Pameran Furniture & Mozaik 2016: Industri Indonesia Layak diserbu Pasar Internasional
Perasaan beruntung bisa
menghadiri perhelatan besar pameran Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia
2016, tanggal 10 Maret kemarin di JCC (Jakarta Covention Center), memenuhi hati
saya. Karena diluar tugas dari Indoblognet. Com untuk meliput-mewawancara
secara garis besar para exhibitor yang ikut pameran, saya menjadi tahu karya
besar anak negeri. Yang terus terang saja, sering membuat langkah saya di
sepanjang selasar Hall B JCC terpaku beberapa saat, untuk sekedar mengagumi
maupun menyentuhnya, dan berpikir: betapa kayannya imajinsi dan kekayaan negeri
Indonesia.
Sehingga rasa lelah yang
saya rasakan efek terik matahari dan jarak tempuh Depok-Senayan, sedikit
terobati. Memang sudah selayaknya kita mendukung perhelatan besar pameran
Furniture Indonesia & Mozaik Indonesai 2016. Setidaknya sebagai salah
seorang penulis Indonesia, saya bisa sumbangsih sebuah tulisan untuk lebih
mengenalkan acara ini ke masyarakat luas, terutama manca negara.
Funiture Indonesia 2016
merupakan salah satu pameran di Indonesia yang diakui sebagai rangkaian
Pameran Asean Furniture Industries Council serta sudah menjadi agenda tahunan
pemerintah Republik Indonesia. Yang tentu saja menjadi agenda wajib para buyer
dan exhibitor. Dan tahun ini untuk pertama kalinya Pameran Furniture Indonesia
2016 berkolaborasi dengan Mozaik Indonesia, kolaborasi ini diharapan menjadi
wadah penghubung antara disainer, manufatur dan pasar tentunya.
Selasar JCC |
Semula Pameran Furniture
Indonesia lebih dikenal sebagai Indonesia Furniture and Craft Fair
(IFFINA) yang sudah diadakan sejak tahun 2008-2015. Dan tahun ini sebagai tahun
ke 9 even ini diadakan, ASMINDO (
Asosiasi Industri permebelan dan Kerajina Indonesian) dan PT Traya Eksibisi
Internasional (Traya Indonesia), menghadirkan konsep baru, yaitu:
‘Unleashing High Quality Furniture Indonesia For International
Market’
Pameran
furniture Indonesia 2016 yang diikuti oleh 200 exhibitor domestik dan asing
yang menampilkan keunikan beragam furniture bermaterial rotan dan kayu dari
Indonesia. Sebagai informasi penting bagi buyer, Taufik Gani-Ketua Umum ASMINDO
menegaskan:
“Perhutani menjamin
kebutuhan baku kayu untuk semua anggota ASMINDO, jadi buyer tidak usah kawatir
apabila memesan dalam jumlah besar dalam pameran ini.”
Sebenarnya produk
kreatif Indonesia memang mendapat apresiasi sangat tinggi dari luar negeri,
seperti: Amerika Serikat, jepang. Perancis, Inggris, dan Belanda yang menyerap 50%
ekspor produktif kreatif Indonesia. Maka dari itu Pameran Furniture dan Mozaik
Indonesia tahun 2016 ini diharapkan semakin meningkatkan dan memperluas potensi
perkembangan furniture Indonesia di negara-negara Asia Pasifik lainnya. Membuka
mata anak negeri bahwa sudah waktunya karya mereka melesat lebih tinggi ke
mancanegara.
Dengan majunya para
industri kreatif ini seperti yang
terlihat data tahun 2014, industri kreatif mampu berkontribusi cukup besar
terhadap pendapatan domestik Brito (PDB) Indonesia, rata-rata sekita 7.1% dan
menyerap rata-rata tenaga kerja sebanyak 11.7juta orang atau sekitar 10,65%
dari total jumlah tenaga kerja nasional pertahun. ASMINDO juga mencatat nilai
ekspor mebel mencapai 1.7 miliar dolar AS hingga 1.9 miliar dolar AS per tahun..ckckck.
Sekali lagi selayaknya kreartifitas anak negeri diberi wadah besar yang layak
seperti even Pameran Furniture & Mozaik Indonesia 2016 di JCC saat ini.
