Friday

Naqiyyah Syam: Mak Rempong Dengan Segudang Kreatifitas&Prestasi

Mba Naqi bersama ketiga anaknya
Menyebut nama Naqiyyah Syam, pasti sebagian orang akan mengingatnya sebagai Ratu Antologi. Saya sendiri mendapat info itu dari beberapa teman di facebook, dan setelah ngobrol singkat di inbox facebook baru saya tahu secara jelasnya. Rupanya, Mba Naqiyyah Syam yang memiliki nama Sri Rahayu ini dikenal sebagai ratu antologi ada ceritanya. Ini cerita mba Naqi (begitu saya terbiasa memanggilnya dengan akrab):

Mba Naqi dengan sebagian buku ANTOLOGInya

  • “Tahun 2010-an karena aku suka banget ikutan audisi antologi. Sebenarnya bukan karena buku antoogiku paling banyak ya, tapi itu julukan awalnya dari Mbk Triani Retno yang sering ngelihat aku ngeshare info audisi jadi deh dipanggil Ratu Antologi. Nah julukan itu makin diperkuat ama Bang Adian Saputra mantan wartawan Lampung Post yang juga penasehat FLP Lampung. Kuat deh julukannya hahha...
  • “Memang berapa sih buku antologi, Mba Naqi, kok sampai disebut Ratu Antologi?”
  • “35 buku antologi yang sudah diterbitkan baik penerbit mayor maupun bukan, beberapa :
  1. Matahari Tak Pernah Sendiri I (LPPH, 2004)
  2.  Ketika Nyamuk Bicara (Zikrul Hakim, 2004)
  3. Jendela Cinta (GIP, 2005)
  4. Uda Ganteng No 13 (GIP, 2006)
  5. Persembahan Cinta (Jendela, 2008)
  6.  Menulis Tradisi  Intelektual Muslim (2010)
OMG! 35 buku antologi, baiklah saya bisa  memahami kenapa mba Naqi ini dijuluki Ratu Antologi. Namun lepas dari semua julukan itu, sebenarnya yang membuat saya memperhatikan dan akhirnya menjadi teman lumayan dekat. Kami sering sharing tentang kerjaan rumah tangga yang bertumpuk, rasa letih disaat sikon tidak bersahabat, maupun berbagai cerita seputar kehamilan dan anak, kebetulan anak bungsu saya hanya beda sebulan atau dua bulan dengan Aisyah, putri ketiga mba Naqi.

Apa sih yang menarik saya sehingga memperhatikan mba Naqi?

Saya mengenal Mba Naqi sekitar tahun 2010 kalau tidak salah di sebuah grup IRT (Ibu Rumah Tangga, grup yang ternyata mengubah perjalanan hidup saya-yang menemukan saya dengan teman-teman baik, salah satunya Mba Naqi). Di group ini banyak cerita suka duka berumah tangga, dari mengasuh anak, memasak, pasangan hingga hal remeh temen macam camilan hehehe.

Di situ dulu Mba Naqi saya kenal sebagai guru di sebuah sekolah dasar islami yang memiliki seorang anak lelaki, namun tidak lama kemudian beliau mengandung dan melahirkan putra kedua yang diasuh ART. Sebagai guru, mba Naqi tetap aktif menulis, aktif di beberapa kegiatan salah satunya sebagai kader Forum Lingkar Pena Lampung (FLP Lampung), aktif juga dikegiatan buku dan membaca bagi anak-anak. Dengan menyisihkan uang gaji, royalti, membeli buku anak (salah satunya kadang membeli di OS saya), buku-buku itu selain untuk anak Mba Naqi, juga untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

Namun sebuah pengalaman buruk tentang ART pada putra keduanya membuat Mba Naqi bertekad untuk berhenti bekerja, beberapa kali beliau cerita dan bertanya kepada saya, apakah kelah kemampuannya menulis bisa memberikan penghasilan jika dia benar-benar berhenti bekerja demi untuk fokus kepada kedua anak-anaknya yang masih kecil. Akhirnya dengan bekal tekad yang kuat sebagai seorang ibu, mba Naqi meninggalkan karirnya untuk mengasuh kedua anak-anaknya yang super aktif.

Sebenarnya apa sih, pengalaman buruk mba Naqi terhadap ART yang mengasuh anaknya?

“Saat mengenalkan MPASI Homemade ke anak nomer dua, si ART mengenalkan mie instan. Huaaah rasanya sedih banget, apalagi diam-diam dia saat aku kerja beli mie instan dan makan bareng anakku, huaah sedih, sebel, mangkel banget deh...”

Yap, saya bisa membayangkan bagaimana perasaan sebagai seorang ibu juga.

Tidak lama Mba Naqi kembali mengandung anak ketiga dan beliau tetap aktif menulis, berkomunitas, membagi ceritanya ke sosmed. Bagaimana menghadapi anak nomor dua yang masih sering tantrum, asma Mba Naqi yang terkadang kambuh, sampai final saya mendengar kabar beliau akan pindah ke Padang mengikuti suami yang mendapat bea siswa ke sana. Bayangkan, hamil tua dengan dua anak lelaki yang masih kecil-kecil, lalu pindahan antar daerah? Mungkin saya tidak sekuat beliau.

