Asean Dengue Day
Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM |
Deman berdarah atau
lebih dikenal masyarakat awam di Indonesia DBD sudah bukan peyakit yang asing
lagi, bahkan hampir di setiap pancaroba atau pergantian musim DBD menjadi
semarak, tidak jarang merenggut korban terutama anak-anak. Akibat gejala
penyakit ini terkadang mirip dengan gejala penyakit thipus sehingga tidak
segera mendapatkan penangan yang tepat, juga belum pahamnya akan pentingnya
benar-benar menjaga tumbuh kembang nyamuk penyebab DBD: Aedes aegypti betina
(terbanyak), dan Aedes albopictus betina (sedikit).
Karena itu beruntung sekali saya dapat undangan dari Blogger Perempuan meliput acara Asean Dengue Day #denguemissionbuzz di Hotel Grand Sahid Jaya – 15 Juni 2016 kemarin. Acara yang semula akan dibuka oleh Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM(K) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, namun karena Ibu Menteri ada keperluan dipanggil Bapak Presiden jadi diwakilkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan&Pengendalian Penyakit (P2P), Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, yang menjelaskan tentang “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik” yang merupakan inisiatif Menteri Kesehatan dalam memberantas jentik.
Sesi Press Conference |
1 Rumah 1 Jumantik
|
Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD
dengan meningkatkan peran serta dan
pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan.
Sebenarnya gerakan ini sudah digaungkan sejak tahun 2015, namun jika tidak
didukung masyarakat Indonesia maka tidak akan berjalan dengan baik.
1 Rumah 1 Jumantik itu
sendiri susunannya seperti ini: Setiap rumah ada pemantau jentik/Juru Pemantau,
misalnya kepala keluarga atau Ayah (Jumantik Rumah), kemudian dikoordinator oleh
RT setempat (Koodinator), dan RT ditraining cara pengawasi-cara penangan oleh
team Supervisor Jumantik ( bisa petugas Puskesmas setempat). Ada pun Jumantik rumah
cara pemantauannya sebagai berikut:
- Pantau seminggu sekali
- Lama memantau tiap seminggu sekali cukup 15 menit
- Lakukan gerakan 3M plus: Menguras bak mandi menutup tempat penampuang air, menfaatkan barang bekas, plus mencegah gigitan nyamuk.
- Jangan lupa juga rajin membuat wadah tampungan air di despenser, tidak menggantung baju bekas pakai karena nyamuk menyukai bau manusia, mengenakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu untuk tidur, dan menanam tanaman anti nyamuk.
Zodia: salah satu tanaman pengusir nyamuk |
Dalam acara ini turut
pula diluncurkan portal edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara
umum terhadap dengue, yaitu Dengue
Buzz Barometer (DBB). Portal edukasi Dengue Buzz Barometer merupakan kelanjutan
dari kampanye #denguemissionbuzz yang sudah diluncurkan pada ASEAN Dengue Day
tahun 2015 dan diprakasai oleh Asian Dengue Vaccinational Advocacy (ADVA) dengan
didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesa dan Sanofi Group Indonesia.
ADVA sendiri adalah kelompok kerja ilmiah yang didedikasikan untuk advokasi
vaksin dengue di Asia, dengan tujuan menyebarluaskan informasi dan membuat rekomendasi
tentang strategi pengenalan vaksin dengue di Asia.
Di website Dengue Buzz Barometer, masyarakat Indonesia
berkesempatan untuk mendapatkan pengetahuan seputar dengue melalui cara yang
lebih mudah dan menyenangkan: salah satunya dengen mengikuti kuis online, berbagai tips-tips yang dapat dilakukan.
Selain itu juga memberikan informasi, berita-berita, vidio tentang kegiatan
yang diadakan di enam negara peserta di Asia tenggara dalam memperingati Hari
Dengue ASEAN. Tentu saja termasuk acara yang tengah saya liput ini
#AseanDengueDay.
