Indahnya Merasa Cantik Karena Allah SWT
Cantik Adalah Wanita
Sumber gambar kartun: Google |
Cantik?
Semua wanita pasti
mengharapkan dianugerahi cantik, sebab secara manusiawi wanita memang ‘seharusnya’
identik dengan cantik, cantik adalah wanita. Namun cantik secara manusiawi juga
hal yang selalu dihubungkan dengan fisik, karena seseorang memuji cantik begitu
mata melihat fisik seseorang. Sementara tidak semua wanita dilahirkan dengan
anugerah cantik fisik. Mungkin bisa dihitung wanita yang memiliki kecantikan
fisik ketimbang wanita yang terlahir biasa saja fisiknya.
Dan cantik itu selalu
identik dengan kulit putih-kuning langsat, langsing-tinggi, alis tebal-bulu
mata lentik, bibir bersemu merah alami. Lalu
haruskan kita sebagai wanita yang dilahirkan dengan fisik biasa saja, dalam
arti tidak masuk dalam jajaran cantik kemudian menjadi merasa tidak berarti? Minder?
Lupa mensyukuri kesempurnaan fisik yang tidak cacat meski tidak cantik?
Saya tidak bisa mengatakan
bahwa rata-rata wanita yang berfisik biasa saja jadi tidak bersyukur dengan
kelebihan lainnya yang diberikan Allah SWT. Namun, lihatlah beberapa wanita
yang berlomba-lomba memutihkan kulit, mengubah apa yang Allah SWT berikan
dengan operasi plastik, mengenakan fashion yang maksimal. Tanpa memerdulikan
efek sampingnya, tanpa memikirkan sesuaikah apa yang dikenakan. Yang penting
fashionable-modis, terlihat ‘cling’.
Hal ini meruyak sekali
di masyarakat kita, mungkin juga dunia dengan terbuktinya banyak industri
kecantikan berlomba-lomba mengeluarkan kosmetik yang memutihkan tanpa melihat
efek sampingnya atau kandungan yang ada di dalamnya. Dunia operasi plastik yang
menjanjikan kecantikan instan, dan dunia fashion yang terus berinovasi. Sampai
kadang saya berpikir, wanita dimanjakan dengan kecantikan yang sesungguhnya
semu.
Tahap Memahami Cantik
Sumber gambar sebelum diolah: Google
Jika berkiblat pada
cantik yang umum, tentu saja saya apalah. Berkulit sawo matang, tidak memiliki
bulu mata tebal, bibir pun tidak bersemu kemerahan, meski saya langsing tapi
tinggi badan biasa saja standart wanita Indonesia kebanyakan. Bahkan ketika
masih sekolah dulu, saya sering diejek dengan hal-hal yang berkaitan dengan
hitam, seperti: kereta api, Panter. Ada juga yang memanggil ‘Cungkring’ karena
tubuh saya terlalu langsing.
Apakah saya sedih?
Saat beranjak ABG tentu
saja iya, bahkan saya pernah berdoa sepanjang malam-memohon kepada Allah SWT
agar besok terbangun mendapati kulit saya kuning langsat. Menggunting bulu mata
karena termakan mitos: kalau bulu mata digunting akan jadi lebih panjang dan
lentik, tapi apa yang terjadi? Huhuhu..saya justru kewalahan karena debu masuk
dengan bebas. Bayangkan, begitu kedip saat ada debu bulu mata sama sekali tidak
melindungi mata saya, karena bulu mata sudah dipotong pendek. Ada mungkin tiga
hari lebih saya selalu kelilipan.
Waktu remaja juga
pernah mencoba kosmetik yang bisa memutihkan dengan tahap kulit terkelupas-perih, bahkan saya
jadi ingat seorang teman waktu mengoleskan bibirnya dengan pasta untuk
menggosok gigi. Katanya akan membuat bibir merah, namun efek yang saya lihat
mengerikan...bibirnya melepuh karena mengoleskan pasta untuk menggosok gigi itu
sepanjang malam. Untung, saya tidak ikutan memakai resepnya.
