Waspadai Depresi!
Depresi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi
salah satu dari 3 momok penyakit di Indonesia. Di dunia setiap 40 detik sekali
ada satu orang yang mati bunuh diri karena mengalami depresi parah.
Saat mendengar ulasan
tersebut di acara Hari Kesehatan Dunia yang diadakan di Kemenkes tangal 4 April 2017, dengan 4
narasumber:
- Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH Direktur P2MKJN
- dr. Eka Viora, SpKJ, Ketua PDSKJI
- Nursiladewi, WHO
- Yana, Survivor Depresi Pasca Melahirkan
Blogger yang hadir di acara Hari Kesehatan Dunia |
Saya langsung menyimak
dengan serius, karena memang akhir-akhir ini di sosmed banyak sekali terdapat
berita bunuh diri akibat depresi. Dan, selalu jika terjadi peristiwa bunuh
diri, melukai diri sendiri dan sejenisnya, ahli medis akan fokus ke efek luka tersebut
untuk ditangani atau disembuhkan. Tanpa melihat atau fokus pada 'mengapa'bunuh
diri atau melukai diri sendiri itu disebabkan apa?
Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH |
Sehingga kondisi tidak
akan mengubah, setelah luka sembuh akan banyak kemungkinan terjadi lagi
percobaan bunuh diri atau melukai diri sendiri. Begitu penjelasan Dr. dr.
Fidiansjah, SpKJ, MPH Direktur P2MKJN,
hal ini mengingatkan saya pada kisah yang terjadi di klinik kesehatan di mana
adik saya bekerja. Ada seorang pasien yang mengalami luka sayat di lengan dan
positif efek dari percobaan bunuh diri, maka yang terlontar dan terfokus
adalah, bagaimana menyebuhkan luka tersebut? Perasaan lega dari orang-orang
sekitar kalau lukanya berhasil ditangani. Tapi bagaimana pasien tersebut sampai
berusaha ingin bunuh diri, ada apa, tidak dibahas sama sekali.
dr. Eka Viora, SpKJ, Ketua PDSKJI |
Hal ini menyebabkan
pasien dengan depresi pengobatannya tidak tuntas, kata dr. Eka Viora, SpKJ,
Ketua PDSKJI. Depresi tidak hanya mengakibatkan keinginan bunuh diri atau
melukai diri sendiri, tetapi juga akan berembet ke berbagai penyakit berbahaya
lainnya, seperti darah tinggi, obesitas,paru kronis, dan lain-lain sehingga negara akan
terbebani penyakit depresi jika tidak segera ditangani dengan benar dan tuntas.
Dan, waspadai lah
depresi tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga terjadi pada anak-anak.
Umumnya anak-anak di atas usia 15 tahun karena tekanan di sekolah, di
masyarakat, di keluarga yang memberi ultimatum harus pintar, harus berangking,
harus berprestasi, harus les ini dan itu tanpa memikirkan, apakah si anak suka
atau tidak suka?
- Kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasa dilakukannya
- Kehilangan energi, terlihat tidak bergairah
- Kehilangan nafsu makan atau justru sebaliknya, yaitu memiliki nafsu makan yang mendadak sangat tinggi. Begitu juga dengan ritme tidur yang terganggu, sulit tidur atau sebaliknya (berlebihan).
- Menarik diri dari keluarga dan lingkungan
- Banyak menyendiri
- Mudah marah, rewel, sering menangis dan tidak kosentrasi di sekolah (nilai-nilainya berubah dratis, anjlok)
Hal yang harus
dilakukan orangtua jika anak diduga (terlihat) depresi:
- Obrolkan dengan anak tentang kegiatan dan hal-hal yang terjadi di rumah, di sekolah, di luar sekolah. Coba cari tahu hal yang mengganggu pikiran atau perasaannya.
- Bicara dengan orang yang Anda rasa cukup mengenal atau tahu tentang anak Anda
- Cari bantuan tenaga kesehatan profesional (konsuler, psikolog, psikiater)
- Lindungin anak Anda dari tekanan yang terlalu besar untuk usianya, perilaku yang merusak mental serta kekerasan.
- Perhatikan kesehatan fisik, mental, dan keperluan anak Anda. Terutama saat ada perubahan-perubahan besar dalam hidupnya, misalnya pindah sekolah baru, masa puber.
- Upayakan anak agar cukup tidur, makan telatur, aktif secara fisik dan melakukan kegiatan yang disukainya.
- Luangkan cukup waktu dengan anak Anda.
- Bila anak memiliki niatan atau malah sudah pernah melukai dirinya, carilah bantuan dan tenaga profesional sesegera mungkin untuk mencegahnya.