Kolaborasi Furniture&Interior: Meja-Kursi & Keramik |
Kolaborasi pameran
Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia, menurut saya merupakan gagasan
yang unik namun klik, sebab furniture dan interior sendiri merupakan dua hal
yang menyatu menciptakan keindahan.
Dalam pameran Furniture
& Mozaik Indonesia 2016 selain memenuhi kebutuhan konsumen dan menampilkan kreativitas serta inovasi baru,
juga merupakan pameran perdagangan, business
to business (B2B). 100 disainer terbaik tampil sebagai exhibitor di hall A JCC,
mereka menunjukkan karya yang luar biasa menginspirasi bagi pengunjung pribadi
maupun pengunjung pembisnis atau industri, seperti perhotelan, restoran, cafe
dan lain sebagainya. Tidak hanya menginspirasi tapi juga bisa menjadi kerjasama
secara langsung antara buyer dan ixhibitor, dan memberikan gambaran mengenai
kualitas produk-produk Indonesia saat ini. Kualitas mulai dari disain, bahan
baku, dan hasil akhir yang dapat dikatakan layak untuk pasar internasional.
Ernst K Remboen,
Presiden Direktur Traya Indonesia mengungkapkan:
“Industri furniture
membutuhkan inovasi para disainer, sedangkan disainer membutuhkan platform
untuk menyalurkan ide dan berkolaborasi dalam rangka menjangkau pasar. Oleh
karena itu, kami percaya bahwa kolaborasi Pameran Furniture Indonesia dan
Mozaik Indonesia dapat menampilkan potensi dan kelebihan yang dimiliki
Indonesia sebagai negara produsen.”
Ahai, rasanya menyusuri
sepanjang selasar Hall A dan Hall B napas saya terus tertahan, penuh kekaguman.
Sayang, suami saya harus menunggu di play ground bersama Pendar (15 bulan) karena
ternyata anak usia 0-12 tahun tidak boleh masuk ke Pameran Furniture &
Mozaik Indonesia. Kalau saja bisa menyaksikan bersama suami, tentu kami bisa
saling diskusi, mana kiranya furniture dan interior yang bisa menginspirasi rumah kami... hehehe. Banyak
kok yang harganya terjangkau, namun memiliki disain yang unik sekali.
Melihat harga-harganya,
timbul gregetaaaan...ini murah sekali, apalagi jika dihitung dengan dollar.
Tidak heran buyer luar banyak yang berdatangan, untuk
mengamati-diskusi-bernegosiasi.
Sebagai pelengkap
perjalanan saya di selasar Pameran Furniture dan Interiror Indonesia, saya mencoba
mengajak berbincang-bincang santai beberapa peserta pameran atau exhibitor:
Z’home
Z’home sendiri selain
furniture juga menyediakan interior dan jasa konsultannya, memiliki pabrik dan berkantor
di Yogyakarta, mengusung tema tropical minimalist
dalam disain furniture maupun interiornya. Ketika saya tanya, apa keunggulan Z’home
sehingga berani bersaing di pasar?
Mba Tika, selaku PR Z’home
menjawab dengan lugas:
- “Bahwa Z’home menjanjikan garansi prodaknya selama 5 tahun”
Cukup luarbiasa
memanjakan customer ya .
- “Kalau kendala dalam menjalankan Z’home apa, Mba, misalnya sulitnya mencari SDM?”
- “Tidak juga ya, karena SDM kami memakai jasa dari seseorang yang memang membuka jasa pengerjaan furniture dan interior, bukan special perorangan yang bekerja di tempat kami.”
Ehmmm, ide bagus juga.
Oya, Z’home selama ini lebih mengutamakan pasar via offline dengan mengikuti berbagai pameran di mall-mall besar Yogyakarta,
termasuk pernah mengikuti IFFINA, Jakarta Fair dan sekarang Pameran Furniture
& Mozaik Indonesia 2016 . Sudah mengeskpor produknya ke mancanegara,
seperti Jepang, Korea dan Inggris, namun belum maksimal. Masih mangandalkan
pasar Indonesia.
