Tentang Jiah; Wanita Berlesung Pipi Yang Punya Banyak Mimpi
Namanya Jiah, ceriwis,
begitu yang saya tangkap. Juga lincah dan sedikit ceplas-ceplos. Usianya masih
sangat belia, tapi sebenarnya cukup dewasa sih. Setidaknya jika gadis manis
pemilik lesung pipi ini dilamar seorang
pria, sudah sangat cukup matang. Loh, kok dilamar?
Yups, Jiah masih
berstatus single dan memutuskan untuk tidak lagi berpacaran kecuali ada yang
melamarnya untuk menikah, dia akan mengangguk. Tentu saja dengan beberapa
syarat yang sebenarnya sederhana banget ya, rasanya terlalu jika pria tidak
mampu memenuhi syarat seorang Jiah. Syarat untuk tidak merokok dan pinta
mengaji. Nah, gampang kan?
“Soale pengen banget bisa ngaji bareng dan yang paling
penting, rasa nyaman, klik, dan dia mau menerima keminusan otakku...” tulis
Jiah saat diulik soal ini.
Aiih, kok jadi bahas perjodohan ya. Iyalah, karena
kebetulan narasumber yang saya tulis kali ini masih single. Sisi ini rasanya
sayang kan kalau tidak dibahas. Siapa tahu juga melalui goresan saya sang malaikan
pendamping hidup yang tengan Allah sembunyikan-muncul dengan diam-diam. Membaca
apa yang saya tulis lalu berjuang mencari jejak Jiah, romansa sekali. Baiklah
saya aamiin’kan dengan serius, aamiin.
“Wah cita-cita dan impianku banyak banget, Mbak. Aku
kasih label 100 Mimpiku. Salah satunya pengen nerbitin buku solo, selain buku
antologi...”
Nah, ayuk, buruan, Jiah. Kejar salah satu mimpimu
ini,sebab waktu tidak pernah rela kembali. Dia akan terus bergulir
meninggalkanmu, dan tidak akan sedikit pun berbelas kasian meski kau memelas.
Saya tunggu ya, karya solomu-semoga dipermudah untuk menambah jajaran buku di
rak toko buku, aamiin.
“Menjelajah alam.”
Ini dia mimpi saya juga, Jiah. Tapi setelah menikah dan
mendapat jodoh yang tidak berkutat di alam, memiliki anak yang kecil-kecil, jadi stack 12 tahun tidak berpetualang huhuhu. Karena itu good job, kamu wujudkan
mimpimu saat ini. Ambil ilmu hidup sebanyak-banyaknya ya, kelak ketika kamu
stack punya stock cerita dan ilmu yang dapat ditulis.
Nerbitin buku solo, menjelajah alam, dan memiliki
kesibukan ngeblog. Ngomong-ngomong, sejak kapan ngeblog?
"Agustus 2010, waktu itu ada temen facebook yang
nulis di blog, cerita sehari-hari. Kok seru. Ya udah, buat aja, buat doang
beberapa, bingung ngisinya, jadi kececer. Selama 1 tahun nggak tak isi. Sampai
akhirnya baca sinopsis drakor pengen komen dan pakai deh tuh akun blog.
Agustus-September 2011 mulai deh nulis"
Sudah lama juga ya, boleh dong
tahu prestasi apa aja sih yang Jiah sudah raih dalam ngeblog?
Prestasi opo? Hihihi... pernah juara 1, 8 minggu ngeblog sama 1st anniversary wb twitter, entah tahun berapa...hahaha. Sering menang GA kecil-kecilan, soalnya dulu memang suka hunting dan bisa dibilang banci kontes."
Kalau begitu, sekarang mulai genjot prestasimu, Jiah. Apa
sih yang tidak bisa dilakukan anak muda seenerjik dirimu, yang puncak gunung
saja dijelajahi. Goresankan jejak mimpimu di sana!
Terus hobby Jiah apa ya?
"Apa ya? Aku suka baca, tidur, main sama keponakan, hihihi. Kayanya nggak ada yg bermanfaat deh."
