Di artikel sebelumnya saya membahas mengenai kenali tanda-tanda alergi pada si kecil, karena banyak sekali (termasuk saya) yang
asal mendiagnosa si kecil alergi ketika mendapati si kecil tidak cocok makan
sesuatu, entah tiba-tiba sembelit, diare, mau pun bersin-bersin. Sementara
menurut ahli medis yang menangani alergi pada anak, harus dilakukan pemeriksaan
bertahap untuk mengetahui benar atau tidaknya alergi.
Tentu saja hal itu dilakukan agar tdak salah diagnosa sehingga
anak bukan saja menderita alergi tapi juga bisa jadi kekurangan nutrisi, akibat serba dilarang atau tidak diberikan karena kawatir efek alerginya. Apalagi di
mayarakat kita banyak sekali anak-anak yang
menderita berbagai jenis alergi, sampai saya hapal fenomena di
mayarakat kalau bisul efek dari alergi telur. Padahal bisa jadi bisulnya karena
hal lain yang perlu diobati, bukan sekedar tidak dikasih telur.
Sebenarnya kita bisa melakukan pencegahan dini atau
pencegahan semaksimal mungkin agar tidak terjadi alergi pada si kecil. Sebab,
kasihan ya melihat si kecil menderita alergi dengan berbagai efek, seperti
gangguan kulit, gangguan pernafasan, gangguan pencernaan. Ini tentu bisa
mempengaruhi pertumbuhannya.
Seperti di artikel sebelumnya, saya ceritakan anak seorang
teman yang menderita bisul-bisul di wajah, tangan, kepala karena alergi. Si
kecil jadi tampak lesu, terganggu dengan
kondisi yang dideritanya, mudah tantrum karena mungkin tidak nyaman, atau justru
merasakan sakit. Bisa dibayangkan rasanya punya bisul, dan ini ada banyak,
huhuhu.
Faktor penyebab
terjadinya alergi
Sebelum mengulas pencegahan alergi, sebaiknya kita tahu lebih
dahulu apa faktor penyebab alergi. Karena memang meski banyak anak yang
menderita alergi, ada juga anak yang tidak menderita alergi, atau ada yang
menderita alergi ringan saja. Seperti anak saya Pendar, Alhamdullilah si kecil ini
tidak mempunyai alergi yang berarti, hanya ketika cuaca panas pada
bagian lekuk tangannya memerah, gatal, lalu menyerupai eksim jika tidak dihandle
dengan baik.
Ketika cuaca tidak panas maka akan hilang dengan sendirinya,
namun saat cuaca panas jika tidak dihandle dengan baik cukup mengganggu
tidurnya, dia akan terus menggaruk dan jadi luka yang bisa menjadi eksim. Biasa
saya memberinya krim iritasi dan membiarkannya mengenakan pakaian yang tidak
menutupi lengan.
Ada pun faktor penyebab terjadinya alergi pada si kecil:
Faktor genetik : Pasti pernah mendengar atau
mengetahui kalau faktor genetik ini mau tidak mau sudah kodratullah ya. Sudah dari sananya, yakni apabila orangtua atau anggota
keluarga memiliki riwayat alergi maka si kecil akan memiliki peluang besar
memiliki alergi ketimbang anak lain yan tidak memiliki keluarga dengan riwayat
alergi. Teman saya yang anak-anaknya menderita alergi, ternyata waktu kecil
teman saya itu memiliki alergi juga, termasuk suaminya karena itu ke tiga
anak-anaknya memiliki beragam alergi.
Faktor lingkungan : Nah, ini saya pun baru tahu
setelah membaca beberapa referensi dan mengingat alergi yang pernah dialami
anak saya, faktor lingkungan ternyata bisa menyebabkan alergi. Karena dalam
keadaan stabil, sistem kekebalan tubuh otomatis akan membentengi berbagai
serangan dari luar, seperti virus, bakteri, atau hal lain yang berbahaya.
Namun lingungan yang tidak bersih misalnya dan kondisi tubuh
sedang tidak baik bisa menyebabkan hal yang tidak berbahaya, menjadi
menimbulkan efek yang berbehaya. Contoh kecil ketika tidak fit sedikit saja
mengasup makanan kotor maka akan diare, menghirup udara yang berdebu akan bersin-bersin.
Jika kita tinggal di lingkungan tidak bagus, ada baiknya untuk lebih menjaga kebersihan,
memberi asupan yang lebih baik pada si kecil. Sehingga si kecil memiliki sistem
imun yang baik untuk menghadapi hal-hal buruk di luar atau dilingkungannya.