Kuis ini menguji seberapa jauh kita paham tentang DBD ##demamberdarahdengue, membuat kita menjadi lebih paham lagi tentunya. Berikut ini gambaran kuis yang sudah saya coba, Alhamdullilah, ternyata saya lolos sebagai Dengue Prevention Star!
Ikuti terus kuisnya sampai selesai dan kita mendapat ucapan SELAMAT jika semua jawaban kita pada KUIS BENAR.
Target dari Dengue Buzz
Barometer adalah untuk mendapatkan 25.000 tanggapan kuis di seluruh wilayah
ASEAN. Kuis Kesiapan Dengue tersebut untuk membantu para pengunjung situs
mengukur tingkat kesiapan mereka dalam mencegah terjangkit dengue #demamberdarahdengue
. Nilai rata-rata kuis di enam negara peserta: Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, Thailand, dan Veitnam akan secara dinamis ditampilkan di papan nilai
pada situs, dan partisipasi akan didorong untuk berbagi hasil kuis dan lencana
peghargaan/Completion Badges di media sosial. Jadi tunggu apa lagi, yuk gabung
di www.denguemissiobuzz.org
Kuis ini menguji seberapa jauh kita paham tentang DBD ##demamberdarahdengue, membuat kita menjadi lebih paham lagi tentunya. Berikut ini gambaran kuis yang sudah saya coba, Alhamdullilah, ternyata saya lolos sebagai Dengue Prevention Star!
Begitu kita meluncur ke web, semua dalam bahasa Inggris |
Maka klik bahasa yang dipilih, mis: Indonesia |
Otomatis bahasa akan berubah menjadi bahasa Indonesia: Klik Ikuti Kuisnya |
Ikuti Kuis Sesuai Petunjuk, lalu: Klik Lanjut begitu selesai mengisi kuis |
Akan ada keterangan jawabannya yang benar |
Huraaa! |
Penganugerahan Pemenang
Kompetisi Ibu Sigap DBD
Selain peluncuran website
Dengue Buz Barometer, juga ada penganugerahan 3 pemenang kompetinsi Ibu Sigap
DBD, ternyata kompetisi ini diikuti oleh 227 ibu-ibu PKK dan mengedukasi lebih dari 5000 para ibu di
tiga kota (Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta) mulai bulan April-Mei 2016 dalam
gerakan ‘Bersama Melawan Demam Berdarah’. Luarbiasa ya. Gerakan ini
diinisiasikan oleh GSK Consumer healthcare Indonesia yang berkolaborasi dengan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 3 pemenang tersebut: Titik
Linarti-Surabaya, Agustina Sri Waningsih-Yogyakarta, Endang Suryani-Jakarta..
Tangerang Selatan
Sebagai Daerah Percontohan Pencegahan DBD #demamberdarahdengue
Ibu Walikota Tangsel Tengah Menjadi Pembicara |
Pembicara berikutnya
Hj.Airin Rachmi Diany, SH, MH-Walikota Tangerang Selatan, karena Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia telah mempercayakan Tangerang Selatan sebagai
salah satu daerah percontohan yang akan dipantau dalam pencegahan DBD. Ibu
Walikota juga menerapkan 1 Rumah 1 Jentik dan daerah Tangsel yang menjadi
percontohan meliputi:
- Pamulang Timur
- Pondok Benda
- Benda Baru
Semua keluarga
Jumantik, koodinator dan supervisor Jumantik tidak mendapatkan dana tapi
sebagai suka rela, karena menurut Ibu Walikota jika kegiatan hanya berdasarkan
materi maka pada pelaksanaannya hanya fokus di materi. Pada akhirnya kegiatan
Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini tidak
berlanjut, tapi jika kegiata tersebut sudha terbukti berjalan dengan baik maka
Ibu Walikota akan memberikan dana khusus.
Mengenal Lebih Jauh DBD
Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) |
Turut menjadi pembicara
juga Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Indoneisa Tehcnical Advisory
Group On Immunization (ITAGI), beliau menyetujui pencegahan DBD dengan 3M,
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, seperti sudah dijelaskan di paragraf atas.
