Percaya tidak bahwa
sehat itu tidak mengenal usia seperti kematian tidak memandang usia. Seseorang
bisa saja meninggal ketika usia tua, namun banyak juga bayi-bayi yang lebih
dahulu dipanggil ketimbang yang tua. Sehingga usia tidak menjadi jaminan muda
selalu sehat, ketika menua akan lebih mudah sakit-sakitan, hal ini saya alami
sendiri. Ketika saya masih berusia dua puluhan, belum menikah, dengan segudang
aktifitas: berkerja di kantor, kuliah malam, traveling, dan penulis.
Kegiatan Saya Waktu
Usia 20an
Saya bekerja di kantor
dengan ritme normalnya masuk pukul sembilan pagi dan pulang pukul lima sore,
sementara ritme tidak normalnya bisa saja pulang hingga pukul dua belas malam
jika sedang ada project. Pulang kantor lanjut kuliah malam, mulai pukul tujuh
malah hingga pukul sembilan atau sepuluh malam. Dua kegiatan tersebut saya
jalani dari hari Senin hingga Jumad. Lalu weekend
apa yang saya lakukan?
Kadang jika tidak ada perjalanan ke luar kota, saya menghabiskan waktu dengan Ibu atau teman-teman saja. Namun jika sedang ada perjalanan, saya akan menghilang dari Jumad malam hingga malam Senin baru kembali. Perjalanan itu tidak sekedar jalan-jalan menghabiskan waktu, tetapi ada banyak hal yang kemudian saya jadikan tulisan, jurnal perjalanan yang dikemas menarik untuk dinikmati pembaca.
Sebenarnya tulisan
perjalanan ini bukan kewajiban sih, saya penulis lepas di beberapa majalah.
Hanya karena hobby jalan dan kebetulan dari jalan-jalan menghasilkan materi
tambahan, jadi menambah semangat. Sebab, semua perjalanan yang saya lakukan
tidak mengambil uang gaji dari kantor, tetapi dari hasil tulisan itu sendiri.
Sangat mengasyikan, sampai seorang teman yang pernah seperjalanan dengan saya
berkata, “Mungkin tanpa bekerja kantor pun, kamu sudah bisa hidup dari menulis
perjalanan...”
Kondisi Tubuh Yang
Tidak Stabil
Memang sih, tetapi saya
kan membiayai kuliah sendiri dan sekolah adik-adik. Ini butuh budget yang tidak
sederhana, pekerjaan di kantor tetap harus saya pertahankan. Meski sebenarnya
kalau ditanya soal capek, tentu saja normalnya capek. Pernah saat mengambil air minum di pantri kantor, tahu-
tahu gelas di tangan terlepas ke lantai, pecah, hingga menimbulkan suara keras
dan orang sekantor lari ke pantri. Mereka menatap saya dengan kaget, lalu
seorang teman sekantor memberi saya segelas air yang sudah dicampur vitamin.
Sumber gambar: cres49cent |
Tetapi dengan
berselimut sarung lebar, menempel ke pojok kursi, tangan sahabat saya bekerja
mengerokin punggung saya. Ketika bus berhenti
untuk istirahat, saya membeli teh manis hangat dan gorengan yang
langsung ludes. Alhamdullilah, keringat dingin hilang, rasa mual reda,
berangsur suhu tubuh menjadi hangat dan perjalanan bisa dilalui dengan lancar
lagi hingga tiba di rumah.
Mengasup Aneka Macam
Doping
Apakah saya kapok meski
mengalami kondisi tubuh yang tidak stabil ketika di kantor atau dalam
perjalanan? Tidak, saya tetap senang melakukan berbagai kegiatan. Bahkan saya
termasuk hobby wallclimbing. Kalau
kuliah libur, kadang mengisi waktu pulang kantor dengan climbing
bersama teman-teman. Sering tidak ingat waktu, climbing hingga larut baru pulang. Rasa penasaran untuk mencapai roof atau puncak itu yang membuat tidak
mau berhenti.
Saya juga senang
mengasup minuman ringan yang menghilangkan kantuk, menghilangkan rasa lelah,
yang banyak dijual bebas itu. Rasanya segar, apalagi jika diminum dalam keadaan
dingin. Tidak hanya saya yang hobby mengasup jenis-jenis minuman ini,
teman-teman yang naik gunung, wall
climbing, atau teman kantor ketika lembur, juga senang mengasup sebagai
doping tubuh.
