Mimpi Jadi Seorang
Penulis
"Tahukah kenapa ibu jadi penulis?"
Saya sering melontarkan pertanyaan itu kepada anak-anak
setiap mereka mulai asyik bermain game yang berisi permainan perang-perangan.
Meski jadwal game itu setiap sabtu-minggu dan sudah ada 'warning' kalau game yang
boleh dimainkan hanya game-game yang seusia mereka, yang tidak ada mengandung
kekerasan. Tetap kalau meleng sedikit saja, terutama Pijar karena dia anak
laki-laki, sudah memiliki banyak teman di usianya yang ke 9, akan iseng mencari
game perang-perangan.
Kalau Pendar masih tahap ikut-ikutan, begitu melihat kakaknya
main game perang-perangan, otomatis dia akan mengintip dan ikut-ikutan
teriak-teriak: Dor! Dor! Atau game yang ada perkelahian maka Pendar akan
mengikuti gerakan berkelahi. Ayahnya bilang itu naluriah anak laki-laki, tetapi
buat saya harus diarahkan sesuai dengan tahapnya. Apalagi Pendar masih usia 3
tahun dan memang masa mengikuti semua apa yang dilakukan kakaknya. Gawat dong,
kalau kakaknya tidak diarahkan, hehehe.
"Memang jadi penulis apa enaknya, Bu?" Pijar yang
kritis selalu akan bertanya hal itu jika saya mengajukan pertanyaan di atas.
Padahal sudah sering saya ceritakan: Karena menjadi penulis, ibu bisa bekerja sambil menemani anak-anak di
rumah. Meski kadang keluar rumah, tidak sesering seperti ibu bekerja yang
berangkat pagi pulang sore.
Karena menjadi penulis, ibu bisa traktir anak-anak kapan
saja, tidak harus menunggu jatah gajian dari ayah. Karena ibu penulis walau
kelak usia ibu telah tua, Insaallah
tetap berkarya dan menghasilkan uang buat jalan-jalan. Menulis tidak ada
pensiunya selama kita mampu menulis.
Didongengkan ibu dan membaca buku membuat saya jadi penulis |
"Bisa menulis itu seperti warisan harta yang tiada
habisnya." Begitu saya sering mengatakan pada anak-anak. Bukan berarti
memaksa mereka harus menjadi penulis, tetapi dengan memberi gambaran tentang
penulis bisa membuat mereka memiliki pilihan: Akan menjadi penulis atau tidak,
atau akan coba-coba jadi penulis. Kalau melihat bakat anak-anak, saya bisa
melihat Pijar ada kecenderungan bisa menulis
jika diasah dan diarahkan dengan baik.
"Mau jadi penulis kayak ibu!" seru Pijar. Laki-laki
kecil ini sudah sering bilang begitu, bahkan ketika ditanya selain menjadi pemain
bola, dia ingin menjadi penulis. Tetapi namanya juga anak-anak harus selalu
diarahkan, karena anak-anak belum tahu bagaimana langkah mewujudkan mimpinya.
"Kalau begitu mulai rajin membaca buku, mendengarkan
dongeng atau Mas Pijar gantian yang mendongeng terus ditulis deh apa yang Mas
Pijar dengar atau baca. Jangan main game perang-perangan terus."
Awal suka menulis Piajr sering menulis puisi buat saya,
ketika saya sakit atau ulangtahun. Kata-katanya sederhana, sesuai dengan
kemampuanya merasakan perasaannya dan kosa kata yang dikuasai. Hal ini buat
saya sudah luarbiasa, terutama di usianya yang masih belia sekali.
1. Belikan buku yang disukai, tidak perlu yang memiliki
banyak tulisan karena ada anak yang masih tahap belajar membaca.
2. Belikan buku cerita boleh dengan yang banyak
gambar-gambarnya, ini juga memicu anak untuk berimajiansi dengan gambar-gambar
pada buku tersebut.
