Jika bercerita tentang anak sakit semua ibu pasti akan merasa
sedih, ada yang sedih anaknya lama sembuh dan kesakitan, ada yang sedih tidak
bisa menemani di saat sakit karena suatu hal, seperti tugas kantor. Ada juga
yang sedih karena merasa tidak bisa maksimal mengusahakan kesembuhannya, dan
ada yang sedih karena anak sakit lalu diambil ke pangkuanNya.
15 Agustus 2012, 5 tahun lebih sudah cerita itu berlalu, tapi
bekasnya masih ada. Masih tertoreh dalam ingatan ketika alm Gibran kembali
kepada Sang Khalik, ingatan ini begitu kuat ketika saya harus menghadapi anak
yang sakit. terutama anak demam tinggi.
Perasaan sedih, perasaan marah, perasaan menyesal campur jadi
satu...
Seorang Ibu Harus Selalu Belajar
Tahukah bahwa dulu saya begitu tidak percaya dengan
obat-obatan apotik atau dokter jika benar-benar tidak mendesak sekali. Terlebih
anak pertama dan ke dua kondisinya tidak sering sakit, demam mencapai 40 pun
masih bisa ditangani dengan asupan yang baik dan keadaannya baik-baik saja. Cukup
resep dari orangtua dengan mengasup air kelapa dan madu, kecuali memang darurat
bisa ke dokter.
Cerita dari banyak ibu-ibu kalau demam tanda tubuh sedang
melawan virus, reaksi alami tubuh melindungi dirinya. Tugas kita hanya membuat
stabil demam dengan asupan air putih atau ASI jika anak masih ASI, madu dan air
kelapa jika anak sudah usia satu tahun ke atas, sejauh ini resep itu sangat berfaedah. Dua anak saya bertumbuh tanpa
banyak mengasup obat-obatan.
Namun ternyata ada anak yang tidak kuat dengan kondisi demam,
ada anak yang tidak boleh berada dalam suhu panas tertentu, bahkan suhu yang di
anak lain biasa saja bisa menjadi boomerang yang tidak biasa. Hal ini dialami
anak ke tiga saya dan itu sama sekali di luar dugaan, ini terjadi di depan mata
saya sendiri.
Sebagai ibu tiga anak saat itu, saya merasa sudah cukup
dewasa dan paham menangani anak sakit. Sampai tetangga kiri-kanan banyak yang
bertanya jika anaknya sedang sakit, sakit pilek-batuk-diare, para ibu muda itu
sering meminta resep menanganinya dengan alami. Mereka begitu percaya karena
memang anak-anak saya jarang batuk-pilek.
Pernah suatu malam seorang ibu mengetuk pintu rumah saya
hanya untuk minta kencur dan madu karena anaknya tidak bisa tidur, batuk
sepanjang malam sampai muntah-muntah. Setelah diberi kencur madu, batuknya reda
dan dapat tidur nyenyak.
Tapi tahukah, tidak semua penyakit dapat ditangai dengan
alami, ada beberapa hal yang perlu dengan bantuan obat. Ini saya sadari ketika
alm Gibran demam karena tertular flu dari keponakan yang datang. Demamnya hanya
380, demam yang biasa terjadi pada kedua kakaknya jika sedang sakit. Namun kakaknya biasa saja, bahkan Lintang dengan demam 380 masih bisa main dan terlihat ceria.
Tidak Semua Demam Bisa
Berdamai Dengan Tubuh Anak
Alm Gibran saat demam |
Perlahan matanya menunjukkan gejala kejang, lalu tubuhnya dan
anggota tubuh lainnya. Saya yang tidak mengerti serta baru pertama kali menghadapi
anak kejang spontan menangis sambil memeluknya, memasukkan jari saya ke
bibirnya agar tidak tertutup rapat. Saya bisikkan doa-doa sepanjang bisa
mengucap.
Dan, dokter mengatakan bahwa ada kondisi tertentu yang
membuat anak tidak tahan demam meski pada anak lain demam 380 adalah
hal biasa, bahkan ada anak yang tidak rewel dengan demam 380.
Harusnya saya paham itu, sebab kejang bisa mengakibatkan efek yang patal,
terutama pada bayi.
Sebagai ibu saat saya mengutuk diri saya dalam-dalam,
teringat juga sering tidak memberi obat demam kepada anak-anak jika habis
imunisasi, saya hanya memberi ASI banyak-banyak. Bertahan dengan demam yang
dirasakan anak karena keesokannya demam sudah reda dan anak tidak rewel lagi.
