Menyapih Dengan Indah: Menyapih Ibu Atau Anak?
"Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan," (QS al-Baqarah [2]: 233).
Mengambil firman Allah SWT
di atas, rasanya bahagia sekali saya sudah bisa menyusui si kecil Pendar yang
kini berusia 23 bulan. Bahkan melewati ASI ekslusif dengan sempurna, dalam arti
hanya ASI tanpa air putih dan lain-lain selama 6 bulan.
Empat anak, baru yang bungsu ini yang melewati ASI ekslusif benar-benar ASI. Si
kakak tetap kena air putih, maklum waktu itu saya masih gagap ASI. Apalagi anak
pertama, hanya ASI hingga usia 5 bulan.
Saya pernah membaca:
Menyusui bayi hingga berusia dua tahun hanyalah sebatas anjuran, bukan merupakan kewajiban. Ini
diterangkan dalam penghujung ayat tersebut,
"Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya." (QS al-Baqarah [2]: 233).
Tapi apakah saya tidak
menyesal? Ya, menyesal sekali dong , sehingga anak kedua ASI hingga usia 3
tahun (balas dendam Emaknya hehehe). Tetapi anak kedua ASI ekslusifnya tidak
sempurna karena masih mengasup air putih, anak ke tiga sakit dari lahir dan
banyak mengasup obat plus air putih. Ah, akhirnya Allah kasih saya kesempatan
pada anak ke empat, benar-benar lulus ASI ekslusif.
Alhamdullilah, Pendar lahir dengan
sehat sehingga ASI ekslusif berjalan dengan sempurna. Efeknya dasyat loh,
karena dibanding kakak-kakaknya Pendar daya tahan tubuhnya paling bagus. ASI
memang memicu maturitas sistem imun, dan segambreng manfaat lainnya deh. Bahkan
waktu saya ikut seminar ASI di IDAI, ASI dinyatakan sebagai asupan terbaik
dengan komposisi kandungan nutrisi paling sempurna di dunia, Masyaallah.
Tetapi memang kendala
dalam menyusui ASI tidak sedikit, jika
bayi kurang sehat akan kena air putih, obat, bayi kesulitan menghisap, ibu
kesakitan, ASI tidak keluar, dan lain sebagainya. Padahal bayi baru lahir dua
hari tanpa ASI tidak apa-apa, jadi jangan buru-buru cocol sufor. Ini pengalaman
saya waktu Pendar: beggitu lahir, dua hari setengah saya susui sampai puting saya lecet,
karena ASI belum keluar. Recomend dokter bahwa bayi akan baik-baik saja, karena masih menyimpan asupan saat di dalam kandungan ibu.
Eh, jadi bicara panjang lebar
tentang ASI nih, padahal tadinya mau bahas soal MENYAPIH. Tanggal 17 November,
berarti besok ya...Pendar tepat 2 tahun. Secara kebanyakan orang, itu adalah
tahap menyapih. Sudah waktunya bayi yang kita susui dari 0 bulan hingga dua
tahun akan terpisah dari ASI. Rasanya?
Menyusui itu capek,
begadang, badan sering sakit, kalau kurang asupan kita juga jadi keliyengan,
tapi kenapa saat tiba MENYAPIH ada sedih di hati? Serius ini, sejak bulan
kemarin saya memikirkan tahap menyapih ini. Teringat saat menyapih Pijar yang
menyusu selama 3 tahun (kurang satu bulan , kalau gak salah), malam tidak bisa
tidur teringat masa-masa mesra menyusui, dengar tangis si kecil yang disapih
rasanya beraaat banget. Jadi sebenarnya menyapih itu, menyapih Ibu atau Anak?
Untuk wanita yang belum
pernah merasakan tahap menyusui ASI, mungkin perasaan ibu yang akan menyapih
anaknya terdengar ‘LEBAY’. Tapi ini aseli, seperti itu yang terasa. Dan, dari pengalaman sebelumnya, menyapih
jadi tidak sukses jika ibu belum ikhlas. Tetapi juga salah kalau menyapih
dengan tahap pemaksaan, seperti: memberi benda-benda aneh di puting (balsem,
kunyit). Anak akan merasakan perpisahan yang tidak manis.
