Begitu mengetahui telat haid, testpack positif, saya langsung
ke dokter kandungan langganan sejak tahun 2008. Usia kehamilan 5 minggu,
ternyata saya belum memiliki gejala mual-mual dan sejenisnya yang biasa dialami
ibu hamil. Makan tetap stabil, hanya seperti biasa sejak pertama hamil di usia
27 tahun sampai sekarang hamil di usia 40 tahun, tanda-tanda saya hamil trisemester pertama itu nafas jadi pendek. Mudah capek, jalan sedikit rasanya
sudah puluhan kilo meter, hahaha.
"Pokoknya mualnya hanya sedikit, dok. Kalau bete saja baru mual, selebihnya makan apa saja mau," jawab saya menyakinkan begitu dokter bertanya, maka hanya diberi obat penguat dan tambah darah.
"Ibu boleh tetap beraktifitas, bekerja, tapi jangan capek-capek, dan jangan makan seafood dulu ya. Kandungan masih berupa kantong, kita lihat perkembangan selanjutnya."
Penasaran kenapa seafood jangan dimakan dulu/ Yuk, baca penjelasannya di sini: Ibu Hamil Dilarang Makan Seafood
Kayaknya saya hampir hapal deh dengan wejangan itu, namun apa yang terjadi?
Masa-masa mual
Memasuki bulan kedua hormon dalam diri mulai mempengaruhi,
saya mulai mual bau-bauan tertentu, seperti bau bumbu masakan, bau keringat.
Makan juga harus sesuai yang ada di kepala kalau tidak rasanya tidak bisa menelan, mau muntah meski tidak muntah.
Wajah juga mulai pucat khas wanita hamil semester pertama meski sudah makan
kenyang dan tidur cepat.
Diantara perang rasa mual, saya tetap mengingat usia dan
kesehatan janin, dengan tetap mengasup yang sehat, seperti:
- Pagi hari saat bangun tidur minum air putih dan madu, madunya madu ibu hamil, madu murni.
- Mengemil kurma segar
- Minum vitamin dari dokter
- Minum susu bumil
- Selain asupan yang sehat, rajin berdoa kepada Allah SWT agar diberi kesehatan dan janin yang sempurna lahir dan batinnya. Rasanya tentram sekali, tak ada satu pun yang bisa menakutkan jika kita dekat denganNya.
Oya, sesekali saya nakal dengan jajan baso karena rasa
mualnya agak terobati kalau mengasup baso pedas, stadium pedas level saya tidak
terlalu pedas buat penggemar pedas. Alhamdullilah, kesukaan jajan baso ini
tidak berlangsung lama, kesadaran ngeri over MSG membuat saya tahan diri,
hehehe. Ibu hamil memang tidak boleh egois hanya menuruti hawa nafsu, ada
kehidupan di dalam dirinya yang harus diingat kesehatannya.
Namun kebiasaan baru yang cukup merepotkan suami muncul,
setiap mau makan saya pasti sibuk memikirkan apa yang ada di dalam kepala, lalu
suami harus beli. Kalau salah atau tidak dibelikan akan mual sepanjang hari dan
jadi sulit makan, untungnya saya stock kurma dan madu. Kurma dan madu yang
menolong jika saya sedang tidak mau makan atau menolak makanan karena mual.
Bayangkan, tiap hari beli ayam geprek, bubur ayam, lontong
sayur, pecel ayam, nasi uduk, karena masak juga saya belum bisa mencium bau
bumbu. Malas melakukan kegiatan, maunya hanya tidur dan tidur. Alhamdulillah, si ayah sigap dan
anak-anak sudah mandiri.
Efek dari semua itu banyak job yang saya tolak karena masih
ngeri keluar rumah jauh, kondisi tubuh sering pusing-mual. Saya hanya terima
yang jaraknya dekat dan bisa diantar suami, meski kondisi fisik agak lemah tapi
kalau menyimak kerjaan mualnya hilang. Kelar acara, ya mual lagi.
Meski sudah mengalami 5 kali masa seperti ini, tetap saja di
hati kadang tidak terima, hehehe. Terus berusaha melawan, sampai akhirnya
menyadari: Memang masa trisemester pertama adalah masa-masa tubuh bergulat dengan kondisi
baru, hormon-hormon baru, kehadiran mahluk di dalam tubuh kita adalah
kedasyatan yang nyata dariNya. Nikmati dan ikhlas.
Kata nikmati dan ikhlas ini yang membuat saya enjoy meski
sehari cuma tiduran berdua Pendar, kedua kakaknya sekolah hingga sore. Enjoy
meski kehilangan beberapa job saat itu, enjoy meski makan harus sesuai wangsit,
hahahha. Karena semua ini pasti akan berlalu pada waktunya seperti yang
sudah-sudah.
Jangan lupa baca : Bagaimana Agar Siap Menghadapi Kehamilan
Jangan lupa baca : Bagaimana Agar Siap Menghadapi Kehamilan
Oya, setiap hamil saya memang paling tidak kuat itu
menghadapi trisemester awal. Tidak muntah, tidak bedrest, tapi rasa mual yang nyata
yang memberi efek tidak nyaman ke seluruh indera saya. Saya juga tidak nyidam
aneh-aneh, hanya makan harus sesuai wangsit atau apa yang ada di kepala. Selain
pemborosan, ini agak bikin suami ribet, hehehe.