Gubrak! Satu hal yang saya temui kelebihan Jiah, apa
adanya-sederhana. Apa adanya dan kesederhaan yang membuat saya ingin tahu lebih
banyak lagi tentangnya. Ternyata selain aktif sebagai blogger, Jiah membantu Kakak
jualan pop ice.
“Iya, Mba, sambil main HP, hihihi. Kadang ikut kegiatan
apa gitu, intinya yang gak terikat harus pergi pagi pulang malam...”
Ehmmm, ciri khas anak muda banget ya, gak mau terikat padahal kalau
boleh kasih info sedikit. Sebelum kita benar-benar terikat, banyak-banyak
belajar terikat supaya kelak tahan banting hahaha (becanda).
Duh, ngulik Jiah ini rada komikal ya-menyenangkan. Kalau jumpa
langsung pasti asyik ngobrol sambil minum teh dan camilan kecil lainnya. Dengerin
Jiah cerita-tertawa dengan lesung pipinya. Lalu kira-kira mimpi apalagi selain
impian yang tadi Jiah sebutkan di atas?
“Menikah sebelum usia 23 tahun. Tapi ternyata jodohnya belum
siap, hihihi. Jadi ya nungguin dia siap dan memperbaiki diri dulu.”
Wow! Kebalikan sama saya ya, yang ingin nikah di usia 30
tahun tapi usia 27 tahun sudah menikah. Kalau begitu, gimana kalau Jiah ngarang
nikah lebih tua-siapa tahu jodoh datang sedini mungkin..Ups! Begini deh,
ngobrol sama Jiah bawaan bercanda terus. Baiklah, obrolan dilanjutkan,
memangnya Jiah mau tahap pacaran atau dilamar langsung (eh diatas sudah diulas ya, tapi gak apa-apa diulang untuk diperjelas ya)
“ Dulu jaman ababil sudah pernah pacaran dan ngerasain nggak enaknya. Sekarang nggak papa kalau sendiri, punya atau nggak punya pacar sama aja sih”
Jadi intinya maunya langsung dilamar ya, aamiin. Buat
pertimbangan kalau ada yang baca tulisan saya ini nih, siapa tahu dia pangeran
hati yang soleh karena Allah. Ibu yang
baik dimata Jiah Ibu yang seperti apa?
“”Ibu yg baik itu banyak versi dan aku nggak bisa
nyimpulin, hihihi. Tapi aku ingin jadi Ibu yang bisa berteman dengan anaknya.”
Sederhana ya? Oh, tentu tidak karena saya sudah mengalami jadi seorang ibu bagi gadis kecil
yang beranjak abg, untuk menjadi teman anak kita itu butuh pemahaman bahwa anak
bukan milik kita-bukan bawahan kita tapi teman-sahabat yang kelebihan dan
kekurangannya harus kita terima dengan bersahabat. Yang ketika dia marah atau
bosan dengan kita, pun kita harus memahami. Jadi ibu yang baik versi Jiah ini
luarbiasa buat saya.
Setelah ibu yang baik, gak aci ya kalau gak tanya
Jiah-gimana sih menurut kamu istri yang baik itu?
“Yang mau ngingetin suaminya, nggak cuma nunduk hormat
atas apapun yg dilakukan suami. Siapa tahu suami lagi keblinger apa gitu. Jadi
saling ngingetin, dan juga jaga aib...’
Ehmmm, begitu ya. Yups, benar sekali suami istri itu
adalah dua mitra yang saling mengisi bukan dua tiang yang timpang sebelah.
Ok, Jiah terima kasih sudah berbagi sebagaian dari 100 mimpimu. Doa-doa yang terindah buat kamu ya-jangan lupa untuk menangkap mimpimu walau hanya satu sebelum waktu meninggalkanmu dan buat yang baca artikel ini masih penasaran tentang Jiah, silakan deh kunjungin rumahnya di www.jiah.my.id
1 komentar
Aamiin ya rabbal alamin. Semoga banyak mimpimu yang terwujud satu demi satu yaaa.
ReplyDelete