilai kondisi kita juga.
ReplyDeleteIya,makanya suami harus berpetan bikin istri happy juga
Deletekadang anak-anak juga ga paham sih di apresiasi atau bukan tp yg penting bagi mereka lihat ayah bunda senyum dengan hasil mrk meski itu udah nyerakin rumah haha
ReplyDeleteMeteka merasakannya mak, dikasih respon (apresiasi) atau gak, bangeet itu
DeleteAku termasuk anak yang jarang diapresiasi sama orangtua, meski SD sampe SMA masuk 3 besar dan sempet dapet beasiswa. Tapi reaksi orangtua lempeng ae hahahaha pelajaran dari situ, aku jadi cukup royal memuji darell
ReplyDeleteAlhamdullilah Aie ga nurun playe ya,biasa kesalahan di masa kecil bisa efek nurun
DeleteSalut sama ibu bekerja yang juga tetap menomorsatukan kedekatan sama keluarga, khususnya anak.
ReplyDeleteJangan sampai kondisi tidak enak di tempat kerja dibawa ke rumah apalagi dilampiaskan ke anak.
Bener tuh,mak. PR buat kita ibu beketja,termasuk aku
DeleteApresiasi bukan hanya ke orang dewasa aja yah mbak, ke anak-anak juga perlu. Supaya makin percaya diri dan menambah energi positif.
ReplyDeleteLebih penting banget kevanak-anak dulu ya biar jadi pondasi dewasa kelak
Deletepenghargaan untuk anak tak melulu berbentuk hadiah. senyuman dan pelukan orang tua yang sangat sangat berharga untuk biah hati. setuju sama beberapa fakta diatas
ReplyDeleteSelalu beri apresiasi buat babam yaaa
Deletehiks sedih dengan ucapan temannya mbak eni di atas :(
ReplyDeletebener lho, apresiasi ortu sekecil apapun gede artinya buat anak termasuk hanya dengan tersenyum dan ngomong "hey kamu keren banget berani maju baca puisi di depan kelas"
Jangan lupa selalu kasi apresiasi ke Mada
DeleteTulisan di awal postblog ini kok jadi bikin inget murid saya dulu. Pernah dia curhat, katanya nggak punya motivasi karena ibunya terutama nggak merhatiin dia. Kok untung ni anak tetap jadi anak baik. Walau buat dia apapun mending dilakuin standar aja.
ReplyDeleteKalau ga salah aku pun pernah baca kisah hidup artis Shanaz Haque deh, ngalamin hal seperti ini dari alm Ayahnya dan dia terluka sekali. Sampai kemudian dia tahu klo ayahnya memberi apresiasi jauh di dalam hatinya setelah si ayah alm. Makanya sekarang mb Shanaz care banget jadi ibu
DeleteSetuju. Tinggalkanlah hp sejenak demi anak di jangka panjang.
ReplyDeleteYups, mak dwina
DeleteKadang dengerin anak ngomong masih suka sambil pegang hape, hiks. Makasih sharingnya mak
ReplyDeleteIya,mak, sama-sama belajar kita
DeleteApresiasi emang perlu banget buat anak, ya. Kadang kita suka nggak sadar karena memang sudah seharusnya si anak bisa melakukan hal itu, padahal dia berjuang keras untuk bisa melakukannya tapi ketika bisa kita malah nggak kasih apresiasi.
ReplyDeleteThank's for remind, Mbak.
Iya, ini ternyata berbekas hingga dewasa
DeleteBenar bangat Mba Eni, kedekatan ibu dan anak itu penting, dan setuju bahwa pujian berupa ucapan dan pelukan adalah salah satu bonding yang bagus untuk kedekatan ibu dan anak.
ReplyDeleteIya, Awan PR orangtua untuk jadi yang baik bagi anak-anaknya panjang ya
DeleteWah acara keren..ngingetin banget ya..kadang ortu suka keasyikan main hape walau katanya buat kerjaan, tapi kadang malah nyakitin hati anak dengan mengabaikannya atau bahkan sampai membentak karena merasa terganggu duh...Jangan sampai ya.. :)
ReplyDeleteIya, bener. Aku pun pernah khilaf begitu
DeleteSaya percaya anak yang sering mendapatkan apresiasi dari ornagtuanya akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri juga bahagia, karena inget banget waktu kecil sering dapat pujian jika saya berhasil mendapatkan juara juga hal-hal kecil yang saya lakukan selalu berkesan buat mama papa :)
ReplyDeleteAlhamdullilah masa kecil nona bahagia
Deletebagus banget topik acaranya nih. keren! bener2 menohok, sesuai fakta dan kondisi saat ini. thanks for sharing ya mba, mataku sampe ber-kaca2 bacanya, jd ikut introspeksi diri jg. semoga semakin bnyk orangtua yg sadar dan ingat selalu pentingnya menghargai anak yaaaa
ReplyDelete"Kadang aku malas berprestasi, buat orangtuaku apa yang kulakukan adalah hal biasa. Sudah sepatutnya anak memang seperti itu." kok aku sedih baca kalimat pembukanya huhu. smoga kita orang tua yang mampu mengapresiasi prestasi anak kita ya mba
ReplyDeleteAku setuju banget kalo anak harus diapresiasi mbak. Untuk penyemangat mereka juga, jadi mereka merasa bahwa mereka diperhatikan oleh orang tuanya dan apa yang mereka lakukan itu berarti di mata orang tua.
ReplyDeleteYa Allah kalimat pembukanya, sedih.. Huhu memang dalam kenyataannya ada anak yang merasa tidak ada apresiasi dari orang tuanya dan membuat mereka malas untuk berusaha. Toh tidak dianggap, begitu kata mereka.
ReplyDeleteApresiasi buat anak itu penting banget ya
ReplyDeleteIni bener2 kena ya buat mama2 jaman now. Kadang kalau g ada ilmu kayak gini masih tetep cuek aja
ReplyDelete