Tapi sekali lagi Insaallah jika dilewati dengan nikmat dan ikhlas akan lebih enjoy, lalu bahagia. Bukan begitu, ibu-ibu? Soal faktor usia?
Alhamdullilah, trisemester pertama belum ada
perbedaan, hanya ada kecemasan pada janin sehingga selain menjaga asupan, kuatkan
dengan doa. Doakan janin saya lahir sehat, sempurna, dan lancar ya, Aamiin.
Buat para wanita yang tengah mengandung di usia rawan atau tengah merencanakan
kehamilan (promil) di usia tidak lagi muda, tetap yakin, berpikir positif,
menjaga asupan, ikuti anjuran tenaga medis, dan terus berdoa kepada Allah SWT.
Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT berkehendak.
Semoga sehat selalu ya Mbk, seru nih Pendar mau punya adik.
ReplyDeleteAamiin, haha...dia sudah punya nama panggilan buat calon adeknya: Adik laki-lakiku wkwk
ReplyDeleteWah,kayak ibu aku banget yang hamil adik yang terakhir di usia 40 tahun juga dan alhamdulillah terlewati dengan lancar dan baik-baik saja melahirkan pun secara normal. Yang penting sih banyak berdoa dan selalu optimis insya allah semua dilancarkan. Hehe padahal aku belum pernah merasakan namanya hamil dan melahirkan tapi sering dengar sharing dari orang2 terdekat. Oh, ya semoga selalu dilancarkan kehamilannya sampai melahirkan nanti. Aamiin YRA
ReplyDeleteSemoga dimudahkan proses kehamilannya mba, sll sehat ibu dan bayinya, persalinan nntnya mudah dan lancar..Aamiin
ReplyDeletesy jd ingat awal-awal hamil, masuk pasar, dapur sampe masak ga bisa, jd pak suami yg handle semua, cium aroma pasar dan dapur rasanya lgsung perut seperti diaduk aduk heheh - semoga sehat selalu dan lancar hingga lahiran y mb..:)
ReplyDeleteAlhamdulillah, mba eni selamat ya. Semoga sehat selalu aamiin. Aku jdi inget waktu hamil anakku, mual terus
ReplyDeleteBaca ini jadi kebayang lagi masa penuh tantangan hamil tahun kemaren, sungguh rasanya ingin masuk kantung tidur dan tidur sampai masa maboknya lewat hehehe..
ReplyDeleteKeren ya mba, the power of positif thinking, insha Allah lancar dan sehat hingga lahiran.
Jadi berpikir juga, akankah saya juga hamil lagi di usia segitu hihihi.
iya memang paling parah kalau sdh mual dan gak mau makan
ReplyDeleteAlhamdulillah Mba Eni insyAllah sehat2 ya. Beneran deh salut dengan ibu2 yangs elalu semangat hamil dan berjuang memberikan yang terbaik buat anaknya. InsyaALlah sehat ya mbaa :*
ReplyDeleteSelamat ya mbak eni, jaga kesehatan dan pikiran biar ga kelelahan. Mudah2an lancar sampai lahiran. Amiin.
ReplyDeleteSehat selamat sampai launching mbaaa..aku tungguin hehe. Trisemester pertama emang sesuatu buat bumil..
ReplyDeleteMba Eniiii, insya Allah dilancarkan, dikuatkan, disehatkan, baik Ibu dan Debay di perut. Aku malah selalu drop di TM pertama, makanya sempet minta infus vitamin karena berbekal pengalaman hamil Alfath dulu, huhu
ReplyDeleteSemangat ya Bumiiiil, sampai waktunya lahiran nanti.
Alhamdulillah aku ikut seneng mbaa, sehat selalu yaa sampai hari H
ReplyDeleteAlhamdulillah yah nikmat sudah 5 kali wohhooo mau juga
ReplyDeleteAamiin Ya Rabb
ReplyDeleteSehat selalu ya Mbak. Buat dede bayi dan Mbak Eni juga
ReplyDeleteWaahh jadi ingat hamil tahun kemaren, hamil bulan pertama gak ada keluhan, tiba-tiba di bulan kedua ngeflek disuruh bedrest langsung mabok berat sampai masuk trisemester ketiga, hiks..
ReplyDeleteSemoga sehat dan lancar hingga lahiran nanti ya mba :)
Senang saya membaca Mbak Eni memasuki kehamilan trimester pertama dalam keadaan sehat. Meskipun mual sedikit tapi ini tentu wajar. Mudah-mudahan Mbak Eni tetap rajin makan makanan sehat karena sekarang Mbak Eni sedang memberi makan janin yang sudah memasuki 1000 hari pertama kehidupan yang krusial untuk menciptakan manusia yang sehat dan produktif.
ReplyDeleteSemoga fit terus hingga tiba masanya melahirkan, ya Mbak Eni :)