Blogger Cihuy yang hadir dalam Blogger Meeting |
Acara Blogger Meeting
yang saya hadiri atas undangan Blogger Cihuy kali ini memiliki tema yang
sangat menarik, terutama untuk para ibu dan calon ibu, yakni 'Mari Menjadi Ibu
Melek Nutrisi Demi Wujudkan Generasi
Emas 2045'. Masih ingat dong dengan tulisan saya tentang Generasi Emas 2045 : Peran Ibu Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Tulisan yang membuat
saya selalu merasa kurang sempurna memberi nutrisi untuk anak-anak saya, meski
saya kerap memasakkan mereka lauk, sayur dan tersedia buah. Meski budget kadang
tidak terlalu besar, menyediakan makanan di rumah dengan lengkap itu sebuah
keharusan. Saya mengakali buah-buahan dengan membeli buah lokal yang jauh lebih
murah, seperti jeruk, nanas, pepaya, jambu biji merah, mangga, salak, buah naga.
Sebab manfaat buah itu sangat besar loh, bisa dibaca di artikel saya berikut
ini: Cegah Penyakit Tidak Menular Dengan Makan Buah&Sayur
Maka saya sangat
atusias untuk menerima undangan blogger cihuy untuk menghadiri Blogger Meeting yang
diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Abhi Insan Cendikia Indonesia (YAICI),
bekerjasama dengan komunitas #KebayaKopidanBuku di Balai Sarwono, Cilandak -
Jakarta Selatan. Kebetulan lokasi dekat rumah orangtua sehingga begitu familiar
buat saya.
Ibu
Cerdas Anak Berkualitas
Acara dibuka oleh
DR.IR.Dwi Hastuti MSC, yang merupakan kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen IKK, FEMA, IPB, dan Pengelola Labschool Pendidikan Karakter IPB.
Wanita berparas keibuan ini membuka pembicaraan dengan pertanyaan yang bisa
menjadi PR bagi kita para orangtua:
"Apakah anak-anak bisa tumbuh begitu saja menjadi orang dewasa yang berkualitas tanpa ada hal-hal penting yang harus dilakukan para orangtua?"
Renungkan! Apa yang
sudah Anda berikan sehingga sering melontarkan kata-kata tuntutan agar anak
berprestasi ini-itu, apakah memasukkannya ke bangku pendidikan sekolah formal,
berbagai macam les, memberi makanan enak-enak dan mahal, sudah membuat anak
menjadi begitu berkualitas?
Banyak sekali
dibutuhkan peran orangtua untuk anak-anak selain memberikan pendidikan formal, makanan
enak, yakni mendampinginya dengan maksimal karena pikiran anak-anak masih polos
seperti kertas bersih, maka berilah:
- Kesempatan pada anak untuk melihat yang baik, karena anak yang lebih banyak melihat hal baik akan menyimpan lebih banyak pikiran baik.
- Kesempatan kepada anak untuk berpikir tentang yang baik
- Perlihatkan informasi dan pengetahuan tentang hal baik
Orangtua juga harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Orangtua ingin anak sempurna, cepat bisa, padahal anak kadang belajar dari sebuah kesalahan
- Orangtua ingin anak meniru yang baik, padahal di sekitarnya tiada contoh yang baik, tidak ada penjelasan baik yang seperti apa, dan tidak ada perbuatan yang konsekuensi
- Orangtua ingin anak baik, padahal contoh keburukan ada di sekitar anak (televisi, game, lingkungan, sekolah, teman, dll)
Saya pernah mengulas
tentang pentingnya nutrisi sejak dini yang mana sangat mempengaruhi masa depan
bangsa, sebab kurangnya nutrisi yang baik bagi anak sejak dini akan berefek
panjang hingga dewasa, menciptakan manusia-manusia yang kurang maksimal.
Menjadi catatan penting nutrisi baik tidak berarti selalu mahal, seperti
buah-buahan lokal yang saya ulas di atas. kemarin saya membeli jeruk 10 buah
seharga 13 ribu rupiah di tukang sayur keliling, lalu buah pir lokal 6 buah
seharga 18 belas ribu rupiah di hyper market.
Tapi daging mahal?
Saya menyiasati protein
hewani ketika budget sedang menipis dengan membuat sup ceker ayam, setengah
kilo ceker ayam itu hanya dua belas ribu rupiah di tukang sayur. Membeli ikan
yang memiliki bandrol harga murah, seperti lele, selar, kembung, ikan kembung
ini kandungannya asam aminonya dasyat loh.
