Indahnya Merasa Cantik Karena Allah SWT

by - July 15, 2016


Cantik Adalah Wanita

Sumber gambar kartun: Google
Cantik?
Semua wanita pasti mengharapkan dianugerahi cantik, sebab secara manusiawi wanita memang ‘seharusnya’ identik dengan cantik, cantik adalah wanita. Namun cantik secara manusiawi juga hal yang selalu dihubungkan dengan fisik, karena seseorang memuji cantik begitu mata melihat fisik seseorang. Sementara tidak semua wanita dilahirkan dengan anugerah cantik fisik. Mungkin bisa dihitung wanita yang memiliki kecantikan fisik ketimbang wanita yang terlahir biasa saja fisiknya.

Dan cantik itu selalu identik dengan kulit putih-kuning langsat, langsing-tinggi, alis tebal-bulu mata lentik,  bibir bersemu merah alami. Lalu haruskan kita sebagai wanita yang dilahirkan dengan fisik biasa saja, dalam arti tidak masuk dalam jajaran cantik kemudian menjadi merasa tidak berarti? Minder? Lupa mensyukuri kesempurnaan fisik yang tidak cacat meski tidak cantik?

Saya tidak bisa mengatakan bahwa rata-rata wanita yang berfisik biasa saja jadi tidak bersyukur dengan kelebihan lainnya yang diberikan Allah SWT. Namun, lihatlah beberapa wanita yang berlomba-lomba memutihkan kulit, mengubah apa yang Allah SWT berikan dengan operasi plastik, mengenakan fashion yang maksimal. Tanpa memerdulikan efek sampingnya, tanpa memikirkan sesuaikah apa yang dikenakan. Yang penting fashionable-modis, terlihat ‘cling’.

Hal ini meruyak sekali di masyarakat kita, mungkin juga dunia dengan terbuktinya banyak industri kecantikan berlomba-lomba mengeluarkan kosmetik yang memutihkan tanpa melihat efek sampingnya atau kandungan yang ada di dalamnya. Dunia operasi plastik yang menjanjikan kecantikan instan, dan dunia fashion yang terus berinovasi. Sampai kadang saya berpikir, wanita dimanjakan dengan kecantikan yang sesungguhnya semu.

Tahap Memahami Cantik

Sumber gambar sebelum diolah: Google

Jika berkiblat pada cantik yang umum, tentu saja saya apalah. Berkulit sawo matang, tidak memiliki bulu mata tebal, bibir pun tidak bersemu kemerahan, meski saya langsing tapi tinggi badan biasa saja standart wanita Indonesia kebanyakan. Bahkan ketika masih sekolah dulu, saya sering diejek dengan hal-hal yang berkaitan dengan hitam, seperti: kereta api, Panter. Ada juga yang memanggil ‘Cungkring’ karena tubuh saya terlalu langsing.

Apakah saya sedih?

Saat beranjak ABG tentu saja iya, bahkan saya pernah berdoa sepanjang malam-memohon kepada Allah SWT agar besok terbangun mendapati kulit saya kuning langsat. Menggunting bulu mata karena termakan mitos: kalau bulu mata digunting akan jadi lebih panjang dan lentik, tapi apa yang terjadi? Huhuhu..saya justru kewalahan karena debu masuk dengan bebas. Bayangkan, begitu kedip saat ada debu bulu mata sama sekali tidak melindungi mata saya, karena bulu mata sudah dipotong pendek. Ada mungkin tiga hari lebih saya selalu kelilipan.

Waktu remaja juga pernah mencoba kosmetik yang bisa memutihkan dengan  tahap kulit terkelupas-perih, bahkan saya jadi ingat seorang teman waktu mengoleskan bibirnya dengan pasta untuk menggosok gigi. Katanya akan membuat bibir merah, namun efek yang saya lihat mengerikan...bibirnya melepuh karena mengoleskan pasta untuk menggosok gigi itu sepanjang malam. Untung, saya tidak ikutan memakai resepnya.

