Hingga suatu kali
seseorang menegur di status saya, kalau saya tidak pernah like dan komen di
statusnya. Beberapa kali hal ini terjadi hingga kemudian sesekali keliling
beranda dan .. ALAMAK! Aneka status ada, bisa bebas kita baca, dari yang bijak
hingga yang tidak jelas, bahkan rawan memancing argumentasi. Kebiasaan keliling
sesekali ini, sempat membuat saya ketagihan. Ternyata ada dunia lain yang
begitu meruyak, selain beranda saya dan inbox (kata teman dekat saya, terutama suami: kamu naifnya gak ilang-ilang, wkwkkw).
Namun seiring waktu
lelah juga ya, stalking status yang berbaris, terbawa arus aksara yang
tertulis. Sebenarnya juga karena kerjaan dan customer yang manggil-manggil di
inbox mengalihkan kosentrasi saya dari keramaian beranda. Tapi, demi menjaga
silaturahmi sesekali saya jalan-jalan ke beranda. Komen-komen komikal,
komen-komen yang sekira penting buat saya komen atau ingin saya goda, itu saja.
Dan, tetep ya saya ini
kudet ketika ada teman yang bilang: Tahu status ini gak? Tahu si B gak? Baca
deh, dia itu nyindir aku gak sih? Itu status tandingan ya? Dan, banyak lagi
sampai gosip seleb dan parahnya... saya bingung ketika lagi boom kata-kata
'pelakor'. Dalam imajinasi saya pelakor itu bencong (maaf) sampai kemudian saya
tahu dari instagram kalau pelakor itu pelaku selingkuh gitu deh (bener kan?).
Asli koplak banget!
Kadang, terbersit juga sih rasa heran: Mengapa orang bisa tahu banyak tentang
orang lain, saya tidak? Bahkan, untuk sebuah nama...saya sering tidak tahu,
ihiks. Kecuali orang tersebut terus berinteraksi dengan saya, intens.
Pernah suatu hari saya
tanamkan dalam diri saya harus tahu hal yang paling update, ngehits, boom, tapi tetap gagal. Lagi-lagi tahunya karena
diceritain, untungnya segala cerita yang sampai ke saya banyak yang tersimpan
rapi. Kecuali satu-dua lepas karena saya pikir orang tersebut amanah, itu pun
bukan dalam bentuk gosip. Tapi sebuah info yang pendek, sekilas. Cuma tetep ya,
hal ini tidak baik (CATET). Amanah adalah amanah, dalam bentuk apapun tetap dikeep.
Kembali ke soal stalking status, kepo status...
Jika saya pernah stalking status teman-teman di beranda
seperti ulasan di atas, maka status saya pun juga diperlakukan demikian dong,
hihihi. Status-status saya kebanyakan tentang anak, kepenulisan, jualan buku,
promo sebuah brand, puisi, pemikiran
atau opini, filosofi hidup, obrolan yang bermakna. Rata-rata banyak dibagikan
oleh teman-teman di facebook, terutama yang bermanfaat. Beberapa status saya
seperti berikut ini:
Seperti ini contohnya
status dagang:
INFO: Buat temen-temen yang pesan buku, mohon maaf
atas keterlambatannya ya. Berhubungan dengan libur kamis-minggu (kemarin) dari
pihak gudang&kondisi gudang sedang ikut pameran BBW Jakarta maka proses
pemesanan&pengiriman ke rumah saya juga terlambat.
Makasih
Status tentang anak:
Kalau Lintang dari batita hobby nangkap kupu-kupu, ulat dll dimainin sampai ada yang dijemur ditempel di kertas😑😑😑
Kalau Pedar: ibu kasian upu-upunya, ntar anaknya mau nyonyo (ASI) angisss ibunya diangkep
Status puisi:
Masa depan
Apa yang tengah kita lakukan kepada anak-anak
Seperti membangun istana dari milyaran butir pasir
Seperti membangun istana dari milyaran butir pasir
Dibutuhkan perjuangan
Kesabaran
Ketekunan
Kekuatan
Kasih sayang
Waktu
Dan keyakinan
Kesabaran
Ketekunan
Kekuatan
Kasih sayang
Waktu
Dan keyakinan
Biasa-biasa banget kan
status saya (menurut saya sih, hehehe)?
Tapiii, seiring dengan banyaknya teman sosmed dari berbagai kalangan, golongan,
dan tingkat keakraban yang berbeda-beda, banyak yang belum terlalu saya kenal
dan mengenal saya tentunya. Beberapa
status saya ternyata 'menyakiti' atau membuat seseorang berpikir: KAMU NULIS
TENTANG SAYA.