Tapi ternyata banyak
ibu yang masih zhalim dalam memberikan nutrisi kepada anak, tentu saja zhalim
yang mungkin di luar sadar, seperti memberikan asupan tidak sehat: makanan
instan, makanan atau minuman banyak mengandung gula, jarang memasak sayuran
segar, lebih sering membeli sayuran matang yang kadar nutrisinya tidak jelas,
memberikan Mpasi tidak sesuai tahap usia si kecil, dan banyak lagi.
Efeknya?
Banyak anak-anak sampai
orang dewasa mengalami gangguan pencernaan, tumbuh kembang yang tidak optimal,
banyaknya anak yang tidak menyukai makanan sehat dan lebih suka dengan gaya
hidup makanan instan.
Ibu Hastuti memberi
tips agar anak menyukai makanan sehat dengan membiasakan makan dihabiskan,
menyediakan makanan beraneka ragam agar anak bisa memilih atau mengenal aneka
makanan. Beri anak pengetahuan tentang makanan yang sehat dan tidak sehat.
Jadi penting banget ya,
ibu mengajarkan anak mencintai makanan sehat sejak dini, mulai insyaf deh untuk
mensajikan makanan instan, cepat saji yang mengandung pengawet, perisa tinggi,
dan sudah diproses sehingga kandungan nutrisinya berkurang jauh.
Memberi pengalaman baik atau kenangan indah menjadi bonding orangtua dan anak |
Memberikan makanan
terbaik buat anak juga menjadi kenangan terindah atau pengalaman baik saat
dewasa loh, kenangan indah itu bisa menjadi bonding ibu ke anak sehingga
hubungan dekat sampai dewasa. Sering dengar kan, anak yang rindu dapur ibu,
rindu masakan khas ibu, rindu pulang karena harumnya masakan ibu. Kalau ibunya
malas masak, memberi makanan asal-asalan, bisa jadi anak kehilangan moment masakan
ibu yang lezat. Kenangan indah atau pengalaman baik yang diingat anak akan
meningkatkan motivasi internal.
Gizi
Untuk Bayi Dan Anak
Nah, sesi ke dua oleh
profesor Dodik Briawan ini membahas gizi untuk bayi dan anak, setelah
dijelaskan oleh Ibu Hastuti tentang bagaimana mendidik anak, mendampingi,
memberi nutrisi agar anak menyukai keberagaman makanan agar tidak terjadi anak
yang terbawa arus lingkungan buruk, maka profesor Dodik akan mengulas gizi
seperti apa yang tepat dan dibutuhkan oleh bayi dan anak-anak.
Kata profesor Dodik,
anak-anak seperti juga pohon yang bertumbuh dengan diberi nutrisi yang baik.
Pohon jika diberi pupuk, air yang tidak baik akan kerdil atau tidak subur,
begitu juga manusia akan mengalami gagal tumbuh dan sebagainya.
Masa golden age yang tidak akan terulang |
Profesor Dodik yang
merupakan peneliti di Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Tehnologi Pangan dan
Pertanian Asia tenggara, SEAFAST CENTER IPB 2017 menjelaskan pentingnya gizi
sejak dalam kandungan atau 1000 hari pertama kehidupan. Sebenarnya saya pernah
mengulas tentang 1000 hari pertama ini, bagaimana masa yang tidak bisa dirapel
atau digantikan. Harus dipenuhi saat itu juga.
Lagi-lagi ya, selalu
saja setiap membahas hal ini saya merasa kurang dan kurang, mengulang lagi apa
yang sudah diberikan untuk anak-anak saya, meski anak-anak saya mengasup MPasi
Home Made yang saya olah sendiri, makan sesuai tahap usianya, tapi kok rasanya
selalu kurang dan kurang. Apakah ibu-ibu semua juga begitu ya?
Kalau mau intip-intip
Mpasi homemade yang saya olah sendiri bisa baca Serba Serbi MPasi WHO Menu Tunggal, mungkin bermanfaat.
Banyaknya ibu-ibu yang
tidak sabar memberi tahapan Mpasi, seperti sudah memberi nasi kasar pada usia di
bawah satu tahun, menurut profesor Dodik itu akan membuat pencernaannya kerja
keras, apalagi memberi kandungan makanan yang belum waktunya, itu bisa
membahayakan pencernaan dan ginjalnya.