Ada juga teman yang
ingin langsing sampai buang-buang air karena meminum ramuan pelangsing.
Sementara soal langsing ideal ini saya juga pernah sampai meminum jamu
penggemuk karena tubuh saya terlalu langsing (kurus), efeknya mengantuk dan
lapar. Begitu minum jamunya berhenti, yang ada tubuh kembali ke asal, kurus.
Rafting Citarik |
Kegiatan alam membuat kulit saya semakin hitam |
Seiring waktu pun saya
bertumbuh menjadi diri sendiri, ternyata
saya termasuk wanita yang sedikit tomboy-tidak suka dengan pernak-pernik make
up yang lengkap, suka kegiatan alam seperti hiking, rafting, caving. Soal
kecantikan menjadi putih-langsing ideal dan segala hal yang bisa disebut ‘CANTIK’
perlahan saya abaikan. Saya asyik dengan dunia saya petualangan dan menulis. Mencari
ilmu dalam perjalanan dan menulis-membagikan ke pembaca apa yang saya dapat,
ada kepuasan batin yang tidak terkatakan.
Saya juga senang
mengajar anak-anak di daerah yang masih terpencil, salah satunya: Baduy Luar,
Kampung Naga, sekedar mengajarkan membaca-menggambar-mewarnai. Bercanda dengan
anak-anak yang masih polos ini sangat menyenangkan sekali. Saya memberi mereka ilmu dan mereka juga memberi
saya ilmu, ilmu hidup memahami ciptaan Allah SWT. Meski efek dari perjalanan
itu kulit saya semakin hitam, tubuh yang tadinya langsing sedikit dihiasi urat
di lengan dan tangan, betis menjadi sedikit kekar.
Jika bercermin kok
wajah saya malah jadi sedikit macho ya hehehe, pacar juga tidak punya karena
saya tidak suka pacar-pacaran meski secara manusiawi perasaan suka dengan lawan
jenis itu ada. Hingga kemudian saya bekerja...
Mensyukuri Hal Yang Ada
Dalam Diri
Sumber foto: twitter.com/wardahbeauty |
Meski ternyata memang
aslinya saya juga tidak bisa dandan. Modal kerja dulu hanya
bedakan-lipstik-maskara, namun Ibu saya mengajarkan untuk rajin merawat kulit
baik kulit wajah dan tubuh. Jadilah saya hobby merawat kulit yang banyak
terbakar matahari ini dengan luluran dan scrub-maskeran. Hasilnya? Alhamdullilah
, kulit saya meski memang tidak putih tapi bersih dan segar. Haduw, kenapa
tidak saya lalukan dari dulu ya?
“Cantik tidak harus
sempurna tapi bersih itu sebagian dari pada Iman dan merawat diri kita wujud
dari rasa syukur menjaga amanah Allah SWT, Nduk.” Kata Ibu saya.
Ya, ya, menerima
kondisi fisik kita dengan rasa syukur bukan saja dengan menghindari perbuatan
mengubahnya, tapi juga merawat dan menjaganya. Mengabaikan apa yang Allah SWT
berikan sama juga tidak mensyukurinya, apalagi sampai membiarkannya jadi tidak
enak dilihat sama sekali.
Dan,
trantaaaam...beberapa kali saya reunian dengan teman-teman sekolah, mereka
nyaris sama mengucapkan hal seperti ini; “Wah, sekarang kamu terlihat jauh
lebih cantik, En. Modis lagi..”
