Jangan Jadikan Asuransi Sebagai Momok
Jika bertanya pada
masyarakat kita tentang asuransi, bisa dipastikan masih banyak yang memberi
komentar negatif ketimbang positif. Terutama apabila kita sebagai agen yang
menawarkan prodak asuransi, begitu memperkenalkan diri banyak yang menghindar
atau berpikir negatif. Hal ini juga masih berlaku dalam diri saya, rasanya
kurang nyaman saja, hehehe.
Sebagian orang lagi
masih berpikir asuransi adalah simpanan uang yang sulit diambil untuk keperluan
sewaktu-waktu, atau ketika dihentikan mendadak karena kondisi keuangan pailit
sehingga tidak mampu membayar premi, uang yang sudah kita setor akan kembali
hanya setengahnya saja. Kerugian atau pemikiran seperti ini yang membuat
sebagian masyarakat masih enggan bergabung dalam asuransi.
Padahal asuransi itu
bagian dari investasi yang cukup penting
untuk kondisi yang tak terduga, bahkan pakar keuangan pernah mengatakan kalau
asuransi dapat dikatakan sebagai tabungan darurat. Apabila kondisi urgen yang
diluar dugaan terjadi, asuransi sering menjadi simpanan yang sangat mendukung
keluarga. Tapi memang masyarakat kita perlu mendapat informasi positif tentang
asuransi, dan asuransi pun harus terus memperbaiki diri agar diterima semua
masyarakat dengan baik.
30 Tahun Equity Life Indonesia
Beragamnya perusahaan
asuransi di Indonesia membuat saya tidak hapal satu-satu, salah satunya adalah
Equity Life Indonesia. Perusahaan asuransi yang tanggal 16 September 2017
berusia 30 tahun. Wow! Berusia 30 tahun jika itu usia seseorang anak manusia
adalah usia menuju masa matang, masa kedewasaan, masa melepas kepala dua.
Bersama blogger lain
saya ikut menghadiri acara 30 tahun Equity Life Indonesia yang mengangkat tema
#UntukmuIndonesia sebagai rangkaian kegiatan meningatkan rasa kecintaan
terhadap tanah air. Sebagai asurasi lokal Equity Life Indonesia mengajak masyarakat
Indonesia bersama-sama berkontribusi menjaga serta melestarikan nilai-nilai dan
budaya Indonesia. Karena bagi Equity Life Indonesia, bangga akan budaya bangsa,
berarti mau mereflesikan dalam kehidupan sehari-hari, dan Equity Life Indonesia
percaya dengan kebersamaan, kebaikan, keperdulian, dan berbagi kasih bisa
menjaga kecintaan terhadap tanah air.
'
Bertumbuh di antara
perusahaan asuransi asing yang besar, Equity Life Indonesia termasuk hebat
mampu bertahan selama 30 tahun dengan berbagai penghargaan, yakni 9 penghargaan
pada 30th Top Agent Award Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) , 8-9 Agustus
2017:
- Top Agent of the Year 2016 oleh Indriani Sasmita
- Peringkat 1, Top Rookie Agent by Premium oleh Lusi Andisuratno
- Peringkat 1, Top Leader by Premium oleh Tati Supatmo
- Peringkat 2, Top Agent by Premium oleh Indriani Sasmita
- Peringkat 3, Top Leader by Recruitmen oleh Tati Supatmo
- Peringkat 3, Top Senior Agent by Production oleh Selly Tanuwidjaja
- Peringkat 5, Top Agent by Group Premium oleh Dimas Yocky Purwahyo
- Peringkat 6, Top Rookie Agent by Police oleh Lusi Andisuratno
- Peringkat 8, Top Agent by Policy oleh Selly Tanuwidjaja
Dengan diraihnya
penghargaan TAA AAJI 2017, Equity Life Indonesia mampu membuktikan bahwa agen
pemasaran yang dimiliki adalah yang terbaik. Hal tersebut juga didukung dengan
kinerja keuangan Equity Life Indonesia yang kuat pada laporan keuangan tahun
2016, dimana tercatat total laba komprehensif sebesar Rp.42.695 miliar. Tingkat
solvabilitas Perusahaan (RBC) Equity Life Indonesia pun tercatat sebesar
240.93% dan jauh di atas ketentuan minimum yang dipersyaratkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), yaitu sebesar 120%.
Perkembangan asuransi
lokal yang patut dibanggakan, sebelum sebesar sekarang Equity Life Indonesia
adalah asuransi jiwa yang dulu digunakan di kantor-kantor untuk para pekerja
atau karyawannya. Kini Equity Life Indonesia berkembang dengan pesat sebagai
asuransi jiwa individu dan kumpulan yang menyediakan solusi total dalam
perlindungan jiwa dan kesehatan melalu berbagai jalur distribusi. Jalur
distribusi tersebut, yaitu: Agnecy, Group Business, Bancassurance, Retail
Insurance, dan Communities Market.
Jangan
Jadikan Asuransi Sebagai Momok
Mengulas cerita di awal
artikel ini dan komitmen Equity Life Indonesia untuk memberikan layanan yang
terbaik, memang diperlukan sekali pelayanan, seperti agen yang menawarkan
prodak asuransi kepada masyarakat secara baik, dan terpercaya. Samuel Setiawan
sendiri mengungkapkan kalau Equity Life Indonesia mengutamakan kepercayaan.