Pernah dengar atau
lihat gak, bagaimana ibu-ibu memberikan kuah baso keliling ke Mpasi anak usia
di bawah satu tahun? Tahu kandungan kuah baso keliling? Ada garam, perisa, yang
takarannya entah berapa, sementara anak usia di bawah satu tahun TERLARANG
MENGASUP GARAM ,APALAGI PERISA! Memberikan makanan-makanan yang belum waktunya,
menurut saya pribadi sebagai ibu sudah zhalim di luar sadar.
Seperti diketahui ASI
adalah asupan terlengkap sedunia untuk bayi usia 0-6 bulan, formula apapun,
semahal apapun tidak bisa menggantikan kelengkapan kandungan nutrisi dalam ASI.
Karena itu Setelah bayi usia 6 bulan
nutrisi dalam ASI saja tidak bisa mencukupi, karena itu diperlukan MPasi untuk
tumbuh kembangnya.
Dalam pemberian MPasi
ini diperlukan tahap yang sesuai dengan usia bayi, tidak boleh asal bayi doyan
dan kenyang. Kondisi pencernaan bayi, ginjal bayi masih sangat rentan,
sementara asupan MPasi sangat dibutuhkan untuk bekal masa depannya nanti. Saat
ini panduan MPasi berkiblat pada WHO agar anak menyukai beragam makanan sehat
dan pencernaan berkerja sesuai dengan tahapnya. Untuk mengetahui apa itu MPasi WHO bisa membaca artikel: Mengenal MPasi Versi WHO
Sebagai contoh tahap
pemberian MPasi ada dalam buku panduan imunisasi, ibu-ibu yang memberikan
imunisasi kepada si kecil atau aktif ke posyandu pasti punya, kan?
Konsumen
Harus Mulai Cerdas
Materi terakhir
menjelang sore ini dibawakan oleh Natalya Kurniawati, staf bidang penelitian
YLKI. Selama ini sering banget ya, termasuk saya sih (huhuhu), main asal beli
dan konsumsi tanpa memperhatikan apakah sudah terdaftar di Bpom karena prodak
tersebut sudah sangat familiar di masyarakat, misalnya kerupuk, roti berharga
ekonomis yang banyak dijajakan di
warung, efeknya?
Kadang roti sudah
berbau apek, berjamur, lalu kerupuk sudah tidak renyah alias melempem. Prodak sederhana
sih, tetapi harus mulai kita perhatikan agar pengusaha prodak makanan tersebut
juga tidak nakal, mau mendaftarkan prodaknya dan memberi label yang lengkap.
Sebab, kalau sampai ada yang terlanjut konsumsi bisa berbahaya, misalnya jadi
diare. Konsumen juga dirugikan membeli barang expired, tanpa ada penggantian uang.
Konsumen memang banyak
menjadi korban prodak mulai dari label halal, SNI, expired yang tidak jelas sampai iklan yang tidak tepat. Kalau kita
melihat televisi bisa dilihat ada iklan permen yang disinyalir mengandung susu,
aseli ini bikin saya sebagai konsumen gerah sekali. Jika permen itu benar mengandung susu, lalu gulanya, pewarnanya,
perisanya? Please deh, beneran bagus
banget buat anak-anak gak? Lalu bagaimana jika terjadi orangtua yang memberikan
tanpa batasan karena sudah termakan iklan permen susu.
Dan, sharing tentang
SKM (susu kental manis), SKM menjadi tidak baik ketika dikonsumsi tidak tepat
dan diiklankan tidak tepat, saya juga baru tahu dan menyadari sih kalau
ternyata SKM bukan susu. Tetapi prodak yang mengandung susu, namun lebih banyak
mengandung gula. Kata SUSU di SKM ini lah yang membuat masyarakat fokus bahwa
prodak tersebut adalah susu sehingga mengkonsumsikan kepada anak tanpa takaran
yang tepat.
Banyak masyarakat yang
belum paham memberikan SKM berfungsi sebagai susu ke batita dengan takaran yang
tidak tepat atau asal, kandungan gula akan membuat ginjal si kecil bekerja
kerasa dan bisa menyebabkan obesitas. Menjadi catatan penting, SKM tidak boleh
diberikan pada batita, apalagi BAYI! Konsumsi SKM penambah rasa manis, bercitra
rasa susu pada kuliner, seperti roti, ec cream, puding, es campur, dan lain
sebagainya.