Meski secara fisik saya
tetap memiliki kulit sawo matang, bulu mata pendek, bibir tidak bersemu merah,
tubuh langsing tidak ideal (masih agak kurus). Intinya tidak ada yang saya
rubah dalam fisik saya kecuali perawatan yang kontinyu. Tapi sesungguhnya
selain pujian fisik tersebut, saya paling bangga saat teman-teman memuji
buku-buku yang sudah banyak saya lahirkan (terbitkan), mereka juga membaca
beberapa artikel perjalanan saya di media cetak. Dan, jika saya kembali ke
Baduy betapa anak-anak Baduy masih mengenal saya dan tidak sungkan lagi memanggil, “Mba Eni!”
Sebagian karya saya |
Apalagi yang tidak
membuat saya bangga dan bersyukur tentang diri saya?
Bertemu Jodoh Hidup
Pertengahan 2004 saya
bertemu seorang laki-laki yang menurut saya dan banyak diakui oranglain, dapat
dikatakan tampan. Awal bertemu tentu saja tidak berharap banyak karena dia
memiliki teman dekat yang cantik secara fisik, setidaknya begitu saya
lihat-cantik. Namun awal tahun 2005 ternyata dia justru melamar saya.
Hah, tentu saja saat
itu saya kaget dan mengajukan satu pertanyaan yang klasik, yang pasti banyak diajukan
para wanita terhadap laki-laki yang
mengajukan lamaran atau menyatakan perasaan cinta:
“Kamu mencintai saya
karena apa?”
“Kamu wanita yang
memiliki karakter kuat-sisi hati yang tidak banyak dimiliki wanita lain, itu yang membuat saya memilihmu menjadi
pendamping hidup.”
Huhuhu..saat itu
diam-diam saya menitikkan air mata. Inikah yang disebut cantik dari hati,
kecantikan yang tidak terlihat secara mata, yang akan terlihat dengan
merasakannya di hati?
Maka tepat 7 Februari
2015 saya dipinang atas nama Allah oleh laki-laki itu dengan mahar uang senilai
tanggal akad kami dan seperangkat alat sholat. Kini kami sudah memiliki 4 anak
(nomor tiga alm) dan saya memutuskan untuk mengenakan hijab, merasa nyaman
dengan apa yang saya miliki saat ini. Rasa nyaman yang datang dari rasa bangga
dan syukur atas apa yang saya miliki karena Allah SWT.
Saya menjelang 39 tahun |
Sekarang usia saya
menuju 39 tahun, setiap bercermin entah mengapa...saya seperti melihat wajah
yang cantik apa adanya, tanpa sesuatu yang dibuat-buat, tanpa keinginan
untuk menjadi oranglain (Dulu sekali
saya ingin betul terlihat secantik Angelina Jolie-impian tinggi rata-rata
wanita di dunia hahaha), juga tetap tidak
mengenakan make up macam-macam. Meski sudah tidak bekerja di kantor lagi
tapi saya memiliki kegiatan sebagai penulis yang kadang menghadiri acara
kepenulisan, juga acara blogger karena selain sebagai penulis buku-saya aktif
di dunia blogger.
Make up ala saya:
Untuk sehari-hari:
- Sunblock
- Lipstik ringan: Wardah Matte Lipstik 13 Cocoa Look
Untuk menghadiri acara
- Sunblock untuk mencegah wajah dari paparan sinar matahari
- Eyeliner untuk membuat mata tidak mudah terlihat lelah (tapi ini jarang saya pakai sih)
- Lipstik untuk menyamarkan bibir saya yang cenderung agak hitam, saya memakai dua lipstik untuk acara:
Wardah Longlasting
Lipstik 10 Stylish Mocca untuk acara malam
Wardah Longlasting
Lipstik 06 De Icate Pink untuk siang
- Eye Shadow biasanya saya gunakan tipis-tipis saja biar mata tetap terlihat segar
Perawatan Wajah:
Sama seperti dulu,
masih rajin di scrub-maskeran dan tentu saja dibersihkan sehari dua kali: Pagi
dan menjelang tidur, kecuali habis berpergian bisa lebih dari 2x. Sementara
untuk scrub dan masker saya lakukan seminggu sekali.