Seperti status yang
saya tulis ketika rindu kepada ibu memuncak, ketika kata-katanya patut saya
ingat dan memberi makna dalam:
Barusan
ngobrol sama Ibu saya, nyess sama kata-kata ini:
"Jangan pernah mengklaim kita ini itu, yang baik-baik. Sebab setan itu bisa mengubah kita sewaktu-waktu. Berdoa dan berusaha jadi baik, itu saja. Karena semakin sering mengklaim aku gak gini, aku gak gitu..semakin banyak burung di luar yang tertawa..."
Hihihihi, makasih, Bu. Dibalik diammu yang
sering aku gak pahami dari kecil, dibalik lembaran buku yang kerap membuatmu
diam seribu bahasa (asyik baca), aku banyak menemukan sesuatu, Salah satunya
menjalani hidup sebagai penulis
Dengan berani seseorang
mengatakan status itu untuknya? Ada amarah, tapi ada juga tawa dan sedih.
Baiklah, rupanya kita memang harus bijak menulis status. Baik status baik-baik
tanpa maksud, atau sekedar goresan tanpa arti sebagai seorang penulis dengan
jiwa romansa. Sesungguhnya saya ini romantis, haaalah...hahahaha.
Seseorang pernah
mengatakan pada saya: Statusmu adalah cermin dirimu. Ketika kau tengah
berstatus, sesungguhnya tengah membuka salah satu helaian bajumu... Hati-hati
jangan sampai kau telanjangi dirimu.
Bisa diterima akal
memang apa yang diucapkan seseorang itu, namun di luar itu saya harus mulai
tetap mempertahankan tidak perduli dengan beranda (kecuali job wkwkkw) dan
tetap MENJADI KUDET dengan urusan oranglain, kecuali dia butuh pertolongan. So,
apakah statusmu hari ini, teman?
Di kelas Branding yang aku ikuti kemarin mentornya juga bilang, Branding di sosmed tu natural aja, ga usah dibuat-buat.
ReplyDeleteTapi kadang tergoda juga lho mbak, bikin status yang lucu demi like atau apa gitu. Padahal apa yang kita tulis juga bisa jadi doa kan.
Oya, statusku hari ini apa ya... Buku yang aku baca kayane. Tentang latar belakang disclosure dan maksud disclosure tu apa
Kadang memang males mba bikin status ada aja orang baperan apalagi klo di medsosnya temenan sama sodara, aku bikin status apa ada yang kesindir lalu bikin status sindiran giliran didepan aku ga berani ngomong ah benar2 rumit makanya skrg uda males bikin status wkwkwk
ReplyDeleteAku kebanyakan nyetatus dagangan, jarang banget curcol di medsos hehe..
ReplyDeletekalau saya sekarang sudah jarang update status di fb kecuali untuk pengumuman pekerjaan atau share link blog mba, entah kenapa sekarang kok malu rasanya kalau mau curhat atau berkeluh kesah di facebook haha. Tapi kalau di IG malah panjang ceritanya. mungkin karena medianya juga berbeda ya. di fb saya kebanyakan nyeblak jadi kurang suka huhu
ReplyDeleteAhahahha akupun ga begitu ngeh dengan status si A atau si B mbak, yang penting pas aku OL ada di timeline aku kasih jempol aja dengan baca cepet. Apalagi kalau statusnya panjang wkwkkw, yang penting jempolku nyampai, biar pas aku post FB harapannya pun sama jempol mereka juga nyampai untuk status saya xixi
ReplyDeleteUntuk bikin sebuah status itu (terutama di fb) butuh waktu lama buat saya posting. Ya karena mikir-mikir..ini perlu diposting nggak yaa, penting gak yaa..dll :D
ReplyDeleteduluuuu sekali pas masih jomblo rajin status haha itu pun kebanyakan quote2 *aku anaknya sok bijak gitu deh, uhuk, sekarang mah bisa pegang hape ngecek job aja udah syukuuur banget hihi
ReplyDeleteDulu zaman alay aku suka nyetatus, tiap detik nyetatus hahaha #lebay
ReplyDeleteBegitu jd emak, udah males nyetatus wkwkwk
Pernah iseng baca status jaman dahulu kala sama sekarang juga suka bikin ketawa dalam hati *diiih aku kok alay bangettt
ReplyDeletedan aku pun baru tau kalao pelakor singkatan dari Perebut Laki Orang hehehe
Hiks, aku ga temenan sama Mba Eni di FB. Kata mba, jangan...isinya jualan buku semua. Yaweslah di IG aja
ReplyDeleteAku jarang nulis status di sosmed, kecuali share postingan blog hehehe :)
ReplyDeleteSejak pake fanpage malah FB personal jarang terjamaah euy, apalagi skrg eranya instagram hihi. Itupun bukan ngetik status, cendrung share postingan blog hahayy
ReplyDeleteIdem Mbak. Seringnyaa statua dagangan :D
ReplyDeleteHihi, kadang lucu ya, Mbak. Ngeliat orang saling sindir di status. Kaya baca novel, hoho.
ReplyDeletepelakor is perebut laki orang. ada2 aja ya Mba istilahnya
ReplyDelete