Padahal tidak semua anak bisa seperti ini, terutama anak dengan kondisi
tertentu. Seharusnya memberikan obat penurun panas atau demam sebelum suhu tubuh anak
hangat, hal ini untuk berjaga- jaga bila ternyata terjadi demam tinggi efek imunisasi.
Tapi penyesalan selalu terjadi sesudah, bukan sebelum.
Mungkin maknanya agar kita selalu mau
belajar dari sebuah kesalahan, meski kadang kesalahan menjadi bom waktu
yang menyerang diri sendiri sampai kita mampu memaafkannya.
Belajar Dari Kepergian
Alm Gibran
Itu cerita dulu, kini alm Gibran sudah tidak ada lagi di
antara kami dan dua tahun kemudian hadir seorang bayi lucu, tampan yang kami
namai Pendar. Kini Pendar sudah bertumbuh menjadi batita usia 3 tahun, Alhamdullilah sehat. Tumbuh dengan pesat
dan menjadi bujang kecil yang banyak gayanya.
Belajar dari anak ke tiga, saya kini menjaga anak-anak dengan
lebih hati-hati dan membuka wawasan sebagai ibu yang memang butuh belajar dan
belajar. Menipiskan idealisme yang sebenarnya adalah bentuk dari pemikiran yang
egois, karena anak-anak punya hak untuk bertumbuh dengan sebaik-baiknya.
Meski tumbuh dengan sehat, Pendar juga seperti anak-anak pada
umumnya pernah sakit. Waktu itu untuk pertama kalinya sakit saat usia Pendar 1
tahun terkena virus, saya lupa apa namanya. Jadi kondisi yang sehat tahu-tahu
demam dan timbul gelembung yang menjadi luka lebar di bagian perutnya. Disusul
diare dan muntah, tahu apa yang terjadi dengan saya?
Seperti dibenturkan peristiwa kehilangan anak ke tiga, saya
nangis kehilangan akal. Alhamdullilah,
suami segera menenangkan dan memberi Pendar obat penurun panas yang sesuai
usianya. Baru esoknya dibawa ke dokter dan sepuluh hari kemudian Pendar baru
benar-benar sehat.
Selain memberi obat, merawat anak sakit demam, muntah dan
diare harus menjaga kebersihan dan memberi asupan makanan dan minuman yang
benar-benar bernutrisi. Karena kondisi seperti itu otomatis malas mengasup
makanan, jadi saya membuat kaldu daging dan bubur. Menyuapi sedikit demi
sedikit, memberi ASi dan minum air putih dengan rutin agar stabil cairan di
dalam tubuhnya. Jangan lupa, buat demamnya stabil dengan obat penurun panas
selain kompres air hangat.
Musim Penghujan
Desember Ini Pendar Demam
Bulan Desember ini musim penghujan tapi juga kadang matahari
bersinar dengan teriknya walau sebentar. Hal ini berefek banyaknya anak-anak
sakit, hampir semua anak tetangga menderita batuk pilek, demam. Status di
medsos juga sama, anak sakit batuk-pilek, diare, dan diiringi dengan demam.
Pendar pun kena giliran demam, setelah sebelumnya saya bawa
berbelanja ke Margonda yang jaraknya dari rumah sebenarnya tidak jauh, tapi
ketika pulang di motor kehujanan, besoknya demam. Wajahnya yang ceria tampak
lesu, matanya sedikt berair dan merah, bibirnya juga merona merah, saya ngeri
kalau radang.
Pendar demam matanya berair dan bibirnya merah |
Lebih ngeri lagi lagi geger penyakit difteri yang ciri-ciri
awalnya mirip penyakit flu, mana ada jadwal imunisasi DT di Posyandu efek dari
munculnya kembali penyakit difteri yang bisa merenggut nyawa. Dan, imunisasi DT
ini tidak boleh apabila anak dalam kondisi demam, harus kondisi tubuh stabil
meski batuk atau pilek.
Ya Allah, betapa paniknya saya sampai berharap jadwal imunisasi DT mundur hingga
Pendar sehat atau tidak demam. Saya juga jadi berpikir yang tidak-tidak,
bolak-balik browsing baca ciri-ciri difteri
dan memeriksa kondisi Pendar.
