Cara Berinvestasi Yang Bijak
Hei,bertemu lagi di Finacial Literacy Workshop III setelah
sebelumnya kita mengikuti Finacial Literacy
Workshop I dan II, bisa dibaca ulasan lengkapnya:
Ini adalah workshop ke
tiga Ibu Bijak, dimana kita sebagai perserta langsung disapa: Menteri Keuangan.
Mungkin kurang lebih tugas dan kewajiban ibu di dalam mengatur keuangan rumah
sama seperti tugas menteri keuangan mengatur keuangan negara. Setidaknya sama
pentingnya, jika seorang menteri keuanganan tidak amanah dan tidak bijak
mengatur keuangan, maka ekonomi negara akan gonjang-ganjing. Begitu pula yang
terjadi jika ibu tidak amanah dan bijak mengatur keuangan rumah tangga akan
gempa, hehehe.
Workshop kali ini yang
lagi-lagi dibawakan oleh Prita Ghozi Selaku Finacial
Educator dan CEO&Chief Finacial
Planner ZAP Finance, mengangkat
tema 'Investment'. Membicarakan tentang Investmen membuat saya diam-diam
menghitung investasi yang sudah ada, yang sangat tidak seberapa sebenarnya.
Jadi ada rasa berdebar saat mengikuti workshop kali ini: Seberapa jauh saya
memiliki investasi dengan baik? Seberapa benar pilihan investasi yang sudah
saya miliki? Atau jangan-jangan semua
investasi itu tidak berarti sama sekali?
Dari pada
menebak-nebak, saya ulas dari awal acara workshop ini, moga bermanfaat.
Pentingnya
Berinvestasi
3 Oktober 2017 - Mendjangan
Resto, Kemang
Sebelum Prita Ghozi
hadir memberikan ilmunya, acara dibuka oleh Mr.Harianto Gunawan selaku
President Director of Visa Wordwide Indonesia, yang menyapa para peserta
workshop sebagai Menteri Keuangan. Membuat kita para ibu merasa wajib menyimak
acara ini hingga tuntas, biar beban amanah sebagai menteri keuangan tertunaikan
dengan baik, hehehe.
Begitu Prita Ghozi memulai sesinya, kami langsung dilontarkan pertanyaan: "Ibu-ibu di sini memiliki investasi apa?"
Dengan serentak
menjawab bermacam-macam, namun paling dominan LM (logam mulia) begitu pun dengan
saya meski nilainya tidak banyak. Sebenarnya untuk investasi ini saya sudah
memikirkan sejak anak-anak lahir, namun berbagai kendala membuat rasanya tidak
maksimal. Beberapa investasi yang saya pikirkan untuk anak-anak adalah asuransi
pendidikan, LM.
Sepertinya ini final
dari workshop yang sudah saya ikuti sebanyak tiga kali, setelah belajar
bagaimana menjadi ibu bijak yang bisa mengatur
keuangan, sehingga kita memahami sesehat apa keuangan kita, dan belajar
tentang kebutuhan yang prioritas, kebutuhan yang berdasarkan hanya keinginan
atau gaya hidup. Mengatur semua itu agar terpenuhi kebutuan yang utama, baru
kemudian keinganan atau gaya hidup agar balance.
Kini waktunya memiliki investasi yang benar sehingga bisa bermanfaat sesuai kebutuhan dan tujuan
berinvestasi.
Prita Ghozi
menggambarkan ilustrasi tentang investasi dengan resikonya, seperti sebuah
kapal yang ditumpangi ayah, ibu dan dua anak. Kapal itu diibaratkan seperti
tabungan (saving) yang membutuhkan
adanya layar (investasi) untuk terus
bergerak sesuai keinginan penumpangnya. Jika memiliki layar besar maka kapal
akan melaju lebih kencang dari kapal yang memiliki layar kecil.
Kapal pasti akan
menghadapi badai, gelombang, angin, untuk berjaga-jaga diperlukan pelampung
(asuransi), tentu jumlah pelampung tidak
hanya satu tapi disesuaikan kebutuhan yang ingin diamankan. Sudah tentu dalam
sebuah keluarga menginginkan semuanya aman, jadi jumlah pelampung harus sesuai
jumlah penumpang. Sampai gambaran ini, Jleb! Aseli, saya hanya memiliki
asuransi dua jenis. Sementara kami sekeluarga ada lima orang, berarti hanya dua
orang yang memiliki pelampung, hiks.
