Thursday

12 Daftar Vaksin Yang Dinyatakan BPOM DIPALSUKAN

Lindungi Si Kecil (Masa Depan Bangsa)
Selama ini saya mengamati betapa kerjakeras pemerintah-ahli medis-aktivis vaksin dan masyarakat untuk mengajak masyarakat kita sadar imunisasi belum selesai. Karena meski sudah banyak yang sadar imunisasi adalah salah satu  bekal masa depan anak, tidak kalah banyak yang menentang dengan berbagai pemikiran tentang imunisasi, seperti halal dan haramnya vaksin yang digunakan, isu propaganda vaksin adalah peluru yang menyerang secara tersembunyi, herbal bisa menggantikan fungsi vaksin, kawatir efek anak akibat vaksin, dll.

Lalu munculnya fenomena real VAKSIN PALSU, apa yang terjadi di masyarakat? Terutama di kalangan orangtua, termasuk saya tentunya? Saya sendiri jadi ketar-ketir, melakukan berbagai praduga. Untungnya ketiga anak saya hanya awalnya divaksin di swasta (rumkit-klinik), seterusnya di puskesmas dan yang alm saja yang imunisasinya di swasta semua. Meski tidak semua rumkit atau klinik swasta berarti vaksin palsu.


Dan, ini lah yang saya temukan kondisi di masyarakat dari di sekitar rumah sampai di sosmed akibat efek vaksin palsu: mereka kehilangan kepercayaan untuk mengimunisasi anak-anaknya, duh. Beberapa ada yang mencoba cari tahu info bagaimana mengetahui kalau vaksin anak mereka adalah palsu dan solusi atas itu. Tapi para orangtua yang memutuskan menghentikan vaksin anaknya yang baru berusia 3 bulan, saya hanya bisa mencoba memberi semangat untuk tidak menyerah.

Bagaimana pun di Indonesia bahaya berbagai macam penyakit masih mengincar meski tidak semua anak-anak akan kena, tapi mencegah adalah hal terbaik. Kita tidak buta melihat anak-anak yang terpapar polio-pertusis (batuk 1000 hari), korban rubella yang menjadi cacat, tetanus yang berakhir kematian (kesakitan sebelum meninggal).

Bagaimana ini? Status teman-teman di facebook meruyak untuk menstop tidak melanjutkan imunisasi bayi-bayi mereka, bahkan mereka percaya untuk kembali ke kepercayaan orangtua jaman dahulu untuk tidak perlunya vaksin. Toh, mereka sendiri (para orangtua) banyak yang tidak divaksin dan sehat-sehat saja. Namun dulu saya kecil pernah kena batuk 1000 hari, vaksin saya tidak lengkap. Alhamdullilah, bisa diselamatkan tapi tidak semua kondisi seperti ini hanya berpasrah-usaha adalah bagian dari tawakal kepada Allah SWT, bukan?

Jajaran kesehatan-menteri kesehatan-media harus mulai mengamankan kondisi seperti ini dengan detil ke masyarakat lebih luas ketimbang sibuk dan fokus pada satu kasus: Hukuman pada si pembuat vaksin palsu. Jelas yang tertangkap ya dihukum, kalau perlu hukum mati karena seperti yang saya tulis di artikel sebelumnya Pelaku Vaksin PalsuAdalah Pembunuh Berencana. Sebagai orangtua, saya benar-benar marah dengan kebiadaban mereka apalagi pelakunya juga dari jajaran ahli medis. OMG! Harusnya mereka orang yang tahu, mengerti, memahami, bahaya vaksin palsu dna pentingnya vaksin atau imunisasi bagi anak-anak, mengapa justru membuat vaksin palsu???

Sebagai bahan info dari berbagai sumber yang saya baca, semoga bermanfaat. BPOM (Badan pengawas Obat dan makanan) memberi pernyataan ada 12 vaksin palsu memiliki merk dagang PT Glaxo Smith Kline (GSK), PT Sanofi Grup, dan PT Biofarma yang dipalsukan dan kedua belas vaksin palsu itu, menurut Plt Kepala BPOM, Drs.T.Bahdar Johan H. APT,M.Pharm, telah ditemukan di  daerah: 
  • Jabodetabek
  • Surabaya
  • Denpasar
  • Bandung
  • Pekanbaru
  • Palu, Mataram
  • Yogyakarta
  • Subang

Kedua belas Vaksin yang dipalsukan tersebut adalah:
  1. Vaksin harvix
  2. Vaksin BCG
  3. Vaksin Polio bOPV
  4. Vaksin hepatitis B
  5. Vaksin Campak
  6. Vaksin TT
  7. Vaksin penta-bio
  8. Vaksin PPDRT23
  9. Vaksin tripacel
  10. Vaksin eruvax B
  11. Vaksin Pediacel
  12. Vaksin engerix B

2 comments:

  1. mau marah, mau nangis, mau menghujat pelakunya... campur aduk mbak bacanya.. aku jd kepikiran anak2ku juga, apa vaksin2 kemarin ada yg palsu ato gmn.. mau nanya RS nya, aku kok ga ykin ya mbak, mrk mau trus terang kalo vaksin mereka palsu :(.. rencana senin pagi bsk aku mw ke RS lg, utk vaksin anakku.. sekalian mw ketemu dokternya utk ngobrol lah.. cuma bisa berdoa aja, moga2 hukuman yg didapet setimpal utk pelaku2nya

    ReplyDelete
  2. fanny fristhika nila:bener mba Fanny.itulah perasaaan semua ibu saat ini yang memvaksin anak-anaknya. moga2 aman ya mb, gak dpt yang palsu

    ReplyDelete