Minuman yang dikemas
dalam botol kecil dan banyak diiklankan di TV untuk menjaga stamina. Pernah,
saya mengasupnya dua botol sekaligus saat dalam perjalanan karena di serang
rasa kantuk, efeknya tubuh terasa segar, kantuk hilang.Tidak hanya satu merk
yang saya asup, tetapi berganti-ganti karena di mini market minuman sejenis itu
banyak dijual aneka merk. Rasanya rata-rata enak, segar, terutama jika dalam
kondisi haus dan lelah.
Terkena Gejala Infeksi
Empedu
Suatu hari saya
menderita sakit yang tidak saya mengerti. Perut saya mulas melilit melebihi
gejala akan buang air besar. Setiap ke belakang yang keluar hanya sedikit
sekali berupa potongan kecil, kadang hanya buang angin yang disertai busa,
baunya amis. Rasa mulasnya timbul-hilang. Namun, saya ingat betul, saat itu tetap memaksakan diri ikut perjalanan ke Citarik bersama rombongan teman-teman.
Sumber gambar:beautynesia.id |
Akhirnya saya jatuh
sakit ketika sampai di Jakarta, tidak masuk kantor, tidak kuliah. Ke dokter,
saya diduga gejala infeksi empedu. Penyebabnya aneka macam, yakni makanan kotor
alias banyak jajan di luar, makan tidak terlatur, banyak minum minuman yang
disebut-sebut sebagai penambah stamina,
dan banyak lagi yang saya tidak ingat satu persatu. Singkat cerita saya
harus rest dan menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Tetapi yang namanya
anak muda, selesai minum obat, sembuh, kambuh lagi. Kambuh makan tidak
terlatur, banyak jajanan kotor, sesekali masih minum minuman doping stamina.
Akibatnya? Kotoran saya selain bau amis, berwarna hijau seperti cincau, berat
badan saya turun, saya kembali jatuh
sakit yang sama. Namun ini levelnya agak naik, dan dokter memberi ultimatum:
“Kamu senang mempertahankan
hidup tidak sehat atau ingin menjadi manusia yang sehat? Ingat, kelak kamu akan
menikah dan memiliki anak. Jika masih muda sudah begini, bagaimana bisa menjadi
seorang ibu?”
Jleb! Kata-kata itu
mengena sekali, terlebih tidak lama dokter langganan saya itu meninggal dunia.
Saya sampai nangis saat itu, semacam ada ketakutan kalau sakit lagi harus
kemana? Karena saya sudah terlanjut cocok berobat dengannya, sampai sekarang
saya masih ingat wajah dokternya: Pria asli tapanuli berparas manis dengan mata
hitam yang tajam. Karena itu saya berjanji buat merubah pola asupan, pola
kegiatan. Boss di kantor juga mulai komplain, saya sering ijin tidak masuk
karena sakit.
Dokter saja bisa
meninggal, apalagi saya. Kira-kira begitu pemikiran saya saat itu, maka perlahan
kegiatan perjalanan saya mulai saya kurangi. Fokus kuliah yang sudah mau
selesai, jajanan bebas jarang, asupan minuman sudah tidak lagi. Penyakit gejala
infeksi empedu hilang sama sekali, setidaknya saya tidak pernah merasa mules
yang hebat dan buang air besar seperti
yang di atas.
Menikah Dan Menuju
Sehat
Kemudian usia 27 tahun
saya menikah, terakhir perjalanan yang sempat saya lakukan ke Baduy. Sesudahnya
hidup saya teratur sebagai ibu rumahtangga dan penulis, sesekali saja bekerja
di luar. Soal makan? Jelas lebih telatur seorang ibu rumahtangga karena masak
sendiri buat keluarga, untuk makan di luar hanya sesekali. Ritme makan
disesuaikan ritme anak-anak, sehari 3x. Kalau lah telat, tetap sehari-hari
mengasup makanan rumah.
Anak-anak saya lahir
hingga berjumlah 4, namun nomor tiga meninggal ketika usia 5 bulan. Apakah
capek menjadi ibu rumah tangga? Jelas capek, terlebih saya juga ibu rumah
tangga plus-plus. Dalam arti selain mengurus anak dan rumah, menulis dan
mengerjakan beberapa job. Terlebih ketika habis melahirkan, banyak begadang,
mengurus bayi dan anak-anak yang lain, dan lain-lain. Tetapi soal sehat, saya
merasa jauh lebih sehat setelah menikah. Sungguh?