Kapal besar atau kapal
kecil selain harus memiliki layar, pelampung, harus ada nahkoda yang berperan
sebagai rencana keuangan, dalam hal ini yang utama adalah ibu untuk mengatur
arah uang. Bisa dibayangkan kapal akan berlayar kemana jika nahkodanya tidak
paham arah? Meski memiliki kapal yang besar, layar yang lebar, pelampung yang
banyak, jika kapal terus berlayar tanpa arah, semuanya lama-lama akan menyerah
pada arus alam yang bisa menenggelamkan kapal besar sekali pun. Iiih, seram ya.
Untuk itu ibu tidak
hanya mengetahui keuangan keluarga sehat atau tidak, memahami kebutuhan yang
harus didahulukan agar uang ditempatkan pada pos-pos yanga sesuai, tetapi juga
paham bagaimana berinvestasi dengan baik dan benar. Dalam berinverstasi ini
Prita Ghozi memberi tahu 5 prinsip atau langkah:
1.
Pahami Tujuan Dan Profil Risiko Investor
Sebelum berinvestasi,
penting buat kita tahu apa tujuan kita berinvestasi, apakah tujuannya untuk jangka
panjang, jangka pendek atau jangka menengah. Untuk jangka pendek jelas memilih
LM tidak memberi keuntungan apa-apa, yang ada justru malah bisa rugi ketika
dijual harganya pasti dibawah harga beli.
Tetapi jika LM untuk jangka panjang seperti pendidikan anak, nilainya
kemungkinan besar akan bertambah tinggi. Sementara jika untuk jangka pendek
sebaiknya pilih deposito karena setiap bulan deposito akan memberikan hasil.
Ilustrasi di atas digambarkan oleh Prita Gzohi dengan seekor sapi, yang mana kita mau ambil dagingnya atau susunya. Otomatis jika dagingnya akan habis saat itu juga, namun jika kita ambil susunya akan memberikan masukan dalam jangka panjang. Selain memahami tujuan kita berinvestasi, harus tahu juga profil resiko investor, seperti:
- Investor konservatif (100% defensif) : Memilih bermain aman
- Investor Moderat (60% defensif, 40% agresif) : Seimbang antara bermain tanpa resiko dan mencoba yang cukup berisiko.
- Investor Agresif (30% defensif, 70% agresif) : Investor yang sangat berani berisiko besar.
2.
Tentukan Jangka Waktu
Terus terang saya baru
memahami pentingnya dalam berinvestasi itu menentukan jangka waktu, setelah
mengikuti Finacial Literacy Workshop
III ini, seperti misalnya saya memiliki LM untuk investasi anak sekolah,
ternyata ini salah. Mengapa? Karena anak sekolah itu memiliki jangka waktu
pendek, menengah dan panjang (kuliah). Jika hanya mengandalkan LM maka
manfaatnya tidak bisa banyak, jika digunakan pada jangka pendek, jangka
menengah, tidak akan berkembang investasinya.
Maka sebaiknya setelah
tahu tujuan berinvestasi, tentukan jangkanya, dan tentukan jenis investasinya.
Jika untuk biaya anak sekolah tidak cukup satu investasi bernilai jangka
panjang saja, untuk ini kita bisa menambah investasi dengan asuransi untuk
biaya anak masuk SD, masuk SMA, dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan. Maka
investasi jadi dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan, begitu juga
investasi untuk dana pensiun, dan lain-lain.
3.
Ragamkan Harta Investasi
Ragamkan investasi maksudnya
tidak hanya memiliki satu investasi saja agar benar-benar apa yang kita
butuhkan kelak terpenuhi, seperti point dua investasi harus memikirkan jangka
waktunya. Maka dalam hal ini selain memilih ingin investasi apa, juga harus
memahami potensi resikonya.
Ada beberapa perbedaan saving, investing, dan speculating,
untuk mengertahui cocok atau tidaknya
dengan investasi yang kita butuhkan:
- Tabungan (saving) : Ini cocok untuk tujuan keuangan maksimal tiga tahun, seperti rekening tabungan, pasar uang dan sertifikat deposito.
- Investasi (Investing) : Memiliki sifat long term atau lebih beresiko tinggi dari saving, tetapi memiliki nilai keuntungan materi yang lebih besar, seperti saham, obligasi, real estate.
- Spekulasi (speculating) : Ini agak-agak seram-seram sedap karena bisa menghasilkan besar, namun bisa juga sekejap hilang, seperti money game dan sebaiknya dihindari karena mirip berjudi.
