Mengapa Biaya Listrik Saya Mahal?
Mengapa biaya listrik saya mahal?
Pertanyaan
tersebut merupakan salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama ibu rumah tangga nih. Sampai status di medsos bertaburan soal listrik yang mendadak mahal atau harus bayar listrik melebihi budget, termasuk saya loh. Kebanyakan atau seringkali orang-orang merasa bahwa
mereka sudah berhemat dengan mengorbankan berbagai macam hal yang
berhubungan dengan alat elektronik di rumah, seperti saya yang selalu aware dengan penggunaan AC, hehehe. Namun yang terjadi adalah biaya
listrik bulanannya justru tetap sama, atau jangan-jangan malah lebih mahal. Hiks, kalian ngalamin gitu gak sih?
Tapi sekarang ada jawabannya loh.
Namun sebelum menjawab pertanyaan itu, saya mau memberikan satu tips penting agar kalian tidak kaget saat akan bayar listrik
bulanan. Tips penting tersebut: Catat pemakaian
barang-barang elektronik kalian dan keluarga, setidaknya selama 3-10 hari.
Nah, dari situ bisa merata-ratakan pemakaian listrik selama sebulan sehingga bisa memperkirakan biaya pembelian pulsa listrik
di kemudian hari.
Karena sering kali seseorang yang memiliki pertanyaan: Mengapa biaya listrik saya mahal? Justru tidak mencatat pemakaian alat elektronik di rumahnya,
melainkan hanya mereka-reka dan mengingat-ngingat pemakaiannya. Termasuk saya juga dulu begitu, kayaknya malas banget ya, mencatat, tapi ngomel kalau tahu-tahu budgetnya tinggi.
Nah, untuk jawaban dari pertanyaan di atas, mungkin kalian sering meninggalkan barang-barang elektronik dalam kondisi tidur, seperti komputer meja, televisi, laptop, hingga perangkat kecil seperti tablet
yang ditinggalkan, misalnya ketika nonton Youtube. Sepele memang, namun jika
kebiasaan kecil seperti ini dilakukan setiap malam saat pulang bekerja, maka
berapa biaya yang dihamburkan untuk kegiatan sia-sia tersebut? Lagipula
karena alasan tertentu, kebiasaan yang terjadi setiap hari itu besar kemungkinan bisa merusak perangkat elektronik, apalagi perangkat semacam tablet atau ponsel cerdas.
Jawaban kedua, mungkin kalian kurang tepat dalam menggunakan AC. AC
merupakan salah satu alat elektronik yang memakan beban listrik cukup besar
dibandingkan peralatan elektronik lainnya di rumah. Apalagi jika tidak bisa menggunakan AC dengan benar. Lalu bagaimanakah cara menggunakan AC
dengan baik dan benar? Ini penting nih, karena di rumah saya yang paling menyedot listrik ya AC.
Pertama-tama
gunakanlah seperlunya, jangan karena Jakarta (atau kota-kota besar lainnya)
bersuhu ekstrem panas langsung menurunkan suhu AC ke angka 18
derajat. Settinglah ke suhu yang cukup normal semisal 22 atau 23 derajat,
karena pasti akan cukup dingin. AC yang memiliki teknologi baru memiliki
kecenderungan mempertahankan suhu yang tertera di remote AC sehingga bisa
lebih hemat. Akan tetapi ketika suhu kamar masih di atas itu, AC membutuhkan
daya yang amat besar untuk mencapai suhu tersebut. Di suhu 22 23 AC akan amat
mudah mempertahankannya, karena suhu luar ruangan apalagi di malam hari tidak
akan jauh berbeda.
Bisa dibayangkan jika mengaturnya pada suhu 18 derajat,
maka sepanjang malam AC akan berusaha menurunkan suhu ke arah 18 derajat karena
memang nyaris mustahil akan mencapai suhu itu di kota-kota besar di
Indonesia yang beriklim tropis! Dan, AC di suhu 18 derajat itu boros lisrik, saya pernah mengalaminya.
Oya, kesalahan
lain terkait AC adalah seringnya mematikan dan menyalakan AC, terutama yang memakai AC dengan teknologi terkini. Simpelnya akan
terus-terusan memaksa AC bekerja keras sehingga daya listrik yang terpakai akan
sangat besar. Maka akan lebih bijak jika mengatur suhu AC di suhu yang cukup normal, tidak terlalu dingin namun tidak membuat kegerahan. Kalau saya sih, mengatur suhu AC di 25 derajat.
Jawaban
ketiga, apakah sudah menaruh perhatian pada
kebiasaan-kebiasaan kecil kalian?