Suami pun segera membeli obat penurun panas ke mini market
terdekat. Oya, setelah Pendar usia di atas 2 tahun saya memberi obat penurun
panasnya Tempra Syrup. Awalnya karena seperti anak kecil kebanyakan, Pendar
agak sulit minum obat. Tapi begitu mencoba Tempra Syrup rasa anggur, dia
langsung suka. Malah berani minum sendiri, hehehe.
Pertimbangan lainnya,
saya memilih Tempra Syrup karena:
2. Untuk memberikan ke anak Tempra Syrup tidak perlu dikocok
lagi, simpel kan?
3. Dengan dosis yang tepat sesuai aturan maka tidak akan
menimbulkan over dosis atau kurang dosis.
4. Harga Tempra Syrup cukup ramah di kantong, ukuran 50 ml
hanya Rp.22.000
5. Mudah didapat karena tersedia di berbagai toko terdekat,
seperti Alfamart, Indomart.
Pendar demam minum Tempra Syrup |
Demam pagi hari diberi Tempra Syrup 5 ml (ada gelas
takarnya), sore 5 ml, dan malam sebelum tidur 5 ml. Dosis yang diperbolehkan
bisa diberikan setiap 4 jam, namun tidak boleh lebih dari 5 kali sehari. Kalau si kecil sudah usia di atas 6 tahun atau usia 6-8 tahun jika demam bisa dengan Tempra Forte.
Alhamdullilah, minum 3x hanya sehari, besoknya
demam Pendar hilang. Dia bangun tidur tampak ceria, minta sarapan telur ceplok
dan sayur labu kesukaannya. Tapi saya tetap was-was, kawatir malamnya akan
demam lagi. Namun ternyata Pendar tidak demam keesokannya, dia ceria lagi dan kami bawa jalan-jalan, seperti biasa jail mengganggu kakak-kakaknya. Lihat foto di bawah ini, ini diambil tanggal 10 Desember 2017, Pendar demam sehari tanggal 9 Desember 2017.
Ini foto diambil setelah Pendar kemarin demam&minum Tempra Syrup |
Mungkin karena demamnya hanya masuk angin atau kecapekan biasa jadi cepat reda, kalau demam ada gejala penyakit lain, dimana 3 hari belum juga reda sebaiknya segera dibawa kedokter ya, Mums. Namun memang meski demam biasa sekarang saya tetap siap siaga sedia obat penurun panas di rumah, saya tidak mau berspekulasi lagi dengan urusan demam anak.
Dan...
Jadwal imunisasi DT pun tiba, ternyata bentrok dengan jadwal saya harus datang ke sebuah acara yang tidak mungkin dicancel pada hari H. Entah, kenapa kader PKK di kompleks mengedarkan undangannya mendadak pukul 9 malam, dan besoknya imunisasi DT di Posyandu dimulai dari pukul 8 hingga 10 pagi. Beraaat hati saya...
Dan...
Jadwal imunisasi DT pun tiba, ternyata bentrok dengan jadwal saya harus datang ke sebuah acara yang tidak mungkin dicancel pada hari H. Entah, kenapa kader PKK di kompleks mengedarkan undangannya mendadak pukul 9 malam, dan besoknya imunisasi DT di Posyandu dimulai dari pukul 8 hingga 10 pagi. Beraaat hati saya...
Biasanya imunisasi DT menimbulkan demam, apa si Ayah bisa menangangi Pendar begitu selesai imunisasi?
"Kamu kan, jalan pukul delapan pagi dan pulang habis
makan siang, Bu. Sampai rumah paling telat pukul dua siang, apa yang perlu
dicemaskan?" kata suami. "Lagi pula ada kamu juga gak berani mangku
anak di suntik,, tetap Ayah yang mangku," godanya.
"Jangan lupa sebelum jalan imunisasi kasih sarapan sup
kaldu yang ibu buat semalam, pulang imunisasi kasih Tempra Syrup, Yah. Jangan
menunggu demam, langsung kasih ya." Pesan saya, si Ayah hanya
mengangguk-angguk ringan.
Sampai di acara saya WA kembali dari mengingatkan minum
Tempra Syrup sampai tanya Pedar rewel atau tidak. Katanya semua baik-baik saja,
begitu kembali ke rumah saya memang mendapati Pendar baik-baik saja hanya
sedikit jutek cerita kalau lengannya sakit disuntik sustel katanya, hahaha.