Silakan kita bijak
memilih yang mana, kalau saya jelas langsung say no to spekulasi. Prita Ghozi juga menerangkan beragam investasi
yang dapat dijadikan pilihan:
- Aset Fisik: Aset yang dipegang sendiri dan tidak bergantung pada lembaga keuangan tertentu, aset fisik ini seperti rumah, logam mulia.
- Surat Berharga: Tidak memegang aset kita secara fisik, tetapi secara tertulis kita sudah memiliki aset tersebut, seperti saham, obligasi, reksadana.
- Bisnis: Macam-macam bisnis, salah satunya usaha franchice, karena berbisnis beresiko tinggi, apalagi ada jenis produk franchice musiman ngehitsnya, sehingga bisnis ini berisiko, sebaiknya jangan untuk investasi dana pendidikan anak.
Bicara tentang
investasi tak akan lepas dari resiko, antara lain resiko tersebut:
- Risiko likuiditas: Menyimpang uang di tabungan yang sewaktu-waktu mudah kita ambil jika butuh, dibanding properti.
- Risiko volatilitas harga: Saham termasuk yang memiliki harga naik turun.
- Risiko gagal bayar: Bisnis termasuk rawan mengalami ini, dan suami saya pun pernah mengalami risiko gagal bayar ini sehingga usaha penerbitannya gulung tikar.
- Risiko pasar: Krisis moneter
Email:
konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id
4.
Lakukan Investasi Secara Bertahap Dan Berkala (Strategi Investasi)
Setelah mengetahu
risiko-risiko berinvetasi, jenis-jenis investasi, yang perlu kita pahami adalah
bagaimana berinvestasi agar tidak salah
langkah, karena itu Prita Ghozi memberi beberapa strategi dalam berinvestasi:
- Cost Averaging: rajin berinvestasi setiap bulan, besarnya sesuai dengan kemampuan ya. Ada nih teman saya yang rajin setiap bulan beli euro 100 euro, tidak banyak tapi rutin.
- Never Put All Your Eggs In One Basket: Banyak memiliki investasi, hal ini untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan.
- Long Term : Semua investasi memiliki risiko, tetapi dengan memiliki investasi jangka panjang akan lebih mengurangi risiko terburuk.
Setelah kita memahami
tujuan untk berinvestasi, maka mulailah memilih untuk jangka waktunya agar bisa
menyusun strateginya, untuk kemudian dievaluasi, apakah sudah benar atau tepat?
Ehmm, beberapa investasi yang saya lakukan rasanya tidak tepat. Tapi
alhamdullilah, belum pernah (jangan sampai) tertarik investasi bodong karena
memang saya jenis Investor konservatif.
Namun buat Anda yang
merupakan Investor Agresif harus waspada dengan investasi bodong dengan
memperhatikan:
- Jangan tergiut keuntungan berlipat ganda yang tidak sesuai dengan pengeluaran
- Periksa legalitas dan ijin perusahaan ke OJK
- Skema investasi harus jelas mengapa mendapat keuntungan besar
- Hindari money game, selain potensial penipuan, money game dilarang agama
Tapi harus tetapkan
nilai minimal gaji setiap bulan, bila penghasialn lebih dari nilai minimal yang
ditetapkan maka disimpan di rekening simpanan sementara. Seperti misalnya
penghasilan tidak tetap saya setiap bulan 10 - 7 juta rupiah, maka
tetapkan nilai minimal 7 juta rupiah,
tabung 30% dari 7 juta rupiah, jika kemudian saya dapat di atas 7 juta rupiah
disimpan di rekening sementara. Yesss!
48 komentar
Wah, ternyata menyiapkan dana pendidikan anak sekolah dengan LM salah ya mbak, emm bener juga sih kata mbak Prita karena itu jangka waktunya pendek tidak bisa panjang. Oke berarti kalau kita punya LM sebaiknya digunakan untuk mereka kuliah saja yang masih belasan tahun lagi ya wkwk. Makasih shrarenya mbak
ReplyDeleteIya, aku pun baru paham soal inves ini
Deletemakasih sharingnya
ReplyDeleteSama-sama, mba
Deleteaku suka dengan analogi kapal dan sapi Mbak Prita. Belajar investasi jadi lebih mudah.
ReplyDeleteAnaligi sederhana tapi mudah dipahami ya
DeleteJadi makin tahu banyak tentang investasi nih. Penjelasan Mbak Prita pun mudah dipahami buat aku yang selama ini masih bingung soal investasi.