Ada juga teman yang ingin langsing sampai buang-buang air karena meminum ramuan pelangsing. Sementara soal langsing ideal ini saya juga pernah sampai meminum jamu penggemuk karena tubuh saya terlalu langsing (kurus), efeknya mengantuk dan lapar. Begitu minum jamunya berhenti, yang ada tubuh kembali ke asal, kurus.

Rafting Citarik
Kegiatan alam membuat kulit saya semakin hitam
Seiring waktu pun saya bertumbuh  menjadi diri sendiri, ternyata saya termasuk wanita yang sedikit tomboy-tidak suka dengan pernak-pernik make up yang lengkap, suka kegiatan alam seperti hiking, rafting, caving. Soal kecantikan menjadi putih-langsing ideal dan segala hal yang bisa disebut ‘CANTIK’ perlahan saya abaikan. Saya asyik dengan dunia saya petualangan dan menulis. Mencari ilmu dalam perjalanan dan menulis-membagikan ke pembaca apa yang saya dapat, ada kepuasan batin yang tidak terkatakan.

Saya juga senang mengajar anak-anak di daerah yang masih terpencil, salah satunya: Baduy Luar, Kampung Naga, sekedar mengajarkan membaca-menggambar-mewarnai. Bercanda dengan anak-anak yang masih polos ini sangat menyenangkan sekali. Saya  memberi mereka ilmu dan mereka juga memberi saya ilmu, ilmu hidup memahami ciptaan Allah SWT. Meski efek dari perjalanan itu kulit saya semakin hitam, tubuh yang tadinya langsing sedikit dihiasi urat di lengan dan tangan, betis menjadi sedikit kekar.

Jika bercermin kok wajah saya malah jadi sedikit macho ya hehehe, pacar juga tidak punya karena saya tidak suka pacar-pacaran meski secara manusiawi perasaan suka dengan lawan jenis itu ada. Hingga kemudian saya bekerja...

Mensyukuri Hal Yang Ada Dalam Diri

Sumber foto: twitter.com/wardahbeauty
Dalam bekerja kantor-apalagi saya diposisi sekretaris tentu saja dituntut untuk dandan dan modis, sebenarnya suprise juga ya saya diterima sebagai sekretaris di perusaaan swasta. Sementara sekretaris itu identik dengan yang cantik-cantik, tapi memang saya lulus saat ditest.

Meski ternyata memang aslinya saya juga tidak bisa dandan. Modal kerja dulu hanya bedakan-lipstik-maskara, namun Ibu saya mengajarkan untuk rajin merawat kulit baik kulit wajah dan tubuh. Jadilah saya hobby merawat kulit yang banyak terbakar matahari ini dengan luluran dan scrub-maskeran. Hasilnya? Alhamdullilah , kulit saya meski memang tidak putih tapi bersih dan segar. Haduw, kenapa tidak saya lalukan dari dulu ya?

Cantik tidak harus sempurna tapi bersih itu sebagian dari pada Iman dan merawat diri kita wujud dari rasa syukur menjaga amanah Allah SWT, Nduk.” Kata Ibu saya.

Ya, ya, menerima kondisi fisik kita dengan rasa syukur bukan saja dengan menghindari perbuatan mengubahnya, tapi juga merawat dan menjaganya. Mengabaikan apa yang Allah SWT berikan sama juga tidak mensyukurinya, apalagi sampai membiarkannya jadi tidak enak dilihat sama sekali.

Dan, trantaaaam...beberapa kali saya reunian dengan teman-teman sekolah, mereka nyaris sama mengucapkan hal seperti ini; “Wah, sekarang kamu terlihat jauh lebih cantik, En. Modis lagi..”

