Setia Bersamamu
Apa yang kamu rasakan ketika bertemu seseorang yang begitu
dekat di masa lalu?
Dan, kamu merasa masih memiliki keterikatan rasa yang belum
terurai dengan jelas, akan kah kamu melihatnya sebagai masalalu saja atau ada
sesuatu yang ingin kamu selesaikan, meski sudah...BASI.
Diyuna.
Tokoh utama dalam Setia Bersamamu, seorang wanita yang
menikah dengan Hamzah, pria soleh (setidaknya penggambaran yang saya tangkap
demikian), anak seorang Kyai di Jombang dan seorang diplomat yang di tugaskan
di Yordania, memiliki dua anak.
Pernikahannya dengan Hamzah bukan berdasarkan jatuh cinta,
tapi karena keyakinan yang Hamzah berikan. Bahwa setiap manusia dapat membuat
takdirnya sendiri meski pada akhirnya Allah jua lah yang penentukan.
Seperti yang tertera di pembuka Setia Bersamamu:
Allah tidak akan mengubah (takdir) suatu kaum hingga kaum
itu sendiri yang mengubahnya (Q.S 13:11)
Diyuna. Wanita berparas cantik namun digambarkan lebih
sering pelit senyum, muram, mencoba
membuat takdirnya. Belajar mencintai Hamzah hingga pada pernikahan ke tujuh tahun, muncul lah Harry, pria masalalunya yang kelam (saya sebut kelam
karena terjadi hubungan diluar batas diantara keduanya).
Harry yang digambarkan pria berwajah tampan, dan
dikondisikan berkepribadian baik-baik saja. Pertemuan secara kebetulan itu
terjadi saat Diyuna tinggal di Yordan , menemani Hamzah tugas. Sementara Harry
sendiri di Yordan dalam rangka
mengembangkan usahanya di bidang furniture.
Masalalu yang ternyata masih disimpan dengan baik oleh
Diyuna, perlahan terbuka selapis demi selapis. Berbagai pergulatan mengubah hari-hari
Diyuna yang semula demikian telatur sebagai istri seorang diplomat dengan
seabgrek kegiatan ala ibu-ibu Dharmawanita, hingga diluar control wanita itu
mengirim pesan melalui inbox facebook ke Harry. Pesan yang menjadi benang merah
di antara keduanya. Konon, dalam ilmu psikologi, pengalaman masa lalu akan tersimpan dalam memori, dan akan muncul sewaktu-waktu jika bertemu pemicunya, karena dulu kita tidak benar-benar menyelesaikannyas secara tuntas. Tapi hanya mencoba, menganggap selesai, dan mengorbankan perasaan.
Pesan apakah itu?
Akankah Diyuna kembali mencoba membuat takdirnya sendiri,
setelah dia hidup dalam kemapanan dengan suami yang soleh dan anak-anak yang
manis? Lalu, masalalu seperti apakah yang demikian kelam antara Diyuna dan
Harry?
Ehmmm, sebaiknya silakan anda temukan sendiri semua
jawabannya di:
Judul : Setia
Bersamamu
Penulis : Qonita Musa (Santi Martalia Musa)
Terbitana: Gramedia Pustaka
Harga : Rp.55.000.-
Novel yang saya selesaikan dalam berapa jam ini, merupakan
novel bermuatan Islami namun tidak mengggurui. Tidak seperti novel-novel Islami
kebanyakan yang kadang, membuat kita jenuh dijejali hal-hal serba indah dan
baik tanpa kekurangan. Novel ini mengemas kekurangan manusia sewajarnya, dan
membentuk manusia menjadi lebih baik secara manusiawi, natural.
Kalau lah ada kekurangan, seperti pepatah manis bahwa tak
ada gading yang tidak retak. Maka banyaknya hal ‘kebetulan’ dalam novel ini
yang kadang membuat saya ‘menyayangkan’. Tapi lepas dari semua itu..saya
sejujurnya mengatakan: Novel ini cukup bagus.
Kita akan dimanjakan kepiwaian penulis dalam mendeskripsikan
suansana Yordan, bahkan saya merasa ikut berada di sana, di resto atau
pasar,yang kental dengan kebudayaan Arab. Juga deskrip tak biasa tentang
kehidupan para istri diplomat. Plus...saya katakan PLUS karena merupakan nilai tambahan buat
pembaca... kita akan mendapat ilmu baru yang berasal dari percakapan Hamzah
kepada Diyuna, ahai.
Dan, pesan saya sebagai penutup:
Bila kamu sudah terikat pada tali pernikahan karenaNya
Jangan pernah sesekali menyentuh masalalumu
Atau kau akan... TERBAKAR
3 komentar
Kehidupan dan emosi pribadi sang penulis tampaknya ada di novel ini. Sudah punya tetapi belum tamat baca ^_^
ReplyDeleteWah, apa iya istri diplomat makan-makan terus terima tamu doang? Xixixixixixixixi thanks, Mba Eniiiii
ReplyDeleteMas Koko, sukses dong ya kita kuliah psikologi :D Jadi emosinya terkesan hidup sampai dikira emosi pribadi. Suka nulis cerita yang eksplore konflik batin, kayak Paulo Coelho tuh xixixixixixi Maunyaaa ....
ReplyDelete