Masalah
Pangan Di Indonesia
Ketika jaman semakin
maju, kondisi perekonomian membaik maka ancaman penyakit bagi manusia adalah
penyakit tidak menular (PTM), menyakit yang disebabkan pola makan enak, pola
hidup enak. Manusia sudah terlena dengan makanan instan, junk food, mager alias malas gerak, semua dikendalikan dengan
tehnologi. Hidup seakan hanya dengan ujung jari semua ada, akibatnya tubuh
tidak banyak bergerak, sementara asupan tidak sehat bertumbuh menjadi menyebab
datangnya berbagai penyakit PTM.
Namun di sisi lain
masih terjadinya masalah gizi buruk akibat pemahaman masyarakat terhadap pangan
masih sangat kurang. Ekonomi yang lemah
menjadi lambang susah pangan dan dilanda gizi buruk, padahal pangan cukup tidak
harus mahal. Banyak tumbuhan yang bisa menjadi sumber pangan berharga murah,
mudah tumbuh, bahkan merupakan tumbuhan liar, seperti daun kelor, daun cingcau,
aneka umbi-umbian
Masalah makanan tidak
sehat dan gizi buruk ini membuat Indonesia masih memiliki rapot merah untuk
penyelesaian masalah kesehatan, sistem pangan dan lingkungan hidup. Bukan
sekedar info saja, sebab PTM memang banyak di sekitar kita, seperti contoh ibu saya
yang kena gangguan jantung akibat asupan makanan tidak sehat.
Contoh lain anak
seorang teman yang menderita gizi buruk karena mengasup pangan hanya
berdasarkan bahan-bahan yang dijual sehingga ketika tidak mampu membeli yang
cukup mahal, kebutuhan pangan tidka terpenuhi dengan baik. Melupakan di
sekeliling bisa menanam aneka tanaman yang bisa dijadikan pangan dengan
kandungan nutrisi baik.
Kesadaran akan PTM,
gizi buruk akibat dari kurang pemahaman masyarakat tentang makanan sehat ini
saya dapat ketika mengikuti acara berikut ini:
Asia
Pacific Food Forum
Asia Pacific Food Forum
(APFF) adalah forum internasional yang mempertemukan semua stakeholders di bidang kesehatan, lingkungan hidup dan sistem
pangan seperti pemerintah, akademis/ilmuwan, NGOs, politis, pelaku bisnis, yang
berasal dari berbagai daerah. Bisa dibayangkan ya, yang datang adalah orang-orang
yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
APFF menawarkan
optimisme masa depan yang lebih baik bagi planet bumi. Praktisi-praktisi yang
hadir telah melakukan riset-riset yang akan dibagi sebagai pengetahuan yang
saling bersinergi, sebagai contoh narasumber yang hadir pada acara, Herlianti
Hilman. Wanita pendiri dan CEO Javara ini sharing
tentang berbagai macam tumbuhan pangan yang murah dan banyak terdapat di
sekeliling kita, hanya banyak masyarakat tidak melupakan atau bahkan tidak
mengenal sama sekali.
Kerokot (sumber gambar: Google) |
Seperti pegagan,
kerokot, kelor, yang merupakan tanaman pangan liar jenis dedaunan yang banyak
mengandung kalsium, bahkan kandungan kalsium pegagan itu sangat tinggi seimbang
dengan kalsium pada susu. Susu mungkin buat sebagian masyarakat mahal, minuman
spesial, tapi pegagan tumbuhan liar yang
bisa dipetik bebas atau ditanam dengan mudah tanpa modal besar. Jika
masyarakat paham ini, otomatis masalah gizi buruk tidak akan terjadi.
Pohon Aren diolah menjadi gula aren (Foto:Anekajualantanaman) |
Bahkan diabetes harusnya tidak menghampiri kita apabila menggunakan pemanis yang disediakan alam: Kelapa, aren, lontar, nipah, yang merupakan pemanis dari tanaman palmae. Javara mengusung misi Menggali Rahasia Warisan Pangan Indonesia, maka selayaknya kita tahu keanekaragaman tanaman pangan liar yang banyak mengandung karbohidrat, protein, kalsium, vitamin, mineral, rempah/bumbu, sumber nutrisi, pewarna, pemanis, dan pengobatan, begitu yang diharapkan Herlianti Hilman.
Indonesia&EAT
Berkolaborasi Menyelenggarakan APFF DI Jakarta
Dukung APFF 2017 di Indonesia |
Masyarakat harus
mendukung keberanian Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah dan fasilator
acara APFF dengan tema "Transformasi sistem pangan global untuk memberi
makan sembilan miliar penduduk bumi secara sehat dan ramah lingkungan sampai
tahun 2050"
APFF akan dihadiri 500
pimpinan neraga, perusahaan multinasional, akademis, masyarakat sipil dan media
di kawasan Asia Pacifik untuk saling tukar ide, riset, kegiatan praktis,
pembelajaran, serta mencari solusi untuk pemasalahan-pemasalah pangan yang
dihadapi. Sehingga forum ini dimanfaatkan sebagai platform berbagi informasi
dan pengalaman untuk diimplementasikan masing-masing negara atau mitra. APFF
sudah diadakan empat kali di Stockholm dan di Indonesia.
Manfaat
Indonesia Menjadi Tuan Rumah Forum Pangan Asia Pasifik 2017
Dengan menjadi tuan
rumah APFF banyak hal yang menguntungkan bagi Indonesia, di anataranya:
- Menempatkan Indonesia dalam posisi memimpin dan high profile di kawasan (Asia Pasifik) dalam upaya peningkatan kualitas hidup umat manusia dan lingkungan dimana mereka tinggal.
- Menunjukkan keterbukaan Pemerintah Indonesia dalam membahas dan mencari solusi bagi masalah-masalah global yang berkaitan kesehatan dan sistem pangan.
- Memicu potensi ekonomi yang bisa direalisasikan, seperti mengundang investasi di bidang pangan.
Karena itu mari kita
dukung Asia Pacific Food Forum tanggal 30-31 Oktober di Jakarta, dan mulai
menyadari hidup sehat dengan mengasup pangan yang sehat atau seperti Herlianti
yang menanam aneka tanaman sumber pangan di halaman rumahnya meski tidak
seberapa luas. Sebab tanaman-tanaman pangan itu tidak harus memiliki kebun
luas, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tanaman sumber pangan
mengandung aneka nutrisi baik bagi tubuh.
semoga acara semacam food forum gini berdampak juga bagi masyarakat pedesaan ya. kaya alam tapi kesadaran pangannya masih rendah. sering terjadi kekurangan gizi
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteIya,bener banget bagai anak ayam mati di lumbung padi
luar biasa memang tumbuhan liar jika kita tau manfaatnya
ReplyDeleteIya, rasanya juga enak klo bisa mengolahnya
DeleteKalau gula aren gpp ya jadinya buat penderita diabetes?
ReplyDeleteIndonesia surga pangan
ReplyDelete