Meski secara fisik saya tetap memiliki kulit sawo matang, bulu mata pendek, bibir tidak bersemu merah, tubuh langsing tidak ideal (masih agak kurus). Intinya tidak ada yang saya rubah dalam fisik saya kecuali perawatan yang kontinyu. Tapi sesungguhnya selain pujian fisik tersebut, saya paling bangga saat teman-teman memuji buku-buku yang sudah banyak saya lahirkan (terbitkan), mereka juga membaca beberapa artikel perjalanan saya di media cetak. Dan, jika saya kembali ke Baduy betapa anak-anak Baduy masih mengenal saya dan tidak sungkan lagi  memanggil, “Mba Eni!”

Sebagian karya saya

Apalagi yang tidak membuat saya bangga dan bersyukur tentang diri saya?

Bertemu Jodoh Hidup


Pertengahan 2004 saya bertemu seorang laki-laki yang menurut saya dan banyak diakui oranglain, dapat dikatakan tampan. Awal bertemu tentu saja tidak berharap banyak karena dia memiliki teman dekat yang cantik secara fisik, setidaknya begitu saya lihat-cantik. Namun awal tahun 2005 ternyata dia justru melamar saya.

Hah, tentu saja saat itu saya kaget dan mengajukan satu pertanyaan yang klasik, yang pasti banyak diajukan para wanita terhadap laki-laki yang  mengajukan lamaran atau menyatakan perasaan cinta:

Kamu mencintai saya karena apa?
Kamu wanita yang memiliki karakter kuat-sisi hati yang tidak banyak dimiliki wanita  lain, itu yang membuat saya memilihmu menjadi pendamping hidup.”

Huhuhu..saat itu diam-diam saya menitikkan air mata. Inikah yang disebut cantik dari hati, kecantikan yang tidak terlihat secara mata, yang akan terlihat dengan merasakannya di hati?


Maka tepat 7 Februari 2015 saya dipinang atas nama Allah oleh laki-laki itu dengan mahar uang senilai tanggal akad kami dan seperangkat alat sholat. Kini kami sudah memiliki 4 anak (nomor tiga alm) dan saya memutuskan untuk mengenakan hijab, merasa nyaman dengan apa yang saya miliki saat ini. Rasa nyaman yang datang dari rasa bangga dan syukur atas apa yang saya miliki karena Allah SWT.

Saya menjelang 39 tahun
Sekarang usia saya menuju 39 tahun, setiap bercermin entah mengapa...saya seperti melihat wajah yang cantik apa adanya, tanpa sesuatu yang dibuat-buat, tanpa keinginan untuk  menjadi oranglain (Dulu sekali saya ingin betul terlihat secantik Angelina Jolie-impian tinggi rata-rata wanita di dunia hahaha), juga tetap tidak  mengenakan make up macam-macam. Meski sudah tidak bekerja di kantor lagi tapi saya memiliki kegiatan sebagai penulis yang kadang menghadiri acara kepenulisan, juga acara blogger karena selain sebagai penulis buku-saya aktif di dunia blogger.

Make up ala saya:


Untuk sehari-hari:
  • Sunblock
  • Lipstik ringan: Wardah Matte Lipstik 13 Cocoa Look

Untuk menghadiri acara
  • Sunblock untuk mencegah wajah dari paparan sinar matahari
  • Eyeliner untuk membuat mata tidak mudah terlihat lelah (tapi ini jarang saya pakai sih)
  • Lipstik untuk menyamarkan bibir saya yang cenderung agak hitam, saya memakai dua lipstik untuk acara:

Wardah Longlasting Lipstik 10 Stylish Mocca untuk acara malam
Wardah Longlasting Lipstik 06 De Icate  Pink untuk siang
  • Eye Shadow biasanya saya gunakan tipis-tipis saja biar mata tetap terlihat segar

Perawatan Wajah:


Sama seperti dulu, masih rajin di scrub-maskeran dan tentu saja dibersihkan sehari dua kali: Pagi dan menjelang tidur, kecuali habis berpergian bisa lebih dari 2x. Sementara untuk scrub dan masker saya lakukan seminggu sekali.