3. Minta anak membacakan buku dan kita mendengarkan, memberi apresiasi seperti pertanyaan,
ekspresi seru mendengar ceritanya.
4. Bacakan buku cerita atau dongengkan anak dan minta mereka
mengulas apa yang tadi kita bacakan atau dongengkan.
5. Setelah anak bisa menceritakan apa yang sudah kita bacakan
atau dongengkan, untuk anak-anak yang sudah bisa menulis mintalah cerita itu
ditulis.
6. Biarkan anak menulis semampunya, jangan dicela tapi beri
semangat atau pujian, juga masukan agar tulisannya lebih bagus lagi.
7. Kumpulkan cerita-cerita yang sudah ditulis anak, sesekali
minta anak untuk membacakan apa yang ditulisnya.
Jika waktu kita tidak sebanyak ibu yang bisa berada di rumah
seharian, maka stimulasi diatas bisa diambil beberapa saja atau secara bergilir
diterapkan. Dulu, ketika kecil ibu saya kerap mendongengkan, membacakan, dan
memberi buku-buku bacaan. Hal itu yang membuat tumbuh rasa suka saya untuk
membaca dan menulis.
Sementara kakek saya yang seorang pendongeng, kerap meminta
saya untuk menceritakan kembali apa yang sudah dia dongengkan. Ini juga menjadi
stimulasi yang memperkuat daya imajinasi saya dalam menulis.
Jadi ketika saya bertanya kepada anak-anak: "Tahukah
kenapa ibu jadi penulis?", saya akan ceritakan bagaimana sampai saya
menjadi penulis.
"Ibu dulu selalu didongengin sama Mbah Uti dan Mbah Uyut, dibacain
buku cerita, juga dengerin kaset cerita anak-anak. Jaman dulu banyak dijual
kaset cerita anak dari mulai si kancil, Timun Mas, dan banyak lagi."
Dulu belum ada era digital, tapi para orangtua yang kreatif
bisa menghasilkan anak-anak yang kreatif juga. Di era digital ini,
Alhamdullilah ada bermacam media yang bisa mendukung sehingga begitu membantu
ibu yang sering sibuk. Salah satunya So Good CERDIK.
Mengembangkan Daya
Imajinasi Si Kecil Bersama So Good CERDIK
Jadi kemarin saat beli So Good seperti biasa, ternyata ada So Good CERDIK yang dalamnya berhadiah frame dan digital story AR.
"Ibu ini kan bisa ditonton dengan download dulu di hape," kata Pijar.
"Kok, Mas Pijar tahu?"
"Aku lihat iklannya di TV
Jadilah acara beli lauk untuk bekal sekolah terasa begitu
menyenangkan, karena sampai rumah Pijar dan Pendar langsung meminjam hape ibu
untuk download aplikasi So Good CERDIK di playstore dan
menscan bingkai cerita yang ada gambar tokohnya, kebetulan So Good CERDIK yang
ibu beli dapat cerita Umbo Larage. Cocok ceritanya buat dua jagoan kecil, Pijar
dan Pendar. Selain Umbo Larage ada cerita lain yang disediakan setiap membeli
So Good CERDIK, yaitu: Lala & Sing-Sing, Chika & Chiko. Cara memainkannya kalau belum jelas bisa intip di link youtube ini.
Apa Sih Digital Story AR?Aplikasi augmented reality atau AR ini membuat gambar dongeng dalam kartu biasa (kertas) setelah discan akan muncul gambar empat dimensi. Jadi seperti beneran hidup di layar, bikin anak-anak terkagum-kagum tidak hanya pada jalan ceritanya. Inovasi dari So Good ini dinamai CERDIK karena merupakan singkatan yang sesuai denganpermainannya: Cerdas Digital Interaktif. Karena memang permainan ini menggunakan media digital dan membuat anak lebih kreatif.