Z’home yang memiliki
omzet kurang lebih 100 juta perbulan, berharap dengan mengikuti Pameran Furniture
& Mozaik ini meraih pasar luar negeri yang lebih luas lagi. Untuk tahu lebih jauh Z’home bisa
langsung ke IG @zhomeofficial.
mengapa saya memilih Z’home untuk saya ajak bincang-bincang, karena saat mata saya
mengelilingi Hall B langsung jatuh cinta pada tutup lampu yang dilukis manual
oleh salah satu owner Z’home, yang dibandrol Rp.600.000.- alias gak sampai $100!!!
Istana Mebel
Dari Z’home berlanjut
ke Istana Mebel, prodak milik sepasang suami istri muda ini benar-benar lucu,
cantik, dan unik menurut saya pribadi. Semua materialnya sama seperti Z’home
dari jati Jepara, dan Exhibitor yang memiliki pabrik dan kantor di Jepara, ternyata sudah menjangkau pasar luar juga, seperti: Orlando, New Jersey, namun
tetap masih mengandalkan pasar Indonesia.
- “Apa, Mba Soraya, kendala utama Istana Mebel?” tanya saya, kami bercakap-cakap di meja makan minimalis made Istana Mebel tentunya.
- “Kondisi ekonomi yang naik turun mempengaruhi harga-harga material, yang bisa naik sewaktu-waktu. Sementara kami tidak bisa begitu saja menaikan harga produk kami ke customer, lalu SDM yang membantu mewujudan ide kami itu tidak banyak. Ide keluar sementara SDM tidak ada, sangat menghambat kemajuan kami.”
- “Untuk promo sudah kemana saja, Mba?” saya mengajukan pertanyaan ini ketika bertanya berapa omzet Istana Mebel, yang dijawab Mba Soraya: 20 juta rupiah. OMG! Menurut saya nih, yang selain menulis juga memiliki OS buku. Untuk Istana Mebel dengan prodak furniture jati berdisain unik, lucu, itu nominal yang belum memadai.
- “Maksud saya promo seperti sosmed, pameran-pameran, dan sejenisnya?”
- “Baru kali ini ikut pameran, sosmed baru IG...”
Saya pun hanya
mengangguk-angguk dan gregetan pengen review special wkwkwkw, habis saya naksir
sama salah satu prodaknya: Sofa jati yang dibandrol 3.5 juta rupiah. Memang,
Istana Jati keunggulan prodaknya adalah disainnya yang ciamik.
- “Harapan apa yang Mba targetkan dalam pameran Furniture & Mozaik 2016 ini?”
- “Menarik buyer asing.”
Yessss, saya pun
memiliki harapan itu, Mba Soraya. Setidaknya prodak Istana Mebel yang keren ini
sangat pantas berada di sebuah cafe atau toko buku yang hommie. Buat anda yang
penasaran dengan Istana Mebel, silakan kunjungin IG: @istana.mebel
Dus
Duk Duk
Langkah selanjutnya
membawa kaki saya ke booth milik seorang anak muda asli Surabaya, Angger.
Kenapa? Asli, furniture dan interior yang dipamerkannya... GAK BIASA. Menamakan
brand’nya dengan nama DUS DUK DUK karena bermaterial dari dus. Soal material
dari dus ini, saya sampai ragu saat mau duduk di bangku duduk yang tentu saja
terbuat dari dus.
- “Yakin, Mas Angger, saya tidak jatuh duduk di atasnya?”
- “Silakan, Mba Eni, ini dijamin kuat.” Angger menyakinkan seraya menyebut bobot maksimal yang bisa ditanggung bangku duduk dari dus tersebut. Benar saja, selain kuat juga cukup nyaman.
- “Sebenarnya apa sih keunggulan dari prodak Dus Duk Duk?” itu pertanyaan yang pertama saya ajukan demi rasa penasaran, kenapa anak muda ini nekat pakai material kardus.
- “Keunggulannya adalah mengangkat limbah atau mengganti alternatif bahan yang biasa jadi tidak biasa buat furniture dan interior.” Kata Angger sambil memberi tahu kalau workshop dan show room Dus Duk Duk di Surabaya, dan memiliki kendala SDM karena tidak banyak orang yang menyukai kreatifitas bisnisnya ini. Padahal omsetnya sudah dapat dikatakan bagus untuk prodaknya, sebulan bersih 20 juta rupiah.