Kebiasaan kecil diantaranya seringkali membiarkan lampu-lampu di ruangan kosong menyala? Atau membiarkan lampu-lampu rumah menyala di siang hari? Atau pernahkah membiarkan berbagai macam colokan listrik berderet-deret tersambung dengan
berbagai macam jenis charger, namun tidak dipasangkan dengan perangkat yang dimiliki? Kebiasaan yang benar-benar sepele ini ternyata berhasil
menjadi salah satu penyumbang mahalnya biaya listrik bulanan, wow! Maka dari
itu mulai dari sekarang memperhatikan deh kebiasaan-kebiasaan kecil semacam itu demi terpeliharanya anggaran rumah tangga, setuju?
Jawaban
terakhir, apakah sudah mengganti meteran listrik di rumah menjadi
sistem token alias pulsa?
Ini merupakan salah satu solusi yang bisa dipilih. Sejauh pengalaman saya dan banyak orang, penggunaan listrik berbasis
token atau pulsa bisa menghemat pengeluaran bulanan biaya listrik. Karena
dengan penggunaan listrik prabayar ini secara tidak langsung akan membuat lebih mengatur penggunaan peralatan rumah tangga, karena jika kehabisan
dalam waktu yang cepat kita sediri yang akan kerepotan. Jadi begitu melihat pulsa token tinggal sedikit, bisa deh mengatur mana yang perlu dinyalakan, mana yang tidak. Otomatis hemat, kan?
Apakah
seluruh ulasan tips ini jitu? Pokoknya, silakan dicoba, semoga beberapa
tips dan trik yang disini dapat membantu kalian menghemat
pengeluaran biaya listrik bulanan ya.
19 komentar
Aku gak pakai AC sih, listrik di rumah juga gak terlalu mahal. Ehehehe.
ReplyDeleteAC di rumah aku cuma pajangan, enggak pernah dinyalain. Cuma adikku yang pakai AC di rumah, tapi itu listriknya terpisah sama aku. Mau aku kasih ah tips ini, biar enggak boros.
ReplyDeleteAku AC jarang digunakan Mba, tetap saja mahal. Karena beli 200ribu saja pas ditokenkan hanya dapat 140kwh. Jadi memang listriknya mahal sekali sekarang.
ReplyDeleteIya nih di klaten jg puanasnya pol.mba..jd kadang dr siang ampe malem ac nyala nonstop..pas liat tagihan nangis2 dah hiks..harus mulau hemat nih
ReplyDeleteAku gak pakai AC kipas angin aja jarang nyala.
ReplyDeleteAlhamdulillah sejauh ini kami pakai listrik pascabayar. Bayar per bulan sekitar Rp. 60 rb saja. Tidak ada AC sih.
ReplyDeleteDulu sy byr listrik sekitar 50k aja. Sekaranh sjk subsidi 900kwh dicabut jd 200rb. Padahal drmh g pake AC, Kulkas cm 1, g pake dispenser, lampu hemat watt. Skrg by listriknya yg mahal bgt emang. Huhu
ReplyDeleteWaaah bener nih AC bikin anggaran listrik jebol. Kalo Luigi sy bawa ke Gresik, AC bisa nyala 24 jam huhuhu. Makasih mba infonya :
ReplyDeleteKalau rumahnya di daerah panas agak susah kalau gak pakai AC atau kipas. mana tahan. Tapi bener juga sih, menyalakan dan mematikan AC memang kurang bagus, bisa bikin tagihan bengkak dompet tipis
ReplyDeleteDi rumah yang paling sering itu hidup laptop kipas angin karena nggak pakai AC, dari sebulan yang sering juga naik turun sih
ReplyDelete���� aku banget ini mahal di biaya listrik, pemakaian listrik yang cukup dibilang banyak. Mulai dari AC yang sering hidup, komputer kerja suami yang hampir standby. Tfs mbak
ReplyDeleteKerasa banget mahalnya biaya listrik kalo idupin AC
ReplyDeleteAlhamdulillah bayar listrik di rumah standar, ini juga karena aku mengatur pemakaian listrik, seperti yang mak Eni bilang lampu dan alat listrik yang sedang tidak digunakan langsung dimatikan.
ReplyDeleteAku juga udah pakai token, emang lbh hemat kyknya dibanding yg bayar taguhan.. ALhamdulillah selama ini buat listrik msh oke soalnya kami gak pakai AC :))
ReplyDeleteAku ga pake ac tapi bayar listrik tetep mahal juga. Kayaknya sebab itungan meterannya deh.
ReplyDeleteAda benernya jg sih, klo pake pulsa kitanya jd keinget terus harus hemaat. Hihi, takut kehabisan pas gk punya duit kalo aku sih ya
ReplyDeleteAku simpan lembar tagihan tiap bulan terus bandingkan, kenapa naik, kenapa turun. Kalau begini jadi bisa lebih berhemat.
ReplyDeleteDirumah gak pake AC tpi biaya listrik lumayan juga duh. Kyaknya harus banget bisa hemat energi nih
ReplyDeleteDi rumah saya juga mahal sekali listriknya. Mungkin efek dari jetpam yg nyala terus kali ya.
ReplyDelete