Hak
Konsumen Dan Kewajibab Konsumen
Kita sebagai konsumen
sebenarnya memilih hak untuk tidak dirugikan, untuk mendapat prodak yang sesuai
dengan kebutuhan kita, untuk mendapat informasi prodak yang baik dan benar. Selain
hak, konsumen juga memiliki kewajiban yang
harus dilaksanan. Untuk lebih tentang ke dua hal tersebut, berikut ini
saya infokan:
Hak
Konsumen:
Hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam berkonsumsi
Hak untuk memilih
barang jasa
Hak atas informasi yang
benar, jelas dan jujur
Hak untuk didengar
pendapat dan keluhannya
Hak mendapat
perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
Hak untuk mendapat
binaan dan pendidikan konsumen
Hak untuk diperlakukan
dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
Hak untuk mendapat
ganti rugi
Kewajiban
Konsumen:
Membaca atau mengikuti
petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaat produk
Beritikad baik dalam
melakukan traksaksi pembelian barang atau jasa
Membayar sesuai dengan
nilai tukar yang telat disepakati
Mengikuti upaya
penyelesaian konsumen secara patut
Sekilas
Tentang YLKI
Yuk, Ibu terus belajar dalam segala hal, karena ditangan Anda lah generasi emas 2045 terbentuk!
10 komentar
Saya baru tahu lho kalau SKM itu tidak cocok untuk bayi. Selama ini saya pikir emang boleh dan bagus aja saat melihat banyak ibu memberi SKM ke anak-anak, terutama balita. Ternyata efeknya kurang bagus bagi kesehatan anak ya, Mbak
ReplyDeletePaling senang baca reportase blogger yg ikut acara kesehatan. Saya yg jauh di pelosok gak mungkin hadir di acara setelah baca tulisannya berasa jadi peserta saja. Hehehe...
ReplyDeleteTrims ya...
Sejauh ini anak saya suka sayur. Mungkin karena kondisi kami yg memang di kampung lebih ke apa adanya. Yg lebih nya paling ikan dari kolam sendiri atau ayam hasil ternak sendiri juga. Kalau daging merah biasanya nunggu pas idul adha juga. Hahaha...
Soalnya emang jarang yg jual (fresh) kecuali di kampung ada yang motong ternaknya...
Semuanya memang berawal dari apa yang dimakan ya. Waktu mpasi dulu masih lebih mudah ngasi mpasi 4 bintang, tapi sekarang udah pinter milih-milih makanan. Jadi kadang banyak ga maunya. Harus kreatif nih jadi ibu dalam memasak
ReplyDeleteSKM bukan cuma tidak cocok buat anak-anak sebenarnya. Setahu aku SKM itu hanya untuk dikonsumsi dengan roti atau minuman seperti jus. Bukan seperti susu yang diminum begitu saja karena kandungan gizinya beda.
ReplyDeleteIklan yang beredar kadang emang bikin miris mbak.. Jadi kembali ke diri kita masing-masing, kita harus jadi konsumen cerdas yang bisa memilah-milah sesuai kebutuhan.. ^^
ReplyDeleteYesss... untuk membesarkan anak2 memang butuh org tua emas juga ya mba.. dan org tua emas tentu akan paham memberi nutrisi yang tepat untuk ai kecil.
ReplyDeleteJadi keoinget zamanku masih kecil dulu, tetangga2ku suka kasi makan anak bayinya sama nasi dikasi kuah bakso.
ReplyDeleteMungkin krn anaknya lbh lahap makan pakai itu. Terang aja lha wong rasanya enak, gurih yaaaaa... pdhl bahaya :(
Terima kasih untuk jadi salah satu promotor kesehatan ya Mbak :)
ReplyDeleteMemang ilmu kesehatan itu investasi yang harus dimiliki setiap keluarga. Saya sbg seorang peneliti sering melihat fenomena ini bahwa banyak ibu Indonesia yang minim tentang ilmu kesehatan. Bahkan cara memberikan asupan makan yang baik untuk anaknya. Padahal ini bekal utk membangun generasi yang sehat dan cerdas :)
ibu cerdas harus tahu cara merawat anak yang benar, gizi yang tepat, dsb. Oh... begitu rumit jadi ibu >,< #curcol
ReplyDeleteAku baru tahu nih trntang SKM. Harus lebih hati-hati memberi asupan gizi buat anak nih. Terimakasih sharingnya :)
ReplyDelete