Menyusu selama 2 tahun,
mengisap puting ibu, dalam suasana yang tentu hangat bagi si anak dan Ibu. Bisa
dibayangkan ketergantungan keduanya? Baik itu Ibu atau si kecil, maka kalau
dipisahkan secara ekstrim atau pemaksaan, keduanya bisa terluka. Lalu bagaimana?
Saya pernah bicara dengan
suami: Yah, kamu berat gak memutus situs ngopi. Stop! Hentikan ngopi?
Jawab si Ayah: Jelas gak
bisa frontal, butuh waktu. Tahap ....
Nah, seperti itu juga
tahap menyapih. Candu ASI dan punting ibu tidak bisa dipisahkan secara frontal.
Jangan sampai pemberian ASI yang sudah sempurna, terganggu saat penyapihan. Dulu,
waktu Pijar disapih dengan pisah tempat tidur. Sepanjang sisi tempat tidur
tersedia UHT, camilan, dia tidur dengan si Ayah. Setiap terbangun nangis,
dipeluk, digendong dan dikasih UHT atau camilan oleh si Ayah.
Seminggu proses sapih
seperti itu dan Alhamdullilah,
sukses. Tidak ada adegan dramatis karena si kecil setiap menuju ‘sakau’ ASI dan
punting dapat pengganti yang tepat, yakni pelukan Ayah dan asupan (UHT –camilan).
Jadi kerjasama Ibu dan Ayah dalam penyapihan ini penting banget. Tidak hanya
buat si kecil, tetapi juga buat si Ibu. Ibu jadi tidak terbebani dengan berat. secara fisik dan psikis.
So, terus gimana ini
dengan perasaan saya dan Pendar?
Baiklah, akhirnya saya
memutuskan untuk menyapih dengan mengalir saja. Tidak harus dua tahun, tetapi
biarkan pelan-pelan. Seperti kata seorang dokter senior di IDAI: Sapihlah
dengan cinta, tidak harus usia dua tahun pas. Maksimal tiga tahun...jadi selama
setahun ini, Ibu dan si kecil belajar untuk tidak saling ketergantungan. Karena
ASI itu selamanya tetap bagus, hanya kwantitasnya yang berkurang seiring waktu.
Jadi mitos ya, kalau ada
yang bilang ASI sudah lewat dua tahun sudah gak bagus, bikin anak kurus, ASI
basi , dan lain-lain. Masyarakat kadang suka memperdaya sesamanya hehehehehe.
BTW, doakan ya... Pendar sehat terus, aamiin.
6 komentar
Waaaah... bagian menyapih ini kalau saya, emaknya yang mellow. Menyusui itu romantis soalnya hehe. Sehat terus ya, Pendar.
ReplyDeleteSaya waktu itu menyapih krn ASI nya udah dikit :)
ReplyDeleteIya kalau kita nyapihnya dg rasa cinta insyaalloh mudah,.,tanpa hrs dipaksa ya Mb,.,anaku yg kedua juga alhamdulillah pas dua tahun berenti dg sendirinya, awal nyapihnya pelan2 dg mengurangi intensitas nyusu jd emg pelan2.
ReplyDeleteMenyapih itu antara tega dan nggak tega. Sedih juga karena ada waktu yang tak lagi digunakan sama-sama berdua, saling menatap dan saling senyum penuh cinta. Aaah rindu masa-masa itu.
ReplyDeleteMierza: Beneeer banget tuh, Mak
ReplyDeleteSalam kenal mba Eni.
ReplyDeleteAlhamdulillah proses menyapih sudah dilewati. Dan saya pun merasakan hal yg sama.
Anak kedua saya juga ASI 2 tahun.
Alhamdulillah, berkah Allah...anaknya aktif dan sehat.
Memang kita tidak perlu meragukan apa yg sudah diperintahkan Allah.
Kecup sayang untuk dik Pendar.