Ya, kalau lah sakit
paling masuk angin, batuk dan pilek, karena kecapekan, faktor cuaca. Segera
sembuh dengan istirahat dan mengasup makanan sehat. Sebenarnya tidak hanya
makanan sehat loh, jika dalam kondisi tertentu saya juga mengasup multivitaim sehat yang recomend. Bukan semacam doping biar tidak mengantuk, biar terus strong, bukan. Tetapi sejenis multivitamin-mineral.
Kebetulan saya mendapat kiriman Theragran-M. Apa sih Theragran-M?
Theragran-M
Baiklah, mari kita
berkenalan dengan suplemen berikut ini, kalau dibaca kegunaannya bisa dilihat
dikemasannya:
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa
penyembuhan setelah sakit.
Kebetulan sejak Agustus
saya lagi banyak kerjaan menulis artikel, sehari 3-4 artikel dengan panjang
artikel 600-800 karakter perartikel. Meski sudah dijadwal harus menggarap
sehari 3x, yaitu pagi-siang dan malam, dengan batas waktu paling malam pukul
11. Kadang dalam kondisi tertentu saya bisa menggarapnya hingga pukul 1 malam,
sementara esoknya harus bangun pagi karena anak-anak sekolah. Jadi deh masuk
angin, tenggorokan agak gak nyaman, apalagi musim hujan mulai tiba.
Meski sakit biasa,
tetap ya seorang ibu sakit itu bisa membuat runyam seisi rumah. Ini diluar
PR-PR kerjaan yang wajib dilaksanakan, 26 artikel dikasih waktu 12 hari harus
selesai. Mau gak mau wajib dong sehat. Terlebih saya punya batita usia 22 bulan
yang masih ASI, apa jadinya kalau ibunya ahak-uhuk gak fit? Belum dua kakaknya
yang harus sekolah, les.
Maka saya coba deh,
Theragran-M. Tablet merah tua dengan rasa manis, sehari 1 tablet. Cuma harus
hati-hati, jangan kelamaan ditangan dan terkena keringat. Apalagi terkena air
karena tabletnya cepat luntur. Jadi begitu dibuka langsung glek ya, pakai air
putih biar lancar. Sebenarnya sih, yang luntur itu salut gulanya, tetapi
kelihatannya gak nyaman saja, kalau tabletnya jadi ada warna merah yang bleber.
Alhamdullilah, kondisi tubuh yang tidak fit jadi cepat pulih. Tugas-tugas negara di rumah dan klien bisa segera diselesaikan kembali. Namun pulihnya berangsur-angsur, tidak terasa instan seperti suplemen model doping ya. Memangnya apa kandungan Theragran-M hingga bisa menjadi vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit? Yuk, kita intip apa saja komposisi Theragran-M biar lebih tahu.
- Vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit
Komposisi:
Setiap tablet salut
gula Theragran-M mengandung:
Vitamin
A (sebagai Asetat)
D (cholekalsiferol)
B1 (tiamina mononitrat)
B2 (riboflavina)
B6 (piridoksina
hidroklorida)
B12 (sianokobalamina)
Niasinamida
Kalsium Pantotenat
C (Sebagai natrium
askorbat)
E (Sebagai
dl-alfatokoferil asetat)
Mineral
Iodium (sebagai kalium
iodida)
Besi ( sebagai fumarat)
Tembaga II (sebagai
sulfat)
Mangan II (sebagai
sulfat)
Magnesium (sebagai
karbonat)
Seng ( sebagai sulfat)
Harganya ternyata tidak mahal, hanya Rp20.000 setiap 1 strip @4 tablet salut gula. Yang menggembirakan Theragran-M selain sudah terdaftar di BPOM, ada label halalnya. Sebagai muslim wajib melihat komposisi yang kita asup itu halal atau tidak. Jadi apalagi? Bermanfaat buat kesehatan secara alami, harga ramah di kantong, dan halal, rasanya cukup ya untuk memastikan Theragran-M bagus kita konsumsi. Terutama, tentu saja bila kita dalam masa penyembuhan habis sakit atau kondisi tubuh tidak fit karena Theragran-M vitamin yang bagus untuk masa penyembuhan. Oya, Theragran-M sudah ada sejak tahun 1976, 40 tahun.