Scan frame |
Menyenangkannya dengan hadirnya cerita-cerita seru dari So Good Cerdik anak-anak jadi teralihkan dari main game perang-perangan, dan juga menstimulasi daya khayal, daya cerita anak-anak. Kalau saya sedang capek untuk mendongeng atau membacaka buku, bisa deh tinggal buka aplikasi So Good CERDIK. Selesai itu mereka saya minta untuk menceritakan ulang, seru kan?
Apalagi sekarang sedang musim hujan, anak-anak otomatis akan banyak di dalam rumah ketimbang di luar. Untuk mengisi rasa bosan yang bermanfaat sanga cocok adanya permainan ini. Belinya So Good Nugget kemasan 4000gram ya, ibu-ibu, jangan salah.
Kebersamaan sederhana ini tidak sulit kok, tinggal bagaimana kita mengatur waktu agar bisa bersama anak-anak, dengan aplikasi So Good Cerdik waktu mendongeng tidak hanya saat tidur tapi saat bermain, saat menyuapi mereka dengan lauk So Good. Kenapa saya pilih daging olahan dengan merk So Good?
Simpel saja sih, sebagai ibu semua ingin yang terbaik untuk
anaknya, kan. Tapi kadang kondisi tidak mendukung untuk memasak semua secara
manual, seperti memotong daging, membersihkan, mengolah aneka bumbu, memasak
dengan waktu yang lama. Sementara daging olahan So Good hadir dengan simpel
tinggal goreng atau kalau mau berkreasi sedikit tinggal tambah bumbu yang
simpel:
Baca:
Dan So Good itu berkualitas dengan daging pilihan, diolah
secara higienis dan proses modern.
Sehingga meski merupakan daging olahan, kandungan nutrisinya tetap terjamin.
Harganya pun terjangkau, jadi kenapa juga saya harus pindah ke lain hati.
Yuk, ibu-ibu jangan sampai ketinggalan So Good CERDIK untuk
si kecil, koleksi lengkap ceritanya.
Pijar pintar banget menulis suratnyaaa. Wah aku juga pengen koleksi lengkap So Good Cerdiknya, mba. Ceritanya lengkaap yaa dan banyaak
ReplyDeleteSama kayak Ayyas ya, mba
DeleteBabam punya juga loh ini
ReplyDeleteTosss
Deleteasyik ya, dan frame nya itu bisa loh kita bongkar pasang jadi untuk mainan lagi deh semacam nyamain warna hehe
ReplyDeleteIya, bener. Kreatif ya
Deleteanakku belum bisa nulis siy ini tipsnya noted semoga dia suka juga jadi penulis :)
ReplyDeleteAamiin
DeleteBiar bisa nulis bagus, vitaminnya kudu banyak baca dan mendengar ya mak. So good cerdik ini bisa jadi alternatif vitamin buat anak-anak biar gedenya bisa pinter nulis jugak
ReplyDeleteInsaallah, iya mba
DeleteMarwah masih pengen 2 seri cerita lain lagi, hehehe
ReplyDeleteSama nih, Pijar baru punya satu
DeleteWah.. mas pijar pinter
ReplyDeleteAlhamdullilah, Tante
DeleteAsyiiik ibu jadi rajin masak dan rajin bacain dongeng
ReplyDeleteSimpel ngolah nugget hehe
Deleteterima kasih sudah kasih tau So Good Cerdik ya Tante
ReplyDeleteaku mau donload juga aaah
selalu kagum sama mba Eni.. produktif dan ulet
ReplyDeleteKhas orang jawa, wkwkwk
ReplyDeleteWah mas Pijar nurun dr Mamanya nih. Asik ya aplikasi so good cerdik
ReplyDeletekirain kartu-kartuan biasa yang suka di koleksi anak-anak, ternyata bisa jadi main edulatif ya mba, salut emang ma teknologi zaman sekarang
ReplyDelete