- “Lalu apa tujuan ikut pameran Furniture & Mozaik 2016 ini?”
- “Lebih ke mengenalkan pada masyarakat tentang kreatifitas Dus Duk Duk,” ujar Angger berkesan bijak, karena itu pemuda ini sudah sering, bahkan tak terhitung mengikuti berbagai pameran.
Moga saja ada buyer
asing yang tertarik untuk kerjasama karena prodaknya berupa collectible
assembly toys, bagus buat kreatifitas anak-anak maupun dewasa. Tertarik?
Yups..ini IG:dusdukduk
Salsabila
Kemudian mata saya
jatuh pada booth seorang wanita setengah baya yang memamerkan barisan aneka
buah karya bordir, ibu itu bernama Ruci dan memproduksi sendiri bordirnya,
dibantu beberapa pegawainya namun tetap sebagian besar beliau yang handle, karena katanya: Tidak mudah
menemukan SDM yang memiliki talenta membordir dengan baik, Salsabila memiliki
workshop di Depok (waah, tidak jauh dari rumah saya).
Luarbiasanya meski
secara sosmed prodak Ibu Ruci belum pernah dipromokan, masih merambah pasar
dalam negeri. Belum pernah menjangkau pasar luar, tapi omset sebulan mencapai
30 juta rupiah. Gimana kalau sudah masuk pasar manca negara? Prodaknya cantik,
halus, dan... sangat terjangkau.
- “Harapan saya ikut pameran ini untuk mendapat buyer luar yang tetap atau kontinyu,” ujar Ibu Ruci optimis.
Saya membayangkan
deretan bantal kursi yang diberi sarung bordir aneka warna itu menghias sofa
sebuah hotel, sepertinya cantik sekali.
MAHOI
Tidak terasa pukul 5
sore lewat, sepertinya saya harus pulang mengingat saya membawa baby Pendar dan
jarak Senayan-Depok, bukan jarak yang dekat. Yups, sebelum berlalu dari tempat
yang memanjakan mata dan ide ini, saya memutusan singgah ke booth Mahoi karena
melihat alas terbuat dari jalinan kulit pohon yang menyerupai pohon ganja,
namun memang mayoritas produk alas (karpet) dari woll.
Kelebihan prodak Mahoi
sendiri motif alas bisa dipesan sesuai dengan keinginan customer. Wah, menarik
nih buat yang punya ide dan mau membuka usaha sendiri bisa kerjasama dengan
Mahoi dong. Sementara kendalanya adalah cuaca, sebab prodak Mahoi dibuat
homamade, saat diberi pewarnaan pengeringannya menggunakan sinar matahari.
Tujuannya mengikuti
pameran Furniture & Mozaik 2016 untuk lebih mengenalkan Mahoi ke masyarakat
dalam dan luar negeri. Sayang, yang ada hanya SPG’nya sehingga saya tidak
mendapat info berapa omzet Mahoi sebulannya.
Usai sudah perjalanan saya menyusuri selasar JCC
Hall A dan Hall B dengan membawa berbagai info tentang furniture dan interior,
sedikit banyak ilmu bisnis, pentingnya sosmed dan pameran seperti
Furniture&Mozaik 2016 bagi industri, perlunya menjalin kerjasama dengan
buyer asing, dan banyak lagi. Intinya, secara keseluruhan yang terekam dalam
kepala saya bahwa: Prodak Indonesia sangat layak untuk diserbu pasar luar atau
buyer asing.
4 komentar
semoga degn diadakannya pameran ini, karya anak bangsa makin mendunia, amin
ReplyDeletecakep semua memang mbk eni
wah makasih banyak mba sharingnya :D seru kayaknya :)
ReplyDeletewah kalau lihat pameran seperti ini paling suka lihat pernak-pernik untuk hiasan furniture
ReplyDeleteaq juga kesana mba...tp gak sempet nanya2 banyak ke stand2..cuma lihat2..tp kereennn memang..salam.ambar
ReplyDelete