Cara perawatan wajah:
  • Basahi wajah dengan air bersih, usapkan Wardah lightening creamy foam keseluruh wajah kecuali area mata dan bibir, pijat lembut, kemudian bersihkan dengan air hingga bersih.
  • Aplikasikan Wardah white secret exfoliating scrub pada wajah, ratakan dengan gerakan memutar. Setelah 5 menit pijat wajah hingga scrub berjatuhan, lalu bersihkan dengan washlap yang sudah dibasahi air  ke dalam air hangat.
  • Wajah yang sudah dibersihkan dan discrub, kini dioleskan Wardah lightening face mask. 15 menit kemudian bilas dengan air bersih.
Mengapa saya memilih Wardah? 
Karena pertama: Halal, kedua tidak mengandung bahan-bahan berbahaya, bisa berdamai dengan kulit tanpa efek samping seperti kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Meski rangkaian perawatannya ada tulisan ‘Whitening’ ini tidak seperti kosmetik pemutih yang langsung ‘cling’, putih instan sehingga tidak masuk akal. Tapi bagi pengguna berkulit sawo matang seperi saya, memberikan efek bersih yang segar.

Cantik Dari Hati Untuk Putri Saya



Bagi saya PR terbesar selanjutnya untuk MEMAHAMI CANTIK adalah buat putri sulung saya-Lintang yang kini berusia hampir 11 tahun, menjelang masa pubertas. Lintang pasti akan melewati tahap-tahap memahami cantik bagi dirinya. Insallah saya tidak ingin putri saya mengalami salah langkah  mengartikan cantik. Karena Lintang seperti saya: berkulit sawo matang, bertubuh cenderung kurus meski secara fisik dia jauh lebih cantik dari saya. Tapi mitos cantik itu putih-langsing sempurna dan segala kelebihan fisik lain, inilah yang harus saya pudarkan dalam pemikirannya.

Alhamdulilah, Lintang sudah mau belajar berhijab sejak dini, selain sekolah-sore harinya tidak pernah tidak pergi ke masjid untuk mengaji dan sholatnya jauh lebih baik. Seperti dalam hadis Rasullah mengatakan bahwa wanita Shalehah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Sebab jika dilihat dari dalam Al Quran dalam Islam wanita dilihat bukan dari kecantikan fisik belaka tapi sifat, tabiat, akhlak yang tidak akan termakan usia. Yang akan mengantarkan kita pada jodoh hidup yang melihat kita dengan hati.
  • “Bu, Mba hitam banget gak sih?” Pertanyaan ini sering dilontarkan putri saya.
  • “Terus rajin sholat, menutup aurat terutama setelah mengalami haid, berbaik sangka, jangan pelit, bersyukur atas apapun...Insaallah cantik dari hati itu akan membuat mba terlihat cantik.”
  • “Memangnya cantik dari hati itu apa, Bu?”
  • “Melakukan semua kebaikan karena Allah SWT dan mensyukuri semua pemberiannya kepada diri kita...”
Seperti dalam Hadis Rasullah, “ Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian” (Hr.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)


Tulisan ini diikutan dalam Blog Competition




You May Also Like

4 komentar

  1. Ketika telah berusaha, bersyukur dan bahagia memang rasanya sudah lebih cantik dari hati.

    ReplyDelete
  2. Mantap Mbk, bener PR kita nih ngajarkan anak perempuan kita cantik dari dalam sangat diperlukan.

    ReplyDelete
  3. wihhh kerennn mbak, pernah ngajar di kampung naga juga :) ceritanya bener2 mengharu biru nih mbak eni :)

    ReplyDelete
  4. what a happy lady..alhamdulillah...happy familiy mbaa....
    cantik dr hati lebih penting yaa

    ReplyDelete