Cara perawatan wajah:
- Basahi wajah dengan air bersih, usapkan Wardah lightening creamy foam keseluruh wajah kecuali area mata dan bibir, pijat lembut, kemudian bersihkan dengan air hingga bersih.
- Aplikasikan Wardah white secret exfoliating scrub pada wajah, ratakan dengan gerakan memutar. Setelah 5 menit pijat wajah hingga scrub berjatuhan, lalu bersihkan dengan washlap yang sudah dibasahi air ke dalam air hangat.
- Wajah yang sudah dibersihkan dan discrub, kini dioleskan Wardah lightening face mask. 15 menit kemudian bilas dengan air bersih.
Mengapa saya memilih
Wardah?
Karena pertama: Halal, kedua tidak mengandung bahan-bahan berbahaya,
bisa berdamai dengan kulit tanpa efek samping seperti kosmetik yang mengandung
bahan-bahan berbahaya. Meski rangkaian perawatannya ada tulisan ‘Whitening’ ini
tidak seperti kosmetik pemutih yang langsung ‘cling’, putih instan sehingga
tidak masuk akal. Tapi bagi pengguna berkulit sawo matang seperi saya,
memberikan efek bersih yang segar.
Cantik Dari Hati Untuk
Putri Saya
Bagi saya PR terbesar selanjutnya untuk MEMAHAMI CANTIK adalah buat putri sulung saya-Lintang yang
kini berusia hampir 11 tahun, menjelang masa pubertas. Lintang pasti akan
melewati tahap-tahap memahami cantik bagi dirinya. Insallah saya tidak ingin
putri saya mengalami salah langkah
mengartikan cantik. Karena Lintang seperti saya: berkulit sawo matang,
bertubuh cenderung kurus meski secara fisik dia jauh lebih cantik dari saya.
Tapi mitos cantik itu putih-langsing sempurna dan segala kelebihan fisik lain, inilah yang harus saya pudarkan dalam
pemikirannya.
Alhamdulilah, Lintang
sudah mau belajar berhijab sejak dini, selain sekolah-sore harinya tidak pernah
tidak pergi ke masjid untuk mengaji dan sholatnya jauh lebih baik. Seperti
dalam hadis Rasullah mengatakan bahwa wanita Shalehah adalah sebaik-baiknya
perhiasan dunia. Sebab jika dilihat dari dalam Al Quran dalam Islam wanita
dilihat bukan dari kecantikan fisik belaka tapi sifat, tabiat, akhlak yang
tidak akan termakan usia. Yang akan mengantarkan kita pada jodoh hidup yang
melihat kita dengan hati.
- “Bu, Mba hitam banget gak sih?” Pertanyaan ini sering dilontarkan putri saya.
- “Terus rajin sholat, menutup aurat terutama setelah mengalami haid, berbaik sangka, jangan pelit, bersyukur atas apapun...Insaallah cantik dari hati itu akan membuat mba terlihat cantik.”
- “Memangnya cantik dari hati itu apa, Bu?”
- “Melakukan semua kebaikan karena Allah SWT dan mensyukuri semua pemberiannya kepada diri kita...”
Seperti dalam Hadis
Rasullah, “ Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta
kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian” (Hr.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Tulisan ini diikutan dalam Blog Competition
4 komentar
Ketika telah berusaha, bersyukur dan bahagia memang rasanya sudah lebih cantik dari hati.
ReplyDeleteMantap Mbk, bener PR kita nih ngajarkan anak perempuan kita cantik dari dalam sangat diperlukan.
ReplyDeletewihhh kerennn mbak, pernah ngajar di kampung naga juga :) ceritanya bener2 mengharu biru nih mbak eni :)
ReplyDeletewhat a happy lady..alhamdulillah...happy familiy mbaa....
ReplyDeletecantik dr hati lebih penting yaa