Selain anak-anak yang
rawan depresi adalah:
- Orangtua atau di usia senja
- Ibu pasca melahirkan
- Pasca kehilangan orang terdekat, seperti orangtua, anak, kekasih.
Kenali Depresi
Banyak masyarakat atau bahkan kita sendiri yang sebetulnya tidak atau kurang mengenali depresi sehingga menduga seseorang yang kena depresi hanya sedang stres ringan atau stigma di masyarakat, yakni kemasukan jin dan sejenisnya. Atau yang sering terdengar kata-kata: "Kamu sih, kurang iman. Kurang kuat ibadahnya."
"Kekuatan
seseorang menghadapi tekanan hingga dia mengalami depresi tidak boleh hanya
dibilang kurang iman, kurang beribadah, karena banyak aspek lain yang
mempengaruhi. Tidak bisa juga seseorang diukur sama rata, aku saja dapat
menghadapi hal itu- mengapa dia sampai depresi. Karena setiap orang
berbeda-beda memiliki latar belakang masa lalu, kondisi kesehatan, dan lain
sebagainya, " papar dr. Eka Viora, SpKJ, Ketua PDSKJI.
Justru kecaman dan
stigma masyarakat tentang depresi yang dibilang kurang iman, kurang ibadah akan
sangat membantu seseorang semakin depresi, bukan justru menguatkan hingga
keluar dari depresinya. Nah, loh! Hati-hati lah kita dalam menanggapi masalah
oranglain, sehingga tanpa sengaja masuk ke dalam justru semakin membuat
kondisi tambah depresi.
Jadi sebenarnya Apa Itu
Depresi?
Depresi adaah suatu
keadaan atau penyakit dengan gejala rasa sedih yang berkepanjangan dan
hilangnya minat melakukan kegiatan yang biasanya Anda sukai, diikuti dengan
ketidakmampuan menjalakan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya
selama dua minggu.
Kemudian menjadi kurang
aktif (energi menurun), mengalami perubahan nafsu makan, gangguan tidur
(biasanya jadi kurang atau berlebihan), cemas, kurang mampu berkosentrasi,
tidak mampu membuat keputusan, merasa tidak berharga dan bersalah, putus asa,
diikuti dengan terlintas pemikiran untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh
diri.
Waspadalah, depresi
dapat terjadi pada siapapun dan bukan merupakan kelemahan watak atau metal.
Tetapi sebuah kondisi yang dipengaruhi oleh keadaan fisik maupun jiwanya.
Namun, tidak perlu kawatir yang berlebihan karena depresi dapat disembuhkan
dengan terapi, bisa dalam bentuk konsultasi atau pengobatan anti depresi, atau
gabungan keduanya dan...berbagi atau bercerita, curhat pada keluarga atau
teman terdekat maupun terpercaya.
Apa Yang Anda Lakukan
Bila Merasa Depresi?
- Cari waktu dan tempat yang tenang untuk bicara tentang bunuh diri dengan orang yang Anda percaya
- Mencari bantuan dari profesional di bidang kesehatan, misalnya dokter, pekerja sosial, konselor.
- Jangan sendirian. Cari lah batuan profesional segera, bisa dari kesehatan profesional atau anggota keluarga.
- Jauhkan diri Anda dari alat-alat yang dapat melukai (misalnya petisida, senjata apai atau obat-obatan) di rumah.
WHO pun membuka program
#LetsTalk hingga masyarakat yang mengalami depresi tidak merasa sendirian, kata
Nursiladewi, WHO. Karena dengan curhat, cerita, sharing, membuka pintu jiwa
yang membuat depresi dapat disembuhkan.
Pada sesi penutup
cerita dari Yana, Survivor Depresi Kehilangan Anak &Pasca Melahirkan,
wanita yang akhirnya mendirikan Mother Hope, wadah para wanita yang mengalami
depresi serupa. Mba Yana menceritkan kalau dirinya melewati tahap depresi dan
stigma masyarakat. Karena dukungan suami, psikolog, maka dia bisa bangkit
seperti sekarang.Memiliki seorang putri dan putra yang sehat.
Sekali lagi, masyarakat
mulai lah menjadi pribadi yang terbuka, mau berbagi pada keluarga atau teman
dekat, dan stop bully atau memberi stigma yang memojokkan seperti yang diulas
di atas. Kemenkes juga mempunyai aplikasi: SEHAT JIWA untuk mendeteksi dini tentang depresi,
Anda bisa mendown load di Play Store.
