Sumber gambar: Google |
Setelah digegerkan
vaksin palsu, lalu terungkap pelaku
vaksin palsu hingga Menkes mengumunkan vaksin apa saja yang sekiranya
dipalsukan. Maka kini kembali digegerkan rumah sakit yang menggunakan vaksin
palsu. Yang terungkap cukup banyak juga, yaitu 14 rumah sakit. Bisa dibayangkan
bukan, berapa korbannya anak-anak yang divaksin palsu, berapa kerugian secara
materi, jika itu sudah berjalan cukup lama dan bisa saja setiap rumah sakit
memiliki banyak pelanggan yang divaksin.
Berikut ini rumah sakit
yang diumumkan Menkes menggunakan vaksin palsu:
- RS Dr.Sander (Cikarang)
- RS Hosana (Jalan Pramuka bekasi)
- RS Bhakti Husada (Terminal Cikarang)
- RS Hosana (Lippo Cikarang)
- RS Sentral Medika (Jalan Industri Pasir Gombong)
- RS Puspa Husanda
- RS Karya Medika (Tambun)
- RS Elisabeth (Narogong Bekasi)
- RS Kartika Husada (Jalan MT Haryono Setu Bekasi)
- RS Sayang Bunda (Pondok Ungu Bekasi)
- RS Multazam ( Bekasi)
- RS Harapan Bunda (Kramat Jati, Jakarta Timur)
- RRS Permata (Bekasi)
- RSIA Gizar (Villa Mutiara Cikarang)
Kalau ditilik dari nama
rumah sakitnya satu label rumah sakit memakai vaksin palsu ke cabang lainnya
ya, seperti RS Hosana cabang Jalan
Pramuka bekasi, cabang Lippo Cikarang. Berarti mereka memakai satu distributor.
Dan, sepertinya kalau menurut pengamatan
awam saya rata-rata wilayah rumah sakit yang terduga memakai vaksin palsu
sekitar Bekasi-Tambun-Cikarang, apakah ini berarti distributor vaksin palsu
memang mengincar wilayah tersebut? Mengapa ya?
Duh, berbagai
pertanyaan masyarakat awam seperti saya begitu banyak dan butuh jawaban. Namun
dengan terungkapnya nama-nama rumah sakit yang terduga menggunakan vaksin palsu
ini sudah membuat masyarakat puas-lega? Setelah sebelumnya memang mereka
begitu menunggu-nunggu hal ini terungkap secara gamblang.
Waktu saya sharing
tentang tanggapan para ibu tentang vaksin palsu mereka menanggapi dengan berbagai
macam opini. Ada yang cemas
menebak-nebak, ada menyerahkan segalanya kepada Tuhan, ada yang marah,
ada yang kecewa kepada pemerintah karena sampai kebocoran masuknya vaksin palsu
ke rumah sakit dan rakyat menjadi korbannya, dsb. Tapi intinya mereka
menunggu-menuntut info rumah sakit mana saja yang menggunakan vaksin palsu.
Jajaran pemerintah
terutama Menkes dan kepolisian bekerja hingga perlahan terungkap mulai dari
pelakunya-jenis vaksin yang dipalsukan sampai rumah sakit mana saja yang
menggunakan vaksin palsu. Lalu apakan masyarakat yang menjadi korban kemudian
menjadi lega, tenang dan merasa aman?
Ternyata tidak semua,
seseorang menceritakan karena rumah sakit tempat anaknya divaksin masuk dalam
daftar 14 rumah sakit yang diduga menggunakan vaksin palsu, maka dia mengikut
press release dirumah sakit tersebut. Rumah sakit tersebut mengakui menggunakan
vaksin palsu sejak 2015 dan hanya satu jenis vaksin, sementara yang mendapat
penggantian vaksin ulang gratis hanya 45 anak berdasarkan data rumah sakit
.
Mengapa si Ibu merasa
kecewa-tidak percaya?
Karena vaksin palsu
disinyalir ada yang beredar sejak 2008, ada yang menginfokan sejak tahun 2010,
lalu mengapa mengambil mudahnya tahun
2015? Ini tahun 2016 baru pertengahn tahun, dan kok bisa hanya 45 anak, apakah
itu akurat? Apakah itu jujur? Apakah semuanya itu benar adanya, tidak
membohongi masyarakat? Bagaimana kalau semua itu tidak akurat?
Masyarakat masih
digelisahkan oleh pertanyaan-pertanyaan itu dan itu real. Sementara saya hanya
bisa bersyukur anak-anak saya tidak masuk diimunisasi di rumah sakit yang
disinyair memakai vaksin palsu, bersyukur tinggal di Jakarta Selatan bukan di
wilayah yang dihantuin vaksin palsu itu. Namun sebagai seorang ibu saya bisa
merasakan kegelisahan banyak ibu akan anak-anak mereka, harapan saya semoga
kegelisahan ini mendapat tanggapan dan penyelesaian dari jajaran terkait secara
adil, Aamiin.
Dan masyarakat masih menunggu info rumah sakit berikutnya dari daerah yang diduga beredar vaksin palsu seperti yang pernah saya tulis dalam artikel ini:
ophi ziadah: bener, mba Ophi krn seperti yang kutulis di artikel sebelumnya ini baru wilayah cikarang-bekasi-tambun, di luar masih banyak daerah yang disebutkan masuk dalam dugaan masuknya vaksin palsu cuma blm diketahui rumkitnya. harus kerja cepat ya
ReplyDeleteSebagai bahan info dari berbagai sumber yang saya baca, semoga bermanfaat. BPOM (Badan pengawas Obat dan makanan) memberi pernyataan ada 12 vaksin palsu memiliki merk dagang PT Glaxo Smith Kline (GSK), PT Sanofi Grup, dan PT Biofarma yang dipalsukan dan kedua belas vaksin palsu itu, menurut Plt Kepala BPOM, Drs.T.Bahdar Johan H. APT,M.Pharm, telah ditemukan di daerah:
ReplyDeleteJabodetabek
Surabaya
Denpasar
Bandung
Pekanbaru
Palu, Mataram
Yogyakarta
Subang
ria mustika:Aamiin, iya ini masih banyak kota yang belum diselidiki tuntas lagi mba
ReplyDeleteMbak saya kok kyknya ngrasa distribusinya lbh luas dr seputaran Bekasi ya? :(
ReplyDeleteSaya jg was2 nih, meski saya percaya dua klinik tempat anak2 saya biasa imun insyallah aman, tapi tetep ngrasa khawatir sama anak2 yg lain gtu....
April Hamsa: Iya mba, jadi kawatir juga kalau klinik2 kena ya, tapi ini hny untuk imunisasi yang mahal2, yg dasar apalagi di puskesmas aman
ReplyDeleteNah, ini daftar yang ditunggu-tunggu oleh adik saya. Dari kemaren dia sempat galau, mau imunisasi anaknya dimana. Soalnya takut palsu.
ReplyDeleteNurul Fitri Fatkhani: Kalu masih imunisasi dasar yang wajib di puskesmas saja mba, lebih aman krn distrib langsung dr pemerintah.
ReplyDelete