ReplyDeleteSama, Mba. Jadi berasa ga ounya investasi karena ternyata oh ternyata
DeleteSaya pernah tergiur dengan uacapan manis salah satu sales asuransi. Akhirnya tertipu. Tapi gak bikin kapok untuk berasuransi. Hanya saja jauh lebih berhati-hati
ReplyDeleteSana, mba, mereka ga transfaran dan merugikan nasabah
DeleteSiap buat ikutan jadi smart mom yg Pinter investasi
ReplyDeleteTossss ah
Deletesharingnya bagus nih. bermanfaat bagi emak2 buat jadi menteri keuangan
ReplyDeleteAlhamdullilah kalau bermanfaat
DeleteSuka banget sama materi dan cara penjelasannya dari mbak Prita jadi bisa diaplikasiin dan semangat berinevstasi deh untuk masa depan keluarga.
ReplyDeleteMudah dipahami ya, Kania, gak perlu berkerut-kerut meski soal keuangan
DeleteRata2 emang swmua ibu2 suka invest LM ya. Paling mudah, ga ribet....
ReplyDeleteBener, simpel jual dan belinya mudah
DeleteHuhuhu..saya tipe emak-emak yang boros banget. Apalagi kalau udah buka instagram dan tokopedia. Mulai deh tuh belanja-belanjanya.
ReplyDeleteWaduuh..stop keinginan dan cukup kebutuhan saja, hehehe
Deletejadi makin bijak deh pilih2 investasi ya :)
ReplyDeleteBetuuul, Aie
DeleteWahh bagus bgt WSnya. Seandainya ada dimakassar. Biar kita yg disini jd ngerti jg ttg investasi
ReplyDeleteMoga next ada ya, mbaaa
DeleteInvestasi memang penting buat masa depan, terima kasih atas sharingnya
ReplyDeleteSama-sama, mb
DeleteNice sharing mba, bermanfaat sekali nih infonya 👍🏻
ReplyDeleteAlhamdullilah bisa bermanfaat
DeleteWorkshopnya bermanfaat. Jadi bisa menentukan investasi apa yang pas sesuai peruntukannya. Makasih sharingnya mba
ReplyDeleteSama-sama
DeleteInvestasi oh investasi...
ReplyDeletePengennya inves yg gak mahal modalnya tapi bisa cair cepet hahaha.
Lagi mikir2 inves binatang ternak. Tapi emang kudu nimbang2 risikonya ya mbak.
TFS artikelnya mencerahkan ttg investasi...
Dulu aku pernah ditawari inves sapi perah dan poting,tapi tentu dibagi sama yang ngurus dan ketempatan, pakdeku yang nawarin..bodonya dulu belum tertarik. Nyesel deh
DeleteBanyak istilah yg belum saya tau dan disini jadi dapat pencerahan trims infonya Mbak :)
ReplyDeleteSama, mba. Aku pun baru paham
DeleteJadi semakin tahu dengan investasi yg tepat ya
ReplyDeleteIya, seneng bisa ikutan workshop ini
Deleterekening sementara itu maksudnya gimana mbak? yg 30% tadi
ReplyDeleteRekening yang untuk kebutuhan mendadak
DeleteWah baru bisa invest aset fisik tuh. Mau yg no 2 n 3 blm kesampaian. Doain yaa..
ReplyDeleteIni mah back to personal mind set ya Eni, Semoga aku bisa merubah mind set
ReplyDeleteMengubah menjadi lebih baik ya, mak
DeleteSaya memang lagi di ambang keborosan nih mak jadi butuh manajemen keuangan yang benar buat masa depan. Yes, 30% dari berapapun pendapatan bisa coba dilakukan.
ReplyDeleteHarus berjuang mak
DeletePenting banget ya untuk kita2 yang bukan pegawai tetap begini
ReplyDeleteSenang sekali bisa belajar dg Ibu Bijak sampai 3x. Makin pinter n kuasai ilmu jd menteri keuangan keluarga nih
ReplyDeleteKalau istri saya suka investasi beli emas. Gampang belinya dan bisa dijual kapan saja kalau membutuhkan uang.
ReplyDeleteseneng banget sama tokoh dan ahli keuangan, mba Prita Ghozie ini. Pengen deh ikutan seminar or workshop dia lagi, sangat membantu dan mencerahkan.
ReplyDeletewah pas banget nih mba, materinya tentang investasi. makasi banget sharingnya :)
ReplyDelete