Selain mengasup
Theragran-M, tetap perhatikan asupan juga. Saya sekarang membiasakan kebiasan
sehat diantaranya:
- Mengusahakan tidur di bawah pukul dua belas malam
- Bangun tidur sebelum mengasup yang lain, langsung minum air putih.
- Sehari usahakan minum 1 gelas jus buah yang dicampur madu.
Ulang Tahun ke 39
Alhamdullilah, September
kemarin saya baru berulang tahun ke 39
tahun. Ternyata saya merasa semakin dalam kondisi sehat, meski kerjaan rumah
tangga dan job sampingan, juga datang ke beberapa even blogger mengisi
hari-hari. Bahkan banyak yang bilang saya terlihat awet muda hehehe, point yang
bikin geer nih. Tapi apakah cukup
mengasup makanan sehat dan multivitamin saja agar tetap sehat?
Tidak hanya itu karena
fisik juga membutuhkan gerakan, seperti berolahraga. Untuk olahraga karena
ibu-ibu sering dilanda sikon tidak mendukung, rasa malas karena kecapekan, dan
sebagainya yang intinya menunda-nunda tidak jelas. Saya sendiri juga begitu,
akhirnya saya pilih sendiri olahraga yang mendapat support dari sikon.
Diantaranya:
Olahraga Pilihan Saya:
Olahraga Pilihan Saya:
- Skipping: Harga alatnya murah, banyak dijual umum dan melakukannya bisa dimana saja. Saya biasa di teras dan ruang tamu, karena ruang tamu tidak ada meja kursi jadi asyik buat lompat-lompat. Waktunya juga bebas, bisa pagi, bisa siang atau sore saat anak-anak dalam siatuasi aman. Aman tidak mengganggu kegiatan ibunya.
- Senam bersama si kecil Pendar: Nah, ini paling asyik nih. Bisa sambil tiduran nonton atau becanda. Kadang, juga jalan pagi berdua ngejar-ngejar kucing. Seru, kan? Apalagi kalau bisa melakukannya rutin pagi atau sore.
- Aerobic bareng ibu-ibu komplek: Ini juga asyik banget, mau gak mau pasti jadi ikutan gerak. Kebetulan di tempat saya tinggal aerobic ibu-ibu dilakukan seminggu sekali. Kegiatan dilakukan dari pukul 6 pagi hingga pukul delapan.
- Berenang: Ini kegiatan keluarga yang setiap minggu kami lakukan, kebetulan kolam renang umumnya tidak ramai, murah, dan dekat rumah.
- Naik sepeda: Ini favorit keluarga, kami senang sepedaan sekeluarga keliling kebun binatang ragunan. Badan sehat, hati gembira.
"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."
Kegiatan masa 20annya sebagian sama eheheee *toss*
ReplyDeletemoga makin sehat ya mba
ReplyDeletekalimat di atas setuju banget :) jadi perempuan memang harus menyantap makanan sehat, harus suka sayur karena kelak kita akan mengandung anak kita :)
ReplyDeleteserunyaaa...semoga menang ya
ReplyDeleteSehat memang tidak mengenal usia, selama masih sehat selalu bersyukur
ReplyDeleteNgomongin dopping jadi inget acara yang di Kemang, ha ha ha...
ReplyDeleteWow.. Mba Eni aktif banget saluut!! Kesehatan mah emang harus dijaga kapanpun & jangan nunggu tua, justru muda harus sehat biar tua nanti ngga sakit2an ya Mba. Suplemen jg dibutuhkan apalagi dlm masa penyembuhan, secara kadang makanan kita ngga mencukupi vit & mineral yg dibutuhkan tubuh yess..
ReplyDeletewow keren mba super duper buat kegiatan olahraganya, aku masih belum konsisten untuk kegiatan satu ini hahaha karena faktor M(alas) tentunya :p sehat sll y mba ^^ ruar biasa
ReplyDeleteHarus sehat pokoknya ya... :) karena tugas seorang ibu banyak banget..
ReplyDeletenama sahabat dekatnya Dina juga tho, Mbak :D
ReplyDelete