Pencegahan alergi pada
si kecil
Terutama jika si kecil sangat potensial akan menderita
alergi, ini bisa dilihat dari faktor genetika. Jika Anda mengetahui ada anggota
keluarga yang menderita alergi, maka penting sekali untuk memperhatikan hal
ini:
1. Jika Anda memiliki anggota keluarga atau Anda sendiri yang
memiliki riwayat alergi, jaga baik-baik kehamilan Anda dengan menghindari
makanan dan minuman yang tidak sehat, paparan asap rokok.
2. ASI adalah nutrisi terbaik di dunia, belum ada yang
menandingi kandungannya. Hal ini saya ketahui ketika mengikuti seminar yang
diadakan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Jadi alangkah ajaibnya ASI
ini, kandungannya bisa memenuhi kebutuhan bayi saat baru lahir hingga berusia 6
bulan. Formulasinya disesuaikan oleh Sang Pecipta untuk memberikan sistem imun
yang alami, sehingga untuk bayi rentan alergi pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan pertama adalah hal terbaik.
3. Selama menyusui ibu menghindari makanan yang sekiranya
bisa memicu alergi, semisalnya ibu alergi protein hewani maka sebaiknya
konsultasi dokter untuk mengasup makanan tersebut. Sebab ASI memiliki rasa dan
kandungan yang berasa dari apa yang ibu makan dan minum. Karena itu penting
sekali ibu menyusui memperhatikan apa yang diasupnya, jangan egois.
4. Berikan MPasi atau pegenalan makanan pada si kecil haru
sesuai tahapnya, yakni diawali pada usia 6 bulan atau 180 hari karena pada usia
ini pencernaan si kecil sudah siap menerima makanan selain ASI atau susu. Jika butuh referensi untuk pemberian MPasi yang tepat bisa
membaca artikel saya Serba-Serbi MPasi Menu Tunggal.
5. Jangan menunda pemberian makanan sehat yang beragam,
seperti telur, ikan, kacang dan lain sebagainya ketika memberikan MPasi atau
makanan padat. Ini bisa diberikan pada tahap pertama pemberian MPasi menu
tunggal. Untuk jelasnya bisa membaca artikel saya MPasi Menu Tunggal.
6. Apabila ternyata terjadi kasus seorang ibu tidak bisa
memberikan ASI karena kondisi sakit harus mengasup obat atau ASI tidak bisa
diproduksi karena beberapa hal, maka apabila keluarga atau Anda memiliki
riwayat alergi, berilah si kecil susu formula protein terhidrolisat parsial
(P-HP) dan protein terhidrolisat penuh, atau sebaiknya konsultasikan dengan
dokter anak Anda.
Ini sekedar sharing ya,
semoga bermanfaat. Untuk info lebih jelasnya tentang alergi, jika si kecil
menderita alergi ada baiknya konsultasi ke dokter anak.
ahhh jadi inget pas si bungsu sempet alergi susu sapi dulu2. thanks ya infonya En...
ReplyDeleteAnakku alergi, protein susu, debu, udara dingin, sinar matahari juga. Ngurus anak alergi itu beneran butuh perjuangan mak.
ReplyDeleteAku setuju banget bahwa pemberian makanan memang harus sesuai tahapannya mba. Nggak bisa sekaligus dan itu juga ada jangkanya biar ketahuan apakah anaknya ada alergi atau ngak. Misalnya makan telur 3 ari tanpa dicampur dengan lauk yang lainnya biar ketahuan ada alergi atau tidak
ReplyDeleteAnakku elergi dingin pagi mba,, turunan ayahnya, elergi genetik gk bisa disembuhin ya,,, krn klo udah ada matahari bersin2ny hilang
ReplyDeleteanak-anak saya umumnya alergi dingin, temporer dan nggak selalu, banyak faktor ya yang bikin anak alergi
ReplyDeleteAnakku kalo pagi2 suka bersin2 nih berarti faktor genetik ya soalnya papanya juga gitu. Alergi ga bisa disembuhkan kata dokter tapi bisa diminimalisasikan dengan gaya hidup dan makanan yang lebih baik dan seimbang ��
ReplyDeleteAku termasuk alergi debu sama cuaca dingin mba En.. Berharap banget gak nurun genetik ke anak-anak, nih..
ReplyDeleteSidiq yg pernah alergi debu tapi sekarang udah enggak
ReplyDeleteAnak2 punya alergi tapi blm aku cek. Mereka lbh ke kulit sama bibir bengkak (yg sellau bikin emaknya galau kalau kumat :( ). Makanya kalau makan makanan di luar suka ke situ2 aja krn tau di situ aman buat anak2. Alergi ini sih kyke jg krn genetik dr bapake.
ReplyDeleteKaaian anak alwrgi karena itu orangtua harus cerdas
ReplyDelete