Prof.Dr.dr.Sri Rejeki
Hadinegoro, Sp.A(K) mengakui banyaknya masyarakat yang terpedaya dengan gejala
DBD, demam menurun dratis bukannya kondisi membaik tapi justru dalam kondisi
kritis. Berikut ini yang perlu diperhatikan meski belum muncul tanda &
gejala Demam Berdarah:
Penularan Virus Dengue |
Anda harus curiga Demam
Berdarah jika anak anda mengalami demam tinggi dengan demam (>39C) dan
setidaknya mengalami dua gejala berikut, segera bawa ke pelayanan medis:
- Kepala Sakit (termasuk rasa sakit di belakang mata)
- Nyeri otot dan sendi
- Muntah (termasuk mual)
- Diare
- Ruam atau bintik kemerahan
- Hidung dan gusi berdarah
- Sakit perut yang hebat
- Muntah terus-menerus +/- darah
- Hidung dan gusi berdarah
- Mengantuk, kebingungan, kejang
- Susah bernafas
- Pucat, tangan atau kaki dingin/berkeringat
- Acetosal (asam asetilsalisilat)
- Asam mefenamat
- Steroid
- Antibiotik tidak diperlukan
- AINS lainnya (obat anti-peradangan non-streoid)
- Ibuprofen
- Cairan
- Oksigen
Dan bila dokter memperbolehkan pasien DBD dirawat di
rumah yang perlu diperhatikan adalah:
- Pasien DBD harus beristirahat total
- Gunakan kompres suam-suam kuku jika pasien masih menderita demam tinggi
- Berikan banyak cairan kepada mereka
- Berikan obat PARASETAMOL untuk demam tinggi
Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti |
Selain DBD ini perlu
diwaspadai juga penularan penyakit dari nyamuk yang sama: Chikungunya, ZIKA.
Bahayanya mulai dari mematikan hingga menyebabkan kecacatan permanen (Pada
virus ZIKA menyebabkan otak bayi yang tidak berkembang normal/kecil). Karena
itu waspadai nyamuk Aedes yang perkembangannya sangat cepat, hanya butuh waktu
7 hingga 8 hari untuk perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa.
Bagaimana Aku Melawan Demam Berdarah di Lingkungan Rumah
Dari acara tersebut
semakin membuat saya waspada terhadap DBD di lingkungan keluarga, karena
beberapa kali anak tetangga yang disinyalir kena Thipus, terbukti positif DBD.
Meski pihak RT beberapa kali menjadwalkan penyeprotan DBD, untuk lebih menjaga
lagi saya menerapkan hal ini di keluarga:
Wadah air di Despenser yang rawan jentik nyamuk |
- Air penampungan dispenser dibuang setiap hari
- Tidak menggunakan bak mandi, tapi menggunakan shower, kalau pun diperlukan wadah air dengan ember mudah dikosongkan
- Menutup toran air
- Memakai obat nyamuk elektrik setiap menjelang sore
- Membersihkan rumah dari gantungan baju-baju bekas pakai
- Jika anak demam segera memberikan cairan berupa air putih maupun air kelapa sesering mungkin
- Jika dalam waktu 3 hari anak masih demam, segera bawa ke dokter
Mari Bersama Cegah Dengue #ASEANDengueDay
“Tulisan ini adalah opini pribadi
dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia".
Seringkali emang tempat-tempat tersembunyi lolos dari pantauan. Kalau aku suka lupa ngeganti air di vas bunga. *duhh
ReplyDeletewidyantiyuliandari:Aku juga kadang lupa buang air aqua mba, setelah ikut acara ini pulang langsung ceck
ReplyDeleteSerem y mak klo kita ga aware sejak dini...
ReplyDeleteSemoga semakin banyak yg teredukasi, semakin meningkat pula kesadaran n kepedulian masyarakat Indo ttg pentingnya pencegahan Dengue. Btw, maksimal bgt mak artikelnya, cakeep 😊
Shine Fikri: Aamiin
ReplyDeletehihi...maksimal, gak cuma style kita maksimal ya, Mak...tulisan juga wkwkw