Penuh gemas dan cinta saya peluk Pendar dan berbisik:
"Maafkan Ibu ya, Sayang... Tidak bisa nemanin Pendar diimunisasi..."
"Ade ayang, Embuuu..." ujar Pendar seperti biasa sambil membalas pelukan saya.Ya Allah, Alhamdullilah sekali. Sungguh saya bersyukur bisa belajar terus menjadi ibu yang lebih baik. Kehilangan anak ke tiga akan terus menjadi pengingat saya untuk selalu membuka wawasan dan hati, karena anak-anak adalah amanahNya yang terbesar.
Dari Kehilangan Ibu Belajar Menjaga Kalian, Nak |
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Anak-anak memang rentan demam ya mba, mesti dijaga dengan obat yang tepat
ReplyDeleteIya, mba, apalagi ada anak yang ga kuat demam
DeleteYa Allah aku membacanya jadi terharu, mbaaa. Smoga anak anak sehat ya. Kalau sakit juga orangtua jadi sedih dan terasa lebih sakit
ReplyDeleteAamiin
DeleteIya, Umi..sehat selalu anak anak kita ya
Musim penghujan memang rawan penyakit ya, terlebih bagi anak-anak. Jadi memang harus sedia parasetamol kemana-mana. Salam kenal ya mbak :)
ReplyDeleteIya, betul. Salam kenal kembali
DeleteI feel you mba, anakku jg pernah kejang. Alhamdulillah bisa ditangani. Sejak itu aku selalu waspada juga
ReplyDeleteIya, mak. Kejang ada yang bisa merusak otak
DeleteIkut sedih ketika mendengar..kisah kehilangan...
ReplyDeleteSemoga anak sehat selalu ya...
Sukses buat lombanya..
Aamiin Ya Rabb
DeleteTurut berduka ya Mba untuk kejadian tersebut. Alhamdulillah ada hikmah yang dipetik. :) btw jadi inget dulu jaman kecil kalo demam dikasih Tempra juga sama Mama
ReplyDeleteIya, Ata. Setiap musibah tersirat makna
DeleteSemangat ya mbak..
ReplyDeleteJadi sedih bacanya :'(
Insaallah semangat terusss
DeleteMbk eniiii, peluukkk.
ReplyDeleteSi ken jg prnah kejang demam. Dan ini bikin aku dan suami berusha bgd njaga bocah byr gk kejang lagi.
Smoga anak2 kita selalu sehat ya mbk. Amiinn.
Oya sblm cus. Marilah kita tos dlu sbg sesama mamak yg nyiapin tempra di rumah. 😊
Aamiin Ya Rabb..peluk balik. Iya, Tempra manjur turunkan demam
DeleteSelalu ada cerita ya mbak, kalo anak terserang demam. Sehat terus anaknya mbak.
ReplyDeleteAamiin
DeleteIya demam bikin panik
Mbak Eni sosok ibu yang hebat. Semoga buah hatinya sehat terus ya ^^
ReplyDeleteAamiin
DeleteMasyaallah jadi tersanjung saya :)
Pendar makin ganteng dan tumbuh besar. Pangling lihatnya. Sehat terus ya Nak!
ReplyDeleteAamiin, terima kasih Tante
DeletePendaar..kapan Tante ketemu ya,kita selpih bareng. Meni ganteng uy! Salut sama Mak Eni, ibu hebat dan penuh inspiratif
ReplyDeleteInsaallah ketemua ya, Tante.terima kasih, Teh, dikau juga ibu hebat
DeleteSetip kejadian pasti ada hikmahnya. Kagum deh aku sama mbak Eni. Dan semoga anak"nya sehat selau ya mbak
ReplyDeleteHaha jadi malu dikagumi,aku apalah ibu yang belajar dari salah. Aamiin atas doanya
DeleteKehilangan anak pasti berat banget ya mbak.. Tapi mbak san suami bisa menerimanya, aku salut sekali. Semoga Pendar dan dua anak mbak yang lain selalu sehat ya..
ReplyDeleteSangat berat, tapi takdir yang nyata hanya bisa dijalani dengan kasihNya.
DeleteAamiin..atas doanya
Selalu ada pelajaran dan hikmah ya mbak dari setiap peristiwa. Semoga anak anak selalu sehat dan ibunya juga selalu diberikan kekuatan supaya bias membesarkan dengan baik. Semangat terus mbak Eni
ReplyDeleteAamiin
DeleteMAxy termasuk yang tahan 38-39 dercel dia masih main mbak. Aku pun gak pernah kasi obat penurun panas saat anak demam krn imunisasi, tapi selalu siap sedia jaga2 sih. Pakai Tempra jg soalnya itu rekomen DSA sejak anak2 kecil.