Karena salah satu
mengapa masyarakat kita masih memandang asuransi itu kurang positif dari
beberapa agen yang melakukan pendekatan secara salah atau negatif. Para agen
hanya mengingat target dan motto: Menawarkan sehari 10 orang saja, masa tidak
ada satu pun yang minat?
Motto ini sempat saya
dengar dari cerita seorang teman, sehingga para agen yang bekerja mencari
nasabah terobsesi melakukan pendekatan secara berlebihan. Mereka mendekati
siapa saja dengan berbagai cara, dan yakin di antara orang-orang yang mereka
dekati tersebut akan ada 1-2 bersedia bekerjasama. Pendekatan apa saja yang
mereka lakukan?
Berikut ini pendekatan
yang dilakukan agen asuransi berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman:
- Menyapa teman lama yang sebelumnya tidak pernah disapa, lalu mengajak pertemuan dan akhirnya hanya membahas asuransi, mengajak kita gabung. Hal ini tentu sangat tidak mengenakan sama sekali, yang masuk dalam pikiran kita adalah 'ternyata ada maunya'. Tanpa sedikitpun kita menyimak tentang kelebihan atau manfaat asuransi yang ditawarkan.
- Menelepon (entah dapat nomor dari mana) langsung to the point menerangkan asuransi panjang lebar. Yakin, cara seperti ini amat sangat menyebalkan karena posisi kita saat menerima telepon tersebut mungkin sedang sibuk, atau kita tidak nyaman karena belum ada pendekatan secara personal.
- Mendekati calon nasabah di suatu tempat, biasa karena antri lalu agen mendekati dan mengenalkan atau menawarkan asuransi dengan pemilihan kata yang merujuk pada seolah memaksa. Sebaiknya ketika melihat gesture kita menolak, tidak perlu melanjutkan komunikasi menawarkan prodak asuransi.
- Bombadir telepon dan memaksa datang ke rumah. Aseli, ini pernah saya alami sendiri, kebetulan agennya saya sudah kenal. Tetapi bukan berarti sudah kenal, menggunakan kesempatan untuk main dan menerangkan aneka macam prodak asuransi di saat saya belum memutuskan untuk diskusi tentang itu. Sehingga lama-lama teleponnya jadi amat sangat mengganggu.
Seperti penjelasan jika
saya dalam kondisi tertentu tidak bisa membayar premi, apa yang harus dilakukan
agar asuransi tetap hidup dan pertanggungan tidak terganggu. Hal-hal yang
harusnya wajib diketahui nasabah, harusnya dijelaskan dengan detil tanpa
nasabah bertanya. Karena tidak semua nasabah paham asuransi, ketidak pahaman
ini juga membuat nasabah tidak tahu hal-hal yang harus dipertanyakan.
Nasabah berhak tahu
hal-hal terburuk dalam asuransi agar bisa memprediksi sedini mungkin, sehingga
tidak terjadi kerugian yang sangat tidak dikehendaki sama sekali. Termasuk apa
saja yang ditanggung asuransi jiwa, berapa besarnya, dan sebagainya. Sebagai contoh
suami saya pernah mengalami hal yang
cukup membuat kami kaget, karena mengira pengobatan yang dilakukan suami saya
di sebuah rumah sakit akan ditanggung semua oleh asuransi. Maka suami berobat
secara total dengan bea yang cukup mahal buat ukuran kami. Tapi apa yang
terjadi?
Teryata hanya
ditanggung oleh pihak asuransi sebesar 50% dengan alasan pengobatannya dalam
kondisi berobat jalan, bukan menginap. Tentu saja kami tidak tahu, sebab agen
menjelaskan akan ditanggung 100%, setelah kejadian ini agen memang meminta
maaf. Tetapi tetap saja kami kecewa.
Maka tidak heran jika
masih banyak masyarakat kita yang masih kurang nyaman dengan asuransi.
Jika
pendekatan para agen, mengutamakan servis dan kepercayaan seperti yang diungkapkan
Samuel Setiawan Presiden Direktur Equity Life Indonesia. Insaallah, asuransi bukan lagi momok bagi masyarakat kita. Tapi
bisa menjadi kebutuhan masa mendatang yang perlu dimiliki.
Blogger yang hadir dalam 30 Tahun Equity Life Indonesia |
4 komentar
iya kadang suka ketakutan apalagi kalau salesnay memaksa gitu
ReplyDeletePadahal asuransi ini sangat penting ya buat melindungi diri kita dari segala risiko
ReplyDeleteSehari ini saya abaikan 2 tlp masuk dari no kode area ibu kota. Soalnya yg kemarin aja, lagi di gunung eh tlp terus keukeuh nawarin asuransi. Udah saya tolak baik2, maksudnya bukan nolak asuransi nya tapi mohOn tdk menelepon karena.lagi darurat, sinyal jelek dan baterai hp minim banget... Kesel jadinya...
ReplyDeleteAgen asuransi memang sering menyebalkan
ReplyDelete