Main menduga anak
alergi
Rasanya kata 'ALERGI' menjadi begitu familiar disetiap
pembicaran para ibu atau komentar ibu yang memiliki bayi maupun anak kecil.
Hanya sangking familiarnya para ibu (termasuk saya, hehehe) main bilang
'alergi' jika anak setelah makan atau minum sesuatu kemudian timbul hal tidak
seperti biasanya. Entah tiba-tiba si kecil jadi gatal-gatal di kulit, seperti
di pipi, tangan. Timbul bisul kecil di sekitar wajah atau anggota tubuh
lainnya, jadi batuk pilek, jadi sembelit. Kami meyakini itu bagian dari ciri-ciri gejala alergi pada anak.
Dulu waktu Lintang kecil mengasup sufor merk tertentu dan
jadi sembelit, saya langsung bilang; Wah, ini anak saya alergi susu ini. Begitu
juga ketika Pijar sering pilek karena terpapar debu, saya vonis anak kedua saya
itu alergi debu tanpa memeriksakan ke dokter, benar atau tidaknya yang dialami
anak-anak saya itu alergi. Menghindari penyebabnya, beres deh. Pokoknya hal yang tidak wajar setelah mengasup sesuatu kami anggap ciri-ciri gejala alergi pada anak.
Rata-rata sebagian besar ibu-ibu demikian, karena sahabat
saya yang memiliki dua anak kecil dengan kasus berbeda, si bungsu kalau minum
susu, makan telur, ayam, daging merah, ikan, langsung bisulan di wajah atau
tangannya, sampai kasian kalau melihat bisul-bisul itu muncul. Maka si ibu
langsung menentukan itu sebagai ciri-ciri gejala alergi pada anak. Memvonis kalau anaknya alergi protein hewani, sampai anaknya hanya
diberi sayur, karbo, dan protein nabati tanpa konsultasi dokter.
Buat teman saya yang terpenting kasus bisul anaknya tidak
muncul lagi, beres. Anak mau makan, tidak ada efek apa-apa. Begitu juga si
kakak yang alergi karbohidrat, jadi makan nasi, makan ubi, singkong, kentang, dan
sejenisnya akan menderita flu berkepanjangan, teman saya juga main menduga si
kakak alergi karbohidrat. Jadi lah tidak makan karbohidrat, beres.
Benarkah tindakan para ibu ini dalam menangani atau menanggapi ciri-ciri gejala alergi pada anak?
Apa sih alergi itu?
Alergi merupakan reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh
manusia.
Kenali ciri-ciri gejala
alergi
Gejala atau ciri-ciri alergi pada anak beragam memang, diantaranya:
Gangguan pada kulit : bentol besar atau kecil, gatal
atau ruam kulit kemerahan, eksim yang juga kadang menimbilkan gatal.
Gangguan pernafasan : Bersin-bersin, tenggorokan gatal,
mengi atau nafas berbunyi seperti menderita asma.
Gangguan pencernaan : Mual, muntah diare, sembelit, BAB berdarah
Yang manakah yang pernah diderita anak Anda?
Kalau anak saya
pernah bentol yang biasa di masyarakat kita disebut 'biduran'. Waktu saya kecil
bahkan sampai besar sering biduran, dulu orangtua mengatakan saya alergi udara
dingin, entah benar atau tidak karena ketika cuaca ekstrim dingin memang
efeknya suka biduran. Alhamdullilah, setelah memiliki anak semakin jarang dan
kemudian hilang dengan sendirinya.
Selain bentol, anak pertama saya pernah BAB berdarah setelah
mengasup sufor merk tertentu. Untung langsung konsul dokter dan memang dibilang
alergi, setelah tidak mengasup sufor tersebut otomatis BAB berdarah langsung
hilang. Jadi memang alergi dapat hilang begitu kita menghindari pemicunya,
tetapi tentu saja ini tidak asal karena itu diperlukan konsul dokter. Sebab
bila asal dan ternyata bukan karena alergi protein misalnya, anak kita akan
kehilangan asupan protein tanpa solusi. Padahal protein sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhannya.
Banyak kasus kan, mengira anak alergi A dan sudah dihindari untuk
mengasup A, tetapi tetap gejala alergi yang dialami tidak hilang-hilang.
Penangan yang salah pada alergi karena orangtua hanya menduga-duga ciri-ciri alergi pada anak, inilah yang
dikawatirkan justru memperburuk keadaan. Yuk ah, jika ditemukan gejala-gejala
seperti di atas atau gejala lainnya yang dicurigai alergi, sebaiknya sebelum
mengambil langkah sendiri konsultasikan dulu ke dokter ya.
Sebab meski konsultasi dokter sekali pun untuk alergi
tertentu tidak mudah hanya sekedar melihat gejalanya atau ciri-ciri alergi pada anak, ada beberapa pemeriksaan
untuk mengetahu secara detil, apa yang benar-benar harus dihindari oleh si
kecil dan dicarikan solusinya. Bagaimana pun si kecil sedang butuh asupan
beragam yang sehat untuk menunjang pertumbuhannya.
Moga anak-anak kita sehat ya, dan artikel sederhana ini
bermanfaat, aamiin.
Kl saya alergi pada debu mbak, duh gak enak banget apalagi kl yg alami itu balita/ anak2.��
ReplyDeleteAku dulu pernah alergi telur dan udang, mba. Gatal gatal euy :(
ReplyDeletekalau aku dulu kalau kebanyakan makan telur pasti bisulan
ReplyDeleteAnak aku juga alergi mba tapi alergi minyak telon. Kalau makanan sih alhamdulillah tidak mba.
ReplyDeleteMakasih artikel nya mba, bermanfaat banget
Anak saya alergi telur, kebanyakan dikit pasti keluar bisulan...
ReplyDeleteMemilih sufor pun harus hati2 ya kak.trims infonya
ReplyDeleteKeponakan saya ada yang alergi makanan/minuman buatan pabrik, alhasil dianya gak pernah jajan chiki chiki dsb. Alerginya malah bikin sehat ��
ReplyDeleteSaya juga ada alergi, alergi debu dan rumput. Begitupun sepupu saya. Makasih Mba infonya, bermanfaat banget ��
ReplyDeleteWah anak saya jg alergian nuh sama bbrp produk sufor ... thanks info nya yah Mbak
ReplyDeleteAnak saya alergi debu, jatuhnya malah jadi sakit asma :(
ReplyDeleteAlhamdulillah langsung ditangani oleh dokter spesialis, sekarang ga pernah muncul lg asma dan alerginya
Sebagian orang tua memang begitu, nge-judge anaknya alergi makanan tanpa konsultasi dokter. Paling sering yang jadi tersangka utamanya itu susu, telur, atau daging. Akibatnya banyak anak tidak diberi makanan-makanan tersebut, padahal belum tentu juga anaknya sungguhan alergi terhadap bahan-bahan itu. Akibatnya, anak jadi kekurangan gizi.
ReplyDeleteMestinya orang tua mau berbesar hati mengkonsulkan anaknya ke dokter untuk memastikan penyebab alergi anaknya. Dokter akan mengkonfirmasi ini alergi atau bukan. Kalau pun alergi, dokter akan menyarankan nutrisi pengganti sampai tubuh bisa mentoleransi bahan-bahan alergen itu. Jadi, anak tidak akan pantang terus pada makanan alergen tersebut sampai seumur hidup.