ReplyDeleteTurut berduka utk Gibran, insyaAllah nanti menjemput Mbak Eni di pintu surga yaaaa
Aamiin
DeleteAlhamdullilah kuat, waspada ya tetap sedia Tempra
Mba Eniii peluk jauuuh.. Anak-anakku pas demam juga suka keliatan lesu banget. Aku jadi selalu siap sedia Tempra di rumah.. Semoga anak-anak kita sehat selalu ya Mba Eni..
ReplyDeleteAamiin
DeletePeluk kembalii
I feel you mbak, aku juga merasakan kesedihan ibuku saat kehilangan adik kesayangan kami. Semoga dirimu kuat ya mbaak.
ReplyDeleteAamiin, Insaallah sudah ikhlas
DeleteSudah mengingatkan,sedih kalau anak seorang ibu yang harus terus belajar ya
ReplyDeleteIya, mba Naqi
DeleteSediiih baca yg ttg gibran mba :( . Aku bisa ngerasain krn 2-2 nya anakku pernah kejang pas bayi. Tp alhamdulillah mereka cepet dapat penanganan.. Sejak itu obat demam ama obat penurun panas dr dubur selalu ada di lemari obat dan kulkas ku mba. Udh trauma kalo anak panas sedikit :(
ReplyDeleteIya, benar. Punya anak kecil wajib punya penurun panas
DeleteSaya juga selalu sedia tempra di rumah...semoga Pendar selalu diberi kesehatan ya
ReplyDeleteAamiin
DeleteTempra sahabat para ibu ya
Betul, tiap orang penanganan sakitnya berbeda. Kalau udah kejang, segera bawa ke RS. Efeknya bisa epilepsi atau hal lain. Alhamdulillah Pendar sehat yaa.
ReplyDeleteEnnb.. Makasih ya artikelnya.. Pengingat bgt buat gw, bahwa meski sdh pny 3 anak gak brarti kita sdh paham soal penanganan demam yg sering terjadi pada mereka. Btw, di rumah gw jg slalu sedia tempra buat si bungsu..
ReplyDeleteSama-sama, Tam moga anak-anak sehat selalu ya
DeleteMbak Eni, turut berduka cita. Aku baru tahu. Dari kejadian tersebut bisa membuat kita belajar ya.
ReplyDeleteSehat-sehat terus untuk Mbak Eni dan keluarga :)
Aamiin, terima kasih, Lia
DeleteJadi inget pas shanum panas kemarin. Hati rasanya sedih gimanaaa gituh.
ReplyDeletePastinya, sehat terus Shanum
DeleteTerharu bacanya .... semangat Mak Eni.Aku pun kalau anak sakit suka sedih banget dan ngerasa bersalah.
ReplyDeleteSemoga anak kita sehat selalu yaaa
DeleteSemoga pendar sehat terus ya ka! Btw al fatihah buat alm gibran, tabungan buat mama papanya di surga ya.
ReplyDeleteTempra favoritku juga pas kecil:D
Aamiin, termakasih Ifa
DeleteDari dulu Saya percaya tempra
ReplyDeleteWess, mami senior pun pakai Tempra
DeleteMenjadi ibu itu harus selalu belajar ya mbak. Harus terus belajar. Makasih sharingnya mbak. Nambah pengetahuan aku. :))
ReplyDeleteAlhamdullilah kalau sharingku bermanfaat
DeleteMembuat saya harus lebih banyak belajar. Smoga Allah memberikan kesempatan bagi saya menjadi seorang ibu yang hebat.
ReplyDeletePilihan ibu adalah pilihan hebat.
Salam dari #Kakmells
Aamiin, Mell
DeleteSehat selalu ya dek pendar. Demam asyiknya ada tempra di rumah.
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerima kasih, Tante
Ya alloh aku baru tau kalo ternyata ada ya bayi yang nggak tahan demam 38°. Padahal itu hanya selisih 1° dr suhu normal kita. Makasih infonya mba.