Proses pindahan yang memakan tenaga, mencari tempat tinggal dan beradaptasi di tempat baru, kondisi kehamilan yang sudah menua, dua anak : si sulung harus beradaptasi dengan sekolah baru, si bungsu yang masih tetap berulah-tantrum. Haduw, sering saya merasa ruwet sendiri kalau mendengar cerita mba Naqi di inbox atau membaca statusnya di facebook. Dalam hati, tabah benar wanita ini. Hebatnya, buku solonya justru lahir di kondisi hetic itu.

Buku Solo Naqiyyah Syam Yang Lahir Saat Kondisi Hetic
Alhamdulillah, kelahiran anak ketiga mba Naqi berjalan lancar meski sempat cemas akut  karena sudah lewat HPL (saya tidak bisa lupa gimana kami saling curhat, saling  menyakinkan karena saat itu saya juga tengah hamil tua). Bayi itu bernama Aisyah, cantik bermata kecil dengan senyum polosnya. Pertumbuhan Aisyah dan putra kedua mba Naqi inilah yang sering saya amati sangat menguras energi beliau. Dari putra kedua yang terus masih tantrum, sakit diare beberapa kali, begitu juga Aisyah yang kemudian melewati tahap-tahap sakit mau tumbuh gigi, sariawan, batuk-pilek. Segala hal pertumbuhan dua anak ini menguras energi mba Naqi.

Tapi beliau tetap aktif bahkan selain menulis artikel, mengikuti kuis, juga ngeblog dan semuanya berprestasi, setidaknya dimuat di majalah, menang kuis, plus hasil dari ngeblog berikut ini:
  1. Juara I Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati (2009) 
  2. Juara 3 Lomba Blog Kisah Solostrum (2013)
  3. Juara 6 Lomba Blog Halal Beauty Wardah (2013)
  4. Juara Favorit Pojok Pulsa (2015)
  5. Juara 2 Live Blog Competition "Life With XL"  #19tahunBersama (2015)
  6. Juara 5 Lomba Campaign "Book Addict is The New Sexy (Stiletto, 2016)

Sehingga diam-diam ketika saya mau mengeluh karena capek menjadi ibu rumah tangga, jadi semangat ketika mengingat Mba Naqi. Bagaimana pun kondisinya, masih sempat pula sharing tentang pertumbuhan Aisyah, Mpasinya, perjalanannya bersama anak-anak. Satu lagi yang membuat saya kagum dan sempat mengatakan begini kepada mba Naqi:

Ibu Yang Hebat Itu Bukan Ibu Dengan Segudang Prestasinya Tapi Ibu Yang Hebat Adalah Ibu Yang Bisa Membuat Anak-Anaknya Berprestasi.

Naqiyyah Syam: Emak Rempong Dengan Segudang Kreatifitas&Prestasi

Ini saya ucapkan ketika melihat perkembangan anak pertama Mba Naqi, beberapa karyanya dari puisi, gambar, dimuat di media sosial dan menghasilkan materi... WOW!

“Pengen jadi penulis buku parenting, buku anak hingga komik. Tapi, berbenturan dengan waktu yang fokus ke anak-anak, jadi dicicil aja nulis di blog, suatu hari kelak mau disatukan kisah bersama anak-anak dan ditulis di buku solo...” 

Itu cita-cita Mba Naqi di akhir obrolan kami. Kita aamiin’kan, sebab apa sih yang tidak mungkin jika semua diniatkan teruntuk anak-anak, Insallah perjuangan seorang Ibu akan barokah.

Dan ketika saya minta tips dalam ngeblog untuk menutup kisah ini, beliau tidak pelit langsung kasih tips kenapa blog;nya cepat dapat job atau menghasilkan sesuatu untuk anak-anak:
  • Nulis yang temanya menarik, jika isinya bagus, orang akan suka mampir ke blog kita
  • Rapikan tulisan dengan mempelajari standar EYD. Edit tulisan sebelum diposting
  • Pelan-pelan rapikan blog yang ramah di mata dan friendly
  • Jangan malu bertanya dengan teman-teman yang sudah dapat job atau blognya bagus. Tanya dan pelajari.
  • Terus mengasah diri agar blognya makin bermanfat
  • Rajin silaturahmi ke blog orang lain (baca : BW) agar bisa
Kalau tentang SEO?

Perlu ilmu SEO, tapi juga enggak usah terlalu stres dengan SEO, pelan-pelan saja. Setelah rajin nulis maka ilmu SEO akan mengalir dengan sendirinya. Cara mudah biar di page one ala aku bikin kata kunci min di awal, tengah dan akhir tulisan kita. Share link artikel di sosial media termasuk di Google Plus, insya Allah makin rajin nulis, tulisan akan lebih bernas dan ilmu SEO akan dikuasai

Ok, terima kasih, Mba Naqi. Buat kalian yang masih kepo dengan Mak rempong yang memiliki segudang kreatifitas dan prestasi ini silakan main ke rumah blognya di: www.naqiyyahsyam.com

Insaallah akan banyak muatan info bermanfaat disana.

3 comments:

  1. emansipasi blogger, biar emak2 tetep nulis....yeeyy

    ReplyDelete
  2. Aku tuh udah kagum lama sama mba Naqi, pinter bagi waktu padahal anaknya masih kecil

    ReplyDelete