Memiliki teman-bercerita, salah satu kehidupan yang membuat Anda terhindar dari depresi |
kalau ketemu dengan orang despresi terus tidak mau bicara juga gimana mba
ReplyDeleteTetap dampingi dan minta bantuan pihak lain, klo terlihat gejala yang membahayakan seperti diulas di atas
DeleteMenarik sekali program #LetsTalk ini, mbak. Semoga deh banyak yang mengaplikasikan dan berdampak baik bagi masa depan generasi penerus bangsa Indonesia. ��
ReplyDeleteIya, karena depresi bisa menjadi momok besar di negara klo tidak ditangani tuntas
DeleteSerem banget ya mbak, jangan sampai kena depresi. AKu kalau lagi sebel atau ada uneg-uneg aku omongin aja kalau nggak tulis.
ReplyDeleteBener banget, menulis juga salah satu therapi jiwa
DeleteWah, baru tahu ada aplikasi untuk mendeteksi depresi :)
ReplyDeleteIya,mb..kadang kita ga sadar sedang dalam ambang depresi. Cuma memang sebagian orang bisa melewati dengan mudah, terutama yang dirinya memang memiliki banyak teman dan diterima dengan baik
DeleteNama apps nya #letstalk ini yaa, mba?
ReplyDeleteMashaallah..
Sebegitu mengkhawatirkannya keadaan kejiwaan anak-anak jaman sekarang..
Bukan, mb tapi aplikasi SEHAT JIWA
DeleteAamiin moga tulisan saya bermanfaat
Bnr mb eni ktm bnyk org pst bs sdkt mnghilangkn stress aplg klo tmn itu bs d ajk curhat
ReplyDeleteTerutama temen yang positif ya,mb
DeleteMak Maaaakk, aku pengen curhat Maaaaakkkk hehe
ReplyDeleteBtw nama aplikasi yang buat deteksi curhat apa ya mbk?
Curhaat apaaa??? Hehehe
DeleteAplikasi SEHAT JIWA, paling menarik dari aplikasi ini adalah, masyarakat dapat melakukan screening dan melakukan pengecekan apakah kejiwaan mereka terganggu atau tidak.
SEHAT JIWA, Pril
DeleteWaah, ada aplikasinya skrg. Enak ya. Aku dulu pernah merasa depresi, untungnya aku punya banyak tmn utk diajak bicara. Terbuka mmg penting utk kembali mndpt motivasi hidup
ReplyDeleteBetul sekali.
DeleteOrang yang depresi butuh didengar supaya ga stress sendiri. Aplikasinya apa ya buat kenali depresi?
ReplyDeleteItu kujawab diatas, aplikasi Sehat Jiwa, Helen
Deleteiyaa baru baca. Langsung download supaya jiwa makin sehat
DeleteAllah pertama, selajutnya juga perlu 1 atau 2 orang yang bisa dipercaya, membantu ngasih solusi. Salah kaprah kalau curhat ke manusia itu sama dengan mengeluh..
ReplyDeleteKebanyakan orang menilai curhat itu mengeluh, padahal memang perlu mengeluarkan semua uneg2. Kalau keluhan itu hal yang diungkapkan terus tapi tindakan
Deletemamah curhat dooong.. memang ya depresi yg paling mudah menanganinya adl curhat pada org yg tepat dan bisa membuatnya nyaman. Ngeri liat berita byk bgt kasus bunuh diri
ReplyDeleteOrang yang benar-benar kasih pedampingan ya, positif. Iya, ngeri padahal gak boleh sembarangan ngeshare hal-hal berbau bunuh diri karena bisa jad inspirasi bagi orang yang depresi
DeleteBercerita ke orang yang tepat justru terkadang dapet solusinya ya, duh jauh2 deh dari depresi...Curhat yuk cin :)
ReplyDeleteSosialisasi juga yuk, Ciiin..biar ga sutris
DeleteKeterbukaan memang pentiing. Tapi harus menemukan org yg tepan supaya beneran dpt solusi yaa kan yaa
ReplyDeleteBener bangeeet
DeleteBenar banget, depresi itu bisa ditolong kalau ada orang yang peduli loh, makanya senang deh kenal Mbk Eni mau diajak curhat hehe... thanks arikelnya, Mbk. Komplit bangets
ReplyDeleteNama aplikasinya apa Mba? Menarik juga ya sampai ada aplikasi segala. Pengen liat-liat aplikasinya..
ReplyDeleteDepresi tidak menular tapi kl udah kena depresi akut bisa2 sampai bunuh diri,ngeri banget ya mak
ReplyDelete