ReplyDeleteBtw aku juga suka sedia tempra dirumah, ibuku yg rekomendasiin ��
Kondisi anak tertentu ada yang tidak kuat demam, mums. Waspada sedia penurun panas yang tokcer
DeleteCerita mbak Eni benar-benar menginspirasi, membuat saya belajar banyak hal sebagai Ibu. Terima kasih, Mbak. Btw, sy jd ingin beli tempra buat jaga-jaga kalau krucils demam.
ReplyDeleteCerita mbak Eni benar-benar menginspirasi, membuat saya belajar banyak hal sebagai Ibu. Terima kasih, Mbak. Btw, sy jd ingin beli tempra buat jaga-jaga kalau krucils demam.
ReplyDeleteTerima kasih juga mb Yetti, iya mb waspada demam pada si kecil dengan sedia penurun panas
DeleteAku juga waktu kecil pake tempra kalo demam. Enak rasa anggur.
ReplyDeleteWah, Tempra termasuk senior ya
DeleteSaya pun penggemar herbal mbak. Sudah dari semenjak SMU tidak lg konsumsi obat2an. Tapi mungkin untuk anak tidak bisa dengan cara herbal. Apalagi kalau sudah panas tinggi. Trimakasih untuk berbagi pengalamannya. Bisa jd pelajaran untuk yg baru berumah tangga atw msh punya anak kecil.
ReplyDeletetoss, Mas, aku pun penggemar herbal. Bagus banget memang, tapi adakalahnya ya anak-anak harus ditangani sesuai dengan ilmu dokter
DeleteIni obat turun temurun ya dan sampai sekarang masih jadi andalan Ibu2.
ReplyDeleteBener banget, Nik
DeleteWalau hanya sepotong kisah, tapi aku tahu tidak mudah bercerita ulang tentang alm ya Mba. Kita semua belajar dari masa lalu, entah kisah sendiri entah kisah orang lain. Semoga anak2 kita sehat2 terus yaaaa
ReplyDeleteBenar, sama-sama, Pita
DeleteKalau anak demam memang bikin khawatir, dan Tempra memang terbukti efektif turunkan panas pada anak.
ReplyDeleteIya, mak Ria. Nanti punya baby jangan lupa stock penurun panas yang sesuai
DeleteHania juga cocok pakai Tempra ini.
ReplyDeleteSelalu ready di rumah ya, mak. karena anak demam tidak terduga datangnya
DeleteWah bisa nih saya rekomendasikan ke ipar saya kalau ponakan demam. Tapi semoga sehat2 selalu ya mbak anak2... suka sedih emang kalau lihat anak2 sakit..
ReplyDeleteAamiin
DeleteIya, mba
Insaallah Tempra cepat nurunin panas
Demam kelihatannya sepele, tapi tetep bikin dengkul ibu lemes, susah tidur, nggak enak makan.
ReplyDeletePaling baik emang sedia Tempra, jadi sewaktu2 anak demam, nggak perlu panik. :)
Punya anak kecil wajib ya, mba stock obat penurun panas
DeleteTempra gak cuma buat mengatasi demam aja, tapi bisa meredakan nyeri. Dulu Zidan pernah rewel gara2 tumbuh gigi. Tapi alhamdulillah sembuh, nyeri karena tumbuh gigi bisa diatasi dengan tempra ��
ReplyDeleteKarena kandungan parasetamolnya ya mba
DeleteRasanya super sedih kalau anak sakit apalagi sampai meninggal mba, aku tau banget karena pernah lihat mama hampir gila ditinggal meninggal adik. Kalau kata mama jadi ibu itu harus sigap ngga boleh lemot apalagi buat urusan anak.
ReplyDeleteDulu nenekku waktu ditinggal anaknnya yang batita,meninggal kecebur sungai..kata ibuku juga sempat linglung
DeleteSi Abang dulu selalu sedia tempra. Tapi kalau Adek alhamdulillah masih bs teratasi dengan transfer panas skin to skin ama AF.
ReplyDeleteTiap anal beda beda ya,mak.kita harus aware
DeleteSaya selalu stok Tempra sejak anak-anak lahir hingga usia 7 tahunan. Selalu khawatir kalau anak-anak udah demam. Apalagi mamah saya bilang kalau waktu kecil saya sering kejang. Alhamdulillah, anak-anak saya belum pernah kejang sampai sekarang. Tapi mengingat cerita mamah, memang bikin saya jadi selalu siaga.
ReplyDeleteSemoga anak-anak Mbak Eni selalu sehat. Aamiin
iya mb trimakasih doanya semoga demikian juga dengan keluarga mb Keke sehat selalu
DeleteKehilangan mengajarkan banyak hal ya Mbak 😞. Semangat terus bun. Btw tempra jg kupakai klo anakku demam abis imunisasi atau tumbuh gigi
ReplyDeleteBetul sekali sekali Mb April kita jadi belajar banyak hal
DeletePeyuk mamak pendar dulu ah,
ReplyDeleteMenjadi ibu itu emang harus belajar dan terus belajar yang tiada hentinya kecuali saat kita meninggal nanti.
Insha Allah almarhum Gibran sudah tenang dan bahagia...
Jujur aku pun pribadi yang nda gampangan dalam meminum obat, kecuali kalau sudah tak ada pilihan lagi yes. Misalnya kalau batuk pilek yaa lebih milih yang alami saja.
Demam pada anak kadang emang suka bikin panik ya, saya jadi banyak belajar loh setelah baca postingan ini. Tertarik buat bikin kaldu hehe.
Semoga semua kelurganya Mba Eni dilimpahkan kesehatan ya.
Aminn terimakasih mb Doanya
DeleteSaya pun dulu agak antipati dan menghindari pemberian obat pada anak mbak Eni.. apalagi cuma demam yang notabene hanyalah simptom dari infeksi yang diderita anak.. Tapi, sejak sakitnya Mahesh yg terakhir, yg datang dan pergi, akhirnya berpikir bahwa yg namanya sakit sebisa mungkin harus dihilangkan dengan cepat.. dan dengan turunnya demam anak, maka istirahatnya akan lebih berkualitas dan sakitnya pun lebih cepat sembuh..
ReplyDeleteBetul sekali mb, kita harus lebih waspada dengan Demam jangan sampai demamnya terlalu tinggi
DeleteSaya baru tau ada tempra, nanti saya coba beli di pasar tradisional. Siapa tau ini cocok untuk anak saya saat demam. Makasih mba ulasan nya.
ReplyDeleteSama2 semoga bermanfaat.
DeleteTahan napas bacanya, ikut hanyut. Btw, selamat Tahun Baruuu.. Semoga sehat-sehat terus yaaa.. Selama ada Bunda dan Tempra, tidak perlu panik saat anak demam.
ReplyDeleteAminn Selamat Tahun Baru juga sehat selalu
DeleteAlhamdulillah sudah ada pengganti Gibran ya, Mbak Eni.
ReplyDeleteDan memang Mbak, setiap anak berbeda. Jadi kita beda pula cara menanggani dan menghadapinya.
Terima kasih sharingnya, Mbak Eni.
Sama2 mas terima kasih sudah berkunjung
Deleteturut berduka cita mba, smg pendar selalu sehat ya. sbg ibu emg selalu memberikan yg terbaik buat anaknya.
ReplyDeleteAminnn terimakasih doanya
DeleteNice share Bu. Pengalamannya sangat berharga untuk dipelajari para orangtua ini. Thank info obat penurut demamnya.tempra sirup aman dan disukai anak2 ya Bu.
ReplyDeleteIya sama2
DeleteBetul mbak, tidak semua anak kondisi tubuhnya sama. Semoga tetap kuat dalam menjaga anak-anak.
ReplyDeleteAminn terimakasih doanya
DeleteDemam itu bukan masalah sepele. Berarti ada masalah di tubuh. Minum obat yg tepat bila demam ya bund.
ReplyDeleteKehilangan bisa jadi menguatkan ya
iya terimakasih sudah berkunjung
DeleteHebatnya pendar sudah bisa minum obat sendiri. Sehat selalu ya, jagoannya Ibu.
ReplyDeleteiya terimaksih doanya
DeleteSedih baca cerita almarhum. Saya juga dulu sepele soal panas, sampai anak pertama 39 keatas demamnya. Sekarang di rumah sedia tempra. Dulu pas anak pertama smp sedia obat kejang di rumah
ReplyDeleteiya mb kita harus belaajar dari masa lalu
DeleteAlhamdulillah anak2 sy tdk punya riwayat kejang jd tdk terlalu panik klo mereka demam dan sll sedia tempra d rumah
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteMbak Eni, dari postingan ini gie jadi nambah ilmu lagi...hal yang kita anggap sepele ternyata bisa berakibat fatal.
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya dan sepakat, seorang ibu harus terus belajar...kirim doa untuk Gibran dan virtual hug buat mbak eni xoxo
Terimakasih mb Anggi doanya
Delete